45
Berdasarkan asumsi tersebut dalam pengembangan hipotesis leverage terhadap pengungkapan ISR, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan
leverage yang tinggi perlu menjelaskan kepada investor, kreditor ataupun pihak berkepentingan lainnya mengenai kemampuan mereka untuk
membayar hutang dan dampak pinjaman tersebut terhadap tanggung jawab sosial perusahaan, karyawan, maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
perusahaan. Dengan demikian hipotesisnya adalah sebagai berikut : H2 : Leverage berepengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan
Islamic Social Reporting.
2.3.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting ISR
Cooke 1998 menjelaskan bahwa likuiditas dapat dilihat dari dua sisi. Dari sisi kesehatan perusahaan, tingginya rasio likuiditas akan menunjukkan
kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat pengungkapan karena perusahaan dengan kondisi keuangan yang
kuat akan cenderung melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar untuk menunjukkan kredibilitas perusahaannya daripada
perusahaan dengan kondisi keuangan yang lemah. Sedangkan pada sisi yang lain, jika likuiditas diukur sebagai kinerja, perusahaan yang mempunyai
likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja. Pendapat Cooke 1998 tidak berbeda jauh
dengan pendapat Subiyanto 1996 yang menyebutkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela, didasarkan pada
Universitas Sumatera Utara
46
alasan bahwa bagi perusahaan yang memiliki likuiditas baik, menunjukkan memiliki struktur finansial yang baik pula. Sehingga jika kondisi ini
diketahui oleh publik, maka perusahaan tidak terancam kinerjanya, bahkan jika likuiditas perusahaan itu diketahui oleh publik secara langsung atau
tidak lansgung perusahaan menunjukkan validitas kinerjanya. Berdasarkan asumsi tersebut dapat disimpulkan bahwa :
H3 : Likuiditas Berpengaruh Signifikan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting ISR
2.3.4 Pengaruh Porsi Kepemilikan Saham Publik Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting
Na’im dan Rakhman 2000 berpendapat bahwa semakin besar saham yang dimiliki oleh publik, akan semakin banyak informasi yang diungkapkan
dalam laporan tahunan, karena investor ingin memperoleh informasi seluas – luasnya tentang tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan
manajemen, sehingga kepentingan dalam perusahaan terpenuhi. Faizal 2004 berpendapat bahwa kepemilikan saham oleh publik umumnya dapat
bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Semakin besar kepemilikan publik maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan
dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Oleh karena itu kepemilikan
publik akan meminta pengungkapan yang luas. Berdasarkan asumsi tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki porsi kepemilikan
publiknya besar maka semakin banyak tuntutan dari para pemegang saham
Universitas Sumatera Utara
47
atas pengungkapan informasi karena pemegang saham ingin mengetahui mengenai perusahaan tersebut, sehingga semakin banyak informasi yang
diungkapkan dalam laporan tahunan. Selain itu perusahaan yang memiliki kepemilikan publik yang tinggi pastinya akan lebih memperhatikan
pengungkapan tanggung jawab sosial karena perusahaan semakin banyak memegang kepercayaan masyarakat dan masyarakat pastinya akan
memperhatikan apakah perusahaan tempatnya berinvestasi melakukan tindakan sosial yang menyejahterahkan masyarakat dan lingkungan sekitar
perusahaan. Sehingga kepemilikan publik yang tinggi akan juga meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahan. Dengan
demikian hipotesisnya sebagai berikut : H4 : Porsi kepemilikan saham publik berpengaruh Signifikan terhadap
tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting.
2.3.5 Pengaruh