2. Hambatan Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan di Polsek Bagan Sinembah
Tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang terjadi di Polsek Bagan Sinembah mengalami suatu hambatan. Hambatan tersebut terjadi karena adanya
peran antara polisi, masyarakat, dan korban sendiri, sehingga sangat kecil terjadi pencurian dengan kekerasan tersebut. Hambatan tersebut antara lain sebagai
berikut:
26
a. Peran Masyarakat Berkaitan dengan keadaan masyarakat sekitar pelaku, apakah masyarakat
sekitar pelaku merupakan penjudi ataupun pemabok. Adapun faktor internal berkaitan dengan pendidikan masyarakat sekitar pelaku kepercayaan terhadap
agama atau keimanan, dalam arti masyarakat yang bersangkutan menganggap “biasa saja” adanya hal-hal yang sebenarnya dilarang atau dianggap melanggar
hukum. Faktor eksternal, terutama yang berasal dari masyarakat lain, juga berpengaruh pada perilaku dari anggota masyarakat dimana pelaku tinggal.
27
Masyarakat yang serba berkecukupan saling bekerjasama dalam penanggulangan tindak pidana pencurian Faktor eksternal khusus, tetap berasal
dari masyarakat lain di luar pelaku tinggal, akan tetapi sangat khusus sekali sifatnya. Misalnya ada anggota masyarakat lain yang menyimpan uang dalam
jumlah besar dirumahnya atau suka memamerkan harta kekayaannya. Hal seperti ini menjadi “pemancing” bagi pelaku untuk melakukan tindak pidana pencurian.
28
26
www.eprints.uns.ac.id3231163902708201002021.pdf+TINJAUAN+VIKTIMOLOGI S+TERHADAP+TINDAK+PIDANA
27
Ibid
28
Ibid
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Peran masyarakat yang begitu berpengaruh terhadap terjadinya suatu tindak pidana merupakan suatu hambatan yang besar bagi pelaku kejahatan. Suatu
tindak pidana dapat terjadi atau tidak, tergantung kepada seberapa besarnya peran masyarakat tersebut. Hubungan yang baik ditengah-tengah masyarakat,
merupakan suatu pemikiran yang baik pula.
29
b. Peran Korban
30
Peran korban dalam terjadinya tindak pidana pencurian juga patut diperhatikan dan menjadi salah satu faktor yang penting dalam terjadinya tindak
pidana pencurian. Seperti yang dijelaskan oleh penulis di muka, bahwa peran korban di sini diartikan sebagai keadaan korban yang memberikan peluang atau
kesempatan agar pelaku dapat melaksanakan niatnya untuk melakukan tindak pencurian.
31
Peran korban disini dapat berupa sifat korban yang gemar memamerkan harta kekayaanya, sering memakai perhiasan yang berlebihan walaupun hanya
keluar di sekitar rumah. Menceritakan uangnya ia simpan di rumah dengan jumlah yang banyak, padahal orang yang diceritakan mungkin orang yang tidak dapat
dipercaya. Informasi yang diceritakan oleh korban, maka dengan mudah pelaku dapat masuk ke rumah korban dan mengambil barang yang sesuai seperti
diceritakan oleh korban.
32
Hambatan dalam peran korban di sini merupakan suatu tindakan bahwa korban tersbut lebih berhati-hati dan waspada kepada setiap orang yang
29
Hasil wawancara dengan Briptu Dede A. Z di Polsek Bagan Sinembah
30
http:jantukanakbetawi.wordpress.com20101228makalah-viktimologi
31
Ibid
32
Lilik Mulyadi, Kapita Selekta Hukum Pidana Kriminologi Dan Victimologi. Denpasar: Djambatan, 2003, hal. 45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mencurigakan berada di dekatnya. Korban lebih mengutamakan keselamatannya, sehingga tindak pidana pencurian dengan kekerasan itu tidak terjadi.
33
Korban tidak mau memperlihatkan barang-barang yang dimiliki, dan memamerkannya di
jalanan.
34
c. Peran Pelaku Secara umum, faktor ini dikaitkan dengan pendidikan, keagamaan , rasa
moral, lingkungan, dan lain sebagainya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Briptu R. Haloho bahwa seseorang yang berpendidikan rendah, kemungkinan
akan mudah untuk melakukan suatu tindak pidana, termasuk pencurian dengan, dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan tinggi atau yang lebih tinggi.
Pencurian dengan kekerasan ini tidak akan terjadi apabila tidak adanya niat dari si pelaku sendiri, kewaspadaan korban, tinggi nya tingkat keamanan di Bagan
Sinembah, pergaulan pelaku yang baik, tidak adanya kesempatan sekecil apapun yang diberikan korban kepada si pelaku.
35
d. Peraturan Perundang-Undangan Peraturan Perundang-undangan dalam hal ini adalah KUHP. Jelasnya
ketentuan yang ada di dalam KUHP tersebut mengenai hukuman yang akan di berikan kepada pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan membuat
pelaku pencurian tersebut membatalkan keinginan nya untuk melakukan tindak pidana pencurian dengan kekerasan.
36
33
Hasil wawancara dengan Brigadir Dede Sofian, di Polsek Bagan Sinembah
34
Ibid
35
Hasil wawancara dengan Briptu R. Haloho di Polsek Bagan Sinembah
36
Hasil wawancara dengan Kompol Rudi A. Samosir
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan di Polsek Bagan Sinembah