10
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan sumber pembiayaan yang sangat penting adalah devisa. Devisa diperlukan untuk
membiayai impor dan membayar utang luar negeri. devisa dikelola oleh Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 tahun 1999 Pasal 13, pengelolaan itu dilakukan
dengan melalui berbagai jenis transaksi devisa yaitu menjual, membeli dan atau menempatkan devisa, emas dan surat-surat berharga secara tunai atau berjangka
termasuk pemberian pinjaman. Pengelolaan dan pemeliharaan devisa didasarkan pada prinsip keamanan
dan kesiagaan memenuhi kewajiban segera tanpa mengabaikan prinsip untuk memperoleh pendapatan yang optimal. Tujuan pengelolaan dan pemeliharaan
cadangan devisa ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya menjaga nilai tukar, dimana menipisnya devisa akan mengundang spekulasi rupiah dari
para spekulator. Menurut Bank Dunia, peranan devisa adalah melindungi negara dari
guncangan eksternal www. Pikiran rakyat. Com. Krisis keuangan pada akhir 1990-an membuat para pembuat kebijakan memperbaiki pandangannya atas nilai
dari devisa sebagai proteksi dalam melindungi dari krisis mata uang. Tingkat devisa merupakan faktor penting dalam penilaian kelayakan kredit dan kredibilitas
kebijkan secara umum sehingga negara dengan tingkat devisa yang cukup dapat
Universitas Sumatera Utara
11 mencari pinjaman dengan kondisi yang lebih nyaman. Kebutuhan likuiditas untuk
mempertahankan stabilitas nilai tukar. Sejak tahun 1970 pemerintah telah menerapkan sistem devisa bebas untuk
meningkatkan devisa. Peraturan tentang sistem devisa bebas dituangkan dalam UU No. 24 tahun 1999 dan sistem nilai tukar menggantikan Undang-Undang lama
yaitu UU No. 32 tahun 1964. Masalah devisa adalah masalah yang amat penting, karena devisa suatu negara dapat menopang kestabilan ekonomi nasional.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah devisa salah satunya yaitu ekspor kelapa sawit.
Salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan kontribusinya dalam perekonomian yang berasal dari sub-sektor perkebunan adalah komoditi
kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang sangat penting dalam mendorong perekonomian Indonesia umumnya dan Sumatera Utara
khususnya, sebagai penghasil devisa negara kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam peningkatan
pertumbuhan ekonomi Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit
merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak
sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan ekspor minyak kelapa sawit.
Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis. Pertama, kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak
goreng, sehingga pasokan yang kontinyu ikut menjaga kestabilan harga minyak
Universitas Sumatera Utara
12 goreng tersebut. Kestabilan ini penting sebab minyak goreng merupakan salah
satu dari 9 bahan pokok kebutuhan masyarakat sehingga harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua, sebagai salah satu komoditi
pertanian andalan ekspor non migas, komoditi ini mempunyai prospek yang baik sebagai sumber dalam perolehan devisa maupun pajak. Ketiga, dalam proses
produksi maupun pengolahan, mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatSoetrisno,1991. Semakin
pentingnya kedudukan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku minyak goreng dalam perolehan devisa menyebabkan pemerintah dihadapkan pada pilihan
bagaimana caranya untuk meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit untuk
kepentingan meningkatkan perolehan devisa .
Areal pertanaman kelapa sawit berkembang dengan pesat, dimana pada tahun 1978 luas areal baru 250 ribu Ha, sedangkan pada tahun 2000 sudah
mencapai 3,4 juta Ha. Produksi minyak sawit Indonesia sudah mencapai sekitar 8 juta ton, merupakan produsen terbesar kedua setelah Malaysia, dimana produksi
minyak sawitnya sudah mencapai 11 juta ton. Pada tahun 2000, ekspor kelapa sawit tercatat 4,1 juta ton dengan nilai US 1,087 milyar.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Gapki Derom Bangun menyebutkan
untuk konferensi internasional tentang kelapa sawit di Nusa Dua, Bali, pada tahun 1998, di pasar dunia, dalam dua dekade terakhir kebutuhan
terhadap minyak sawit mentah atau crude palm oil CPO dan turunannya juga semakin meningkat, menggeser kedudukan minyak nabati lain, seperti minyak
kedelai. Total ekspor minyak nabati dunia pada tahun 2000 mencapai 35,9 juta ton.
Universitas Sumatera Utara
13 Pada tahun 1968 luasan kebun kelapa sawit semakin bertambah besar.
Sampai dengan tahun 1968 luas areal kelapa sawit mencapai 119.600 hektar. Pada tahun 1978 luasan itu berkembang menjadi 250.116 hektar. Kemudian, sejak
tahun 1979 hingga tahun 1997 laju pertambahan areal kelapa sawit mencapai rata- rata 150.000 hektar per tahun. Saat ini, total luas areal sawit di Indonesia telah
jauh berkembang hingga lebih dari tiga juta hektar. Dengan melihat begitu pentingnya sumbangan yang diberikan oleh ekspor
kelapa sawit dalam menambah devisa negara maka penulis tertarik memilih
skripsi berjudul:” Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Minyak Kelapa Sawit Sumatera Utara Dalam Menambah Devisa Negara.”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis membuat perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah harga ekspor minyak kelapa sawit mempunyai pengaruh terhadap devisa negara?
2. Apakah total produksi minyak kelapa sawit mempunyai pengaruh terhadap devisa negara?
3. Apakah Nilai kurs mempunyai pengaruh terhadap devisa negara?
1.3. Hipotesa
Hipotesa merupakan kesimpulan sementara mengenai suatu permasalahan penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya
Dari permasalahan yang ada, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
14 “Harga ekspor minyak kelapa sawit Sumatera Utara,Total produksi minyak
Kelapa Sawit Sumatera Utara , dan Nilai Kurs rupiah mempunyai pengaruh terhadap Devisa Sumatera Utara.”
1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Untuk Mengetahui Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor
kelapa sawit Sumatera Utara dalam menambah devisa negara.
2. Untuk mengetahui sejauh mana faktor - faktor tersebut mempengaruhi
ekspor kelapa sawit Sumatera utara dalam menambah devisa negara.
3. Seberapa besar dampak pengembangan pertanian minyak kelapa sawit sebagai salah satu komoditi ekspor Sumatera Utara dalam menambah
devisa negara.
1.5. Manfaat Penelitian 1. Untuk memberikan informasi dan masukan bagi para eksportir guna
mengetahui keberadaan ekspor kelapa sawit sumatera utara dalam
menambah devisa negara.
2. Untuk memberikan masukan maupun pernbandingan bagi peneliti lainnya yang menaruh perhatian pada ekspor kelapa sawit dalam menambah devisa
negara. 3. Menambah dan melengkapi hasil - hasil penelitian yang telah ada,
khususnya di bidang ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
15 4.
Sebagai bahan studi dan tambahan literatur bagi mahasiswamahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya
mahasiswamahasiswi jurusan Ekonomi Pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA