Faktor Eksternal Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Pencurian Dengan Kekerasan 1. Faktor Internal

menjadi buta dan melekukan suatu kejahatan khususnya pencurian dengan kekerasan. Oleh sebab itu, menurut KOMPOL Rudi. A. Samosir, penyebab terjadinya Pencurian dengan Kekerasan adalah karena banyaknya pengangguran. 153

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan dikenal juga dengan Mazhab Prancis. Pelopor dari lingkungan adalah A. Lacassagne 1843-1924, G. Tarde 1843-1904. Pelopor yang paling terkenal dari yang ketiga ini adalah Lacassagne. Lacasagne menekankan bahwa faktor yang terpenting itu adalah faktor lingkungan sosial. Lacassagne mengibaratkan penjahat seperti bakteri, apakah bakteri tersebut akan berkembang atau tidak, tergantung kepada tempat tinggal bakteri. Bakteri jika diletakkan pada tempat yang steril, maka tidak dapat berkembang. 154 G. Tarde dalam bukunya “Les Dois de Limitation” menyatakan bahwa kejahatan bukan suatu hal yang anthropologis, tetapi sosiologis seperti kejadian- kejadian masyarakat lainnya yang dikuasai oleh hasrat meniru. Ferri dalam bukunya Sosiologi Criminelle merumuskan: 155 a. Setiap kejahatan adalah resultan dari keadaan individu, fisik, dan sosial. b. Keadaan sosial memberikan bentuk pada kejahatan, tetapi berasal dari bakatnya yang biologis dalam arti sosial organis dan psikis 153 Hasil Wawancara dengan KOMPOL Rudi A. Samosir KAPOLSEK 154 I.S. Susanto, Kriminologi, Yogyakarta : Genta Publishing, 2011, hlm. 50 155 Chainur, Arrasjid, Suatu Pengantar tentang Psikologi Kriminil, Medan : Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum USU, 1998, hlm. 41 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pendapat Ferri tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 156 Kejahatan = Individu + Sosial + Fisik Individu dapat dipecah menjadi suatu bakat dan lingkungan, sedangkan sosial adalah lingkungan manusia dan fisik adalah lingkungan alam. Oleh sebab itu, dapat digambarkan dalam bentuk: Kejahatan = Bakat + Lingkungan + Lingkungan Menurut Kompol Rudi. A. Samosir, terjadinya tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang paling mempengarahui adalah faktor Lingkungan sosial. Beliau tidak sependapat jika tindak pidana pencurian dengan kekerasan sepenuhnya di penagaruhi oleh faktor ekonomi. Menurut beliau, masyarakat yang berada di Bagan Sinembah-Riau tersebut rata-rata bekerja walaupun Cuma sebagai pedagang. Beliau juga mengatakan, daerah Bagan Sinembah ini termasuk daerah yang cepat berkembaang. Hal tersebut didukung dengan didirikannya departement store yaitu Suzuya. Mengapa suzuya dibangun di daerah Bagan Sinembah, padahal daerah tersebut merupakan sebuah Kecamatan. Berarti tingkat pendapatan masyarakat di Bagan Sinembah tersebut mencukupi kebutuhan. 157 Berdasarkan hasil wawancara dengan Brigadir Daniel Napitupulu, Pencurian dengan Kekerasan yang terjadi di Bagan Sinembah dipengaruhi oleh faktor Lingkungan. Beliau mengatakan bahwa lingkungan di Bagan Sinembah kurang mendukung pertumbuhan watak dan karakteristik yang baik. Kebanyakan pelaku kejahatan berteman dengan pelaku kejahatan juga, dimana para pelaku kejahatan rata-rata berpendidikan rendah. Menurut beliau, kebanyakan anak yang 156 Susanto, Op.Cit 157 Hasil Wawancara dengan KOMPOL Rudi. A. Samosir KAPOLSEK Bagan Sinembah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berpendidikan tinggi tidak mau bertempat tinggal di Bagan Sinembah, anak-anak yang berpendidikan tinggi lebih memilih tinggal di kota, misalnya Medan. Oleh sebab itu, sudah jelas perbedaan antara lingkungan dan pendidikan di kota dengan di daerah. Rata-rata pelaku kejahatan berteman dengan para residivis, oleh sebab itu besar sekali pengaruh lingkungan membentuk watak dan karakteristik seseorang. 158 b. Faktor Rumah Tangga dan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan dan di dalamnya anak mendapatkan pendidikan awal serta tempat bertukar pikirannya bagi para orang tua. Keluarga merupakan kelompok mawyarakat terkecil, akan tetapi merupakan lingkungan paling kuat dalam membentuk karakteristik atau watak seseorang. Keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, sedangkan keluarga yang buruk akan berpengeruh negatif bagi perkembangan anak. 159 Peranan Keluarga dalam menentukan pola-pola tingkah laku anak sebelum dewasa maupun sesudah dewasa penting sekali untuk perkembangan selanjutnya. Pada masyarakat yang masih sederhana, mungkin kehidupan keluarga antara orang tua dengan anak-anaknya hidup dalam suasana kebudayaan yang harmonis, tidak banyak menimbulkan pengaruh-pengaruh dari luar, dan akibatnya tercipta suasana yang mantap dan harmonis yang membentuk kepribadian anak tanpa mengalami kesulitan dan konflik-konflik yang berarti. 160 158 Hasil wawancara dengan Brigadir Daniel Napitupulu, Senin 9 April 2012 159 Sudarsono, Kenakalan Remaja, Cet ke-II, Jakarta ; Rineka Cipta, 1991, hlm. 125 160 Andi, Hamzah, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1986, hlm. 58 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berbeda dengan maasyarakat moderen sekarang ini, yang banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang heterogen. Setiap orang tua sibuk dengan urusan kantor bagi si ayah, sedangkan bagi si ibu sibuk dengan urusan arisan dan organisasi, sehingga tidak ada waktu bersama anak-anaknya. Bentuk-bentuk kondisi rumah tangga yang dapat mendorong seseorang menjadi jahat, antara lain: 161 1. Rumah Tangga yang Terpisah broken home Perubahan kondisi rumah tangga karena kematian, perceraian, pada umumnya dianggap sebagai faktor penting dari kenakalan anak-anak. Kebanyakan residivis berasal dari keluarga yang broken home. 2. Quasi broken home Quasi broken home adalah kedua orang tuanya masih utuh, tetapi karena masing-masing orang tua mempunyai kesibukan masing-masing sehingga orang tua tidak sempat memberikan perhatiannya terhadap anggota keluarganya. Contohnya: Orang tua kembali dari kerja, sedangkan anak- anaknya atau anggota keluarga nya sudah pergi keluar dengan urusan masing- masing. Anak-anak pulang ke rumah, justru orang tua nya yang pergi lagi. Orang tua datang, anak atau anggota keluarga sudah tidur, begitulah seterusnya. Keadaan yang semacam ini jelas merugikan anak dan anggota keluarga yang bersangkutan. Situasi demikian dapat mempermudah anak atau 161 Ibid, lm. 60 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA anggota keluarga mengalami frustasi , mengalami konflik-konflik psikologis. 162 3. Penerapan Disiplin dalam Rumah Tangga 163 Faktor lain di dalam keluarga yang dapat mendorong seseorang menjadi jahat adalah masalah penerapan disiplin dalam rumah tangga, yang berupa: a. Perbedaan orang tua dalam hal kediplinan; b. Kelemahan moral, fisik dan kecerdasan orang tua yang membuat lemahnya disiplin; c. Kurangnya disiplin karena tidak adanya orang tua; d. Perbedaan pendapat tentang pengawasan terhadap anak-anak; e. Disiplin yang terlalu ketat. Menurut hasil wawancara kepada para polisi yaitu Aiptu Edgar Hutabarat, Brigadir Daniel Napitupulu, dan Briptu R. Sitinjak, beliau mengatakan bahwa pelaku pencurian dengan kekersan yang terjadi di Polsek Baga Sinembah terjadi bukan karena keadaan orang tua yang broken home, tetapi karena pelaku pencurian itu adalah anak yang jauh dari orang tua atau sering di sebut anak kos, sehingga tidak ada yang mengontrol para pelaku tersebut. 164 c. Faktor Ekonomi Kemiskinan menjadi peran penting dalam mempengaruhi besar kecilnya kejahatan yang terjadi. Semakin sulit kondisi suatu masyarakat, maka akan semakin memperbesar kemiskinan yang pada gilirannya semakin meningkatkan 162 Sudarsono, Op.Cit, hlm. 126 163 Andi, Op.Cit 164 Hasil wawancara dengan Aiptu Edgar Hutabarat, Brigadir Daniel Napitupulu, dan Briptu R. Sitinjak. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kejahatan. Pengaruh kemiskinan dalam hal kejahatan terutama yang berhubungan dengan harta sangatlah besar. Kemikinan menjadikan seseorang mudah untuk bertingkah laku nekat, apalagi jika melihat ada beberapa anggota masyarakat yang sangat kaya ditengah kemiskinan yang merajalela. 165 Pada kondisi demikian menjadikan seseorang mudah untuk berbuat jahat ketika mereka sudah tidak mampu lagi untuk mencapai kesempatan-kesempatan yang ada karenak keterbatasan mereka. Keterbatasan itulah yang menjadikan seseorang mudah terpengaruh untuk melakukan kejahatan. Kondisi ini, dikaitkan dengan keadaan masyarakat beberapa waktu lalu dimana terjadi krisis ekonomi yang menjadikan perekonomian baik Negara maupun masyarakat menjadi terpuruk. Harga kebutuhan pokok yang seharusnya mudah dan murah didapatkan menjadi sulit dan mahal untuk mendapatkannya. Pada kondisi tersebut ditambah lagi dengan banyaknya perusahaan yang memberlakukan PHK terhadap karyawannya atau minimal melakukan upaya penggiliran kerja yang berimbas pada menurunnya tingkat pendapatan masyarakat kecil. 166 Kondisi semacam ini menjadikan seseorang berlomba-lomba untuk menghasilkan pendapatan lebih karena naiknya harga-harga kebutuhan pokok menjadikan kebutuhan mereka tidak tercukupi. Perlombaan bahkan persaingan tersebut menyebabkan kondisu karyawan yang miskin menjadi sangat berat. Pada kondisi tersebut menjadikan seseorang lebih mudah untuk melakukan kejahatan seperti pencurian yang disebabkan pemikiran buntu dan putus asa. 167 165 Skripsi online, Upaya Polri dalam Penanggulangi Pencurian dengan Kekerasan di Kabupaten Malang Study di Polres Malang, 2008 166 Ibid, h. 23 167 Ibid, hlm. 24 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kondisi tersebut mirip dengan pandangan kaum sosialis, bahwa kejahatan mucul karena tekanan ekonomi yang hebat dan pemecahannya haruslah dengan peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi tetap harus diingat bahwa kemiskinan tidak selalu menjadikan masyarakat mudah melakukan kejahatan. Ini terbukti dengan beberapa kelompok masyarakat dengan kondisi miskin menjadikan mereka tetap ulet sehingga pada waktunya mereka memperoleh cara meraih kesempatan yang lebih baik dan terarah pada hal-hal positif. 168 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kapolsek Bagan Sinembah, faktor ekonomi ini merupakan faktor ke dua yang mempengaruhi pencurian dengan kekerasan setelah faktor lingkungan. Menurut Kapolsek, pelaku pencurian dengan kekerasan memang rata-rata bekerja, namun gaji nya kurang. Para pelaku mencari pekerjaan sampingan selain dari pekerjaan pokok nya untuk menambah penghasilannya. Para pelaku beranggapan bahwa hanya dengan bermodalkan senjata api rakitan, senjata tajam, dan mental yang kuat sudah dapat penghasilan yang besar. Oleh sebab itu, kebanyakan para pelaku banyak melakukan kejahatan khusus nya pencurian dengan kekersan. 169 Dari hasil wawancara dengan ke tiga polisi Polsk Bagan Sinembah, beliau membenarkan pernyataan dari kapolsek tersebut. Alasan pelaku melakukan pencurian dengan kekerasan saat di lakukan penyidikan adalah faktor ekonomi, walaupun para pelaku rata-rata bekerja. Para pelaku akan tetapi merasa tetap kekurangan dengan penghasilan yang didapat. 170 168 Ibid, hlm. 25 169 Hasil wawancara dengan Rudi. A. Samosir Kapolsek Bagan Sinembah 170 Hasil wawancara dengan Aiptu Edgar Hutabarat, Brigadir Daniel Napitupulu, dan Briptu R. Sitinjak UNIVERSITAS SUMATERA UTARA d. Faktor Korban Selain faktor ekonomi yang memburuk beberapa waktu lalu yang masih terasa sampai sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa korban juga memainkan peran yang cukup besar dalam terjadinya kejahatan. Hans von Hentig berpendapat masalah hubungan kejahatan dan korban bahwa: 171 1. Dalam suatu kejahayan disitu selalu ada penjahat dan korban; 2. Keadaan darurat mengakibatkan bentuk-bentuk kejahatan yang baru, sebab tipe baru dari korban imbul dalam kenyataan; 3. Sering korban seolah-olah untuk dilahirkan dan dibentuk dalam masyarakat; 4. Penjahat memilih korban untuk sebab-sebab yang aneh, setelah menderita kerugian tidak dapat menceritakan keadaan yang dialami; 5. Untuk suatu penyelidikan hukum bukan hanya penjahatnya saja yang penting untuk diselidiki, tetapi juga korban; Korban sering sekali secara tidak sadar bertingkah laku yang berlebihan sehingga menjadikan orang lain yang tidak terpenuhi kebutuhannya semakin iri dan timbul pikiran untuk memiliki dan berlaku seperti korban. Contohnya, seseorang yang sedang mengendarai sepeda motor sambil menelepon, atau calon korban sedang menggandeng tas nya yang berisi barang-barang berharga saat mengendarai sepeda motor, dan lain-lain. Contoh tersebut membuat orang lain ingin melakukan pencurian dengan kekerasan, bukan hanya berasal dari niat seseorang tetapi juga karena adanya kesempatan. 172 171 Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan,Jakarta: Akademika Pressido,1983, hlm 39 172 Ibid UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dari hasil wawancara dengan Kapolsek Bagan Sinembah, kebanyakan pelaku pencurian mengintai calon korban yang dianggap dapat di jadikan sasaran. Misalnya, saat calon korban keluar dari Bank sambil memasukkan sesuatu kedalam dompet atau tas nya, keluar dari toko perhiasan atau toko handphone. Hal-hal yang demikian kerap sekali terjadi di Bagan sinembah tersebut, sehingga bukan hanya dari diri pelaku nya saja terjadi pencurian dengan kekerasan, tetapi korban juga sebagai faktor pendukungnya. 173

C. Modus Operandi dalam Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan

Dokumen yang terkait

Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Ternak Kerbau (Studi Kasus Polsek Padang Bolak, Kec.Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara)

10 136 89

Upaya Polri Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Sepeda Motor Dengan Kekerasan (StudiPadaKepolisianSektorPakuanRatu)

0 44 50

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi di polresta Bandar Lampung)

0 12 70

Kajian Yuridis Unsur Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan

0 3 6

PENGHENTIAN PENYIDIKAN PADA TINDAK PIDANA PENCURIAN DI WILAYAH HUKUM POLSEK DURI (RIAU).

1 1 6

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN TERHADAP KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS DI KEPOLISIAN SEKTOR KUTA KABUPATEN BADUNG).

0 3 65

UPAYA KEPOLISIAN TERHADAP PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi Kasus di Polsek Banjar Agung KabupatenTulang Bawang)

0 0 13

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN A. Pencurian Dengan Kekerasan Sebagai Bagian dari Kejahatan Kekerasan - Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Di Polsek Bagan Sinembah Riau

1 1 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Di Polsek Bagan Sinembah Riau

0 0 26

PENANGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DI POLSEK BAGAN SINEMBAH RIAU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mahasiswa Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Disusun oleh : Hanna Mandela 080200224

0 0 11