commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III ANALISIS FASHION PUNK MODIS
Dalam penelitian ini, yang menjadi narasumber adalah komunitas punk modis yang kadang-kadang berkumpul di foodcourt Solo Grand Mall SGM atau
mangkal di citywalk di depan SGM untuk menghabiskan waktu luang mereka. Komunitas punk modis ini beranggotakan empat orang, tetapi hanya tiga orang
anggota komunitas tersebut yang menjadi narasumber karena yang seorang pindah kerja di Yogyakarta. Ketiga anggota komunitas tersebut adalah Rizky yang biasa
dipanggil Bandeng, Udin, dan Dody yang biasa dipanggil Plenthon. Berikut adalah analisis terhadap fashion punk modis yang mereka
kenakan:
A. Narasumber 1 : Bandeng
1. Gaya rambut
Denotasi : Rambut yang dicat kuning tak merata
Konotasi : Penolakan, rasa ‘beda’, menarik perhatian
Mitos : Rambut merupakan poin vokal dalam penampilan anak
punk. Rambut yang aslinya hitam kemudian dicat kuning menyala dengan jambul di bagian depan merupakan representasi penolakan terhadap
kemapanan model rambut yang normal. Rambut ditegakkan dengan bantuan gel menunjukkan penentangan terhadap kerasnya kehidupan dan
ketidak adilan. Warna kuning menimbulkan kesan yang menyenangkan dan dapat menarik perhatian orang-orang lain yang melihatnya. Selain itu,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan mengecat rambut dengan warna yang kontras dengan rambut aslinya, dapat menimbulkan perasaan istimewa karena bisa tampil beda.
Warna asli rambut, yaitu hitam tetap dipertahankan karena menunjukkan kekuatan.
2. Gaya Riasan
Denotasi : Lingkaran mata diberi eyeliner hitam
Konotasi : Tanpa masa depan, depresi
Mitos : Mata akan terkesan sayu, dan wajah akan terkesan lelah
dan kuyu dengan efek eyeliner hitam di sekitar mata. Lingkaran hitam di mata terlihat seperti kantung mata pada orang yang kurang tidur akibat
depresi. Hal tersebut menimbulkan kesan rasa capek yang luar biasa, kesuraman, kekelaman, kegelapan, dan seorang yang tak punya masa
depan. Efek lingkaran hitam tersebut dapat menarik perhatian orang-orang yang melihatnya, sehingga timbul persepsi bahwa remaja tersebut capek
pikiran, lelah fisik dan jiwa. Mata merupakan sarana dalam memandang dunia. Kegelapan yang melingkari mata bisa dimaknai bahwa pandangan
hidup remaja tersebut cenderung suram. Depresi membuat remaja tersebut tak mempercayai adanya harapan akan masa depan yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Pakaian
a. Kaos Oblong
Gambar 41. Kaos Oblong yang Dipakai Bandeng
Denotasi : Kaos oblong bertuliskan New York yang berwarna kuning
dan tampak luntur Konotasi
: kecenderungan pada tempat yang dipercaya sebagai asal dari gaya hidup punk dan ketidakberdayaan
Mitos : Kaos digunakan sebagai ekspresi dan afiliasi tertentu
terhadap apa yang tergambar atau tertulis di kaos tersebut. Selain itu kaos dianggap sebagai pakaian yang nyaman, santai, fleksibel, modis, dan
praktis. Tulisan New York mempunyai makna tersendiri bagi Bandeng. Karena, seperti halnya London di Inggris, New York di Amerika diyakini
sebagai tempat munculnya subkultur punk. Warna kuning meluntur melambangkan ketidakberdayaan dalam menghadapi kenyataan hidup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Celana
Denotasi : Celana Jeans sobek-sobek yang dipakai melorot
Konotasi : memotong proses pewajaran dan kemerosotan moral
Mitos : celana Jeans disukai anak muda karena bersifat santai dan
tahan lama. Warna biru muda merupakan warna standar yang diproduksi pabrik. Sobekan dan jahitan di celana tersebut menunjukkan semangat
untuk memotong proses pewajaran, bahwa tidak selamanya hidup lurus- lurus saja. Sobekan celana melambangkan kondisi yang tidak wajar dan
tak mampu dipahami oleh remaja seperti Bandeng. Sehingga remaja tersebut menunjukkan protesnya dengan sobekan. Meski celana diberi ikat
pinggang namun cara penggunaan yang agak melorot melambangkan kemerosotan moral yang tak dapat dikendalikan walaupun ada pemerintah,
orang tua, dan agama sebagai sebagai pemegang otoritas dominan di masyarakat.
c. Boxer
Denotasi : Celana boxer warna kuning yang sengaja dipertontonkan
Konotasi : acuh tak acuh dan pemberontakan
Mitos : Lazimnya celana dalaman seperti boxer tidak terlihat dari
luar bila dikenakan. Akan tetapi Bandeng sengaja mempertontonkan celana boxernya sebagai simbol sikap acuh tak acuh pada segala norma,
nilai, dan aturan yang berlaku di budaya orang tua dan budaya dominan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ban celana boxer yang terbuat dari karet simbol dari pengekangan diri oleh budaya yang lebih luas. Warna putih pada ban simbol tulang yang
bermakna kerja keras. Warna kuning boxer simbol dari jiwa muda. Dengan penggunaan celana boxer yang sengaja melanggar tatanan yang
alami tersebut Bandeng mengkomunikasikan pemberontakan terhadap segala bentuk kemapanan yang ada di masyarakat.
d. Jaket
Denotasi : Jaket Jeans yang kerahnya bertuliskan nama Bandeng dan
slogan “punk not dead” punk tidak mati dengan spidol permanen Konotasi
: individualisme obsesif dan alienasi Mitos
: Jaket Jeans sering menjadi pilihan remaja karena bahan jaket jeans mudah kotor sehingga memperlihatkan dosa, agar kelakuan
buruk terlihat oleh diri sendiri. Tulisan nama di kerah dalam jaket menunjukkan sikap individualisme obsesif. Bandeng menunjukkan sikap
sentrisme atau fokus pada diri sendiri sebagai seorang individu yang terlepas dari ikatan dengan masyarakat luas. Praktek alienasi dengan
melindungi diri lewat jaket terlihat jelas dengan tulisan punk not dead. Di sini Bandeng ingin menunjukkan bahwa subkultur punk masih eksis entah
masyarakat mengakui keberadaan mereka atau tidak, dia tidak peduli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Sepatu