Dinamika Hubungan Life satisfaction dan Self esteem SUKU KARO SEBAGAI PENYINTAS BENCANA ERUPSI GUNUNG

22 Coopersmith 1967, mengungkapkan bahwa proses penilaian diri muncul dan penilaian subjektif terhadap keberhasilan, yang dipengaruhi oleh nilai yang diletakkan pada berbagai area kapasitas dan tampilan, diukur dengan membandingkan antara tujuan dan standar pribadi, dan disaring melalui kemampuan untuk mempertahankan diri dalam menghadapi kegagalan. Melalui proses tersebut akhirnya individu sampai pada penilaian tentang kemampuan, keberartian, kesusesan, dan keberhargaan dirinya.

C. Dinamika Hubungan Life satisfaction dan Self esteem

Nilai value merupakan komponen yang membentuk self esteem individu Coopersmith,1967. Nilai value yang di miliki oleh individu dipengaruhi oleh ras dan budayanya. Dienner 2009 Menyatakan bahwa ras dan budaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi life satisfaction individu. Kesuksesan dan kelas sosial salah satu faktor yang mempengaruhi self esteem individu Coopersmith,1967. Bagaimana kesuksesan baik di bidang ekonomi mau pun sosial yang di miliki oleh individu,baik itu seperti status kerja,pendapatan,dan strata sosial yang ada. Pendapatan,status kerja juga merupakan faktor yang mempengaruhi life satisfaction individu Dienner,2009 . Cambell dalam Dienner,2009 mengatakan kepribadian merupakan faktor yang paling menonjol di antara faktor lainnya,variabel kepribadian seperti self esteem ikut mempengaruhi life satisfaction individu. Sampeet Mahanty 2013 juga menemukandi dalam penelitiannya adanya hubungan self esteem dengan life satisfaction. Universitas Sumatera Utara 23

D. SUKU KARO SEBAGAI PENYINTAS BENCANA ERUPSI GUNUNG

SINABUNG 1. Definisi suku Karo Suku Karo adalah adalah salah satu suku bagian dari bangsa batak yang Persebarannya banyak Karo di Kabupaten Karo, Langkat, Deli Serdang, Simalungun, dan Dairi. Suku Karo merupakan suku mayoritas di kabupaten Karo yang merupakan daerah dataran tinggi dan pegunung an sehingga masyrakat Karo yang tinggal di kabupaten Karo mayoritas bekerja sebagai Petani Tarigan, 2009. Suku Karo memiliki sistem kekerabatan yang bernama dalikan sitelu. Ada tiga unsur pada dalikan sitelu yaitu kalimbubu, anak beru, dan sembuyak. Brahmana,2001. Suku Karo menganut paham patrelialis dimana marga di turunkan dari laki-laki ke pada anaknya. Ada lima merga dalam suku Karo yaitu Ginting, Karo-Karo, perangin-angin, Sembiring dan tarigan. Orang Karo di dalam kehidupannya memiliki falsafah kekerabatan yang dikenal dengan istilah merga silima, tutur siwaluh, rakut sitelu perkaden-kaden sepuluh dua tambah sada. Menurut Tridah bangun karakter dan tabiat suku Karo secara umum sebagai orang yang jujur, tegas, berani, percaya diri, pemalu, tidak serakah, mudah tersinggung dan pendendam, berpendirian teguh, sopan, senantiasa menjaga nama baik keluarga, rasional dan kritis, mudah menyesuaikan diri, gigih mencari pengetahuan, juga ada pula sifat iri dan dengki yang dikenal dengan cian dan mementingkan prosedur. Sanjani Tarigan, 2009. Selain itu, masyarakat Karo terkenal dengan tabiat, Gengsian yaitu perilaku menganggap diri mereka dan malu mengakui kelemahan mereka dari orang lain. Selain itu orang Karo di kenal dengan sifat Anceng Cian Cikurak. Yaitu perilaku mempersulit orang lain, iri hati dan membicarakan orang lain. karakter lainnya yang melekat pada suku Karo adalah mudah tersinggung,pendendam dan lembut. Universitas Sumatera Utara 24

2. Falsafah suku Karo