c. Mengembangkan pembangunan daerah.
d. Sumber devisa negara.
Menurut Supardi 2001 bahwa akhir tahun 1998 sektor agribisnis memperlihatkan pertumbuhan yang positif sebesar 0,26 sementara sektor lain
memperlihatkan pertumbuhan yang negatif. Sistem pertanian agribisnis merupakan model pertanian yang paling cocok untuk dikembangkan saat ini, yang mana terdapat
keterkaitan antara sub sektor dan akan menimbulkan perubahan struktural.
2.2. Pendapatan Usahatani
Tujuan pembangunan pertanian sebagai salah satu pembangunan ekonomi di Indonesia bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
di bidang usaha pertanian petani, nelayan dan peternak di pedesaan. Hal ini dapat tercapai bila pendapatannya ditingkatkan dari sumber pendapatannya baik dari
pertanian maupun non pertanian. Pendapatan merupakan fungsi dari jumlah yang terjual dan harga jual. Artinya
pendapatan perusahaan berasal dari penjualan. Sementara nilai penjualan ditentukan oleh jumlah unit yang terjual dan harga jual. Dalam kenyataan bisnis, pendapatan dan
laba terbesar tidak dicapai pada produksi dan penjualan terbanyak. Dalam memperoleh pendapatan atau keuntungan dari usaha taninya, petani harus
membandingkan antara hasil yang dicapai total revenue dengan biaya yang dikeluarkan total cost. Dengan demikian pengusaha perlu memutuskan untuk
menjual atau tidak produk pada tingkat harga tertentu Noor, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total
dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor atau penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi.
Pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut: Pd = TR – TC
TR = Y. Py TC = FC + VC
Di mana: Pd = Pendapatan usahatani
TR = Total Penerimaan total revenue TC = Total Biaya total cost
FC = Biaya Tetap fixed cost VC = Biaya Variabel variabel cost
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga Y Rahim, 2007.
Prawirokusumo 1990, menggambarkan bagaimana dalam suatu usahatani terjadi arus input yang pada akhirnya menjadi output dalam suatu usaha, bagan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Material
Rumah Tangga
Penjualan Tanaman - Ternak
Tenaga Kerja
Usaha Tani Capital
Manajemen Pengadaan
Pangan
Konsumsi Cash Income
Pinjaman Pendapatan dari sektor lain
Gambar 2.2. Alur Faktor Produksi-Pendapatan dalam Usaha Tani
Ada beberapa pembagian tentang pendapatan income yaitu: 1.
Gross dan net income: Gross income adalah pendapatan usahatani yang belum direduksi dengan biaya, sedang net income adalah pendapatan setelah dikurangi
biaya. 2.
Gross income dapat pula dibagi ke dalam dua bentuk yaitu bentuk cash dan non cash. Cash berdasar dari penjualan hasil produksinya, dapat dari tanaman maupun
Universitas Sumatera Utara
ternak. Sedang yang non-cash dapat berupa produk yang dikonsumsi langsung oleh petani atau ditukar komoditi lain atau didonasikan, atau dapat berupa barang
dan service. Hasil usaha yang ditimbun perubahan inventaris juga termasuk non cash.
3. Pendapatan pengelola management income adalah pendapatan bagi si pengelola.
Merupakan hasil pengurangan dari total output dengan total input. Sisa ini merupakan jumlah tersisa setelah semua input untuk produksi, baik yang benar-
benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan telah dijumlahkan. Pendapatan ini biasanya pendapatan negatif bagi usaha tani kecil ataupun keluarga. Pada
usaha komersial laba ini harus ada, malah setelah pendapatan pengelola masih harus dibayarkan lagi kedalam:
3. Imbalan jasa manajemen upah petani sebagai pengelola.
4. Net profit yang disebut pula pure profit yang merupakan imbalan bagi resiko
perusahaan. 4.
Pendapatan tenaga kerja petani yaitu pendapatan pengelola ditambah upah tenaga kerja petani. Pendapatan tenaga kerja keluarga petani adalah pendapatan
pengelola ditambah upah tenaga kerja petani dan anggota keluarga yang dihitung. Pendapatan petani adalah pendapatan tenaga kerja petani ditambah bunga modal
milik sendiri, sewa tanah milik sendiri. Pendapatan keluarga petani merupakan pendapatan tenaga kerja keluarga petani ditambah bunga modal milik sendiri.
Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual, biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani
Universitas Sumatera Utara
dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran Soekartawi, 1995.
Simanjuntak 1986, menyatakan kita harus menentukan suatu saat musim yang tepat untuk memilih harga tertentu yang akan digunakan dalam menentukan
analisa pasar yang menguntungkan. Harga tidak stabil karena pasar tidak sempurna, antara lain lembaga pemasaran yang tidak fleksibel, pengawasan harga, informasi
yang tidak sempurna mengenai harga yang tidak ditawarkan oleh penjual dan pembeli saingan, unsur-unsur monopoli, harga tradisionil dan sebagainya. Untuk menghindari
resiko ketidakpastian yaitu memperhitungkan pengeluaran biaya, penggunaan waktu musiman, selera konsumen serta perubahan tekhnologi baik sekarang maupun
dimasa yang akan datang.
2.3. Pengembangan Wilayah