DINAMIKA HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN LIFE SATISFACTION

27

E. DINAMIKA HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN LIFE SATISFACTION

PADA PENYINTAS KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG BERSUKU KARO Bencana alam merupakan sesuatu yang tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dikontrol, merupakan peristiwa yang sering terjadi dan tidak diragukan lagi akan terjadi Nickerson 2008. Salah satunya adalah Bencana erupsi gunung Sinabung yang terjadi di kabupaten Karo yang terjadi dari tahun 2010 hingga saat ini. Brannon dan Feist 2007 menjelaskan bahwa, datangnya bencana alam dapat menyebabkan kematian orang-orang dalam jumlah besar, menciptakan stres, duka cita, dan ketakutan pada orang-orang yang selamat dari bencana. Bencana yang terjadi berdampak kepada masyarakat sekitar gunung Sinabung, korban yang mengalami bencana di sebut dengan penyintas. Gunung Sinabung yang bertempat di kabupaten Karo yang di huni suku Karo, sehingga mayoritas penyintas bencana erupsi gunung Sinabung bersuku Karo. Suku Karo memiliki falsafah hidup yang dianut oleh sebuah suku akan mempengaruhi pandangan hidupnya. Orang Karo di dalam kehidupannya memiliki falsafah kekerabatan yang dikenal dengan istilah merga silima, tutur siwaluh, rakut sitelu perkaden-kaden sepuluh dua tambah sada. Dari sistem kekerabatan itu orang Karo mengenal falsafah hidup mehamat man kalimbubu,metenget man senina dan metami man anak beru. Nilai-nilai value yang di miliki merupakan faktor yang mempengaruhi self esteem Coopersmith, 1967. Frey dan Carlock 1987 mendefinisikan self esteem adalah penilaian tinggi atau rendah terhadap diri sendiri yang menunjukkan sejauh mana individu itu meyakini dirinya sebagai individu yang mampu, penting dan berharga yang berpengaruh dalam perilaku seseorang. Selain itu, pengalaman yang dimiliki oleh individu mempengaruhi self esteem individu tersebut. Universitas Sumatera Utara 28 Coopersmith 1967 membagi self esteem menjadi dua yaitu self esteem rendah dan self esteem yang tinggi. Ciri ciri self esteem tinggi adalah Menganggap diri sendiri sebagai orang yang berharga dan sama baiknya dengan orang lain yang sebaya dengan dirinya dan menghargai orang lain, dapat mengontrol tindakannya terhadap dunia luar dirinya dan dapat menerima kritik dengan baik, menyukai tugas baru dan menantang serta tidak cepat bingung bila sesuatu berjalan di luar rencana, dapat mengekpreskan dirinyan dengan baik, tidak menganggap dirinya sempurna, memiliki nilai-nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang realistis, lebih bahagia dan efektif menghadapi tuntutan dari lingkungan. Karakter suku Karo menurut Tridah bangun adalah jujur, tegas, berani, percaya diri, pemalu, tidak serakah, mudah tersinggung dan pendendam, berpendirian teguh, sopan, senantiasa menjaga nama baik keluarga, rasional dan kritis, mudah menyesuaikan diri, gigih mencari pengetahuan. Saampet Mahanty dkk 2013 di dalam jurnal penelitiannya yang di lakukan di India menemukan adanya hubungan antara self esteem dan life satisfaction. Sejalan dengan Saampet mahanty Sylvia Xueng chang 2015 di dalam jurnalnya menemukan adanya hubungan antara self esteem dan life satisfaction dengan mengambil subjek penelitian di China. Life satisfaction adalah penilaian secara kognitif mengenai seberapa baik dan memuaskan hal-hal yang sudah dilakukan individu dalam kehidupannya secara menyeluruh dan atas area-area utama dalam hidup yang mereka anggap penting domain satisfaction seperti hubungan interpersonal, kesehatan, pekerjaan,pendapatan, spiritualitas dan aktivitas di waktu luang Dienner, 2009. Ras merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi life satisfaction Dinner, 2009. Di budaya Karo, orang tidak beradat atau tidak berbudaya lebih tercela daripada tidak beragama. Masyarakat Karo memiliki pandangan mengutamakan kasih sayang dengan mehamat kepada kalimbubu, metenget kepada senina dan metami terhadap Universitas Sumatera Utara 29 anak beru Ginting,sada kata 2014. Selain faktor budaya, peristiwa hidup juga menjadi faktor yang mempengaruhi life satisfaction seseorang Dienner, 2009.

F. HIPOTESA PENELITIAN