Pada median berfungsi: Penahan silau lampu kendaraan Cara ke-I Pertama: Menggunakan Standard dan Pedoman Pemerintah Cara ke-II Dua: Menganlisis kebutuhan dengan mengetahui Angka Taman Pemakaman Umum TPU, adalah areal tanahlahan yang disediakan

51 tanaman dan persyaratan penempatannya. Disarankan tanaman khas daerah setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah. Pulau Jalan Median Jalan Taman pulau jalan adalah RTH yang terbentuk oleh geometris jalan seperti pada persimpangan tiga atau bundaran jalan. Sedangkan median berupa jalur pemisah yang membagi jalan menjadi dua jalur atau lebih. Median atau pulau jalan dapat berupa tanaman atau non tanaman. Dalam pedoman ini dibahas pulau jalan dan median yang terbentuk tamanRTH. 1. Pada jalur tanaman tepi jalan berfungsi: a. Peneduh b. Penyerap polusi udara c. Peredam kebisingan d. Pemecah Angin e. Pembatas pandangan

2. Pada median berfungsi: Penahan silau lampu kendaraan

3. Pada persimpangan jalan

Beberapa hal penting yang perlu dipetimbangkan dalam penyelesaian lansekap jalan pada persimpangan, antara lain: 1 Daerah bebas pandang di mulut persimpangan Pada mulut persimpangan diperlukan daerah terbuka agar tidak menghalangi pandangan pada pemakaian jalan. Untuk daerah bebas pandang ini ada ketentuan Universitas Sumatera Utara 52 mengenai letak tanaman yang disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan bentuk persimpangannya. Tabel 2.5. Kriteria Pemeliharaan Tanaman pada Persimpangan Jalan Jarak dan Jenis Tanaman Bentuk Persimpangan Letak Tanaman Kecepatn 40 Kmjam Kecepatan 60 KmJam Pada ujung persimpangan 20 m tanaman rendah 40 m tanaman rendah 1. Persimpangan kaki empat tegak lurus tanpa kanal Mendekati persimpangan 80 m tanaman tinggi 100 m tanaman tinggi 30 m tanaman rendah 50 m tanaman rendah 2. Persimpangan kaki empat tidak tegak lurus Pada ujung persimpangan 80 m tanaman tinggi 80 m tanaman tinggi Sumber: Spesifikasi Perencanaan Lansekap Jalan pada PersimpanganNo.02TBNKT1992 Catatan: 1. Tanaman rendah, berbentuk tanaman perdu dengan ketinggian 0,8 m 2. Tanaman tinggi, berbentuk pohon dengan percabangan di atas 2 m. 2 Pemilihan jenis tanaman pada persimpangan Penataan lansekap pada persimpangan akan merupakan ciri dari persimpangan itu atau lokasi setempat. Penempatan dan pemilihan tanaman dan ornamen hiasan harus disesuaikan dengan ketentuan geometrik persimpangan jalan dan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman yang menghalangi pandangan pengemudi. Sebaiknya digunakan tanaman rendah berbentuk tanaman perdu dengan ketinggian 0,80 m, dan jenisnya merupakan berbunga atau berstruktur indah. Universitas Sumatera Utara 53 b bila pada persimpangan terdapat pulau lalu lintas atau kanal yang dimungkinkan untuk ditanami, sebaiknya digunakan tanaman perdu rendah dengan pertimbangan agar tidak mengganggu penyeberangan jalan dan tidak menghalangi pandangan pengemudi kendaraan. c Penggunaan tanaman tinggi berbentuk tanaman pohon sebagai tanaman pengarah, misalnya: 1 Tanaman berbatang tunggal seperti jenis palem 2 Tanaman pohon bercabaang 2 m

E. RTH Ruang Pejalan Kaki

Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki pada kiri- kanan jalan atau di dalam taman. Ruang pejalan kaki yang dilengkapi dengan RTH harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: 1. Kenyamanan, adalah cara mengukur kualitas fungsional yang ditawarkan oleh sistem pedestrian yaitu: Orientasi, berupa tanda visual landmark, marka jalan pada lansekap untuk membantu dalam menemukan jalan pada lingkungan yang lebih besar; 2. Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang dipengaruhi oleh kepadatan pedestrian, kehadiran penghambat fisik, kondisi permukaan jalan dan kondisi iklim. Jalur perjalanan kaki harus aksesibel untuk semua orang termasuk penyandang cacat. Universitas Sumatera Utara 54 1 Karakter fisik, meliputi: 1. Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi dan budaya setempat, warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan; 2. Kriteria pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap tempat umumnya berbeda dipengaruhi oleh tujuan perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan budaya. Pada umumnya orang tidak mau berjalan lebih dari 400 m. 2 Pedoman teknis lebih rinci untuk jalur pejalan kaki dapat mengacu pada kepmen PU No.468KPTS1998 tanggal 1 Desember 1998, tentang persyaratan Teknis Aksesiblitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan dan Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki.

F. Ruang Terbuka Hijau di Bawah Jalan Layang

Penyediaan RTH di bawah jalan layang dalam rangka area resapan air supaya: a Area di bawah tertata rapi, asri, dan indah; b Menghindari kekumuhan dan lokasi tuna wisma; c Menghindari permukiman liar; d Menutupi bagia-bagian struktur jalan yang tidak menarik; e Memperlembut bagianstruktur bangunan yang berkesan kaku; Pemilihan tanaman seyogianya dari jenis yang tahan ternaungi sepanjang waktu dan relatif tahan kekurangan air, serta berukuran tidak terlalu besar, mengingat keterbatasan tempat. Universitas Sumatera Utara 55

G. RTH Fungsi Ruang Tertentu

RTH fungsi tertentu adalah jalur hijau antara lain RTH sempadan rel kereta api, RTH jaringan listrik tegangan tinggi, RTH sempadan sungai, RTH sempadan pantai, RTH danau, RTH pengamanan sumber air bakumata air dan RTH pemakaman. G.1 Jalur Hijau RTH Sempadan Rel kereta Api Penyediaan RTH pada garis sempadan jalan rel kereta api merupakan RTH yang memiliki fungsi utama untuk membatasi interaksi antara kegiatan masyarakat dengan jalan rel kereta api. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dengan tegas menentukan lebar garis sempadan jalan kereta api di kawasan perkotaan. Tabel 2.6. Lebar Garis Sempadan Rel Kereta Api Jalan Rel Kereta Api terletak di: Obyek Tanaman Obyek Bangunan a. Jalan rel kereta api lurus 11 m 20 b. Jalan rel kereta api belokanlengkungan - Lengkung dalam - Lengkung luar 23 11 m 23 11 m Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05PRTM2008 tentang Pedoman penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Kriteria garis sempadan jalan kereta api yang dapat digunakan untuk RTH adalah sebagai berikut: a Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as jalan rel terdekat apabila jalan rel kereta api itu lurus; b Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah timbunan diukur dari kaki tanggul; Universitas Sumatera Utara 56 c Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam galian diukur dari atas puncak galian tanah atau atas serongan; d Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah datar diukur dari as jalan rel kereta api; e Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 m diukur dari lengkungan dalam sampai as jalan. Dalam peralihan jalan lurus ke jalan lengkung diluar as jalan lurus ada jalur tanah yang bebas, yang secara berangsur- angsur melebar tersebut dimulai dalam jarak 20 m di muka lengkungan untuk selanjutnya menyempit lagi sampai jarak lebih dari 11 m; f Garis sempadan jalan rel kereta api sebagaimana dimaksud pada butir 1 tidak berlaku apabila jalan rel kereta api terletak di tanah galian yang dalamnya 3,5 m; g Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan jalan raya adalah 30 m dari as rel kereta api pada titik perpotangan as jalan rel kereta api dengan as jalan raya dan secara berangsur-angsur menuju pada jarak lebih dari 11 m dari as jalan rel kereta api pada titik 600 m dari titik perpotongan as jalan kereta api dengab as jalan raya. G.2. Jalur Hijau RTH Pada Jaringan Listrik Tegangan Tinggi Ketentuan lebar sempadan jaringan tenaga listrik yang dapat digunakan sebagai RTH adalah sebagai berikut : a Garis sempadan jaringan tenaga listrik adalah 64 m yang ditetapkan dari titik tengah jaringan tenaga listrik; b Ketentuan karakter babas minimum antara penghantar SUTT dan benda. Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 2.7. Jarak Bebas Minimum SUTT dan SUTET Sumber : Permen PU Nomor 05PRTM2008TENTANG Penyediaan dan Pemanfaaan Ruang terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Keterangan: SUTR = Saluran Udara Tegangan Rendah SUTM = Saluran Udara Tegangan Menengah SUTT = Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTET = Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SKTR = Saluran Kabel Tegangan Rendah SKTM = Saluran Kabel Tegangan Menengah G.3 RTH Sempadan Sungai RTH sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak di bagian kiri dan kanan sungai yang memiliki fungsi utama untuk melindungi sungai tersebut dari berbagai gangguan yang dapat merusak kondisi sungai dan kelestariannya. Sesuai peraturan yang ada, sungai di perkotaan terdiri dari bertanggul dan sungai tidak bertanggul. No Lokasi SUTT 66 KV SUTT SUTET SUTM SUTR

S. K. SKTM

S.K SKRT 1. Bangunan beton 20 m 20 m 2,5 m 1,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 2. Pompa bensin 20 m 20 m 2,5 m 1,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 3. Penimbunan b. bakar 50 m 20 m 2,5 m 1,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 4. Pagar 3 m 20 m 2,5 m 1,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 5. Lapangan terbuka 6,5 m 20 m 2,5 m 1,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 6. Jalan raya 8 m 20 m 2,5 m 1,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 7. Pepohonan 3,5 m 20 m 2,5 m 1,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 8. Bangunan tahan api 3,5m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 9. Rel kereta api 8 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 10. Jembatan besitangga besikereta listrik 3 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 11. Dari titik tertinggi tiang kapal 3 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 12. Lapangan olah raga 2,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 13. SUTT lainnya, telekomunikasi, tv 3 m 2 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m Universitas Sumatera Utara 58 a Sungai bertanggul: 1 . Garis Sempadan Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul; 2 . Garis Sempadan Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul; 3 . Dengan pertimbangan untuk meningkatkan fungsinya, tanggul dapat diperkuat, diperlebar dan ditinggikan yang dapat berakibat bergesernya Garis Sempadan Sungai; 4 . Kecuali lahan yang berstatus tanah negara, maka lahan yang diperlukan untuk tapak tanggul baru sebagai akibat dilaksanakannya ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 1 harus dibebaskan. b Sungai tidak bertanggul 1 Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan sebagai berikut: a. Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebin dari 3 m, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan; b. Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 m dihitung dari tepi sungi pada waktu yang ditetapkan; Universitas Sumatera Utara 59 c. Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada waktu yang ditetapkan. 2 Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaaan ditetapkan sebagai berikut: a. Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai seluas 500 m 2 atau lebih, penetapan garis sempadannya sekurang- kurangnya 100 m; b. Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai kurang dari 500 m 2 , penetapan garis sempadannya sekurang-kurangnya 50 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. 3 Garis sempadan sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan 2 diukur ruas per ruas dari tepi sungai dengan mempertimbangkan luas daerah pengaliran sungai pada ruas yang bersangkutan; 4 Garis sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan, dengan ketentuan kostruksi dan penggunaan harus menjamin kelestarian dan keamanan sungai serta bangunan sungai; 5 Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 1 tidak terpenuhi, maka segala perbaikan atas kerusakan yang timbul pada sungai dan bangunan sungai menjadi tanggungjawab pengelola jalan. Universitas Sumatera Utara 60 G.4 RTH Sempadan Pantai RTH sempadan pantai memiliki fungsi utama sebagai pembatas pertumbuhan permukiman atau aktivitas lainnya agar tidak mengganggu kelestarian pantai. RTH sempadan pantai merupakan area pengaman pantai dari kerusakan atau bencana yang ditimbulkan oleh gelombang laut seperti intrusi air laut, erosi, abrasi, tiupan angin kencang dan gelombang tsunami. Lebar RTH sempadan pantai minimal 100 m dari batas air pasang tertinggi ke arah darat. Luas area yang ditanami tanaman ruang hijau seluas 90-100. Fasilitas dan kegiatan yang diijinkan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a Tidak bertentangan dengan Keppres Nomor 32 tahun 1990 tentang pengolahan Kawasan Lindung; b Tidak menyebabkan gangguan terhadap kelestarian ekosistem pantai, termasuk gangguan terhadap kualitas visual; c Pola tanam vegetasi bertujuan untuk mencegah terjadinya abrasi, erosi, melindungi dari ancaman gelombang pasang, wildife habitat dan merendam angin kencang; d Pemilihan vegetasi mengutamakan vegetasi yang berasal dari daerah setempat. Formasi hutan mangrove sangat baik sebagai peredam ombak dan dapat atau membantu proses pengendapan lumpur. Beberapa jenis tumbuhan di ekosistem mangrove antara lain: Avicenia spp, Sonneratia spp, Rhizophora spp, Bruguiera spp, Excoecaria spp, Xylocarpus spp, Aegiceras sp, dan Nypa sp. Universitas Sumatera Utara 61 Khusus untuk RTH sempadan pantai yang telah mengalami intrusi air laut atau merupakan daerah payau dan asin, pemilihan vegetasi diutamakan dari daerah setempat yang telah mengalami penyesuaian dengan kondisi tersebut. Asam landi Pichelebium dulce dan Mahoni Switenia mahogoni relatif lebih tahan jika dibandingkan Kesumba, Tanjung, Kiputri, Angsana, Trengguli, dan Kuku. G.5 RTH Sumber Air BakuMata Air RTH sumber air meliputi sungai, danauwaduk, dan mata air. Untuk danau dan waduk, RTH terletak pada garis sempadan yang ditetapkan sekurang-kurangnya 50 lima puluh meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Untuk mata air, RTH terletak pada garis sempadan yang ditetapkan sekurang- kurangnya 200 dua ratus meter di sekitar mata air. G.6 RTH Pemakaman Berdasarkan standar teknis RTH Pemakaman dijelaskan bahwa untuk kegiatan pemakaman adalah setiap jumlah penduduk pendukung 120.000 jiwa. Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi utama sebagai tempat penguburan jenazah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan. Universitas Sumatera Utara 62 Gambar 2.3. Contoh Taman Pemakaman Umum Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentuk pemakaman adalah sebagai berikut: a Ukuran makam 1 m x 2 m; b Jarak antara makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m; c Tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokanpekerasan; d Pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat; e Batas akar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan pohon perlindungan disalah satu sisinya; f Batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung; g Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70 dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80 dari luas ruang hijaunya. Universitas Sumatera Utara 63 Pemilihan vegetasi di pemakaman sebagai peneduh juga untuk meningkatkan peran ekologis pemakaman termasuk habitat burung serta keindahan.

2.6. Syarat Lokasi Pemakaman menurut PP Nomor 9 Tahun 1987

Alokasi pemanfaatan ruang pemakaman didasarkan atas pertimbangan karakteristik dan potensi pengembangan lahan serta rencana struktur tata ruang kota. Pemanfaatan lahan pemakaman dilakukan secara optimal agar dapat menjaga keseimbangan lingkungan alam sebagai ruang terbuka hijau. Karakteristik wilayah perencanaan dengan kondisi topografi dan ketinggian lahan yang sejenis dimana kontur hanya bervariasi dari 0-3 meter dengan kemiringan lahan sampai 3 membutuhkan arahan atau kriteria sebagai pedoman pemanfaatan ruang dan kriteria yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.9 Tahun 1987 tentang penyediaan dan penggunaan tanah untuk keperluan tempat pemakaman yaitu: 1. Pemakaman tidak boleh berlokasi di kawasan lindung yang memberikan perlindungan dibawahnya. 2. Pemakaman sebaiknya berlokasi di kawasan budidaya yang kurang subur, karena kawasan subur dan produktif merupakan kawasan yang lebih berpotensi bagi perekonomian kota dibandingkan pemakaman yang tidak bernilai ekonomisproduktif. 3. Pemakaman tidak boleh berlokasi di kawasan permukiman padat, mengingat kawasan permukiman padat cendrung berpotensi mendesak kawasan tidak terbangun disekitarnya. Universitas Sumatera Utara 64 4. Pemakaman sebaiknya berlokasi di kawasan permukiman sedangjarang, karena kawasan permukiman sedang merupakan kawasan yang persaingan ruangnya masih terbatas sehingga masih memungkinkan dilakukan penataan ruang. 5. Pemakaman sebaiknya berlokasi di kawasan yang didukung oleh aksesibilitas yang baik yaitu yang didukung oleh jaringan sistem transportasi yang memadai karena pemakaman merupakan fasilitas yang harus dapat dicapai penduduk dari semua penjuru kota.

2.7. Penelitian Sebelumnya

Adapun penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang memiliki Tema tentang Kematian, Pemakaman, dan Ruang Terbuka Hijau adalah : 1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kematian Bayi di Kota Medan oleh Yesi Lidya Tahun 2010 Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kematian bayi di Kota Medan kurun waktu selama 20 tahun, mulai dari 1988-2007. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan X1 dan PDRB perkapita X2, sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah kematian bayi Y. Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah Ordinary Least Squared OLS, dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu menggunakan Eviews 5,1. Universitas Sumatera Utara 65 Berdasarkan estimasi menunjukkan bahwa, variabel tenaga kesehatan X1 dan PDRB perkapita X2 mempunyai pengaruh terhadap tingkat kematian bayi di Kota Medan dan keduanya signifikant secara statistik pada 5 dan 1. Mortalitas merupakan komponen demografi, selain fertilitas dan juga migrasi, selain itu mortalitas juga dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan di suatu negara. Kata kunci: Kematian bayi, PDRB perkapita, tenaga kesehatan. 2. Analisis Efisiensi dan Efektivitas terhadap Penerapan Pola Pemakaman Sistem Tumpang pada Wilayah Jakarta Timur oleh Lutfi Arifin Penelitian dalam tesis tersebut merupakan gambaran tentang pentingnya masalah penyediaan lahan pemakaman di kota-kota besar khususnya Kota Jakarta, dimana luas lahan yang ada semakin kritis akibat pertumbuhan kota dan penduduk yang relatif sangat cepat. Penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para ahli waris pengguna petak makam di Taman Pemakaman Umum Pondok Kelapa, Pondok Ranggon dan Penggilingan. Sedangkan sampelnya adalah 100 ahli waris yang dipilih secara purposive sampling. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah survey lapangan, wawancara mendalam, untuk instrumen yang dipergunakan adalah kuesioner, catatan lapangan serta perlengkapan audio visual yang menunjang proses pengumpulan data dan informasi. Universitas Sumatera Utara 66 Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pertama tingkat efisiensi dan efektifitas pola pemakaman sistem tumpang lebih tinggi dibandingkan pola pemakaman tradisionalbiasa. Kedua yaitu berdasarkan fakta dan data pola pemakaman sistem tumpang belum optimal dilaksanakan di wilayah Jakarta Timur. Selanjutnya yaitu tingkat efisiensi dan efektifitas pola pemakaman sistem tumpang hanya dapat dihasilkan untuk jangka waktu tertentu, sehingga dengan aturanprosedur dan tata cara pelaksanaan yang ada saat ini maka akan terdapat batas waktu dimana pola tersebut tidak efisien dan efektif lagi. Atas dasar kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang disampaikan yaitu pertama sosialisasi pola pemakaman sistem tumpang kepada masyarakat perlu ditingkatkan sehingga masyarakat lebih tahu dan mengerti yang pada akhirnya peran serta masyarakat akan meningkat dalam mendukung penerapan pola pemakamansistem tumpang. Kedua yaitu nilai retribusi pemakaman sistem tumpang akan lebih meningkat. Selanjutnya yang ketiga adalah perlu dipikirkan kembali mengenai tindakan apa yang harus dilakukan dalam rangka mengantisifasi terjadinya ketidak efisien dan keefektifan pola pemakaman sistem tumpang yang suatu saat nanti pasti terjadi. 3. Kajian Aspek Ekonomi pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum Taman Pemakaman Umum Kristen di Kota Medan, oleh Ronald Rezeki Tarigan 2008. Tujuan penelitian tersebut adalah kajian ekonomi dari sudut pandang aglomerasi dimana dapat mendorong munculnya kegiatan-kegiatan lain yang sangat potensial Universitas Sumatera Utara 67 secara ekonomi dan membuktikan bahwa peranan Taman Pemakaman Umum Kristen sangat potensial dalam meningkatkan Sumberdaya PAD. Lokasi penelitian direncanakan Taman Pemakaman Umum Kristen Simalingkar B yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan. Adapun hasil yang diambil adalah konsep manajemen pemakaman yang baik yang berpotensi secara ekonomi sehingga menjadi contoh proyek dalam menciptakan pemakaman baru baik secara fisik maupun manajemen pengelolaannya kedepan di Kota Medan.

2.8. Kerangka Pemikiran

Adapun Kerangka Pemikiran Kebutuhan TPU diwujudkan dalam : kerangka pemikiran analisis kebutuhan TPU sebagai pendukung RTH Universitas Sumatera Utara 68 Bagan Alir 1. Kontribusi Persentase Pemakaman bagi Penyediaan RTH. Gambar 2.4. Bagan Alir Kontribusi Persentase Pemakaman bagi Penyediaan RTH Ruang Wilayah Kota Ruang Terbangun 60 Ruang Terbuka 40 Ruang Hunian 40 Non Hunian 20 Jaringan Jalan 20 Taman Kota 12,5 Lainnya tertentu 7,5 RTH Publik = 20 RTH Privat = 10 RTH di ruang hunian Asumsi KDB Maksimal 80 RTH = 20 X 40 = 8 RTH di ruang non hunian Asumsi KDB Maks 90 RTH =10 X 20 = 2 Sungai, jalan, KA, SUTET, Pemakaman Asumsi 20 hijau RTH=20X7,5=1,5 RTH ar. Jalan Asumsi jalur hijau 30 RTH = 30 X 20 = 6 Universitas Sumatera Utara 69 Perkembangan Kota Kurangnya Tempat Pemakaman Umum Jumlah TPU yang dibutuhkan saat ini hingga 20 tahun kedepan Berdasarkan Agama, AKK Rata-rata, dan Diluar AHH dan berdasar pembagian perwilayahan dan menentukan metode terpilih berdasarkan kekurangan dan kelebihan masing-masing Kebutuhan Akan Lahan Pemakaman Analisis Kebutuhan TPU Meningkatnya Angka Kematian Terbatasnya Lahan Jumlah Angka Kematian Kasar dan Angka Harapan Hidup Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama Jumlah Penduduk saat ini dan Proyeksi 20 Tahun Jumlah TPU yang disediakan Pemerintah dan milik Masyarakat Analisis Kelayakan Lahan Perencanaan Pembangunan Fisik Pembebasan Lahan yang Tidak Bertambah Tempat Pemakaman Umum yang sudah penuh Tinjauan : - Peraturan - Standar - Literatur - Pedoman Alternatif 1 : Analisis Kebutuhan dengan Pendekatan Standard Pemerintah Alternatif 2 : Analisis Kebutuhan dengan Pendekatan Angka Harapan Hidup AHH Alternatif 3 : Analisis Kebutuhan dengan Pendekatan Angka Kematian Kasar Rencana TPU yang ada pada RTRW Kota Medan 2010- 2030 Bagan Alir 2. Kebutuhan TPU sebagai pendukung Universitas Sumatera Utara 70

BAB III Gambar 2.5. Bagan Alir Kebutuhan TPU sebagai Pendukung

RTH Universitas Sumatera Utara 71 METODE PENELITIAN

3.1. Prosedur Pencarian Data

Metode pencarian data dibagi dalam dua kelompok yakni data primer dan skunder. Data primer di dapat dari survey lapangan dan data sekunder didapat dari instansi Surakhmand, 1994.

A. Sumber Data:

1. Data Primer atau Survey Langsung ke Lapangan Perolehan data pada analisis ini adalah gabungan antara Survey Primer dan Survey Skunder. Metode yang digunakan adalah wawancara dengan aparat setempat dan masyarakat. Hasil dari survey primer dituangkan dalam bentuk gambaran umum data kondisi eksisting yang ada di lapangan penyajiannya didukung peta dan gambar. 2. Data Skunder Yaitu hasil dari survey instansi yang umumnya berupa data pemakaman yang ada baik yang dikelola oleh masyarakat maupun yang dikelola oleh instansi terkait, sistem pengelolaan dan sistem di lapangan.

B. Teknik Observasi yang Dilakukan

Teknik Observasi yang dilakukan adalah teknik Observasi Langsung dan Tidak Langsung meliputi: 1. Mengamati dan mencari data baik langsung survey maupun data instansional ke Dinas Pertamanan dan Bappeda Kota Medan tentang kondisi Taman Pemakaman 54 Universitas Sumatera Utara 72 yang ada di Kota Medan dan Kawasan Medan Utara khususnya, meliputi jumlah, nama, alamat dan jenis pemakaman, luasan dan kondisi kepadatan. Kondisi sarana dan prasarana pemakaman meliputi fasilitas yang ada di pemakaman dan jumlahnya. Penyebaran pemakaman, penggunaan lahan pemakaman, sistem pengelolaan pemakaman dan lain-lain. 2. Mengamati dan mencari data ke instansi terkait tentang Taman Pemakaman Umum yang dikelola Pemerintah khususnya di Dinas Pertamanan Kota Medan meliputi jumlah, nama, alamat dan jenis pemakaman, luasan dan kondisi kepadatan. 3. Membuat gambar objek penelitian melalui foto dan lain-lain.

3.2. Metode Analisis

I. Identifikasi RTH yang ada di Kota Medan dimana didalamnya terdapat Taman Pemakaman Umum yang dikelola Pemko Medan serta rencana RTH Kota Medan 20 tahun ke depan dalam RTRW Kota Medan tahun 2010-2030 termasuk kebijakan rencana Taman Pemakaman Umum Kota Medan selama 20 tahun.

II. Identifikasi secara Umum Wilayah Analisis meliputi:

1. kondisi fisik, 2. kondisi sosial Diantaranya jumlah penduduk, jumlah penduduk berdasarkan agama jumlah penduduk berdasarkan agama dikaji karena sistem penyediaan pemakaman yang ada memiliki perbedaan pada tiap agama sehingga tidak bisa disatukan. Universitas Sumatera Utara 73

III. Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk di Kawasan Analisis 20 Tahun ke

Depan Analisis ini dilakukkan untuk mengetahui jumlah penduduk Kawasan Analisis 20 tahun ke depan dengan dibedakan pada empat 4 bentuk agama dengan menggunakan rumus: Metode Eksponensial Bunga Berganda: Pn = Po 1+ r n Untuk menghitung pertumbuhan penduduk dengan menggunakan data time series lima tahun ke belakang dihitung pertahun selama lima tahun dan untuk menghitung proyeksi penduduk sampai 20 tahun ke depan.

IV. Analisis Kebutuhan Taman Pemakaman Umum

Analisis ini dilakukan berdasarkan 3 tiga pendekatan:

1. Cara ke-I Pertama: Menggunakan Standard dan Pedoman Pemerintah

tentang kebutuhan Taman Pemakaman Umum dari hasil jumlah penduduk tanpa memperhitungkan angka kematian penduduk. Berdasarkan standar teknis RTH Pemakaman dijelaskan bahwa untuk kegiatan pemakaman setiap jumlah penduduk pendukung 120.000 dibutuhkan 1 tempat lokasi Taman Pemakaman Umum.

2. Cara ke-II Dua: Menganlisis kebutuhan dengan mengetahui Angka

Harapan Hidup AHH masyarakat Kota Medan kemudian dikurangi 20 tahun didapat jumlah proyeksi mortalitas penduduk selama 20 tahun perjenis pemeluk agama. Angka tersebut dikalikan dengan standard luas Universitas Sumatera Utara 74 pemakaman yaitu 4 meter ² sudah termasuk sarana prasarana seperti jalan rinciannya adalah: 1. Ruang Hijau: 70 Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70 dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80 dari luas ruang hijaunya meliputi: 2. Luas perunit pemakaman 50 dengan ukuran 1 x 2 meter yaitu 2 meter² 3. RTH: 20 diluar makam seluas 0,8 meter² Infrastruktur dan fasilitas pendukung: 30 seluas 1,2 meter²jiwa Sehingga luas rata-rata untuk 1 unit = luas unit makam + RTH diluar makam + infrastruktur dan fasilitas pendukung = 2 meter²jiwa + 0,8 meter²jiwa+ 1,2 meter²jiwa = 4 meter²

3. Cara ke III Tiga Menganalisis kebutuhan dengan memakai Mortality

Rate: Crude Death Rate CDR = Angka Kematian Kasar. Angka kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu. D Rumus: CDR = x K P Dimana: CDR = Crude Death Rate Angka Kematian Kasar Universitas Sumatera Utara 75 D = Jumlah kematian death pada tahun tertentu P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu K = Bilangan Konstan 1000 Angka Kematian Kasar dicari 4 tahun ke belakang berdasarkan kelengkapan data pada seluruh kecamatan di Kota Medan kemudian dirata-ratakan. Data Statistik Indonesia–Kematian Umum Senin 29 November 2010. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda. Setelah didapat angka kematian kasar rata-rata penduduk untuk mengetahui luas TPU yang dibuthkan maka angka tersebut dikali jumlah penduduk tahun proyeksi dibagi 1000 dan dikali 4 meter ²: Luas TPU tahun n = AKK x Penduduk Tahun n x 4 m ² 1000

V. Kontribusipersentase luasan Taman Pemakaman Umum terhadap RTH yang

diharuskan ada 20 tahun ke depan berdasarkan 3 metode analisis kebutuhan Taman Pemakaman Umum di atas berikut analisis kekurangan dan kelebihan masing-masing metode pendekatan. Dan menentukan metode terpilih sebagai rekomendasi metode perhitungan Kebutuhan Tempat Pemakaman Umum berdasarkan kelemahan dan kelebihan masing-masing metode.

VI. Mengusulkan alternative pembagian perwilayahan penempatan Taman

Pemakaman Umum dengan mempertimbangkan aksesibilitas berupa kemudahan pencapaian, jarak, waktu dan kondisi transportasi yang ada di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 76

VII. Merealisasikan luas Taman Pemakaman Umum yang akan dibebaskan

dicari dengan 2 opsi a. Pemerintah langsung membebaskan lahan sesuai hasil pengkajian anailis kebutuhan dengan asumsi Pemerintah Daerah tidak dapat mencampuriintervensi sistem yang ada pada Taman Pemakaman Bukan Umum TPBU yang dimiliki masyarakat, tanah wakap atau yayasan. Dimana didahului dengan melakukan Studi Kelayakan Lahan Feasibility Study; b. Pemerintah terlebih dahulu mendata pemakaman yang ada melakukan pengurangan dari Taman Pemakaman Umum yang dibutuhkan dikurang sisa Taman Pemakaman Bukan Umum yang masih kosong. Hasil luasan Taman Pemakaman Umum yang dibutuhkan tersebut kemudian dicari lokasi lahannya dalam hal ini dipilih Kawasan Medan Utara dengan alasan wilayah tersebut paling jauh jaraknya dari Kecamatan Medan Tuntungan. Kecamatan Medan Tuntungan adalah kecamatan yang direncanakan Taman Pemakaman Umum oleh Pemerintah Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 77

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Kota Medan 4.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Secara geografis Kota Medan terletak diantara koordinat 2 o 27’ sampai dengan 2 o 47’ Lintang Utara dan 98 o 35’ sampai dengan 98 o 44’ Bujur Timur. Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir keseluruhan wilayahnya berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Timur dan Selatan. Sepanjang wilayah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Adapun mengenai batas-batas wilayah administrasi Kota Medan, dapat diuraikan sebagai berikut: Sebelah Utara : Selat Malaka Sebelah Selatan : Kecamatan Deli Tua dan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang Sebelah Timur : Kecamatan Percut, Kabupaten Deli Serdang Luas wilayah administrasi Kota Medan adalah seluas 26.510 Ha yang terdiri dari 21 dua puluh satu kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2000 lingkungan. Kecamatan Medan Labuhan memiliki luas wilayah terbesar yaitu 3.667 Ha 14 dari total wilayah Kota Medan. Kecamatan Medan Belawan merupakan daerah yang memiliki luas terbesar kedua yaitu sekitar 2.625 Ha. Sedangkan 60 Universitas Sumatera Utara 78 Kecamatan Medan Sunggal memiliki luas wilayah terkecil yaitu 298 Ha 1 dari total luas keseluruhan. Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan No. Kecamatan Luas Ha Persentase 1 Medan Tuntungan 2.068 7,80 2 Medan Johor 1.458 5,50 3 Medan Amplas 1.119 4,22 4 Medan Denai 905 3,41 5 Medan Area 552 2,08 6 Medan Kota 527 1,99 7 Medan Maimun 298 1,12 8 Medan Polonia 901 3,40 9 Medan Baru 584 2,20 10 Medan Selayang 1.281 4,83 11 Medan Sunggal 1.544 5,82 12 Medan Helvetia 1.316 4,96 13 Medan Petisah 682 2,57 14 Medan Barat 533 2,01 15 Medan Timur 776 2,93 16 Medan Perjuangan 409 1,54 17 Medan Tembung 799 3,01 18 Medan Deli 2.084 7,86 19 Medan Labuhan 3.667 13,83 20 Medan Marelan 2.382 8,99 21 Medan Belawan 2.625 9,90 Jumlah 26.510 100,00 Sumber: Medan Dalam Angka, 2010 Universitas Sumatera Utara 79 Sumber: RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030 Gambar 4.1. Peta Wilayah Administrasi Kota Medan Universitas Sumatera Utara 80

4.1.2. Pola Penggunaan Lahan

Lahan di Kota Medan pada umumnya dimanfaatkan untuk pemukiman. Penggunaan lahan untuk kawasan terbangun seperti perumahan dan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum lainnya hampir tersebar di seluruh wilayah Kota Medan. Peta guna lahan Kota Medan memperlihatkan bahwa guna lahan Kota Medan terdiri dari 10 sepuluh jenis, yaitu perumahan dan kegiatan terkait, lahan industri, lahan jasa, lahan perusahaan, sawah, kebun campuran, hutan rawa, rawa, tegalan, dan lahan kosong diperuntukan.

4.1.3. Kawasan Ruang Terbuka Hijau

Penggunaan lahan untuk kawasan ruang terbuka hijau tersebar di wilayah Kota Medan yang berupa hutan bakau, sempadan sungai Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Belawan, Kawasan Bandara Polonia, Kebun Binatang, Kampus USU Padang Bulan dan Kuala Bekala, Kawasan Medan Tuntungan dan Kawasan Medan Johor. Areal ruang terbuka hijau tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya. Perkembangan Kota Medan yang sangat cepat dan dinamis menyebabkan beberapa bagian kota memiliki daya tarik tersendiri. Koridor Jalan Sisingamangaraja, koridor bersejarah Jalan Katamso-Jalan Pemuda-Kesawan dan Jalan Balai Kota sebagai Kawasan Preservasi dan Konservasi untuk Pariwisata Sejarah Kota. Universitas Sumatera Utara 81 Sumber: RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030 Gambar 4.2. Peta Penggunaan Lahan Eksisting Universitas Sumatera Utara 82 Namun dengan adanya intrusi dan inovasi pengaruh-pengaruh baru seperti adanya mall, restoran, kafe, hiburan malam, di beberapa ruas-ruas jalan di sepanjang koridor tersebut menimbulkan daya tarik baru untuk kegiatan rekreasi dan wisata . Tabel 4.2. Sebaran Jumlah Taman di Kota Medan No. Nama Taman Luas m2 No. Nama Taman Luas m2 1 Ahmad Yani 14.453 46 Stand Medan Fair 1.600 2 Segitiga Sudirman 600 47 Segitiga Jl. Sei Rotan 388 3 Bundaran Sudirman 2.300 48 Boulevard Jl. Gatot Subroto 40.000 4 Jl. GuritaJl. Samanhudi 144 49 Planting Box Jl. Gatot Subroto 3.200 5 Jl. SamanhudiJl. Juanda 1.400 50 Bundaran Majestik Tugu SIB 1.911 6 Jl. Iman Bonjol 800 51 Kantor Perpustakaan Medan 1.454 7 Tugu Indosat Jl. S.M. Raja 200 52 Jl. SriwijayaJl. Nibung 270 8 Segitiga depan Rumah Gubsu 40 53 Danau Limboto 328 9 Rumah Dinas Walikota Medan 2.500 54 Segitiga Borobudur 100 10 Jl. Masdulhak 1.680 55 Lapangan Merdeka 8.500 11 Jl. H. Misbah 1.675 56 Segitiga Pos Kesawan 500 12 Jl. Juanda Baru 125 57 Segitiga Eksponen 66 568 13 Jl. Walikota 945 58 Pot-pot Jl. Jendral Ahmad Yani 18 14 Uskup Agung boulevard 800 59 Planting Box Jl. Raden Saleh 13 15 Jl. Rivai 640 60 Segitiga Tembakau Deli 36 16 Depan Hotel Pardede 68 61 Halaman Dispenda Medan 10.000 17 Jl. MangkubumiSuprapto 228 62 Kantor Pos Besar 608 18 Pot-pot di Jl. Brigjen Katamso 500 63 Simpang Jl. Durian 379 19 Istana Maimoon 4.100 64 Tugu KB Jl. Sutomo 430 20 Depan Istana Plaza 200 65 Jl. Karya Dalam 1.300 21 Jl. Juanda depan Brigjen. Katamso 149 66 Tugu Adipura 2.483 22 Jl. K.H.A. DahlanGerilla 228 67 Lapangan Volley Jl. Imam Bonjol 3.700 23 Jl. K.H.A. DahlanSamanhudi 144 68 Jl. Yos Sudarso simp. Pertempuran 205 24 Bundaran PoloniaTugu Pemersatu 490 69 Simpang Wahid Hasyim 120 25 Lily Suheri 1.800 70 Kantor KONI Gajah Mada 3.100 26 Segitiga Monumen Lily Suheri 12 71 Jl. Jamin Ginting 172 27 Kantor DPRD Kota Medan 650 72 Planting Box Jl. Jamin Ginting 110 28 Lap. Tenis Jl. Imam Bonjol 6.978 73 Segitiga Jl. Setia BudiTugu Gapensi 992 29 Jl. Diponegoro 144 74 Planting Box Jl. Dr. Mansyur 23 30 Boulevard Jl. Kapt. Maulana Lubis 300 75 Lapangan Stadion Teladan 21.000 Universitas Sumatera Utara 83 No. Nama Taman Luas m2 No. Nama Taman Luas m2 31 Segitiga Cik Ditiro 900 76 Air Mancur Teladan 11.350 32 Jl. Sei Wampu Depan BRIMOB 172 77 Depan Stadion Teladan 1.950 33 Segitiga Simpang Kampus USU 267 78 Simpang Limun 54 34 Depan Wisma Kodam IBB 5.400 79 Planting Box Jl. S.M. Raja 1.458 35 Segitiga S. Parman 33 80 Pintu Tol Amplas 124 36 Jl. Juanda Simpang Mongonsidi 350 81 Batas Kota Tanjung Morowa 1.164 37 Kantor Dharma Wanita 1.500 82 Simpang Jl. Tritura 490 38 Sei Tuntung 1.133 83 Simpang Marendal 35 39 Sei Serapu 900 84 Jl. M. Nawi Harahap 618 40 Segitiga Jl. Badur 100 85 Jl. Pinang Baris 105 41 Segitiga Jl. H.M. Yamin SH 126 86 Perkantoran Pinang Baris 100 42 Pulau Jl. Irian Barat 72 87 Jl. Kuswari 1.430 43 Boulevard Jl. H.M. Yamin SH 2.000 88 Batas Kota di Tuntungan 243 44 danau Singkarak 250 89 Taman Jl. Mongonsidi simp. Jl. Cipto 380 45 Air Mancur Petisah 362 90 Taman Sei Perak 110 Sub Total 57.858 Sub Total 123.119 No. Nama Taman Luas m2 No. Nama Taman Luas m2 91 Jl. Gunung Sinabung 143 119 Taman Jl. Sriwijaya 270 92 Simpang Hanifah 2.281 120 Segitiga Al Azhar 62 93 Simpang Jl. Sumatera 145 121 Tugu Perintis Kemerdekaan 2.000 94 Simpang Gudang Arang 504 122 Bundaran Tugu Medan Area 400 95 Simpang Tol Dermawan 230 123 Jl. Sabarudin simp. Jl. Emas 100 96 Jl. Pelabuhan I 1.018 124 Simpang Kapten Muslim 230 97 Jl. Pelabuhan II 2.197 125 Jl. Letda Sujono 1.100 98 Pompa Bensin Simpang Pos 109 126 Bundaran Sukaramai 314 99 Simpang Pos 458 127 Simpang Seruwai 720 100 Simpang Selayang 230 128 Kampung Nelayan Indah 490 101 Batas Kota Kampung Lalang 1.328 129 Taman Beringin 12.219 102 Planting Box Jl. Merak Jingga 25 130 Taman Pramuka Jl. K. Maulana Lubis 1.978 103 Taman Kantor Kota Lama 2.100 131 Marendal Jl. SM. Raja 35 104 Planting Box Dpn Deli Plaza 36 132 Taman Depan Ramayana 200 105 Taman Kantor Dinsa Pertamanan 650 133 Taman Depan Pajak Simpang Limun 152 106 Taman Depan TK Pertiwi Jl. Bilal 70 134 Planting Box Jl. Aksara 370 107 Taman Sena 60 135 Taman Depan Mesjid Al Jihad 480 108 Taman Jl. Sumatera Belawan 1.100 136 Taman Depan Mesjid Jl. Jamin Ginting 270 109 Jl. Juanda simp. Jl. Katamso 149 137 Taman Depan Puskesmas Pdg. Bulan 120 110 Taman Depan Waspada Jl. Suprapto 228 138 Jl. Sei WampuJl. Iskandar Muda 120 Lanjutan Tabel 4.2 Universitas Sumatera Utara 84 No. Nama Taman Luas m2 No. Nama Taman Luas m2 111 Taman Segitiga Jl. Serdang 126 139 Taman Sudut Jl. Mangkubumi 228 112 Taman Segitiga Brayan 205 140 Taman Segitiga Depan Kantor Lonsum 300 113 Menteng Jl. Seksama ujung 618 141 Jl. SunggalTB. Simatupang 105 114 Jl. Jamin Ginting simp. Jl. Sei Wampu 115 142 Jl. SM. Raja simp. Jl. AH. Nasution 490 115 Taman Tugu Apollo Jl. Sutomo 600 143 Taman Tugu Juang 45 2.000 116 Taman Tugu Jl. P. Kemerdekaan 126 144 Taman Jl. Sei Nunang 50 117 Taman Simpang Kantor 56 145 Taman Jl. Gatot Subroto simp. Jl. Kaki Lima 18 118 Taman simp. Jl. TB. Simatupang 10 146 Taman Jl. Gatot Subroto simp. Jl. Sekip 280 Sub Total 14.917 Sub Total 25.101 Total Luas Taman Kota Medan 220.995 Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan, 2010 Kota Medan juga memiliki Kebun Binatang dan areal kampus USU Kuala Bekala yang terletak di Selatan kota yang dapat dijadikan sebagai hutan kota untuk rekreasi dan olahraga. Stadion Teladan yang dibangun pada tahun 1952 untuk PON, belum pernah direncanakan dan dibangun kompleks olahraga lengkap selayaknya Gelora Bung Karno. Selain itu, Kota Medan memiliki beberapa lokasi yang potensial untuk menjadi objek tujuan wisata kota yang masih belum dimanfaatkan secara optimal seperti Sungai Deli-Sungai Babura yang membelah Kota Medan serta Sungai Belawan yang berpotensi dikembangkan menjadi kawasan wisata air dan river front, hutan bakau di Kecamatan Medan Belawan yang ditetapkan sebagai hutan kota berpotensi sebagai kawasan pariwisata bahari. Pengertian makamkuburan akan mengingatkan pada suatu tempat yang berbau mistisseram sehingga dapat menimbulkan rasa takut, maka untuk menghilangkan perasaan takut tersebut diperlukan suatu tempat pemakaman yang indah, bersih dan aman agar dapat menciptakan rasa tenteram seakan berada di Lanjutan Tabel 4.2 Universitas Sumatera Utara 85 taman. Untuk itu, Pemerintah Kota Medan dalam hal ini Dinas Pertamanan Kota Medan menata tanahlahan pemakaman menjadi suatu tempat yang indah, bersih dan aman yang disebut Taman Pemakaman Umum. Pengelolaan pemakaman sebagai salah satu penyediaan dari proses pembangunan, diharapkan dapat dimanfaatkan dengan multi fungsi, baik sebagai kawasan konservasi air, ruang terbuka hijau kota berupa taman, tempat kunjungan pariwisata dan sebagainya. Pengelolaan pemakaman di dalam wilayah Kota Medan dapat digolongkan menjadi 2 dua katagori, meliputi:

1. Taman Pemakaman Umum TPU, adalah areal tanahlahan yang disediakan

oleh Pemerintah Kota Medan untuk keperluan tempat pemakaman jenasah bagi setiap orang tanpa membedakan suku, agama dan golongan. yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan ada sebanyak 10 sepuluh, di mana salah satu lokasinya berada di luar wilayah Kota Medan yaitu wilayah Kabupaten Deli Serdang lihat Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara 86 Tabel 4.3. Taman Pemakaman Umum yang dikelola Pemko Medan Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan, 2010 2. Taman Pemakaman Bukan Umum TPBU, adalah suatu areal tanahlahan yang disediakan oleh Badan Sosial, yayasan atau Badan Keagamaan untuk keperluan tempat pemakaman jenazah. Jumlah lokasi Taman Pemakaman Bukan Umum yang terdapat di dalam wilayah Kota Medan pada tahun 2002 adalah berjumlah 117 lokasi dan umumnya sudah penuh tetapi masih dimanfaatkan dengan sistem tumpang, di mana yang sudah bersertifikat sebanyak 33 lokasi dengan luas 18,50 Ha, yang belum bersertifikat sebanyak 71 lokasi dengan luas 43,15 Ha, sedangkan luas yang belum terdata sebanyak 13 lokasi. No. Nama TPU Alamat Luas Ha 1. TPU Kristen Tanjung Selamat Jalan Flamboyan Raya Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Selayang 1,00 2. TPU Kristen Simalingkar B Jalan Bunga Rampe VI Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan 6,50 3. TPU Kristen Patumbak Jalan Turi Ujung Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Ampla 4,00 4. TPU Kristen Abdullah Lubis Jalan Abdullah Lubis Kecamatan Medan Baru 1,50 5. TPU Kristen Padang Bulan Letjen. Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru 2,00 6. TPU Kristen Gajah Mada Ujung Jalan Gajah Mada perempatan Jalan Sei Wampu Kecamatan Medan Baru 1,90 7. TPU Kristen Gajah Mada Lama Jalan Gajah Mada perempatan Jalan Iskandar Muda Kecamatan Medan Petisah 1,90 8. TPU Islam Sei Batu Gingging Jalan Sei Batu Gingging Kelurahan Kecamatan Medan Baru 1,50 9. TPU Hindu, Budha, Jepang dan Gelandangan Deli Tua Jalan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang 2,50 10. TPU Islam Simalingkar B Jalan Bunga Rampe VI Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan 11,90 Total luas TPU pada wilayah administrasi Kota Medan 20,3 Total keseluruahan termasuk rencana 34,7 Universitas Sumatera Utara 87 TPU dan TPBU dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai perbedaan, antara lain: Taman Pemakaman Umum TPU: 1. Melaksanakan kegiatan administrasi sesuai dengan Perda yang telah ditetapkan. 2. Anggaran biaya yang dipergunakan disesuaikan dengan APBD. 3. Untuk penambahan lahan ataupun pembenahan lokasi, terlebih dahulu harus membuat pengajuanusulan dan mendapat persetujuan dari DPRD. Taman Pemakaman Bukan Umum TPBU: 1. Melaksanakan kegiatan sesuai peraturan yang telah disepakati oleh para pengurusanggota. 2. Anggaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan dana yang tersedia pada kas dan pembenahan lokasi pemakaman berdasarkan musyawarah pengurusanggota. Untuk penambahan lahan atau pembenahan lokasi pemakaman berdasarkan atas musyawarah para pengurusanggota dan disesuaikan dengan dana yang tersedia pada kas.

4.1.4. Rencana Pola Ruang dalam RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030

Rencana pola ruang kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam yang diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pengaturan Universitas Sumatera Utara 88 Sumber: RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030 Gambar 4.3. Peta Rencana Pola Ruang Kota Medan Tahun 2010-2030 Universitas Sumatera Utara 89 Pemanfaatan tersebut harus dapat menggambarkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan serta keserasian antar-sektor pembangunan kota.

A. Rencana Kawasan Lindung

Pola ruang kawasan lindung di wilayah Kota Medan secara umum bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, dan kawasan lindung lainnya, serta menghindari berbagai usaha danatau kegiatan di kawasan rawan bencana. Jenis pemanfaatan ruang kawasan lindung yang terdapat di Kota Medan terdiri dari: 1. Hutan Lindung Kawasan Hutan Bakau 2. Kawasan perlindungan setempat kawasan sekitar wadukdanau buatan, sempadan sungai dan jalur hijau. 3. Ruang Terbuka Hijau RTH kota 4. Kawasan suaka alam dan cagar budaya 5. Kawasan rawan bencana 6. Kawasan lindung lainnya.

B. Kawasan Budidaya

Rencana Kawasan Budidaya Perkotaan yang terdapat di Kota Medan antara lain mencakup pengaturan: 1. Kawasan perumahan dan permukiman; 2. Kawasan perdagangan dan jasa; 3. Kawasan perkantoran; Universitas Sumatera Utara 90 4. Kawasan industri; 5. Kawasan pariwisata; 6. Kawasan ruang terbuka non hijau kota; 7. Kawasan ruang evakuasi bencana; 8. Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal; 9. Kawasan peruntukan lainnya. Pengaturan pemanfaatan ruanglahan untuk kegiatan-kegiatan budidaya tersebut memperhatikan beberapa hal, yaitu: a. Perkembangan sosial-kependudukan b. Prospek pertumbuhan ekonomi c. Daya dukung fisik dan lingkungan d. Daya dukung prasarana dan fasilitas perkotaan e. Kondisi fisik dasar dan daya dukung lahan f. Penggunaan lahan eksisting dan Kecenderungan perkembangan fisik kota g. Batas kawasan lindung h. Kebijakan pembangunan dan tata ruang yang hendak dituju i. Perkembangan dan kebijakan pembangunan wilayah sekitar Dari RTRW Kota Medan 2010-2030 direncanakan RTH Kota Medan untuk kawasan lindung 5.926,39 ha 22,36, dari fasilitas taman 5118,092 ha 19,3 sehingga total RTH yang direncanakan = 5.926,39 ha + 5118,092 ha = 11.044,48 ha 41,66 sudah lebih dari penyediaan RTH yang ditetapkan undang-undang tetapi Universitas Sumatera Utara 91 kenyataan di lapangan sebagian besar lahan yang direncanakan kepemilikan assetnya masih dimiliki masyarakat sedangkan yang dimiliki pemerintah hanya 220.995 m² = 22,0995 ha 0,083. Untuk lebih jelasn lihat Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4. Rencana Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan Kota Medan Tahun 2030 No. Kawasan Lindung Luas Ha : 5.926,39 ha 22,36 1 Hutan Lindung 927,40 2 RTH 2358,14 3 Sempadan Sungai 328,23 4 Sempadan Danau 16,36 5 Rawan Bencana Banjir 1690,17 6 Rawan Bencana Gelombang Pasang 547,84 7 Rawan Bencana Gelombang Tsunami 58,25 Kawasan Budidaya 20.583,61 Ha 77,64 8 Perdagangan Jasa 2021,90 9 Kawasan Khusus 694,43 10 Kawasan Industri 1348,135 11 Fasilitas 178,485 12 Permukiman Kepadatan Tinggi 340,272 13 Permukiman Kepadatan Sedang 200,655 14 Permukiman Kepadatan Rendah 16590,504 15 Kawasan Pariwisata 109,93 16 RTNH 26,53 Total 26.510 Sumber: RTRW Kota Medan 2010-2030

4.1.5 Rencana Ruang Terbuka Hijau Kota Medan dalam RTRW Tahun 2010-

2030 Untuk menghitung kebutuhan luas RTH publik Kota Medan digunakan metode perhitungan berdasarkan persentase. Perhitungannya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 92 1. Luas Wilayah Kota Medan : 26.510 Ha 2. Kebutuhan luas Ruang Terbuka Hijau sesuai standar UU Nomor 26 Tahun 2007 adalah 30 dari 26.510 Ha, sekitar 7.953 Ha, yang terdiri dari 5.302 Ha RTH Publik dan 2.651 Ha Privat. 3. RTH Publik terdiri dari: a. RTH Jalur Hijau Jaringan Jalan 6 x 26510 = 1590,6 Ha b. Taman Kota 12,5 x 26510 = 3313,75 Ha c. RTH fungsi tertentu termasuk pemakaman 1,5 x 26.510 = 397,65 Ha 4. Kebutuhan Publik saat ini yang menjadi aset Pemko Medan : a. RTH Jalur Hijau Jaringan Jalan di Kota Medan tidak terdata b. Taman Kota eksisting seluas 220.995 meter² yaitu sekitar 0,08 sedangkan yang diwajibkan yang harus disediakan 12,5. c. RTH Pemakaman yang menjadi aset Pemko hanya 20,3 Ha atau sekitar 0,076 selebihnya masih berupa tanah pribadi, wakaf dan yayasan sebesar 43,15 Ha. RTH fungsi tertentu di Kota Medan dalam RTRW Kota Medan seperti Sempadan Sungai, Pantai, Jalur Kereta api, Saluran Umum Tegangan Ekstra Tinggi SUTET direncanakan menjadi jalur hijau tetapi kepemilikan lahannya masih dimiliki masyarakat sehingga pada sempadan sungai, pantai, kereta api, SUTET masih penuh dengan bangunan dan rumah penduduk yang sering kali terkena bencana seperti banjir. Universitas Sumatera Utara 93 Untuk memenuhi kebutuhan RTH Kota sebesar 7.953 Ha 30 maka arahan lokasi RTH yang akan dikembangkan diluar kawasan lindung hutan manggrove dan jalur hijau, antara lain: 1. Kawasan Wisata 2. RTH Hutan Kota, 3. RTH Taman Kota 4. RTH Tempat Pemakaman Umum. 5. RTH Jalur Hijau Jalan 6. RTH Ruang Pejalan kaki

A. RTH Kawasan Wisata

Kawasan wisata yang dapat dikembangkan sekaligus berfungsi sebagai RTH adalah kawasan wisata di Utara Medan Kecamatan Medan Marelan, yang meliputi: Theme Park, Natural Park dan Danau Siombak. Kawasan Wisata di Selatan meliputi Kebun Binatang, Hairos, dan Taman Mora Indah. Luas RTH tersebut diperkirakan mencapai sekitar 959,08 Ha.

B. RTH Hutan Kota

Kawasan yang dapat dikembangkan sebagai RTH Hutan Kota di Kota Medan antara lain adalah Taman Beringin di Kecamatan Medan Baru, Bumi Perkemahan Pramuka Cadika di Medan Johor, hutan kota CBD Polonia dan Kebun Binatang di Kecamatan Medan Simalingkar. Universitas Sumatera Utara 94

C. RTH Taman Kota

Pemanfaatan RTH pada lingkungan permukiman yang berdasarkan jenis dan fungsinya: 1. RTH Taman Rukun Tetangga 2. RTH Rukun Warga RW 3. RTH LingkunganKelurahan 4. RTH Kecamatan 5. RTH Taman Kota 6. Pemakaman Umum Kawasan Tempat Pemakaman Umum yang saat ini sudah di kelola oleh Pemerintah Kota Medan terdapat di Kecamatan Medan Tuntungan, yaitu di Kelurahan Simalingkar B seperti Taman Pemakaman Umum kristen dengan luas lebih kurang 6,5 ha. Tidak jauh dari kawasan Taman Pemakaman Umum kristen, juga akan direncanakan untuk Taman Pemakaman Umum Muslim dengan luas lebih kurang 12 Ha dan Taman Pemakaman Umum yang berdiri di atas tanah wakaf yang tersebar di wilayah Kota Medan. Berdasarkan RTRW Kota Medan 2010-2030 kebutuhan fasilitas kota saat ini termasuk kebutuhan ruang terbuka hijau dan proyeksi 20 tahun ke depan dilakukan dengan menggunakan Permen PU Nomor 05PRTM2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Tetapi untuk TPU tidak direncanakan. Adapun yang direncanakan Universitas Sumatera Utara 95 pada Kecamatan Medan Tuntungan direncanakan tidak menggunakan pedoman yang ada atau metode perhitungan ilmiah tetapi berdasarkan ketersediaan lahan. Untuk rencana RTH dari jenis taman pada tahun 2031 Pemko Medan merencanakan 5118,0920 Ha atau sekitar 19,3 . Untuk lebih jelas Rencana Ruang Terbuka Hijau yang direncanakan perkecamatan di Kota Medan sampai tahun 2028 dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini. 7. Jalur Hijau Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara 20–30 dari ruang milik jalan rumija sesuai dengan kelas jalan. Untuk menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 dua hal, yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya. Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah. 8. RTH Jalur Pejalan Kaki 9. RTH Atap Bangunan Disetiap atap bangunan yang beratap beton diwajibkan menanam tumbuhan penghasil oksigen atau pohon buah-buahan dalam pot atau hamparan rumput. 10. Lapangan Olahraga Lapangan olahraga yang dimaksud adalah lapangan di setiap kecamatan. Universitas Sumatera Utara 96 Tabel 4.5. Proyeksi Kebutuhan RTH Publik di Kotan Medan Tahun 2030 Universitas Sumatera Utara 97 Universitas Sumatera Utara 98

4.1.6. Kondisi Sosial dan Kependudukan

Gambaran umum mengenai keadaan kependudukan dengan analisis di Kota Medan dapat dilihat dari jumlah dan laju pertumbuhan penduduknya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir , kelompok umur, agama.

A. Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2009 adalah sebesar 2.121.053 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Medan Helvetia yaitu masing-masing sebesar 150.076 jiwa dan 145.376 jiwa. Wilayah yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Medan Baru yaitu 44.216 jiwa lihat pada Tabel 4.6.

B. Struktur Penduduk menurut Agama

Kota Medan yang merupakan Ibukota Propinsi Sumatera Utara dan sekaligus sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, tentunya memiliki keberagaman suku, etnis dan agama. Struktur penduduk menurut agama yang dianut di Kota Medan sampai akhir tahun 2009 mayoritas adalah penduduk beragama Islam yaitu sebesar 1.403.699 jiwa. Penduduk beragama Kristen Protestan berada di urutan kedua terbanyak yaitu 456.175 jiwa. Sedangkan penduduk beragama Hindu merupakan penduduk minoritas dengan jumlah penduduk sebanyak 18.293 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur penduduk menurut agama dapat dilihat pada Tabel 4.6. Universitas Sumatera Utara 99 Tabel 4.6. Luas dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2009 No. Kecamatan Luas Area Ha Penduduk Kepadatan 1. Medan Tuntungan 2.07 70,073 34 2. Medan Johor 1.46 116,220 80 3. Medan Amplas 1.12 115,156 103 4. Medan Denai 0.91 139,939 154 5. Medan Area 0.55 109,253 199 6. Medan Kota 0.53 84,292 159 7. Medan Maimun 0.30 57,859 193 8. Medan Polonia 0.90 53,427 59 9. Medan Baru 0.58 44,216 76 10. Medan Selayang 1.28 85,678 67 11. Medan Sunggal 1.54 110,667 72 12. Medan Helvetia 1.32 145,376 110 13. Medan Petisah 0.68 68,120 100 14. Medan Barat 0.53 79,098 149 15. Medan Timur 0.78 113,874 146 16. Medan Perjuangan 0.41 105,702 258 17. Medan Tembung 0.80 141,786 177 18. Medan Deli 2.08 150,076 72 19. Medan Labuhan 3.67 106,922 29 20 Medan Marelan 2.38 126,619 53 21. Medan Belawan 2.63 96,700 37 Jumlah 26.510 2,121,053 Sumber: Medan Dalam Angka 2010

C. Penduduk Diluar Angka Harapan Hidup Tahun 2031

Angka Harapan Hidup AHH adalah perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup secara rata-rata. Indikator ini sering digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk di bidang kesehatan. Seiring dengan menurunnya angka Universitas Sumatera Utara 100 kematian bayi AKB di Kota Medan sangat berpengaruh pada kenaikan angka harapan hidup waktu lahir. Indikator angka kematian bayi ini sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Kota Medan, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikkan angka harapan hidup pada waktu lahir UHH. Tabel 4.7. Struktur Penduduk Menurut Agama per Kecamatan di Kota Medan Tahun 2009 No. Kecamatan Jumlah Islam KristenKatolik Budha Hindu Penduduk Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah 1. Medan Tuntungan 70,073 32,157 0.46 37,522 0.54 210 0.003 183 0.0026 2. Medan Johor 116,220 78,388 0.67 27,763 0.24 9,646 0.083 423 0.0036 3. Medan Amplas 115,156 87,174 0.76 27,375 0.24 483 0.004 123 0.0011 4. Medan Denai 139,939 100,647 0.72 34,141 0.24 5,046 0.036 105 0.0007 5. Medan Area 109,253 74,016 0.68 7,463 0.07 27,325 0.250 449 0.0041 6. Medan Kota 84,292 37,812 0.45 22,506 0.27 23,655 0.281 319 0.0038 7. Medan Maimun 57,859 39,344 0.68 2,781 0.05 14,465 0.250 1,269 0.0219 8. Medan Polonia 53,427 34,713 0.65 10,311 0.19 6,946 0.130 1,456 0.0273 9. Medan Baru 44,216 21,620 0.49 19,205 0.43 2,385 0.054 1,006 0.0228 10. Medan Selayang 85,678 51,926 0.61 31,763 0.37 887 0.010 1,102 0.0129 11. Medan Sunggal 110,667 76,998 0.70 22,071 0.20 10,026 0.091 1,572 0.0142 12. Medan Helvetia 145,376 96,062 0.66 45,554 0.31 3,313 0.023 446 0.0031 13. Medan Petisah 68,120 31,955 0.47 14,508 0.21 19,879 0.292 1,778 0.0261 14. Medan Barat 79,098 49,115 0.62 3,464 0.04 25,555 0.323 963 0.0122 15. Medan Timur 113,874 73,835 0.65 18,162 0.16 20,952 0.184 925 0.0081 16. Medan Perjuangan 105,702 65,408 0.62 27,837 0.26 11,773 0.111 684 0.0065 17. Medan Tembung 141,786 104,363 0.74 25,012 0.18 12,057 0.085 353 0.0025 18. Medan Deli 150,076 125,993 0.84 15,770 0.11 8,038 0.054 275 0.0018 19. Medan Labuhan 106,922 81,668 0.76 14,720 0.14 10,393 0.097 142 0.0013 20 Medan Marelan 126,619 116,423 0.92 8,167 0.06 1,744 0.014 285 0.0023 21. Medan Belawan 96,700 73,934 0.76 19,621 0.20 2,921 0.030 224 0.0023 Jumlah 2,121,053 1,403,699

0.66 456,175 0.22 242,885 0.115 18,293 0.01

Sumber: Medan Dalam Angka 2010 Universitas Sumatera Utara 101 Sumber: BPS Kota Medan Keterangan: Angka Sementara Gambar 4.4. Angka Harapan Hidup Kota Medan Tahun 2006 – 2009 Berdasarkan gambar di atas memperlihatkan bahwa selama kurun waktu 2006–2008, angka harapan hidup di Kota Medan cenderung mengalami peningkatan. Angka harapan hidup di Kota Medan meningkat dari 70,70 tahun pada tahun 2006 menjadi 71,50 tahun pada tahun 2009. Seiring teori yang ada, angka harapan hidup berbanding terbalik dengan angka kematian bayi lahir mati, kematian bayi dibawah 1 tahun, kematian anak dibawah lima tahun dan kematian ibu. Semakin tinggi kualitas kesehatan menyebabkan makin rendahnya angka kematian dan berdampak kepada meningkatnya usia harapan untuk hidup. Dengan demikian, meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberikan gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat serta turut berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia IPM. Universitas Sumatera Utara 102 Dilihat dari derajat kesehatan masyarakat Kota Medan yang relatif semakin membaik, tentunya tidak terlepas dari upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang dijalankan. Dalam kaitan tersebut, Pemerintah Kota Medan dalam beberapa tahun terakhir telah melaksanakan kebijakan dan program-program yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat seperti rujukan, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengembangan pembinaan lingkungan sehat, pembinaan pos pelayanan terpadu posyandu, peningkatan quality assurance di puskesmas, imunisasi dan dukungan kelembagaan kesehatan yang dibentuk. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Medan selama periode 2007 – 2009 juga diarahkan kepada peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar serta rujukan yang diberikan. Pelayanan dasar kesehatan ini diberikan oleh PuskesmasPuskesmas Pembantu yang saat ini mencapai 39 unit dan 41 unit puskesmas Pembantu di samping Puskesmas Keliling sebanyak 27 unit, 2 unit Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta serta Praktek Dokter. Jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat berpengasilan rendah juga semakin meningkat seiring dengan adanya pelayanan kesehatan dasar tanpa bayar di tingkat Puskesmas yang ada di Kota Medan, di samping penambahan ruang rawat inap untuk pasien kurang mampu pada RSU Pirngadi Medan. Untuk mengetahui jumlah penduduk tahun 2031 yang berumur di atas 72 tahun adalah usia 72 tahun dikurang 22 tahun tahun 2031-2009 sehingga didapat penduduk diluar AHH sejumlah 307353 jiwa lihat Tabel 4.8. Universitas Sumatera Utara 103

D. Adat IstiadatBudaya

Kota Medan sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai–nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan modernisasi dan sangat diyakini pula hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan.

4.1.7 Sistem Pusat Pelayanan dalam RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030

Sistem pusat pelayanan Kota Medan direncanakan terdiri atas 2 dua Pusat pelayanan kota, yaitu satu Pusat pelayanan kota di Utara dan 1 satu Pusat pelayanan kota di Pusat Kota dan didukung oleh 8 delapan Subpusat pelayanan kota. Adanya dua pusat ini dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota ke arah utara agar perkembangan kota antara bagian selatan dan utara dapat lebih merata. Universitas Sumatera Utara 104 Tabel 4.8. Penduduk di Atas Usia 51 Tahun diluar Angka Harapan Hidup No. Kecamatan Kelompok Umur Jumlah Penduduk 2009 51 - 64 Tahun Persen- tase ≥ 65 Tahun Persentase Jumlah Total 1. Medan Tuntungan 70,073 6,563 9.37 2,794 3.99 9357 13.35 2. Medan Johor 116,220 7,166 6.17 14,780 12.72 21946 18.88 3. Medan Amplas 115,156 10,794 9.37 4,584 3.98 15378 13.35 4. Medan Denai 139,939 13,117 9.37 5,572 3.98 18689 13.36 5. Medan Area 109,253 10,240 9.37 4,353 3.98 14593 13.36 6. Medan Kota 84,292 7,900 9.37 3,359 3.98 11259 13.36 7. Medan Maimun 57,859 18,686 32.30 2,303 3.98 20989 36.28 8. Medan Polonia 53,427 5,007 9.37 2,128 3.98 7135 13.35 9. Medan Baru 44,216 4,139 9.36 1,760 3.98 5899 13.34 10. Medan Selayang 85,678 8,036 9.38 3,409 3.98 11445 13.36 11. Medan Sunggal 110,667 10,370 9.37 4,408 3.98 14778 13.35 12. Medan Helvetia 145,376 13,624 9.37 5,791 3.98 19415 13.36 13. Medan Petisah 68,120 8,909 13.08 2,504 3.68 11413 16.75 14. Medan Barat 79,098 7,405 9.36 3,153 3.99 10558 13.35 15. Medan Timur 113,874 10,672 9.37 4,536 3.98 15208 13.36 16. Medan Perjuangan 105,702 9,814 9.28 4,167 3.94 13981 13.23 17. Medan Tembung 141,786 13,292 9.37 5,644 3.98 18936 13.36 18. Medan Deli 150,076 14,043 9.36 5,959 3.97 20002 13.33 19. Medan Labuhan 106,922 10,025 9.38 4,252 3.98 14277 13.35 20. Medan Marelan 126,619 11,877 9.38 5,035 3.98 16912 13.36 21. Medan Belawan 96,700 11,340 11.73 3,843 3.97 15183 15.70 Jumlah 2,121,053 213,019

10.04 94,334 4.45 307353

14.49 Sumber: Medan Dalam Angka 2010 dan Hasil Perhitungan 2010 Pengembangan Subpusat Pelayanan Kota berfungsi sebagai penyangga dua Pusat Pelayanan Kota dan meratakan pelayanan pada skala subpusat pelayanan kota. Penyebaran Subpusat Pelayanan Kota juga dimaksudkan untuk mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar subpusat wilayah kota. Lokasi Subpusat Pelayanan Kota Medan dapat diarahkan seperti dijelaskan pada Tabel 4.8. Universitas Sumatera Utara 105

4.2. Analisis Kependudukan Kota Medan

Salah satu analisis terpenting dalam Kajian ini adalah analisis kependudukan. Kajian kependudukan difokuskan pada proyeksi jumlah penduduk sampai dengan 20 tahun yaitu sampai tahun 2031. Analisis kependudukan Kota Medan ini terdiri dari Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk, Analisis Proyeksi Penduduk, Analisis Estimasi Angka Harapan Hidup, dan Analisis Angka Kematian Mortality Rate.

4.2.1. Pertumbuhan dan Proyeksi Jumlah Penduduk

Penduduk sebagai subyek dan sekaligus obyek perencanaan merupakan bagian dari faktor sosial yang selalu berubah. Salah satu aspek penting yang harus diketahui ialah perkembangan jumlah penduduk. Pertumbuhan dan proyeksi penduduk dicari dengan menggunakan metode Pertumbuhan Eksponensial Bunga Berganda dimana rumusnya: Pn = Po 1+ r n Dimana: Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n Po = Jumlah penduduk pada tahun awal r = tingkat pertumbuhan penduduk Universitas Sumatera Utara 106 Tabel 4.9. Rencana Struktur Pelayanan Kota Medan Tahun 2030 Pusat Pusat Pelayanan Fungsi Wilayah Pelayanani A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota • Pusat kegiatan perdaganganbisnis; • Pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota; • Pusat pelayanan ekonomi • Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Baru, Petisah, Timur, Barat, dan Medan Kota; • Provinsi Sumatera Utara • Internasional B Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara • Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional • Pusat pelayanan transportasi; • Pusat kegiatan sosial-budaya • Pusat kegiatan industri • Kota Medan Bagian Utara; • Provinsi Sumatera Utara • Regional 1 Subpusat pelayanan kota Medan Belawan • pusat pelayanan transportasi laut, • pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor, • pusat kegiatan industri, dan • pusat kegiatan perikanan • Kec. Medan Belawan 2 Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan • Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan • Pusat pelayanan transportasi • Pusat pelayanan kesehatan • Kec. Medan Labuhan 3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan • Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok pasar induk; • Pusat kegiatan rekreasi wisata • Kec, Medan Marelan; • Kabupaten Deli Serdang 4 Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan • Pusat kegiatan perdaganganbisnis • Pusat pelayanan olahraga • Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung 5 Subpusat pelayanan kota Medan Area • Pusat pelayanan ekonomi • Pusat pelayanan transportasi • Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas 6 Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia • Pusat pelayanan ekonomi • Pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat • Pusat kegiatan sosial-budaya • Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal 8 Subpusat pelayanan kota Medan Selayang • Pusat kegiatan perdaganganbisnis • Pusat Pendidikan • Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor 9 Subpusat pelayanan kota Medan Timur • Pusat kegiatan perdaganganbisnis • Pusat pelayanan transportasi TOD; • Pusat kegiatan sosial-budaya • Kec. Medan Deli, Medan Timur dan Medan Barat Sumber: RTRW Kota Medan 2010-2030 Universitas Sumatera Utara 107 Tabel 4.10. Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir Kota Medan Tahun 2005-2009 No. Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 1. Medan Tuntungan 68,738 68,983 68,817 69,447 70,073 2. Medan Johor 111,354 113,593 114,143 115,182 116,220 3. Medan Amplas 107,851 111,771 113,099 114,127 115,156 4. Medan Denai 135,527 137,690 137,443 138,689 139,939 5. Medan Area 108,345 107,558 107,300 108,277 109,253 6. Medan Kota 82,940 82,982 82,783 83,539 84,292 7. Medan Maimun 47,057 48,412 56,821 57,342 57,859 8. Medan Polonia 50,426 52,034 52,472 52,950 53,427 9. Medan Baru 42,789 43,524 43,419 43,822 44,216 10. Medan Selayang 82,598 83,208 84,148 84,913 85,678 11. Medan Sunggal 107,949 108,496 108,688 109,679 110,667 12. Medan Helvetia 138,297 142,187 142,777 144,077 145,376 13. Medan Petisah 66,926 67,057 66,896 67,512 68,120 14. Medan Barat 77,791 77,867 77,680 78,392 79,098 15. Medan Timur 111,282 112,108 111,839 112,857 113,874 16. Medan Perjuangan 101,694 103,759 103,809 104,758 105,702 17. Medan Tembung 137,146 139,065 139,256 140,519 141,786 18. Medan Deli 143,907 145,714 147,403 148,735 150,076 19. Medan Labuhan 102,656 104,829 105,015 105,966 106,922 20 Medan Marelan 116,716 121,716 124,369 125,487 126,619 21. Medan Belawan 94,196 94,735 94,979 95,835 96,700 Jumlah 2,036,185 2,067,288 2,083,156 2,102,105 2,121,053 Sumber : Medan Dalam Angka 2010 Angka pertumbuhan penduduk didapat dari perkembangan penduduk 5 tahun terakhir time series, dimana terlebih dahulu dicari pertumbuhan setiap tahun dijumlahkan kemudian dirata-ratakan yaitu: Dengan asumsi n = 1 maka: Pn - Po r = x100 Po Universitas Sumatera Utara 108 Contoh pertumbuhan penduduk Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2005 ke tahun 2006: 68.983 - 68.738 r = x100 = 0,36 68.738 Jumlah penduduk pada wilayah Analisis menunjukkan pertumbuhan trend yang meningkat. Dari data statistik selama kurun waktu 5 lima tahun terakhir yaitu pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 . Laju pertumbuhan penduduk wilayah analisis tercatat sebesar 1,11 per tahun. Peningkatan pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu 2.036.185 jiwa ke tahun 2006 menjadi 2.067.288 jiwa yaitu sebesar 1,5 Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan dan pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan 4.11 serta penduduk Kota Medan sampai dengan akhir tahun analisis 2031 diproyeksikan berjumlah 2.394.838 jiwa. Lihat Tabel 4.12.

4.2.2. Angka Kematian Kasar

Mortality Rate Kota Medan Angka Kematian Kasar Mortality Rate Kota Medan dicari dengan mengetahui angka kematian penduduk Kota Medan. Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu, disuatu wilayah tertentu. D Rumus: CDR = x K P Universitas Sumatera Utara 109 Dimana: CDR = Crude Death Rate Angka Kematian Kasar D = Jumlah kematian death pada tahun tertentu P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu K = Bilangan Konstan 1000 Tabel 4.11. Angka Pertumbuhan Penduduk 5 Tahun Terakhir Kota Medan Tahun 2005-2009 No. Kecamatan 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 Rata-Rata 1. Medan Tuntungan 0.36 0.24 0.92 0.90 0.48 2. Medan Johor 2.01 0.48 0.91 0.90 1.08 3. Medan Amplas 3.63 1.19 0.91 0.90 1.66 4. Medan Denai 1.60 0.18 0.91 0.90 0.81 5. Medan Area 0.73 0.24 0.91 0.90 0.21 6. Medan Kota 0.05 0.24 0.91 0.90 0.41 7. Medan Maimun 2.88 17.37 0.92 0.90 5.52 8. Medan Polonia 3.19 0.84 0.91 0.90 1.46 9. Medan Baru 1.72 0.24 0.93 0.90 0.83 10. Medan Selayang 0.74 1.13 0.91 0.90 0.92 11. Medan Sunggal 0.51 0.18 0.91 0.90 0.62 12. Medan Helvetia 2.81 0.41 0.91 0.90 1.26 13. Medan Petisah 0.20 0.24 0.92 0.90 0.44 14. Medan Barat 0.10 0.24 0.92 0.90 0.42 15. Medan Timur 0.74 0.24 0.91 0.90 0.58 16. Medan Perjuangan 2.03 0.05 0.91 0.90 0.97 17. Medan Tembung 1.40 0.14 0.91 0.90 0.84 18. Medan Deli 1.26 1.16 0.90 0.90 1.06 19. Medan Labuhan 2.12 0.18 0.91 0.90 1.03 20 Medan Marelan 4.28 2.18 0.90 0.90 2.07 21. Medan Belawan 0.57 0.26 0.90 0.90 0.66 Rata-rata 1.50 1.13 0.91 0.90 1.11 Sumber : Medan Dalam Angka 2010 Universitas Sumatera Utara 110 Tabel 4.12. Proyeksi Penduduk Kota Medan Tahun 2011-2031 No. Kecamatan Penduduk Proyeksi Jumlah Penuduk 2009 Pertumbuhan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 1. Medan Tuntungan 70,073 0.483 70,752 71,094 71,437 71,782 72,129 72,478 72,828 73,180 73,533 73,889 2. Medan Johor 116,220 1.077 118,736 120,014 121,306 122,612 123,932 125,266 126,615 127,978 129,356 130,749 3. Medan Amplas 115,156 1.658 119,007 120,981 122,987 125,026 127,100 129,207 131,350 133,528 135,743 137,994 4. Medan Denai 139,939 0.806 142,204 143,351 144,506 145,671 146,845 148,029 149,222 150,425 151,638 152,860 5. Medan Area 109,253 0.211 109,715 109,947 110,180 110,413 110,646 110,880 111,115 111,349 111,585 111,821 6. Medan Kota 84,292 0.406 84,978 85,324 85,670 86,019 86,368 86,719 87,072 87,425 87,781 88,137 7. Medan Maimun 57,859 5.517 64,419 67,973 71,723 75,680 79,855 84,261 88,909 93,814 98,990 104,451 8. Medan Polonia 53,427 1.461 54,999 55,802 56,617 57,444 58,283 59,135 59,998 60,875 61,764 62,666 9. Medan Baru 44,216 0.826 44,949 45,321 45,695 46,072 46,453 46,837 47,223 47,613 48,007 48,403 10. Medan Selayang 85,678 0.920 87,261 88,063 88,873 89,690 90,515 91,348 92,188 93,035 93,891 94,754 11. Medan Sunggal 110,667 0.624 112,053 112,752 113,456 114,164 114,876 115,593 116,314 117,040 117,771 118,506 12. Medan Helvetia 145,376 1.260 149,062 150,941 152,842 154,768 156,718 158,693 160,692 162,717 164,767 166,843 13. Medan Petisah 68,120 0.444 68,727 69,032 69,339 69,647 69,956 70,267 70,579 70,893 71,208 71,524 14. Medan Barat 79,098 0.419 79,762 80,096 80,431 80,768 81,106 81,446 81,787 82,129 82,473 82,818 15. Medan Timur 113,874 0.578 115,195 115,861 116,532 117,206 117,884 118,565 119,251 119,941 120,635 121,333 16. Medan Perjuangan 105,702 0.974 107,770 108,819 109,879 110,948 112,028 113,119 114,220 115,332 116,455 117,589 17. Medan Tembung 141,786 0.836 144,167 145,373 146,589 147,815 149,051 150,297 151,554 152,822 154,100 155,389 18. Medan Deli 150,076 1.055 153,259 154,876 156,510 158,161 159,830 161,516 163,220 164,942 166,682 168,441 19. Medan Labuhan 106,922 1.025 109,126 110,245 111,376 112,518 113,672 114,838 116,015 117,205 118,407 119,621 20. Medan Marelan 126,619 2.066 131,905 134,631 137,412 140,251 143,149 146,107 149,126 152,207 155,352 158,562 21. Medan Belawan 96,700 0.658 97,978 98,623 99,272 99,926 100,583 101,246 101,912 102,583 103,259 103,939 Jumlah 2,121,053 1.110 2,168,392 2,192,456 2,216,788 2,241,389 2,266,263 2,291,414 2,316,843 2,342,555 2,368,552 2,394,838 Universitas Sumatera Utara 111 Angka Kematian Kasar Mortality Rate Kota Medan rata-rata tahun 2009 adalah 2,86 ini artinya setiap 1000 penduduk setiap tahun terdapat 2,86 kematian. Contoh angka kematian kasar penduduk Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2005 ke tahun 2006: 157 AKK = x 1000 68.983 = 2,28 Lihat Tabel 4.13. 4.3. Analisis Kebutuhan TPU sebagai Pendukung RTH

4.3.1. Analisis menurut Pedoman Pemanfaatan RTH

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05PRTM2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan bahwa standard pemakaman adalah dengan jumlah penduduk pendukung 120.000 jiwa sebanyak 1 taman. Pemakaman Umum dengan luas pemakaman disesuaikan dan luas minimal perkapita adalah 1.2 meter. Pada tahun 2031 tidak semua kecamatan memiliki penduduk ≥ 120.000 penduduk. Berdasarkan hasil proyeksi diketahui Kecamatan yang memiliki penduduk di atas ≥ 120.000 penduduk hanya 12 kecamatan. Adapun yang dibutuhkan dengan menggunakan metode ini untuk tahun 2031 adalah lihat Tabel 4.13. Universitas Sumatera Utara 112 Tabel 4.13. Angka Kematian Kasar Rata-Rata Kota Medan Tahun 2009 No. Kecamatan Penduduk 2006 Angka Kematian Angka Kematian Kasar Penduduk 2007 Angka Kematian Angka Kematian Kasar Penduduk 2008 Angka Kematian Angka Kematian Kasar Penduduk Tahun 2009 Angka Kematian Angka Kematian Kasar Angka Kematian Kasar Rata-Rata 1. Medan Tuntungan 68,983 157 2.28 68,817 114 1.66 69,447 87 1.25 70,073 94 1.34 1.63 2. Medan Johor 113,593 300 2.64 114,143 314 2.75 115,182 318 2.76 116,220 70 0.60 2.19 3. Medan Amplas 111,771 217 1.94 113,099 440 3.89 114,127 460 4.03 115,156 391 3.40 3.31 4. Medan Denai 137,690 330 2.40 137,443 252 1.83 138,689 343 2.47 139,939 241 1.72 2.11 5. Medan Area 107,558 475 0.60 107,300 416 0.60 108,277 108 0.60 109,253 66 0.60 0.60 6. Medan Kota 82,982 224 2.70 82,783 334 4.03 83,539 406 4.86 84,292 310 3.68 3.82 7. Medan Maimun 48,412 146 3.02 56,821 101 1.78 57,342 67 1.17 57,859 85 1.47 1.86 8. Medan Polonia 52,034 133 2.56 52,472 160 3.05 52,950 87 1.64 53,427 162 3.03 2.57 9. Medan Baru 43,524 120 2.76 43,419 132 3.04 43,822 145 3.31 44,216 157 3.55 3.16 10. Medan Selayang 83,208 169 2.03 84,148 228 2.71 84,913 209 2.46 85,678 209 2.44 2.41 11. Medan Sunggal 108,496 345 3.18 108,688 414 3.81 109,679 306 2.79 110,667 402 3.63 3.35 12. Medan Helvetia 142,187 224 1.58 142,777 224 1.57 144,077 234 1.62 145,376 218 1.50 1.57 13. Medan Petisah 67,057 828 12.35 66,896 802 11.99 67,512 811 12.01 68,120 820 12.04 12.10 14. Medan Barat 77,867 138 1.77 77,680 103 1.33 78,392 85 1.08 79,098 77 0.97 1.29 15. Medan Timur 112,108 281 2.51 111,839 350 3.13 112,857 274 2.43 113,874 235 2.06 2.53 16. Medan Perjuangan 103,759 132 1.27 103,809 318 3.06 104,758 312 2.98 105,702 390 3.69 2.75 17. Medan Tembung 139,065 597 4.29 139,256 623 4.47 140,519 668 4.75 141,786 783 5.52 4.76 18. Medan Deli 145,714 258 1.77 147,403 274 1.86 148,735 311 2.09 150,076 315 2.10 1.95 19. Medan Labuhan 104,829 270 2.58 105,015 277 2.64 105,966 227 2.14 106,922 275 2.57 2.48 20. Medan Marelan 121,716 32 0.26 124,369 32 0.26 125,487 31 0.25 126,619 39 0.31 0.27 21. Medan Belawan 94,735 319 3.37 94,979 329 3.46 95,835 334 3.49 96,700 272 2.81 3.28 Jumlah 2,067,288 5,695

2.75 2,083,156 6,237 3.00 2,102,105 5,823

2.87 2,121,053 5,610 2.81 2.86

Sumber: Hasil Perhitungan 2010 Universitas Sumatera Utara 113 Dari tabel dapat dilihat pada tahun 2011 Kota Medan membutuhkan 5 lokasi TPU yaitu Kecamatan Medan Denai, Medan Helvetia, Medan Tembung, Medan Deli dan Medan Marelan. Tahun 2031 sesuai pertambahan penduduk Kota Medan maka TPU bertambah 7 lokasi sehingga total menjadi 16 lokasi yaitu pada Kecamatan Medan Johor, Medan Amplas, Medan Maimun, Medan Sunggal, Medan Timur, Medan Perjuangan, dan Medan Labuhan. Kecamatan yang tidak memiliki jumlah penduduk pendukung yang mencukupi pengadaannya tidak diatur minimal jumlah penduduk : 120000 penduduk hidup. Idealnya kecamatan yang belum mencukupi berorientasi ke kecamatan terdekat. Perhitungan luas juga tidak diatur idealnya luas disesuaikan dengan angka kematian dan kearifan lokal setempat.

4.3.2 Analisis Luasan Taman Pemakaman Umum Menurut Angka Kematian

Kasar Rata-rata Mortality Rate Berdasarkan Permen PU Nomor 05PRTM2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan maka ketentuan bentuk pemakaman adalah sebagai berikut: 1. Ukuran makam 1 m x 2 m. 2. Jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m. 3. Tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokanperkerasan. 4. Pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat. Universitas Sumatera Utara 114 5. Batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan pohon pelindung disalah satu sisinya. 6. Batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung. 7. Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70 dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80 dari luas ruang hijaunya. Tabel 4.14. Kebutuhan TPU Berdasarkan Pedoman Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau No. Kecamatan Penduduk Pendukung Penduduk 2011 Jumlah TPU unit Luas Taman Pemakaman Umum Penduduk 2031 Jumlah TPU unit Luas TPU 1. Medan Tuntungan 120000 70752 - - 77,912 - - 2. Medan Johor 120000 118736 - - 147,093 1 Disesuaikan 3. Medan Amplas 120000 119007 - - 165,361 1 Disesuaikan 4. Medan Denai 120000 142204 1 Disesuaikan 166,974 1 Disesuaikan 5. Medan Area 120000 109715 - - 114,449 - - 6. Medan Kota 120000 84978 - - 92,158 - - 7. Medan Maimun 120000 64419 - - 188,563 1 Disesuaikan 8. Medan Polonia 120000 54999 - - 73,503 - - 9. Medan Baru 120000 44949 - - 52,987 - - 10. Medan Selayang 120000 87261 - - 104,792 - - 11. Medan Sunggal 120000 112053 - - 126,899 1 Disesuaikan 12. Medan Helvetia 120000 149062 1 Disesuaikan 191,480 1 Disesuaikan 13. Medan Petisah 120000 68727 - - 75,098 - - 14. Medan Barat 120000 79762 - - 86,713 - - 15. Medan Timur 120000 115195 - - 129,280 1 Disesuaikan 16. Medan Perjuangan 120000 107770 - - 130,812 1 Disesuaikan 17. Medan Tembung 120000 144167 1 Disesuaikan 170,296 1 Disesuaikan 18. Medan Deli 120000 153259 1 Disesuaikan 189,053 1 Disesuaikan 19. Medan Labuhan 120000 109126 - - 133,828 1 Disesuaikan 20. Medan Marelan 120000 131905 1 Disesuaikan 198,562 1 Disesuaikan 21. Medan Belawan 120000 97978 - - 111,719 - - Jumlah 2168392 5 Disesuaikan 2,703,963 12 Disesuaikan Sumber: Hasil Analisis dan Perhitungan 2010 Universitas Sumatera Utara 115 Analisis luasan Taman Pemakaman Umum berdasarkan Angka Kematian adalah luasan yang dicari berdasarkan real jumlah kematian penduduk yang ada tiap tahun dimana 1 unit pemakaman adalah 4 meter² sudah termasuk jaringan jalan dan sarana prasarana lainnya.

1. Sarana dan Prasarana Pemakaman