16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi di indonesia. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang ekonomi
diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat sektor pertanian. Pembagunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna
memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalm negeri ,meningkatkan ekspor ,meningkatkan pendapatan petani ,memperluas kesempata kerja dan
mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai keunggulan komperatif hal itu
disebabkan oleh karena: a. Indonesia terletak di daerah katulistiwa sehingga perbedaan musim
menjadi jelas dan periodenya agak lama b. Karena lokasinya dikhatulistiwa maka tanaman cukup memperoleh
sinar matahari untuk keperluan fotosintesisnya. c. Curah hujan umumnya cukup memadai
d. Adanya politik pemerintah yang sedemikian rupa sehingga mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor
pertanianSoekarwati dkk,1993 Dengan memandang pentingnya dan besarnya peranan yang dapat diambil maka
pertanian maka pemerintah berusaha untuk mengoptimalkan sektor pertanian tersebut dengan cara :
Universitas Sumatera Utara
17 a. Mengembangkan hasil pertanian
b. Mengembangkan pangsa pasar dari hasil pertanian c. Mengembangkan faktor produksi pertanian.
Menurut M.L. Jhingan peranan sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak pada :
a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar pada penduduk yang semakin meningkat.
b. Meningkatkan permintaan akan produk industri ,dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan
sektor tersier. c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-
barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian secara terus menerus.
d. Meningkatkan pendapatan masyarakat untuk dimobilisasi pemerintah
e. Memperbaiki kesejahteraan masyarakatM.L.Jhingan,1994
2.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2.2.1 Pengertian pembangunan
Pembangunan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau
terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan kearah yang lebih baik.Soekartiwi ,1995
Universitas Sumatera Utara
18 Untuk mencapai hal tersebut maka haruslah ada langkah-langkah
kebijaksanaan yang harus diambil dalam pembangunan pertanian pertanian.langkah – langkah kebijaksanaan yang harus diambil tersebut meliputi
usaha intensifikasi,ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi,yang intinya tercakup dalam pengertian Trimarta pembangunan pertanian yaitu kebijaksanaan
usaha tani terpadu ,komoditi terpadu dan wilayah terpadu. Disamping itu juga harus diperhatikan tiga komponen dasar yang harus dibina yaitu petani, komoditi
hasil pertanian dan wilayah pembangunan dimana kegiatan pertanian berlangsung. Pembinaan terhadap petani diarahkan sehingga mneghasilkan peningkatan
pendapatan petani. Pengembangan komoditi hasil pertanian diarahkan benar- benar berfungsi sebagai sektor yang menghasilkan bahan pangan ,bahan ekspor
dan bahan baku bagi industri. Pembinaan terhadap wilayah pertanian ditujukan agar dapat menunjang pembangunan wilayah seutuhnya dan tidak terjadi
ketimpangan antar wilayah Bambang tricahyono,1993
2.2.2 Kaitan Antara Pembangunan Pertanian Dan Pembangunan Ekonomi
Menurut Sadono Sukirno pembangunan ekonomi adalah”Suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu negara meningkat
secara terus – menerus dalam jangka panjang “Sadono Sukirno ,1982 Dari defenisi diatas dapat dilihat bahwa pada umumnya pembangunan
ekonomi mempunyai tiga sifat penting yaitu: a. Suatu proses yang berarti perbahan secara terus – menerus .
b. Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita
Universitas Sumatera Utara
19
c. Kenaikan pendapatan perkapita itu harus berlangsung dalam jangka
panjang
Pembangunan ekonomi tersebut perlu dipandang sebagai suatu proses agar saling berkaitan dan mempunyai hubungan antara faktor –faktor yang
menghasilkan pembangunan ekonomi dapat dilihat ,dan pada akhirnya diketahui peningkatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat dari satu tahap pembangunan
ketahap berrikutnya. Kesejahteraan yang meningkat dapat dilihat dari kenaikan pendapatan perkapita masyarakat. Agar proses pembangunan ini dapat menjadi
wujud yang nyata ,haruslah berlangsung secara berkesinambungan dan terus – menerus sehingga akhirnya dapat dilihat suatu pembangunan ekonomi kearah
yang positif. Akan tetapi dalm prakteknya ada negara yang melihat laju pembangunan ekonominya dengan menggunakan tingkat pertambahan produk
domestik bruto . jika cara ini digunakan, maka ada beberapa hal yang tidak diperhatikan ,misalnya pertambahan kegiatan ekonomi masyarakat,pertambahan
penduduk,sehingga oleh para ahli ekonomi pengertian ini dibedakan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yaitu
kenaikan dalam produk Domestik Bruto tanpa memperhatikan apakah kenaikan itu lebih besar dari tingkat pertambahan penduduk,atau apakah perubahan dalam
struktur ekonomi berlaku atau tidak. Pembanguna dapat berarti kenaikan produk domestik bruto melebihi tingkat pertambahan penduduk.menurut Michael P.
Todaro tujuan pembangunan ada 3 ,yaitu: 1.
Menciptakan keadaan yang dapat membantu pertumbuhan rasa harga diri melalui pembangunan sistem dan lembaga sosial,politik,dan ekoomi yang
Universitas Sumatera Utara
20 dapat mengembangkan rasa harga diri dan rasa hormat terhadap
kemanusiaan 2.
Mempertinggi tingkat penghidupan bangsa,yaitu tingkat pendapatan dan konsumsi pangan ,pelayanan kesehatan,pendidikan dan sebagainya melalui
proses pembangunan ekonomi . 3.
mengembangkan kebebasan penduduk untuk memilih dengan jalan memperluas rangkaian kesempatan untuk memilih,misalnya dengan
menambah keanekaragaman jenis barang dan jasa yang tersedia.
Jadi melalui proses pembangunan ekoomi harus dapat mengangkat tingkat penghidupan bangsa dari segala aspek,bukan saja dalam peningkatan
pendapatan,tetapi juga rasa harga diri sebagai manusia. Walaupun tingkat pendapatan tinggi tetapi tidak ada rasa aman selalu dihantui perasaan takut, maka
tidak dapat dikatakan terjadi pembangunan ekonomi. Untuk itu diperlukan intervensi pemerintah dalam menetapkan formulasi kebijaksanaan uyang sesuai
dengan tujuan transformasi ekonomi yang penting ,baik dalam institusional maupun masyarakat dalam waktu yang sesingkat mungkin.
2.3 PENGERTIAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI ,TUJUAN DAN TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
2.3.1 Pengertian Perdagangan Luar Negeri
Didalam masa klasik ,analisa mengenai perkaitan diantara perdagangan luar negeri dan pembangunan mendapat perhatian yang besar dari para ahli
eekonomi. Menurut beberapa ahli ekonomi seperti David Ricardo ,Adam
Universitas Sumatera Utara
21 Smith,dan J.S. Mill menunjukkan bahwa perdagangan luar negeri dapat
memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya dapat memperlaju perkembangan ekonomi suatu negara . ada tiga sumbangan yang diberikan oleh
perdagangan luar negeri,yaitu: 1.
Bila suatu negara telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh,perdagangan luar negeri memungkinkan tercapainya tingkat
konsumsi yang lebih tinggi daripada yang dicapai tanpa adanya kegiatan tersebut.
2. Memungkinkan suatu negara memperluas pasar dari hasil produksinya.
3. Memungkinkan negara yang menerima masukan dapat menggunakan
tekhnologi yang telah dikembangkan diluar negeri ,yang lebi baik keadaanya dari pada yang ada didalam negeri.
Keuntungan yang diperoleh dariperdagangan luar negeri ini timbul sebagai akibat adanya perbedaan harga dari barang yang diperdagangkan tersebut.contoh
sederhana dapat dilihat dalamtabel dibawah ini :
Tabel 2.1 Contoh Perdagangan Luar Negeri Negara
Pakaian Sepatu
Negara A 6 Jam
12 jam
Negara B 10 jam
25 jam
Dengan menganggap bahwa ongkos produksi ditentukan oleh jumlah waktu yang digunakan untuk berproduksi,maka dinegara A harga satu pasang
Universitas Sumatera Utara
22 sepatu dua kali sebesar harga sehelai kain. Di Negara B harga satu pasang sepatu
adalah dua setengah kali harga kain. Dari perbandingan ini dapat disimpulkan harga sepatu di negara A lebih murah daripada di negara B,dan harga kain di
Negara B lebih murah dari negara A. Dengan adanya perbedaan harga relatif antara negara A dan negara B,maka kedua negara tersebut dapat melakukan
perdagangan yang saling menguntungkan . Adam smith merupakan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan keuntungan dari perdagangan luar negeri yaitu:
1. Dengan adanya perdagangan luar negeri ,sesuatu negara dapat menaikkan
produksi barang-barang yang tidak dapat dijual lagi didalam negeri ,tetapi dapat dijual diluar negeri.
2. Dengan adanya Ekspor ,suatu negara dapat mengimpor barang – barang
luar negeri bukan saja akan memperbesar tingkat produksi ,tetapi juga kan menambah jumlah barang yang dapat dikonsumsi oleh penduduknya.
Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan tekhnik- tekhnik produksi yang lebih tinggi produktivitasnya.
Menurut John
Stuart mill,ada
beberapa faktor yang menyebabkan perdagangan luar negeri dapat menciptakan kenaikan produktivitasnya,yaitu:
1. Perluasan pasar yang diakibatkan oleh perdagangan luar negeri akan
menciptakan dorongan untuk melakukan perbaikan – perbaikan dalam tekhnologi yang digunakan dalam proses produksi.
2. Perdagangan luar negeri akan mempertinggi tingkat spesialisasi dan
mempertinggi efisiensi penggunaan mesin yang ada. 3.
mendorong usaha – usaha untuk memperbaiki efisiensi proses produksi dengan mengadakan pembaharuan pembaharuan.
Universitas Sumatera Utara
23 Berikut ini dapat dilihat analisa Adam smith dan john stuart mill tentang
keuntungan perdagangan luar negeri dengan menggunakan gambar.
Barang A
Barang A
P P
Q Brg A BrgA Gambar
A Gambar
B Gambar 2.1 Kurva Batas Produksi
Keterrangan gambar : Pada gambar A Kurva PQ adalah kurva batas produksi ,kita melihat pada
gambar 1 tingkat produksi sebelum perdagangan adalah pada titik A berarti sumberdaya yang terdapat di negara ini belum dipergunakan sepenuhnya hal ini
disebabkan permintaan dalam negeri terhadap barang A dan barang B lebih sedikit dari kemampuan untuk menghasilkan . adanya perdagangan luar negeri
pertambahan permintaan terhadap salah satu ataupun keduanya dapat menciptakan kenaikan produksi dan penggunaan sumberdaya pun lebih efisien. Barang mana
yang produksinya meningkat tergantung pada jenis barang yang diekspor yaitu apabila yang diekspor adalah barang A,tingkat produksi yang baru adalah yang
ditentukan oleh salah satu titik yang terletak dalam segitiga ABC.
Universitas Sumatera Utara
24 Pada gambar B kurva PQ juga merupakan kurva batas produksi sebelum
perdagangan luar negeri dilakukan ,dimisalkan sumberdaya belum sepenuhnya digunakan,maka tingkat produksi terletak dibawah kurva PQ yang dimisalkan titik
N. Jika produksi dalam negeri mendapat pasaran yang luas diluar negeri tetapi produktivitasnya tidak mengalami perubahan produksi maksimum pada N1 N2
,yaitu titik R . akibat yang ditimbulkan oleh perdagangan luar negeri adalah kenaikan tingkat produktivitas ,hal ini didasarkan oleh doktrin produktivity,maka
kurva batas produksi akan berpindah keatas PQ ,yaitu P1Q1. tinkat produksi menjadi S1 atau S2 jika tingkat produktivitasnya naik.
Menurut Nopirin Perdagangan luar negeri adalah : “Transaksi pertukaran barang dan jasa antara sesuatu negara dengan negara lain”. Setiap negara terlibat
dalam perdagangan internasional,karena dengan perdagangan ini suatu negara dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya,disamping itu dengan perdagangan ini
kemakmuran suatu negara dapat bertambah.Perdagangan ini meliputi pengiriman dan penerimaan barang dari suatu negara kenegara lain.
2.3. 2 Tujuan Perdagangan Internasional
Menurut ahli ekonomi klasik dan modern ,perdagangan luar negeri bertujuan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian dunia yang dapat
memenuhi kebutuhan manusia dengan mempergunakan tekhnologi canggih ,sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Menurut beberapa ahli
ekonomi klasik peranan perdagangan luar negeri terhadap pembangunan ekonomi ialah :
Universitas Sumatera Utara
25 1. perdagangan luar negeri memungkinkan tercapainya tingkat konsumsi
yang lebih tinggi bila suatu negara sudah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.
2. Memperluas pasar dengan pengguanaan faktor produksi seefisien mungkin, pemanfaatan sumberdaya yang tersedia dan penggunaan
manajemen yang tepat. 3. Penggunaan tekhnologi yang lebih baik dari dalam negeri tekhnologi
produksi yang lebih baik dan mengimpor barang - barang modal baru sehingga nantinya dapat meningkatkan produktivitas.
4. Mendapatkan keuntungan mutlak maupun keuntungan komparatif.
2.3.3 Teori Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami mengapa sebuah negara perekonomian mau melakukan kerja sama
perdagangan dengan negara-negara lain. Teori-teori mengenai perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni teori-teori klasik
dan teori-teori modern. Teori-teori klasik yang dikenal diantaranya teori keunggulan absolut absolute advantages yang dikembangkan oleh Adam Smith
dan keunggulan komparatif comparative advantages yang dikembangkan oleh David Rivardo. Sedangkan teori faktor proporsi atau dikenal dengan sebutan teori
H-O termasuk diantara teori-teori modern. 1. Keunggulan Absolut Absolut Advantage
Suatu ajaran yang dibangun oleh Adam Smith, yang menyatakan perdagangan akan meningkat bila dilaksanakan mekanisme perdagangan
Universitas Sumatera Utara
26 bebas, sehingga tercipta spesialisasi yang meningkatkan efisiensi.
Sebaliknya spesialisasi dilakukan berdasarkan keunggulan Absolut,yaitu keunggulan yang dilihat dari kemampuan dengan biaya yang rendah.
2. Keunggulan komparatifComparative advantages Yaitu teori yang dibangun David Ricardo,yang menyatakan negara yang
kurang efisien akan berspesialisasi dalam produksi ekspor pada komoditi yang mempunyai kerugian absolut lebih kecil. Dari komoditi inilah negara
tadi mempunyai keunggulan komparatif. 3. Keunggulan kompetitifCompetitive Advantage of Nations
Menurut Porter, keunggulan kompetitif suatu bangsa bersumber pada beberapa keunggulan, karena faktor produksi, faktor permintaan faktor
jaringan kerja industri, dan faktor strategi perusahaan.
4. Teori H-O
Di dalam kelompok teori-teori modern mengenai perdagangan internasional dikenal antara lain teori Hecksher dan Ohlin. Teori H-O ini
disebut juga factor proportion theory atau teori ketersediaan faktor. Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa perdagangan internasional terjadi
karena biaya alternatif opportunity cost berbeda antara kedua negara, yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi
tenaga kerja, modal, dan tanah yang dimiliki oleh kedua negara.
Universitas Sumatera Utara
27
2.4 EKSPOR 2.4.1 Pengertian Ekspor
Ekspor adalah kegiatan perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan
tumbuhnya industri – industri pabrik besar, bersama dengan struktur politik yang tidak stabil dan lembaga sosial yang fleksibel. Dengan kata lain ,ekspor
mencerminkan aktifitas perdagangan antar bangsa yang dapat memberikan dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga
suatu negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara – negara yang lebih maju M.Todaro,1983
Kegiatan ekspor merupakan hal yang terpenting bahkan mendapat perhatian utama dalam kegiatan ekonomi mengingat peranannya yang sangat
besar dalam menunjang setiap program pembagunan yang dilaksanakan yakni sebagai penggerak kegiatan ekonomi dan pembangunan generating sectoralasan
yang mendesak mengapa suatu negara perlu menggalakkan ekspor adalah untuk meningkatkan kekayaan negara yang berarti pula meningkatkan pendapatan
perkapita masyarakat.
2.4.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor
1. Harga internasional. Makin besar selisih antara harga di pasar internasional dengan harga
domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan diekspor menjadi bertambah banyak.
2. Nilai Tukar Uang Exchange rate
Universitas Sumatera Utara
28 Makin tinggi nilai tukaruang suatu negara mengalami apresiasi maka
harga ekspor negara itu dipasar internasional menjadi mahal. Sebaliknya, makin rendah nilai mata uang suatu negara mengalami depresiasi harga
ekspor negara itu dipasar internasional menjadi lebih murah. 3. Quota Ekspor- Impor
Yakni kebijaksanaan perdagangan internasional berupa kuantitas jumlah barang.
4. Kebijakan tarif dan Non tarif Kebijakan tarif adalah untuk menjaga harga produk dalam negeri dalam
tingkatan tertentu yang dianggap mampu atau dapat mendorong pengembangan komoditi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
29
2.4.3 Prosedur Ekspor
Adapun prosedur ekspor menurut Zulkarnain Djamin Djamin, 1993:105 akan digambarkan dalam skema sebagai berikut :
LC B
OPENING BANK
LUAR NEGERI
C DALAM NEGERI
A
E
Menarik Wessel
D
F G
H I
Keterangan :
Gambar 2.2 Skema Prosedur Ekspor
Keterangan : 1. Eksportir menerima order pesanan dari buyer di luar negeri B - A.
2. Buyer membuka LC melalui Opening Bank – Cara Bank – Eksportir B – C – D – A.
3. Eksportir menempatkan pesanan kepada leveransirpemilik barangprodusen A – E.
IMPORTIR BUYER
BANK LUAR NEGERI
BANK DALAM NEGERI
EKSPORTIR SELLER
PRODUSEN
MASKAPAI PELAYARAN
INSTANSI EKS. IMP.
MASKAPAI ASURANSI
KEDUTAAN ASING
Universitas Sumatera Utara
30 4. Eksportir menyelesaikan semua formalitas ekspor dengan semua instansi
ekspor yang berwenang A – G. 5. Eksportir memesan ruangan kapal booking dan mengeluarkan Shipping
Order pada Dek Pelabuhan A – F dan mengurus BL. 6. Menyiapkan faktur-faktur dan dokumen dan pengapalan lainnya.
7. Menentukan Asuransi Laut dengan Mask. Asuransi A – H. 8. Menyusun Consular Invoice dengan Trade Councelor kedutaan negara
importir A – I.
2.4.4 Peranan Dan Manfaat Ekspor
Ekspor adalah salah satu sektor pertanian yang memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa dimana dapat mengadakan
perluasan dalam sektor industri ,sehingga mendorong dalam industri lain,selanjutnya mendorong sektor lainnya dari perekonomian Baldwin,1965.
Dari defenisi diatas dapat dilihat peranan sektor ekspor yaitu: 1. Pasar diseberang lautan memperluas pasar bagi barang – barang tertentu.
Sebagaimana ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industri dapat tumbuh dengan cepat jika industri itu dapat menjual hasilnya
diseberang lautan daripada hanya dipasar dalam negeri yang lebih sempit . 2. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru ,akibat nya permintaan
akan barang – abarang dipasar dalam negeri meningkat. Terjadinya persaingan mendorong industri industri dalam negeri mencari inovasi yang
ditujukan untuk menaikkan produktifitas.
Universitas Sumatera Utara
31 3. Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan , karena industri
tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital sosial sebanyak yang dibutuhkannyaseandainya barang – barang itu akan dijual
didalam negeri misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan riil yang rendah atau hubungan trasnportasi yang
belum memadai. Dengan demikian ,selain menambah peningkatan produksi barang untuk
dikirim keluar neger,ekspor juga menambah permintaan dalam negeri ,sehingga secara langsung ekspor memperbesar output industri – industri itu sendiri,dan
secara tidak langsung permintaan luar negeri mempengaruhi industri untuk menggunakan faktor produksinya,misalnya modal,dan juga menggunakan
metode-metode produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar perdagangan internasional.
2.5 DESKRIPSI MINYAK KELAPA SAWIT CPO 2.5.1 Deskripsi Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman sawit merupakan suatu jenis tanaman palma yang mempunyai Produk olahan utama berupa minyak sawit mentah - crude palm oil CPO
memiliki potensi pasar yang baik, baik nasional, maupun luar negeri ekspor. Produksi minyak sawit dunia tidak saja digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi, akan tetapi juga telah diolah lebih lanjut menjadi salah satu bahan bakar alternatif ramah lingkungan untuk automotif yang disebut biodesel. Saat ini,
Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS telah berhasil mengembangkan palm biodiesel dari minyak sawit mentah CPO. Selain itu, lembaga-lembaga
Universitas Sumatera Utara
32 penelitian seperti LPND, LPD, Perguruan Tinggi, maupun Badan Usaha Milik
Negara juga telah melakukan kegiatan serupa olahan lanjut dari CPO. Walaupun demikian, tercatat bahwa ekspor terbesar hasil olahan dari
kelapa sawit adalah CPO dan sebagian besar hasil ekspor ini 60 kembali ke Indonesia berupa produk-produk olahan lanjutan, seperti kosmetika. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam kerangka sistem pengelolaan interaksi proses inovasi belum terlihat adanya peran litbang untuk mendukung industri pengolahan kelapa
sawit, atau industri belum mampu menyerap hasil-hasil litbang yang telah ada Bisnis indonesia,Des 2005
2.5.2 Gambaran umum produksi minyak kelapa sawit
Tanaman Kelapa Sawit secara umum waktu tumbuh rata-rata 20 – 25 tahun. Pada tiga tahun pertama disebut sebagai kelapa sawit muda, hal ini
dikarenakan kelapa sawit tersebut belum menghasilkan buah. Kelapa sawit mulai berbuah pada usia empat samapi enam tahun. Dan pada usia tujuh sampai sepuluh
tahun disebut sebagi periode matang the mature periode, dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar Fresh Fruit Bunch. Tanaman
kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh tahun mulai mengalami penurunan produksi buah tandan segar. Dan terkadang pada usia 20-25 tahun
tanaman kelapa sawit mati Semua komponen buah sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal. Buah
sawit memiliki daging dan biji sawit kernel, dimana daging sawit dapat diolah menjadi CPO crude palm oil sedangkan buah sawit diolah menjadi PK kernel
Universitas Sumatera Utara
33 palm. Ekstraksi CPO rata-rata 20 sedangkan PK 2.5. Sementara itu serta dan
cangkang biji sawit dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap. Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan industri
melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil. Disamping itu CPO dapat
diuraikan untuk produksi minyak sawit padat RBD Stearin dan untuk produksi minyak sawit cair RBD Olein. RBD Olein terutama dipergunakan untuk
pembuatan minyak goring. Sedangkan RBD Stearin terutama dipergunakan untuk margarin dan shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan
deterjen. Pemisahan CPO dan PK dapat menghasilkan oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses penyulingan
minyak sawit tersebut dapat menghasilkan 73 olein, 21 stearin, 5 PFAD Palm Fatty Acid Distillate dan 0.5 buangan.
Berikut ini bagan proses penyulingan minyak kelapa sawit dan pengolahan kelapa sawit.
Universitas Sumatera Utara
34
Gambar 2.3 Proses Penyulingan Minyak Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
35
Gambar 2.4 Proses Pengolahan Kelapa Sawit
2.6 PERKEMBANGAN
INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT SUMATERA UTARA
Dalam membahas permintaan ekspor minyak kelapa sawit CPO Sumatera Utara tidak nbisa terlepas dari keadaan dan sumberdaya lingkungan
fisik seperti perkembangan luas areal dan produksi,perkembangan harga minyak kelapa sawit dalam dan luar negeri,total produksi CPO,sumbangan CPO kepada
pendapatan ekspor,sumbangan kepada tenaga kerja,perkembangan pasaran minyak kelapa sawit dunia,posisi dan kedudukan Minyak Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
36 Indonesia,pasaran minyak dan lemak dalam negeri,serta peranan kantor
pemasaran bersama yang mungkin berpengaruh terhadap ekspor minyak kelapa sawit Sumatera utara.
2.6.1 Perkembangan luas Lahan Produksi
Sampai akhir tahun 90 an ,perkebunan didaerah Sumatera Utara terutama kebun kelapa sawit masih terkonsentrasi didaerah Sumatera Timur,yakti sekitar
wilayah eks kesultanan Deli yang sekarang menjadi wilayah kota Medan,kabupaten langkat,Deli Serdang dan PTP IV di kawasan torgamba serta
perkebunan Aek Raso dan Aek Torop,yang terletak diKabupaten Labuhan Batu. Berkat rintisan kedua BUMN Deptan tersebut kini kabupaten Labuhan
batu berubah menjadi salah satu sentra perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia, keberhasilan proyek perkebunan itu pun telah mendorong pihak swasta
melakukan kegiatan yang sama didaerah Labuhan Batu,lalu meluas kekabupaten tetangganya ,Tapanuli Selatan .
Pesatnya perluasan kebun kelapa sawit khususnya antara 1980 an hingga awal 90 an telah menempatkan minyak kelapa sawit sebagai komoditi perkebunan
utama di Sumatera utara dan menggeser posisi karet yang begitu dominan hingga tahun 1980 an. Data yang disusun menunjukkan bahwa areal perkebunan kelapa
sawit telah mencapai Perkebunan kelapa sawit tersebut saat ini tersebar di 16 propinsi dari 32 propinsi di Indonesia. Areal terluas di pulau Sumatera 2.243.501
ha, khususnya di propinsi Sumatera Utara 614.617 ha dan propinsi Riau 606.492 ha. Di pulau Kalimantan luas areal perkebunan kelapa sawit padatahun
1999 adalah 562.901 ha. Disamping pulau Sumatera dan Kalimantan, perkebunan kelapa sawit terdapat diberbagai propinsi di pulau lainnya yaitu di propinsi Jawa
Universitas Sumatera Utara
37 Barat 21.502 ha, Sulawesi Selatan 80.934 ha, Sulawesi Tengah 36.427 ha
dan Irian Jaya 29.855 ha.
Sejalan dengan perkembangan luas areal, perkembangan produksi minyak sawit juga telah berkembang pesat. Jika pada tahun 1968 produksi minyak sawit
baru sekitar 182 ribu ton, pada tahun 1999 produksinya telah mencapai 5.989 ribu ton, atau meningkat sebesar hampir 32 kali lipat . Produksi tersebut sebesar 24,1
dihasilkan oleh perkebunan rakyat, 33,3 perkebunan negara dan 42,6 perkebunan besar swasta. Dimasa mendatang produksi tersebut akan terus
meningkat karena masih luasnya Tanaman Belum Menghasilkan TBM yaitu 1.055 ribu ha atau 35,5 dari total areal. Di pulau Sumatera yang saat ini
merupakan sentra produksi kelapa sawit, produksi tertinggi terdapat di propinsi Sumatera Utara 2.394 ribu ton pada tahun 1999 dan di propinsi Riau 1.272 ribu
ton.
2.6.2 Prospek CPO Di Pasar Internasional
Hasil analisis yang dilakukan FAO 2001, Mielke 2001, dan Susila 2002 menunjukkan bahwa propek pasar CPO di pasar internasional relatif masih
cerah. Hal ini antara lain tercermin dari sisi konsumsi yang diperkirakan masih terbuka dengan laju pertumbuhan konsumsi CPO dunia diproyeksikan mencapai
sekitar 3.5-4.5 per tahun sampai dengan tahun 2005 Gambar 1. Dengan demikian, konsumsi CPO dunia pada tahun 2005 diproyeksikan mencapai 27.67
juta ton. Untuk jangka panjang, laju peningkatan konsumsi diperkirakan sekitar 3 per tahun.
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar 2.5 Proyeksi Konsumsi CPO dunia 2000-2005
Peningkatan yang signifikan terutama akan terjadi pada negara yang sedang berkembang seperti di Cina, Pakistan, dan juga Indonesia. Indonesia
diperkirakan akan mengalami peningkatan konsumsi dengan laju sekitar 4-6 per tahun. Konsumsi CPO di Cina dan Pakistan diproyeksikan juga akan tumbuh
dengan laju sekitar 4-6 per tahunSusila,2000. Seperti kebanyakan harga produk primer pertanian, harga CPO relatif sulit
untuk diprediksi dengan akurasi yang tinggi. Harga cenderung fluktuatif dengan dinamika yang perubahan yang relatif sangat cepat. Dengan kesulitan tersebut,
maka proyeksi harga yang dilakukan lebih pada menduga kisaran harga untuk periode 2000-2005. Jika tidak ada shock dalam perdagangan dan produksi, maka
harga CPO di pasar internasional pada periode tersebut diperkirakan lebih tinggi bila dibandingkan dengan situasi harga tahun 2001 yang dengan rata-rata sekitar
Universitas Sumatera Utara
39 US 265ton. Di samping itu, mulai menurunnya stok pada periode menjelang
2005 juga mendukung perkiraan tersebut. Dengan argumen tersebut, harga CPO sampai dengan 2005 diperkirakan akan berfluktuasi sekitar US 350-450ton
Susila dan Supriono 2001.
2.6.3 Peluang Pasar Indonesia
Secara umum, ada dua sumber permintaan peluang pasar untuk CPO Indonesia yaitu konsumsi domestik dan ekspor. Setelah sebelumnya meningkat
dengan laju sekitar 8 per tahun, peluang konsumsi CPO di dalam negeri diperkirakan akan meningkat dengan laju antara 6 pada tahap awal dan
menurun menjadi sekitar 4 pada akhir dekade mendatang. Gambar 4. Untuk periode 2000-2005, konsumsi domestik diperkirakan meningkat dengan laju 5-
6 per tahun. Selanjutnya, untuk periode 2005-2010, laju peningkatan konsumsi diperkirakan adalah 3-5 per tahun. Dengan laju pertumbuhan tersebut, maka
konsumsi domestik pada tahun 2005 dan 2010 masing-masing adalah 3.92 juta ton dan 4.58 juta ton.
Gambar 2.6 Proyeksi Konsumsi CPO di Pasar Domestik, 2000-2010
Universitas Sumatera Utara
40 Selain mengandalkan pasar domestik, pasar ekspor merupakan pasar utama CPO
Indonesia. Ekspor CPO Indonesia pada dekade terakhir meningkat dengan laju antara 7-8 per tahun. Di samping dipengaruhi oleh harga di pasar internasional
dan tingkat produksi, kinerja ekspor CPO Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh
kebijakan pemerintah, khususnya tingkat pajak ekspor.
Dengan asumsi tingkat pajak ekspor adalah masih di bawah 5, maka ekspor CPO Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan laju 4-8 per tahun
pada periode 2000-2010 Gambar 5. Pada periode 2000-2005, ekspor akan tumbuh dengan laju 5-8 per tahun sehingga volume ekspor pada periode
tersebut sekitar 5.4 juta ton. Pada periode 2005-2010, volume ekspor meningkat dengan laju 4-5 per tahun yang membuat volume ekspor menjadi 6.79 juta
ton pada tahun 2010 ekspor ini sepenuhnya didukung oleh ekspor cpo sumatera utara.
Gambar 2.7 Proyeksi Ekspor CPO Indonesia, 2000-2010
Universitas Sumatera Utara
41
2.7 NILAI TUKAR KURS 2.7.1Pengertian Nilai Tukar Kurs
Dalam perdagangan internasional pertukaran antara satu mata uang dengan mata uang lain menjadi hal yang terpenting untuk mempermudah proses transaksi jual
beli barang dan jasa. Dari pertukaran ini ,terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut,dan inilah yang dinamakan kurs. Jadi secara
umum ,kurs ataiu nilai tukar dapat diartikan sebagai harga suatu mata uang asing atau harga mata uang luar negeri terhadap mata uang domestik Lindert,1999
Kurs adalah harga mata uang domestik terhadap mata uang asing dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang nilai tukar riil dari negara mitra dagang
Indonesia, nilai tukar rupiah Indonesia digunakan sebagai proyeksi dari nilai tukar negara mitra dagang Indonesia Syarief, 2003:4
Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruhnya yang sedemikian besar bagi transaksi berjalan
maupun terhadap variabel – variabel ekonomi lainnyakurs juga memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional.
Dalam mekanisme pasar , kurs dari suatu mata uang akan mengalami fluktuasi yang berdampak langsung pada harga barang – barang ekspor dan impor
Dominic,1997. Perubahan yang dimaksud adalah 1. Apresiasi, yaitu peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara
otomatis akibat bekerjanya kekuatan – kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas.
Sebagai akibat dari perubahan kurs ini adalah harga produk negara itu
Universitas Sumatera Utara
42 bagi pihak luar negeri makin mahal,sedangkan harga impor bagi penduduk
domestik menjadi lebih murah. 2. Depresiasi, yaitu peristiwa penurunan nilai tukar mata uang secara
otomatis akibat bekerjanya kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat dari
perusahaan kurs ini adalah produk negara itu bagi pihak luar negeri menjadi murah,sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi
mahal.
2.7.2 Pasar Valuta Asing
kurs ditentukan oleh interaksi antara berbagai rumah tangga , perusahaan dan lembaga – lembaga keuangan yang membeli dan menjual valuta asing guna
keperluan pembayaran internasional. Pasar yang memperdagangkan mata uang internasional disebut dengan pasar valuta asing foreign exchange market.
Dengan kata lain,pasar valuta asing adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual dari berbagai mata uang asing Krugman dan Obtfeld 1992
2.8. Harga Ekspor Harga Ekspor
2.4.1 Pengaruh Harga Ekspor Terhadap Volume Ekspor
Menurut Pappas dan Mark Hirschey 1995:95 permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela atau mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu
berdasarkan kondisi tertentu. Dalam membahas permintaan suatu barang, tidak terlepas dari mempelajari tingkah laku konsumen, dimana seorang konsumen
senantiasa ingin memaksimalkan kepuasan. Dengan demikian di pasar ada dua
Universitas Sumatera Utara
43 kekuatan yaitu produsen dan konsumen, proses selanjutnya melalui mekanisme
pasar yaitu tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran diperoleh harga dan kuantitas yang disepakati. Dari sinilah analisis permintaan sangat
penting dalam mengambil keputusan oleh produsen pengusaha. Fungsi dari permintaan adalah hubungan antara jumlah barang yang
diminta Q dan variabel-variabel yang mempengaruhinya, sedang kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang
diminta dan harga barang yang diminta Pappas dan Mark Hirschey, 1995:97 Sehingga model matematis fungsi permintaan secara sederhana adalah sebagai
berikut : Qx = f Px atau Qx = a-Px
dengan asumsi variabel-variabel lain dianggap tetap ceteris paribus, dengan demikian diasumsikan bahwa permintaan terhadap suatu barang hanya
dipengaruhi oleh harga barang tersebut. Variabel-variabel yang mempengaruhi suatu permintaan barang antara lain :
1. Harga barang yang diminta The Price of goods X = Px. Permintaan merupakan fungsi dari harga suatu barang. Apabila harga barang tersebut
naik, maka permintaan akan turun. Sebaliknya apabila harga barang turun, maka permintaan akan naik
2. Harga barang lain The Price of Related goods or service = Pr Dengan kondisi :
a. Hubungan barang substitusi. Pengaruh harga barang substitusi terhadap barang tersebut adalah bahwa apabila ada kenaikan harga
barang pokok, maka permintaan terhadap barang substitusi naik. Hal
Universitas Sumatera Utara
44 ini disebabkan harga barang substitusi lebih mahal dibanding harga
barang pokok. b. Hubungan barang komplementer. Apabila harga barang komplementer
turun, maka jumlah permintaan barang komplementer naik, sehingga berakibat permintaan terhadap pokok juga naik.
3. Faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan permintaan suatu barang antara lain adalah faktor eksternal peraturan pemerintah,
kondisi ekonomi suatu negara daerah, dan lain-lain. Dari faktor-faktor diatas, maka permintaan suatu barang jasa dapat
dirumuskan dengan formula sebagai berikut : Qdx = f Px, Pr, O
Dimana : Qdx adalah kuantitas permintaan barang atau jasa
Px adalah harga dari barang jasa X Pr adalah harga dari barang lain yang berkaitan
O adalah faktor-faktor spesifik lain Dari kondisi diatas dapat dijelaskan bahwa permintaan terhadap suatu
barang sangat dipengaruhi oleh banyak variabel. Masing-masing variabel akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap permintaan permintaan suatu barang
jasa. Variabel harga produk akan mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan konsumen. Harga barang lain substitusi akan mempunyai pengaruh
positif terhadap permintaan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB III METODE PENELITIAN