Upaya Pre-Emtif Kebijakan Non Penal Non Penal Policy a. Upaya Preventif

vertikal dari relasi sosial yang menghubungkan institusi lokal dengan komunitas yang lebih luas dari civil society. 243 2. Transparansi Recuitment anggota polri Recuitmen Anggota Polri ini akan menentukan kinerja dan keberhasilan polri dalam menangani kasus yang terjadi khususnya di Polsek Bagan Sinembah; 3. Penambahan PorsenilAnggota Polri. 244 Penambahan anggota porsenil sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pihak kepolisian karena dengan penambahan anggota tersebut aka pihak polisi akan dapat menyeimbangkan jumlah pengaduan mayarakat dengan jumlah kejahatan yang terjadi. 245 4. Polisi Sebagai Penganyom Tugas polisi dalam hal ini adalah menjaga “ketertiban” order maintance dan “kedamaian” peacekeeping. Secara singkat dapat dikatakan bahwa polisi sebagai penganyom harus menjaga agar ada keteraturan dalam masyarakat. 246

b. Upaya Pre-Emtif

1. Konsep Community Policing Konsep community policing sebagai sebuah kebijaksanaan dan strategi yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih efektif dan efisien dalam mengendalikan kejahatan, mengurangi rasa takut atas ancaman kejahatan fear of crime, memperbaiki kualitas kesejahteraan hidup, meningkatkan perbaikan 243 Ibid, hlm. 27 244 Hasil wawancara dengan Kanit Polsek Bagan Sinembah 245 Hasil Wawancara dengan Briptu R. Sitinjak, 246 Parsudi Suparlan, Bunga Rampai Ilmu kepolisian Indonesia, Cet. Ke-I, Jakarta: Yayasan Pengembangan Kasjian Ilmu Kepolisian, 2004, hlm. 163 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pelayanan polisi dan legitimasi melalui kemandirian proaktif berlandaskan pada sumber daya komunitas masyarakat yang mencari upaya untuk merubah kondisi- kondisi yang menyebabkan adanya kejahatan. Pendapat lain menyatakan bahwa community policing adalah gaya pemolisian yang melekatkan polisi kepada masyarakat yang dilayaninya. Community policing diartikan juga sebagai filosofi pemolisian dan program strategi sebagaimana dikemukakan Robert Blair dalam Kratcosky and Duane Dukes 1991:86. 247 Community policing merupakan suatu konsep pemolisian yang dilakukan tidak untuk melawan kejahatan, tetapi mencari dan meleyapkan sumber kejahatan dan sukses dari community policing bukan dalam menekan angka kejahatan, tetapi ukurannya adalah manakala kejahatan tidak terjadi. Keberhasilan konsep community policing yang diterapkan berbagai Departemen Kepolisian Negara Bagian Amerika Serikat dan Kepolisian Nasional Jepang serta negara-negara maju lainnya telah mendorong Kepolisian Republik Indonesia untuk mengadopsi konsep tersebut. Konsep community policing di adopsi untuk diterapkan di Indonesia disesuaikan dengan situasi-kondisi masyarakat dan budaya yang ada di sini. 248 Konsep community policing, yang beraspek pada kemitraan dengan masyarakat guna dapat mewujudkan pemberdayaan masyarakat memiliki andil yang sangat besar dalam menciptakan upaya penyelesaian maupun pencegahan terjadinya konflik yang lebih besar. Pengidentifikasian terhadap apa saja yang dapat menjadi pemicu terjadinya konflik dapat dilakukan secara efektif disini. 247 skripsi online R. Budi wicaksono, Community policing , FISIP UI, 2008 248 Ibid, hlm. 20 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pengidentifikasian ini selaras dengan pencarian akar permasalahan yang terjadi di masyarakat yang essensinya sering disebutkan dalam konsep community policing tersebut. Identifikasi tersebut dapat berhasil dengan baik sangat berdasarkan pada kemampuan anggota Polri mengemban tugas community policing tersebut untuk mengembangkan sejauh mana kepedulian dan kemauan warga masyarakat berperan untuk menciptakan situasi tempatnya tentram dan damai. 249 Pola kerja community policing setiap masalah yang ada, yang belum terjadi, maupun yang sedang terjadi dimasyarakat dikembalikan kepada masyarakat itu sendiri. Kemudian dilakukan pertemuan untuk mengidentifikasi akar permasalahan atau hal-hal yang mungkin mengakibatkan terganggunya keamanan dan ketertiban lingkungan mereka. Terhadap kasus yang sedang atau sudah terjadi pembahasan atau musyawarah tidak terfokus hanya pada pelaku atau yang berkonflik saja. Tetapi aspek-aspek lain yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan permasalahan tersebut juga dibahas didalamnya 250 2. Pemeliharaan Kalender Kamtimbas Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Adanya kalender kamtimbas ini, maka pihak Polsek Bagan sinembah akan lebih mudah melihat jumlah kejahatan dan daerah rawan kajahatan yang terjadi di Bagan Sinembah tersebut. 251 3. Kerjasama Antara Polisi dengan Masyarakat Polmas Polmas merupakan model pemolisian yang menekankan adanya kemitraan yang sejajar antara petugas dengan masyarakat setempat,dalam menyelesaikan dan mengatasi setiap permasalahan sosial yang dapat mengancam kamtibmas. 249 Ibid, hlm. 42 250 Ibid 251 Hasil wawancara dengan Polsek Bagan Sinembah, Kompol Rudi Samosir UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tujuan daripada model pemolisian yang menekankan adanya kemitraan yang sejajar dengan masyarakat lokal ini adalah untuk mengurangi kejahatan dan meningkatkan kualitas hidup warga setempat. Polri sebenarnya dari dulu juga sudah melaksanakan hal-hal yang sekarang disebutkan dalam strategi polmas tersebut, seperti Bimmastral dari fungsi Bimmas, Kring serse dari fungsi Reserse Kriminal, serta Dikmas Lantas oleh fungsi Lalu Lintas. Polmas di buat untuk menyelenggarakan pemolisian masyarakat, membangun komunitas yang dapat bekerjasama dengan masyarakat dalam meniadakan gangguan keamanan dan ketertiban, menciptakan ketentraman, serta mendukung terwujudnya kualitaas hidup masyarakat. 252 Harapan yang ingin dicapai dari penerapan strategi POLMAS adalah; terwujudnya POLRI yang dipercaya dan mendapatkan dukungan penuh oleh warga masyarakat, melalui kemitraan sejajar antara polisi dan masyarkat dalam rangka pencegahan ancaman keamanan dan ketertiban. Tantangan yang berat bagi POLRI dalam Polmas, adalah membangun komunitas yang memahami bahwa penciptaan situasi aman dan tertib adalah merupakan tanggung jawab bersama antar warga dan polisi. 253 Implementasi pelaksanaan polmas di kewilayahan diwujudkan dengan pembentukan FKPM dan BKPM. FKPM Forum Komunikasi Polisi Masyarakat merupakan forum yang terdiri dari elemen masyarakat yang dianggap mampu dan berpengaruh pada kehidupan masyarakat setempat dan unsur lain yang terkait 252 Khoidin Sadjijono, Mengenal Figur Polisi Kita, edisi revisi, Yogyakarta: LaksBang Press Sindo, 2007, hlm. 131 253 Monica Tanuhandaru,ddk, Program Pemolisian Masyarakat, Jakarta: IDSPS, DCAF, 2009 online UNIVERSITAS SUMATERA UTARA serta anggota yang mengemban tugas polmas. Forum ini bertujuan untuk digunakan sebagai media dalam melaksanakan musyawarah, membahas masalah- masalah yang ada serta mencari akar permasalahan sehingga dapat dirumuskan suatu solusi dan pemecahan masalah serta kesepakatan bersama. BKPM Balai Komunikasi Polisi Masyarakat merupakan tempat bagi berlangsungnya musyawarah tersebut, bisa di balai desa, masjid, rumah warga, gardu ronda dan sebagainya. 254 Perkembangan pemahaman Polmas yang diadopsi Kepolisian Republik Indonesia dari konsep community policing dewasa ini telah disesuaikan dengan situasi, kondisi, budaya dan keadaan Kepolisian di Indonesia. Polmas yang diharapkan di Indonesia lebih luas, yang meliputi pemberdayaan pranata sosial yang sudah ada, pengembangan dari intensifikasi Bimmas yang selama ini sudah ada dan dilakukan oleh Polri, yang terakhir apabila kedua kegiatan tersebut masih kurang efektif baru melakukan apa yang seperti diadopsi dari Negara-negara maju tersebut. Inti dari pemolisian masyarakat adalah pemberdayaan potensi masyarakat untuk menjadi “polisi” diwilayah masing-masing. 255 Polmas juga dapat mengalami kendala, diantaranya adalah “merubah budaya polisi”. Elemen-elemen budaya kepolisian yang menonjol adalah sebagai berikut: ”kesiapan menghadapi bahaya, curiga pada orang lain, upaya mengisolasi diri dan kelompok dari pihak luar, solidaritas kelompok, pragmatisme dalam bekerja, dan kebiasaan bersandar pada kewenangan”. Budaya organisasi yang sudah begitu berakar dan menjadi doktrin yang sangat kuat kepada setiap polisi 254 R. Budi Wicaksono, Op.Cit 255 R. Budi, Op.Cit UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ini, berbenturan dengan prinsip penting dalam POLMAS, yang mengutamakan aspirasi warga dan selalu melihat suatu masalah dengan menggali dan menganalisa akar masalah, sebelum dilakukan prinsip transparan dan akuntabel. 256 256 R. Budi, Op.Cit UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 129 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Ternak Kerbau (Studi Kasus Polsek Padang Bolak, Kec.Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara)

10 136 89

Upaya Polri Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Sepeda Motor Dengan Kekerasan (StudiPadaKepolisianSektorPakuanRatu)

0 44 50

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi di polresta Bandar Lampung)

0 12 70

Kajian Yuridis Unsur Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan

0 3 6

PENGHENTIAN PENYIDIKAN PADA TINDAK PIDANA PENCURIAN DI WILAYAH HUKUM POLSEK DURI (RIAU).

1 1 6

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN TERHADAP KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS DI KEPOLISIAN SEKTOR KUTA KABUPATEN BADUNG).

0 3 65

UPAYA KEPOLISIAN TERHADAP PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi Kasus di Polsek Banjar Agung KabupatenTulang Bawang)

0 0 13

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN A. Pencurian Dengan Kekerasan Sebagai Bagian dari Kejahatan Kekerasan - Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Di Polsek Bagan Sinembah Riau

1 1 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Di Polsek Bagan Sinembah Riau

0 0 26

PENANGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DI POLSEK BAGAN SINEMBAH RIAU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mahasiswa Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Disusun oleh : Hanna Mandela 080200224

0 0 11