commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kemudian hal-hal ini dikenal dengan gerakan DIY. Mottonya yang terkenal adalah “
Don’t hate the media, become the media
”. Sebenarnya masih banyak lagi ideologi yang berkembang, namun kelima
ideologi diatas cukup mewakili gerakan Punk di Indonesia.
E. Punk di Indonesia
Dinamika perkembangan
komunitas Punk
di sebagai
sebuah
counterculture
tidak terlepas dari hubungan yang terjalin dengan komunitas
counterculture
Punk di Barat. Perkembangan gerakan
counterculture
terjalin melalui hubungan saling-silang pertukaran ide, pengaruh dan inspirasi secara
transmitif dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Hubungan antar kelompok
counterculture
dari masyarakat yang berbeda bisa terbentuk melalui kontak langsung, mediasi, dan resonansi.
Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 1970-an. Masuknya gaya hidup Punk ke Indonesia diawali oleh masuknya musik-musik beraliran Punk
ke Indonesia namun perkembangannya tidak sepesat di negara-negara asalnya. Punk di Indonesia pada awalnya hanyalah sebuah komunitas kecil yang tidak
terang-terangan menunjukkan gaya hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulau
meniru fashion dan mulai memahami ideologi Punk dan akhirnya
menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya. Pada perkembangannya komunitas Punk telah menjadi suatu subkultur tersendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Punk juga semakin populer dengan timbulnya Punk sebagai suatu tren. Contohnya dalam dunia fashion, fashion Punk menjadi tren fashion
masyarakat umum. Punk sebagai bentuk subkultur seperti telah dijelaskan sebelumnya, tentu memiliki nilai-nilai yang bersifat bertentangan karena
subkultur ini muncul sebagai bentuk counter culture dari sistem social budaya arus utama atau mainstream atau dominan. Perbedaan ini dapat menimbulkan
anggapan menyimpang dari masyarakat tentang subkultur Punk. Di Indonesia komunitas Punk terkadang dijustifikasi sebagai pembuat onar
dan kekacauan. Memang tidak dipungkiri terkadang terjadi keributan seperti itu maka akan timbul prejudice dari masyarakat bahwa Punk identik dengan
kekerasan. Tetapi kekerasan hanyalah suatu tindakan bodoh tetapi entah mengapa selalu terjadi keributan dalam suatu even atau acara musik.
Kekerasan yang mereka lakukan kadang muncul sebagai pengaruh minuman keras. Minuman keras sudah tidak terlepas dari kehidupan mereka
yang sebagian besar memang peminum minuman keras. Kekerasan dalam komunitas mereka sendiri tidak jarang terjadi. Perkelahian antar anak Punk
atau sekedar saling melakukan tindakan kekerasan ketika mereka berjoget didepan panggung sebuah acara musik Punk. Kekerasan saat mereka
menikmati musik ini seperti sudah menjadi sebuah ritual dalam komunitas Punk. Saling memukul dan saling menendang bahkan bergulat bergulingan
menjadi hal yang biasa saat mereka berjoget mengikuti irama lagu. Hal ini mereka anggap sebagai ungkapan kebebasan. Dalam komunitas ini kekerasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidaklah menjadi sesuatu yang anti sosial. Menurut mereka, mereka melakukan kekerasan biasanya karena mereka diganggu lebih dahulu. Namun mereka
bukanlah sumber dari kekacauan. Di Indonesia Komunitas Punk yang biasanya bermatapencaharian di
bidang informal. Misalnya berjualan aksesoris perlengkapan pakaian Punk, kaset-kaset Punk yang biasanya bajakan, dan usaha lainnya yang biasanya
tidak jauh dari gaya hidup mereka. Tidak sedikit juga dari mereka yang menjadi
polisi cepek
di putaran-putaran jalan dan menjadi pengamen. Mereka dalam kehidupannya sebagaimana sudut pandang mereka yang anti
kemapanan maka dalam hal mata pencaharian mereka tidak mencari untung yang sebesar-besarnya. Mereka mencari uang hanya untuk bertahan dan
menikmati hidup serta untuk memenuhi kebutuhan kelompoknya.
Pada akhir tahun 1980-an, deklarasi eksistensial akan adanya komunitas
Punk Indonesia secara individual maupun kelompok belum dapat ditemukan. Karena genre musik yang sedang berkembang pada periode akhir 1980-an itu
adalah genre musik thrash Metal. Roxx, Adaptor, Mortus, Sucker Head, Painfull Death, Rotor adalah beberapa band tanah air yang penting yang ada
pada era ini. Banyak diantara penggemar-penonton musik thrash Metal di Pid Pub yang
kemudian menjadi pionir-pionir berdirinya generasi Punk pertama di
Indonesia.
Fashion
sebagai salah satu elemen penting di komunitas Punk sudah dapat ditemukan pada periode pra- Punk ini. Dandanan Punk dengan menggunakan
jaket ala The Ramone sudah terlihat. Kehadiran Punk di era tahun 1980-an
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
juga terlihat pada film ”
Menggapai Matahari
” dengan pemeran utama Rhoma Irama. Dalam film itu Punk digambarkan sebagai kelompok yang berperilaku
deviatif. Pada salah satu bagian film, yaitu ketika Rhoma Irama manggung, terdapat
figuran
sekumpulan anak Punk yang menghancurkan tempat pertunjukkan sebagai perusuh.
Membicarakan generasi Punk pertama di Indonesia tidak terlepas dari komunitas Punk
Jakarta . Pada periode 8990-1995 ini
Anti Septic
dan
Young Offender
merupakan kelompok yang memiliki pengaruh besar terhadap dinamika komunitas Punk ini.
Anti Septic
dapat dikatakan sebagai band Punk pertama Jakarta. Selain itu,
Young Offender
juga dapat dikatakan sebagai kelompok pertama pengorganisasi acara musik khusus Punk.
Lahirnya generasi pertama Punk Indonesia tidak terlepas dari peran sosialisasi beserta media
yang terdapat di dalamnya.
Ada beberapa jenis hubungan yang terjadi di dalam periode generasi pertama ini. Udet, salah satu
orang yang berpengaruh di Young Offender, menjalin interaksi langsung dengan komunitas Punk di Amerika. Selain itu ada beberapa individu yang
pernah ke luar negeri. Mereka ini mendapatkan sumber-sumber Punk seperti literatur, kaset, majalah dan aksesoris. Individu-individu ini dapat
dikategorikan sebagai mereka yang mengalami
indirect contact
dengan Punk luar negeri
melalui media seperti karya, rekaman dan legenda. Melalui toko-
toko kaset klasik, generasi Punk pertama ini mendapatkan akses
mediated contact
melalui kaset karya-karya Punk luar negeri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Interaksi yang berlangsung diantara sesama Punk pada periode generasi pertama ini memiliki beberapa ciri khas. Pertama, ada arus pertukaran kaset
yang intensif. Fenomena ini dapat dilihat sebagai
tape syndicate
sindikasi kaset, dimana proses tukar-menukar kaset terjadi diantara mereka. Kedua,
melalui kaos-kaos yang dikenakan, seorang individu Punk dapat mengidentifikasi individu Punk lainnya. ”
Bahasa Kaos
” sebagai identitas Punk
mendorong mereka untuk saling berkenalan. Ketiga, band-band Punk
generasi pertama masih membawakan lagu-lagu dari band-band luar negeri yang mempengaruhi mereka.
Periode Kedua Punk Indonesia bisa dikatakan dari tahun 1996-2001.
Konfigurasi aktor-aktor di komunitas Punk mengalami perubahan mendasar. Hadirnya begitu banyak kelompok-tongkrongan ini dapat dilihat sebagai era
lahirnya gank-gank di tengah komunitas Punk. Salah satu faktor penting yang menyatukan individu-invidu di dalam kelompok-tongkrongan adalah faktor
daerah. Individu-individu yang berasal dari daerah yang sama memiliki rute perjalanan
pergi -pulang menuju tempat acara yang sama. Hal ini mendorong
individu-individu tersebut saling kenal dan mempersatukan mereka. Namun, salah satu dampak negatif dari terbentuknya gank-gank atau kelompok-
tongkrongan ini adalah sering terjadinya perkelahian. Perkelahian sering terjadi di setiap acara musik Punk akibat adanya masalah-masalah interaksi
dan kesalahpahaman yang memicu terjadinya konflik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Seiring bertambah banyaknya kelompok-tongkrongan dalam komunitas Punk Indonesia, media sosialisasi musik Punk juga mengalami perubahan
yang signifikan. Di akhir tahun 9596, komunitas Punk mulai mengenal medium musik melalui
compact disc
CD. Ada juga cara lain untuk mendapatkan produk-produk Punk dari luar negeri, yaitu
mail order
.
Mail Order
ini bersifat tradisional dengan cara mengirim surat dengan berisikan uang pesanan yang dibungkus oleh kertas karbon. Melalui
mail order
dan katalog-katalog
pemesanan dari
record label
musik Punk luar negeri, komunitas Punk Indonesia dapat menjangkau begitu banyak band Punk yang
tidak pernah terdengar di periode sebelumnya. Masuknya zine-zine dari luar negeri ke komunitas Punk memberikan
pengetahuan mengenai pergerakan politik komunitas Punk di luar negeri dengan ideologi anarkisme. Terdapat dua pengaruh penting setelah masuknya
zine atau majalah alternatif ke tengah komunitas Punk. Pertama, masuknya unsur-unsur politik. Kedua, bertambahnya kebutuhan media komunikasi antar
sesama Punk di Indonesia. Media tersebut menjadi media informasi yang terlepas dari monopoli
informasi institusi media kapitalistik, seperti majalah
musik HAI. Komunitas Punk Indonesia berusaha mempraktekkan kebutuhan baru di dalam komunikasi-informasi dengan membuat
zine-zine
Punk. Pada saat yang bersamaan mulai terjalin hubungan
direct contact
dengan komunitas Punk di luar negeri.
Direct contact
berjalan melalui hubungan interaksi
surat -menyurat dengan cara tradisional menggunakan jasa kantor
pos. Alamat-alamat band atau
records label
Punk luar negeri di dapat melalui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
zine seperti
Profane Existence
tadi. Akhirnya, intensitas interaksi dengan Punk luar negeri semakin bertambah dengan merebaknya internet di Indonesia.
Pada pertengahan tahun 1990-an aliran anarcho Punk mulai masuk ke Indonesia
. Band-band dari Skandinavia dibawah label
Distortion Records
dan label Amerika seperti
Havoc Records
memberikan warna dan dinamika baru di Indonesia. Musik
hardcore Punk
dan
crusty
mulai dimainkan oleh band- band anak Punk di Indonesia. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah
bahwa band-band membawakan lagu-lagu dengan lirik-lirik yang secara lebih eksplisit mengandung nilai-nilai ideologi anarkisme, seperti anti negara dan
kapitalisme. Akibatnya, orientasi komunitas Punk bergeser, dari bentuk komunitas
berdasarkan wilayah mengalami perubahan menjadi bentuk kolektif yang terfokus pada diskusi mengenai kondisi sosial-politik Indonesia. Kondisi
sosial politik pra dan pasca reformasi 1998 juga memberikan pengaruh yang signifikan bagi berkembangnya wacana ideologi politik Punk di Indonesia.
Pengaruh kekuasaan ekonomi-politik memberikan dampak bagi arah perubahan dan perkembangan komunitas Punk. Ini dapat terlihat dari proses
kooptasi, komodifikasi dan penyerapan kebudayaan oleh kapitalisme dengan perangkat institusinya seperti media. Unsur-unsur politik memasuki komunitas
Punk di saat secara bersamaan perubahan internal dan perubahan eksternal bertemu dalam satu momen historis. Perubahan internal yang didorong oleh
masuknya Profane Existence serta band-band aliran crust, hardcore Punk dengan lirik-lirik politis mulai mengisi pengetahuan Punk Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Situasi politik yang memanas pada tahun 1998 membuat individu dalam komunitas Punk merasakan relevansi di antara literatur politis Punk dengan
realitas politik Indonesia. Persentuhan Punk dengan gerakan politik eksternal mulai terjadi disaat adanya individu-individu Punk yang menjadi mahasiswa
dan bergabung dengan gerakan mahasiswa di universitas tempat mereka belajar. Di luar kampus banyak individu atau kelompok tongkrongan Punk
yang berafiliasi dengan kelompok-kelompok pergerakan masyarakat sipil seperti Pergerakan Kaum Miskin Kota, dan LSM-LSM lain yang bermunculan
pada masa itu. Pada saat yang bersamaan, kelompok politik kiri PRD melakukan
rekrutmen politik kepada kelompok-kelompok Punk di seluruh Indonesia. PRD dengan orientasi kader-kader politik anak muda melihat komunitas
underground seperti komunitas Metal, komunitas Punk dan komunitas musik anak muda lainnya sebagai target rekrutmen. Teknik PRD ini memiliki
kemiripan dengan
British National Party
atau
National Front
di Inggris yang menggunakan anak muda dan komunitas musik sebagai
lahan
pengkaderan partai politik.
Akhirnya, tanpa menyadari dirinya menjadi alat permainan politik, banyak individu atau kelompok Punk yang menjadi
underbow
kelompok-kelompok politik. Pada periode-periode 1998-2001 banyak individu-kelompok Punk ikut
dalam demo-demo di jalan yang marak saat itu. Keterlibatan Punk di tataran ini menghilang seiring turunnya
suhu
politik disaat memasuki era reformasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ketidakjelasan eksistensi PRD dan kesadaran akan diperalatnya individu- kelompok Punk juga mematikan keterlibatan komunitas Punk dalam politik.
Infiltrasi yang dilakukan oleh kekuatan eksternal komunitas Punk seperti PRD dan kelompok kepentingan lainnya sejatinya tidak berhasil menguasai
keseluruhan komunitas Punk Indonesia. Bertahannya beberapa individu dan kelompok di dalam komunitas Punk Indonesia dari infiltrasi terutama
didorong oleh kesadaran untuk lebih fokus membangun komunitas Punk itu sendiri. Dengan kata lain, pergerakan internal Punk yang hadir bersamaan
dengan pergerakan politik eksternal dapat meredam pengaruh dan usaha kooptasi dari luar komunitas.
Salah satu nilai yang mempengaruhi komunitas Punk Indonesia untuk tidak terlibat dengan politik praktis adalah slogan “
party political bullshit
”. Bagi mereka, partai politik adalah pembohong yang menyimpan agenda
tersembunyi. Selain itu, nilai-nilai
Do it Yourself
D.I.Y sebagai bentuk resistensi dengan menciptakan produksi-produksi alternatif menjadi pilihan
yang diambil oleh sebagian besar individu-kelompok di dalam komunitas ini. DIY merupakan metode yang menawarkan bagi mereka yang ingin
menjalankannya, menciptakan produksi, dan menguasai alat produksi sendiri, terlepas dari dominasi penguasaan
mode of pr o
duction
oleh institusi dominan. Memasuki tahun 1999-2001, hampir seluruh band di komunitas Punk
Indonesia melakukan rekaman musik dan memproduksi karyanya sendiri. Perkembangan ini tanpa disadari telah menciptakan sebuah pasar alternatif di
dalam masyarakat Punk. Jaring-jaring distribusi penjualan karya-karya Punk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mulai terbentuk. Komunitas Punk telah membangun jaringan pasarnya tanpa dapat terdeteksi oleh industri musik besar.
Setelah mengalami proses transisi, Punk Indonesia berkembang menuju bentuk yang berbeda dari periode sebelumnya. Pada periode ini, komunitas
Punk di Indonesia mengalami intervensi kapitalisme melalui komodifikasi dan penyerapan simbol-simbol Punk menjadi sesuatu yang diproduksi secara
massal. Jika pada pergerakan Punk periode kedua pihak industri budaya masih mengganggap Punk tidak mempunyai nilai jual tinggi, sekarang mereka
berpikir sebaliknya: Punk di Indonesia menjadi sasaran komodifikasi industri. Setelah kejatuhan Soeharto, arus globalisasi begitu deras merasuki
komunitas Punk Indonesia. Masuknya MTV melalui stasiun televisi lokal seperti ANTV dan Global TV memberikan pengaruh besar terhadap
pembentukan wacana mengenai Punk. Selain kapitalisme, pengaruh internet juga mempengaruhi proses interaksi dan sosialisasi komunitas Punk di
Indonesia. Generasi Punk yang lahir pada periode ini tidak banyak mengalami interaksi dan sosialisasi antar sesama Punk. Mereka mendapatkan informasi
melalui internet dan media. Sekarang, mereka yang menyatakan dirinya Punk hanya mengambil acuan identitas melalui media seperti MTV.
Band-band Punk komersil Barat, seperti Blink 182 dan Sum 41, masuk membentuk wacana baru mengenai Punk di Indonesia. MTV juga memberikan
kesempatan bagi band-band Punk yang menginginkan masuk televisi untuk dapat menayangkan video klipnya masing-masing. Band Punk seperti
Superman Is Dead dan Rockets Rockers menyatakan dengan jujur bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mereka ingin mendapatkan kesejahteraan lewat Punk dengan sukarela melakukan s
ell-out
menjual imej Punk sebagai musik pembebasan demi uang. Di sisi lain, keberadaan internet memberikan energi positif bagi
berkembangan komunitas Punk di Indonesia. Melalui internet, hubungan
direct contact
dengan komunitas Punk luar negeri maju pesat. Punk Indonesia mulai dikenal oleh komunitas Punk dunia. Dengan sendirinya, komunitas
Punk Indonesia memasuki tataran interaksi yang semakin luas. Masuknya Punk ke Indonesia tidak lepas dari pemberitaan media
mainstream . Di Indonesia, kultur Punk dikenal pertama kali sebagai bentuk
musikal dan fashion statement
. Kultur Punk telah hadir tanpa substansi sejak awal. Punk tidak hadir sebagai respon keterasingan dalam masyarakat modern,
melainkan dari sebuah kerinduan akan sebuah bentuk representasi baru saat tak ada hal lama yang dapat merepresentasikan diri remaja lagi. Maka tidak
heran, apabila hal-hal yang substansial baru muncul bertahun tahun setelah Punk dikenal secara musikal dan fashion statement.
Kultur Punk memang hadir di Indonesia tanpa hal-hal yang substansial, ia lahir sebagaimana produk postmodern lainnya, lahir tanpa esensi. Ada banyak
hal yang mendorong terjadinya hal-hal ini antara lain karena gap bahasa, gap ekonomi, gap krisis masa muda. Meskipun akhirnya substansi Punk hadir di
Indonesia pada pertengahan tahun 90an melalui akses internet, tak berbeda dengan yang terjadi di negara lain, di Indonesia Punk dianggap sebagai
segerombolan remaja biang onar atau sekedar aliran musik keras yang vokalisnya meracau tak jelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada pertengahan tahun 1990an, komunitas Punk di Indonesia merupakan komunitas Punk dengan jumlah populasi terbesar di dunia. Penganut kultur
Punk di Indonesia mulai mengadopsi substansi Punk yang termasuk di dalamnya ideologi, etika DIY, pandangan politis, dan lain sebagainya. Salah
satunya adalah gaya hidup positif Straight Edge yang menolak konsumsi alkohol, rokok, obat-obatan terlarang, dan perilaku seks bebas.
Berbekal etika DIY, beberapa scene Punk di kota-kota besar seperti Indonesia, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan
distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian
usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro. CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga
memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik piercing dan tato. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan
harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi Punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja
Levis, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya. Bila melihat asal usul kaum Punk di Inggris, dari golongan masyarakat
miskin, berbeda yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya berasal dari kelompok yang lebih mampu baik dari segi finansial maupun dari segi
intelektualitas. Beberapa dari para anggota Punk berstatus mahasiswa dan pelajar dari kaum orangtua yang mampu. Di panggung, personil grup Punk
tidak pernah ketinggalan untuk mengenakan aksesoris Punk-nya seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memakai sepatu boot, jaket kulit, celana super ketat, gelang, kalung, anting, berbagai jenis rantai, hiasan paku-pakuan dan emblem yang menempel pada
jaket dan celana, serta tidak ketinggalan tatanan rambut mohawk, spike top atau skinhead-nya
Punk kini telah menjamah kota Solo. Sebagai komunitas mereka telah ada sejak pertengahan 1990-an seiring dengan makin maraknya gaya Punk di kota-
kota besar lain seperti Jakarta dan Bandung. Kemajuan komunikasi massa beserta industrialisasi multi komoditas sangat berpengaruh dalam penyebaran
Punk sebagai gaya, oleh sebab itu pada awalnya komunitas Punk di Solo masih meraba-raba Punk hanya sebagai style fashion, musik, dan tren belum
sampai pada subkultur atau
lifestyle
. Tetapi proses ini bisa kita lihat dalam gaya Punk yang sarat dengan keberartian yang dijelmakan dengan “melawan
yang alami”, memotong proses pewajaran. Eksistensi Punk di Solo terjadi ketika subkultur Punk mulai
mempengaruhi para pemuda, bukan orang tua. Hal ini bisa dipahami karena Punk sebagai subkultur bertentangan dengan kultur-kultur orang tua puritan
yang mengikat, mendarah daging dan menjiwai seperti unsur yang menyangkut penilaian, bagaimana orang harus berlaku dan kepercayaan.
Perkembangan subkultur Punk ini tak mempengaruhi kaum tua karena Punk bukanlah counter culture terhadap budaya Solo yang memiliki kecenderungan
feodal tradisional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kemampuan Punk untuk menghadirkan tanda-tanda dari himpunan masalah yang aktual menyebabkan subkultur Punk mampu merekrut anggota
baru dan menyebabkan kepanikan moral di orang tua, guru, kalangan agamawan ataupun budayawan yang puritan. Kaum Punk mengakui
pentingnya kontak dan pergaulan dengan kaum lain, bahkan terhadap kaum lain yang secara historis pernah menjadi musuh.
Berjualan pernak-pernik Punk ataupun aksesoris tubuh lainnya dilakukan beberapa anak Punk di sekitar keramaian masyarakat. Membuat kaos untuk
dijual yang bertemakan band Punk atau sekedar slogan kritik sosial juga menjadi kegiatan keseharian anak Punk Solo. Selain kegiatan-kegiatan
tersebut beberapa anak Punk memang hidup dari mengamen di perempatan lalu lintas.
Punk itu sebuah aliran tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya kembali ke masing-masing individu, negatif tidaknya seorang Punk bukan karena aliran
tetapi jiwa individunya. Motto dari anak Punk itu, Equality atau persamaan hak. Aliran Punk lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik
Punk dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing. Sehingga mereka mengubah gaya hidup dengan gaya hidup Punk.
Punk yang berkembang di Indonesia, lebih terkenal dalam hal fashion dan tingkah laku diperlihatkan. Mereka merasa mendapat kebebasan. Jumlah anak
Punk di Indonesia memang tidak banyak. Tapi ketika mereka turun ke jalanan, setiap mata tertarik untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk, dengan
warna-warna terang dan mencolok. Anak Punk bebas tetapi bertanggung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
jawab. Mereka berani bertanggung jawab secara pribadi, atas apa yang telah dilakukan. Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para Punkers aneh,
maka pandangan miring dari masyarakat selalu ditujukan pada mereka. Padahal banyak diantara Punkers yang mempunyai kepedulian sosial sangat
tinggi. Akhir-akhir ini, banyak terangkat masalah komersialisasi Punk. Menurut
sebagian anak Punk, itu sudah melenceng dari ideologi Punk. Meski, tetap saja untuk Punk mainstream, komersialisasi dan industrialisasi bukanlah hal yang
terlalu mengganggu ideologi mereka. semua Punk pasti memiliki anti kemapanannya sendiri-sendiri. Mereka masa bodoh dengan industrialisasi.
Mereka hanya ingin suara dan apa yang diperjuangkan didengar oleh mereka yang berada di luar komunitasnya. Ini jelas berbeda dengan Punk
fundamentalis yang bahkan menolak ekspos dan publikasi media. Bagi genre Punk yang tidak ikut serta gelombang industrialisasi, kebanyakan dari mereka
memang tidak menjadikan musik mereka -atau gerakan Punk mereka- sebagai sumber penghasilan utama.
Punk sebagai subkultur hadir sebagai suatu jawaban atas kontradiksi ekonomi kapitalisme global. Kecenderungan untuk mandiri dalam bermusik
menyebabkan mereka menjalankan suatu proses panjang dari penciptaan suatu karya. Proses ini berlawanan dengan proses ekonomi kapitalisme yang
mencoba mengikatkan mereka terhadap suatu seni yang pro pasar dan juga komoditas yang menyisakan nilai lebih kerja yang belum terbayar yang
dinikmati oleh pemilik kapital industri besar. Band Punk Endank Soekamti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pernah mengatakan yang terpenting adalah tujuan bukanlah proses, oleh sebab itu perbedaan atas major label ataupun indie label mencoba dinegasikan band
Punk tersebut. Sikap band Punk seperti Endank Soekamti, Rocket Rockers, Superman is Dead ataupun band Punk lainnya yang mencoba eksis dalam
protes anti kemapanan melalui industri musik memiliki ambiguitas.
F. Punk Sekarang