Presentasi Diri Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara karakteristik efektivitas komunikasi antarpribadi oleh Joseph A. Devito 1986 dalam bukunya ‘The Interpersonal Communication Book’ dilihat dari dua perspektif, yaitu : 1. Perspektif Humanistik, meliputi sifat-sifat : a. Keterbukaan openness. b. Perilaku Suportif supportiveness. c. Perilaku Positif positiveness. d. Empati empathy. e. Kesamaan equality. 2. Perspektif Pragmatis, meliputi sifat-sifat : a. Bersikap yakin confidence. b. Kebersamaan immediacy. c. Manajemen Interaksi interaction management. d. Perilaku Ekspresif expressivenes. e. Orientasi pada orang lain other orientation. Dua perspektif tersebut saling melengkapi satu sama lain. Masing-masing perspektif memberi penjelasan tentang sifat-sifat tersebut dalam upaya meningkatkan komunikasi antarpribadi.

2.1.6 Presentasi Diri

Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Erving Goffman 1959 dalam bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life, menyatakan bahwa individu disebut aktor, mempresentasikan dirinya secara verbal maupun non-verbal kepada orang lain yang berinteraksi dengannya. Presentasi diri atau sering disebut dengan manajemen impresi impression management merupakan sebuah tindakan menampilkan diri yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri yang diharapkan. Presentasi diri yang dilakukan ini bisa dilakukan oleh individu ataupun kelompok individutimorganisasi Boyer, dkk, 2006 : 4. Dalam mempresentasikan diri, para pengguna media sosial harus mengatur penampilan mereka dengan berbagai strategi. Sesuatu yang dipublikasikan atau konten dalam media sosial harus melalui standar editorial diri yang dimiliki. Maka dari itu, pengguna media sosial harus memiliki strategi dalam mengkonstruksi identitasnya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Artikel “On Face-Work,” Goffman 1955 Menjelaskan mengapa kawula muda secara terus-menerus menempatkan perhatian impresi penampilan diri kawula muda kepada sesamanya. Bagi Goffman, “wajah” di posisikan sebagai nilai sosial yang positifbagi diri seorang kawula muda secara efektif dalam mengklaim dirinya. Goffman mengatakan bahwa ketika kawula muda bertemu atau berhadapan dengan seseorang pada waktu pertama kalinya, tentunya akan menimbulkan reaksi emosional diantara mereka. Sebuah komunitas tentunya kawula muda akan muncul dan memperlihatkan kebutuhan diri mereka secara berkala dengan komunitas yang mereka hadapi. Media sosial Instagram sebagai contoh bahwa kawula muda peduli akan impresi diri yang dirancang oleh mereka sendiri kepada sesamanya di dalam jaringan pertemanan. “Wajah” mereka merupakan produk dari personal yang berinteraksi dengan mereka pada media sosial Instagram. Kawula muda pada jaringan pertemanan mereka dapat seketika membuat sebuah penilaian terhadap avatar akun Instagram seseorang atau profil diri orang lain yang di tunjukan dalam sebuah pemaparan diri dalam media sosial Instagram, yang mana nantinya akan menimbulkan reaksi emosional dari si pemilik akun Instagram tersebut. Berdasarkan faktor reaksi emosional inilah, seorang pemilik akun Instagram akan berusaha melakukan modifikasi penampilan mereka dengan tujuan ingin lebih diterima dalam lingkup sosial mereka. Goffman lebih lanjut menjelaskan bahwa ketika seorang kawula muda berhadapan dengan orang lain, maka dia telah menempatkan dirinya pada sebuah hubungan sosial yang lebih dekat. Setiap personal kawula muda memiliki rasa tanggung jawab untuk memelihara penampilan “wajah” mereka untuk meningkatkan dorongan yang lebih baikdari orang lain yang berada dalam sebuah komunitas Nasrullah, 2012 :128. Pada dasarnya memelihara sebuah hubungan dekat, seorang kawula muda harus berhati-hati dalam menjaga penampilan “wajahnya”, agar tidak kehilangan “wajah” mereka malu. Goffman mengatakan bahwa adalam setiap hubungan sosial yang lebih dekat, setiap sisi membutuhkan kepercayaan antar pribadi mereka agar dapat menjaga keutuhan hasrat penampilan diri impression diantara mereka. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Jones 1990 menyatakan rangkuman dari lima strategi dalam konstruksi presentasi diri yang diperoleh dari eksperimen terhadap situasi interpersonal: - Ingratiation Tujuan pengguna strategi ini adalah agar ia disukai oleh orang lain. Beberapa karakteristik umum yang dimiliki adalah mengatakan hal positif tentang orang lain atau mengataan sedikit hal-hal negatif tentang diri sendiri, untuk menyatakan kesederhanaan, keakraban dan humor.Dalam konteks media sosial, strategi jenis ini bisa dilihat secara jelas dengan memberikan apresiasi terhadap foto- foto pengguna lainnya. Bisa juga dengan berbalas-balasan status. - Competence Tujuan dari strategi ini agar dianggap terampil dan berkualitas. Karakteristik umum meliputi pengakuan tentang kemampuan, prestasi, kinerja, dan kualifikasi. Beberapa pengguna media sosial dengan profesi tertentu seperti analis politik akan menggunakan akun media sosialnya untuk memberikan tanggapan mengenai kondisi politik saat ini. Tentu akan diupayakan untuk menunjukkan kompetensinya. Begitu pula dalam media sosial yang fokus ke arah karya seni. Pengguna akan berupaya sebaik mungkin untuk menampilkan karya-karya terbaik di dalam media sosialnya. - Intimidation Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh kekuasaan. Karakteristik umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan kemarahan, dan kemungkinan ketidaksenangan. Tentunya strategi ini bisa dilihat dengan mudah jika membaca akun akun media sosial pengguna yang mengekspresikan rasa tidak suka atau tidak setuju dengan sangat eskpresif. Bahkan kadang kadang memberikan kata-kata tertentu yang karakter-karakter nya diganti dengan tanda “”. - Exemplification Tujuan dari strategi ini agar dianggap secara moral lebih unggul atau memiliki standar moral yang lebih tinggi. Karakter umumnya adalah komitmen ideologis atau militansi, pengorbanan diri, dan kedisiplinan diri.Dalam media sosial umumnya ini akan dilihat dengan menampilkan foto atau gambar-gambar bersifat nasionalis, atau menggambarkan ideologi tertentu. Pengguna bisa juga memanfaatkan strategi ini Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dengan memberikan komentar-komentar terkait pemberantasan korupsi, mafia hukum, dll. - Supplication Tujuannya adalah merawat atau tampak tidak berdaya sehingga orang lain akan datang untuk membantu orang tersebut. Karakter dari pendekatan presentasi diri termasuk memohon bantuan dan rendah diri.Strategi ini bisa terlihat dalam riwayat status atau tweets Timeline. Pengguna terkadang menulis: “apa lagi cobaan yang akan datang”, “saya sudah tidak sanggup lagi”, dan beberapa tulisan lain yang mengarah pada menunjukkan dirinya sedang tidak berdaya atau dalam kondisi yang kurang bagus Jones, 1990 : 80.

2.1.7 Keterbukaan Diri Self Disclosure

Dokumen yang terkait

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011

12 104 186

Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

0 26 123

Twitter Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 45 125

Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampus (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

88 650 92

Konsep Diri Mahasiswa dalam Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dalam Media Sosial Instagram)

6 40 132

Respon Mahasiswa Terhadap Kebijakan Uang Kuliah Tunggal di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

0 42 107

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2

0 0 36

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

0 0 6

INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA Angkatan 2013-2015) - FISIP Untirta Repository

0 0 158