Modal HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah uraian tentang aspek budidaya usahatani tanaman hias di daerah penelitian: 4.3.1.1. Penyediaan sarana produksi Bahan baku tanaman merupakan salah satu faktor produksi yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan suatu usaha tanaman hias. Apabila penyediaan bahan baku terhenti, akan menyebabkan terhambatnya kegiatan usaha. Kegiatan usaha menjadi terhambat karena perbanyakan tanaman membutuhkan waktu dalam pengelolaannya. Jeda waktu pengelolaan yang lama dapat menyebabkan larinya konsumen ke pengusaha lain. Kejadian tersebut dapat mengurangi pendapatan pengusaha. Berikut ini adalah sarana produksi yang akan diteliti:

a. Modal

Pada dasarnya rata-rata pengusaha tanaman hias memulai usahanya dengan menggunakan uang sendiri. Ada beberapa hal yang menyebabkan pengusaha lebih senang untuk menggunakan modal dari uang mereka sendiri daripada meminjam bank atau ke orang lain. Alasan tersebut adalah: 1 Usaha tanaman hias dapat dimulai dari skala kecil. Karakteristik usahatani tanaman hias sedikit berbeda dari usaha pertanian atau usaha agribisnis lain. Usaha tanaman hias dapat dimulai dari skala kecil terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan lahan yang sempit. Pada umumnya, para pengusaha memulai usahanya dari pekarangan rumah mereka sendiri. Penggunaan pekarangan rumah sendiri menyebabkan pengusaha tidak perlu membeli ataupun Universitas Sumatera Utara menyewa lahan dari orang lain. Hal ini dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk lahan, karena itu biaya yang dikeluarkan masih bisa dijangkau oleh uang simpanan mereka. 2 Pembelian bahan baku dapat dilakukan secara bertahap. Pembelian bahan baku produksi pada saat pengusaha memulai usahanya tidak dalam jumlah besar serta jenis yang bermacam-macam. Pengusaha melihat kearah mana minat pembeli. Pengusaha pada mulanya hanya mengusahakan tanaman yang memang sedang trend di pasaran. Hal ini menyebabkan modal yang mereka keluarkan dapat ditekan dan modal tersebut juga dapat diputar untuk mengembangkan usahanya. 3 Para pengusaha telah berusaha tani sejak lama. Rata-rata pengusaha telah berusahatani sejak 10 tahun yang lalu, di mana pada saat itu harga-harga masih stabil. Pada masa 10 tahun yang lalu harga tidak sering berfluktuasi dengan tajam, terutama untuk bahan baku tanaman hias. Fluktuasi harga tidak terjadi pada harga tanaman hias, disebabkan tanaman hias bukanlah suatu kebutuhan primer. Rata-rata pengusaha memulai dengan modal Rp 3.037.143,- Lampiran 3. 4 Birokrasi bank yang berbelit-belit. Peminjaman modal dari bank memiliki syarat-syarat tertentu. Salah satu syarat tersebut adalah calon pengusaha harus mampu memberikan suatu agunan baik itu berupa rumah, tanah ataupun usahataninya tersebut. Pengusaha pada saat memulai usahanya belum memiliki tanah atau barang yang dapat diagunkan kepada bank. Universitas Sumatera Utara Syarat yang berbelit-belit dan lamanya pengurusan peminjaman modal dari bank menyebabkan calon pengusaha enggan untuk menjadikan bank tempat meminjam modal usaha. 5 Usaha tani yang turun temurun. Pengusaha memilih untuk menggunakan modal sendiri adalah dikarenakan usaha ini telah turun temurun. Usahatani tanaman hias relatif telah stabil, baik dari manajemen maupun keuangan. Modal yang digunakan untuk pengembangan usaha diperoleh dari keuntungan penjualan tanaman hias. Modal pengusaha digunakan untuk lajunya usahatani. Modal tersebut salah satunya dipergunakan untuk membeli berbagai macam sarana produksi yang terdiri: 1. Pupuk kompos, kandang, NPK, 2. Pestisida Antracol, Matador, 3. Bibit tanaman, 4. Peralatan pertanian cangkul, grobak sorong, sparayer, pompa, 5. Perlengkapan usahatani rak, pondok. Pengusaha mengeluarkan biaya untuk pembelian pupuk, rata-rata sebesar Rp 114.000,-pickup, kompos Rp 5.318,-goni, Urea Rp 5.000,-Kg dan NPK Rp 11.300, Pedagang saprotan setiap minggu datang untuk mengantar pupuk tersebut kepada pengusaha. Pengusaha juga dapat memesan pupuk lebih dahulu di toko-toko yang menjual sarana produksi baik di sekitar lokasi usahatani ataupun di Tanjung Morawa Lampiran 4. Universitas Sumatera Utara Jenis pestisida yang sering digunakan oleh pengusaha adalah jenis Antracol seharga Rp 42.000,-botol dan Matador seharga Rp 45.000,-botol. Pengusaha memperoleh pestisida dengan membeli dari agen atau toko yang menjual sarana produksi baik di daerah sekitar lokasi usahatani ataupun di Tanjung Morawa Lampiran 5. Rak maupun pondokan sangat diperlukan dalam usahatani tanaman hias untuk menjaga kualitas tanaman, untuk memperindah lokasi usaha, dan tempat beristirahat pekerja. Rak atau pondokan dapat dibuat sendiri ataupun dengan memesan pada tukang pembuat rak atau pondokan. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk membuat pondokan sebesar Rp 1.396.970,-pondok dan rak sebesar Rp 383.333,-,rak Lampiran 6. Biaya penyusutan pondokan dan rak biasanya selama 5 tahun atau 160 dari biaya pembuatan yang dikeluarkan. Peralatan pertanian biasanya telah dimiliki oleh pengusaha pada awal pendirian usahanya, hal ini dimaklumi karena peralatan memiliki ketahanan yang lebih lama daripada pupuk atau pestisida yang pemakaiannya hanya sekali periode baik per sekali masa tanam ataupun per bulan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli peralatan usaha tani rata-rata Rp 310.857,-pengusaha Lampiran 7. Peralatan memiliki biaya penyusutan yang dihitung tiap tahunnya sebesar 112 harga pembelian peralatan.

b. Lahan