Kategorisasi self esteem pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung Definisi Life Satisfaction

46 Tabel B.5 Perbandingan mean Hipotetik dan mean empirik life satisfaction Nilai Hipotetik Empirik Min 5 5 Maks 35 35 Mean 20 19,96 Standar deviasi 6.567 6.666 Tabel diatas menunjukkan mean hipotetik dari variabel life satisfaction adalah 20 sementara mean empirik dari variabel life satisfaction adalah 19,96. Nilai mean hipotetik dan mean empirik variabel life satisfaction hampir sama sehingga life satisfaction pada Penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang bersuku Karo relatif di antara sedang atau rata-rata.

c. Kategorisasi Data Penelitian

1. Kategorisasi self esteem pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung

yang bersuku Karo Adapun kategorisasi self esteem pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang bersuku Karo adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 47 Tabel B.6 Kategorisasi Self Esteem Pada Penyintas Bencana Erupsi Gunung Sinabung Yang BerSuku Karo Rentang nilai Kategori Jumlah Presentase X ≤ 23 Rendah 23 X ≤37 Sedang 94 46,8 X 37 Tinggi 107 53,2 Jumlah 201 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tidak ada subjek memiliki self esteem yang rendah, 94 orang 46,8 subjek memiliki self esteem kategori sedang dan 107 orang subjek memiliki self esteem dalam kategori tinggi.

2. Kategorisasi life satisfaction pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung

yang bersuku Karo Adapun kategorisasi life satisfaction pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang bersuku Karo adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 48 Tabel B.7 Kategorisasi Life Satisfaction Pada Penyintas Bencana Erupsi Gunung Sinabung Yang BerSuku Karo Rentang nilai Kategori Jumlah Presentase X ≤ 12 Rendah 26 12,9 12 X ≤24 Sedang 112 55,7 X 35 Tinggi 63 31,3 Jumlah 201 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 26 orang memiliki life satisfaction yang rendah, 112 orang memiliki life satisfaction yang sedang dan 63 orang memiliki life satisfaction yang tinggi.

C. PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa self esteem memiliki hubungan dengan life satisfaction pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang bersuku Karo. Adapun nilai korelasinya r sebesar 0,18 dengan p=0,01. Nilai r yang positif menunjukkan bahwa arah hubungan self esteem dan life satisfaction adalah positif, yang berarti semakin tinggi self esteem yang dimiliki maka semakin tinggi pula life satisfaction yang dimiliki,begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Saampet Mahanty dkk 2013 yang menyatakan adanya hubungan antara self esteem dan life satisfaction. Begitu juga dengan hasil penelitian Borzogpour 2013. Namun yang membedakan adalah Saampet Mahanty dkk 2013 dan Borzogpour 2013 menyatakan adanya hubungan significant antara self esteem dan life satisfaction,sementara pada penelitian ini memiliki hubungan yang lemah yaitu dengan nilai r sebesar 0,18. Hasil penelitian ini salah satunya terjadi karena dan budaya dan tabiat kepribadian yang melekat pada penyintas yang bersuku Karo. Suku Karo memiliki falsafah mehamat man anak beru,metami man anak beru dan metenget man senina. imana orang Karo memiliki kedudukan peran sebagai kalimbubu yang di hormati, sebagai senina yang di pedulikan dan sebagai anak beru yang disayangi, sehingga penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang bersuku Karo masih memiliki penghargaan Universitas Sumatera Utara 49 dan pengakuan yang kuat dari orang-orang di sekitarnya. Pada masyarakat Karo sendiri,salah satu kesuksesan itu berarti dapat menjalankan adat dan budaya yang di anutnya. Seperti pepatah Karo mengatakan lebih hina tidak berbudaya daripada tidak beragama. Brahmana, 2009. Masyararakat suku Karo pada hidupnya mengutamakan kekelengen atau kasih sayang Ginting, 2016. Bisa menjalankan peran sebagai kalimbubu, senina,maupun anak beru merupakan salah kesuksesan bagi masyarakat suku Karo. Budaya merupakan salah merupakan salah satu evaluasi dari self esteem. Coopersmith mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi self esteem seseorang adalah Penghargaan dan penerimaan dari Orang- orang yang Signifikan yaitu self esteem dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting oleh yang bersangkutan. Selain itu masih eratnya ikatan persaudaraan masyarakat suku karo di dalam falsafah merga silima, tutur siwaluh, rakut sitelu perkaden-kaden sepuluh dua tambah sada, memperlihatkan eratnya hubungan diantara masyarakat suku Karo. Ras dan budaya juga mempengaruhi life satisfaction seseorang dienner,2013. Bagaimana seorang menjalan perannya di dalam masyarakat. Budaya Karo sendiri memiliki falsafah Keberhasilan seorang individu menjalankan peran-perannya dalam budaya mempengaruhi kepuasan hidup mereka. Pada masyarakat karo, kesuksesan menjalankan peran sebagai kalimbubu, anak beru, dan senina mempengaruhi tingkat life satisfaction pada masyarakat karo tersebut. Bencana erupsi gunung Sinabung menyebabkan penyintas kehilangan rumah,pendapatan dan mengharuskan penyintas tinggal di posko pengungsian maupun tempat relokasi. Kejadian ini tentu berpengaruh terhadap self esteem penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang bersuku Karo. Pengalaman yang dialami penyintas akibat bencana erupsi sinabung tentunya mempengaruhi self esteem dari penyintas bersuku Karo, dimana intrepretasi pengalaman yang dialami merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi self esteem seseorang Coopersmith,1967. Kelas sosial dan kesuksesan mempengaruhi self esteem seseorang dimana kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan, pendapatan dan tempat tinggal Coopersmith ,1967. Individu yang memiliki pekerjaan yang lebih bergengsi, pendapatan yang lebih tinggi dan tinggal dalam lokasi rumah yang lebih besar dan mewah akan dipandang. Kehilangan tempat tinggal, pendapatan yang tidak menentu pasti mempengaruhi self esteem penyintas pengungsi erupsi gunung Sinabung. Universitas Sumatera Utara 50 Life satisfaction adalah status kerja, penghasilan dan pendapatan, konsep realitas peran dan usia Dienner, 2013. Bencana erupsi gunung Sinabung menyebabkan status kerja, penghasilan dan pendapatan para penyintas menjadi tidak menentu. Hal ini di sebabkan akibat hilangnya lahan pertanian yang menjadi tempat mereka mencari nafkah sehari-hari. Nilai korelasi hubungan antara self esteem dan life satisfaction pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang memiliki nilai korelasi r= 0,18 menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara self esteem dan life satisfaction pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung. Pada masyarakat suku karo memiliki karakter memiliki karakter sopan, selalu menjaga nama baik keluarga dan harga diri,jujur dan memegang erat prosedur dan anceng cian cikurak maupun gengsian Tridah bangun,2006. Anceng, cian dan cikurak merupakan tabiat dan perilaku yang defensive yang dimiliki masyarakat suku karo. Tabiat anceng, cian,cikurak merupakan perilaku defensive dari luar diri seperti menyalahkan orang lain, membicarakan orang lain, sementara gengsian merupakan perilaku defensive susah mengakui kelemahan dan kegagalan diri. Coopersmith 1967 mengatakan defensef merupakan salah satu komponen pembentuk dari self esteem seseorang.Yaitu beberapa pengalaman dapat merupakan sumber evaluasi diri yang positif, namun ada pula yang menghasilkan penilaian diri yang negatif. Perilaku defensive yang dimiliki penyintas gunung erupsi Sinabung yang bersuku Karo menyebabkan lemahnya hubungan antara antara self esteem dan life satisfaction pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung. Perilaku defensive menyebabkan, walau pun orang karo tidak puas dengan hidup mereka, namun perilaku defensef tersebut tetap memberikan evaluasi diri positif terhadap diri mereka. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 201 subjek penelitian,tidak ada yang memiliki self esteem yang rendah, 94 orang memiliki self esteem sedang dan 107 memiliki self esteem yang tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa walaupun terkena bencana erupsi gunung Sinabung, penyintas erupsi gunung Sinabung tetap memiliki self esteem yang relatif tinggi. Pada penyintas yang bersuku Karo bahwa faktor budaya, penerimaan dari orang-orang yang significant lebih dominan daripada faktor kelas kesuksesan seperti pendapatan,tempat tinggal. Hal ini dapat di lihat walau pun kehilangan tempat tinggal dan penghasilan yang tidak menentu akibat bencana erupsi gunung Sinabung, self esteem orang Karo relatif tinggi. Selain itu perilaku defensive pada orang Karo ikut menjadi komponen pemicu self esteem yang tinggi. Universitas Sumatera Utara 51 Sejalan dengan self esteemnya, penyintas bencana erupsi gunung Sinabung relatif memiliki life satisfaction kategori sedang ke tinggi. Hasil penelitian menunjukkan, ada 26 orang yang memiliki life satisfaction kategori rendah, 112 orang memiliki life satisfaction kategori sedang, dan 63 orang memiliki life satisfaction yang tinggi. penyintas yang bersuku Karo memiliki life satisfaction rata-rata di kategori sedang dan hanya 22 orang yang memilliki life satisfaction yang di kategori rendah. Ini menunjukkan faktor-faktor seperti penghasilan, status kerja, tempat tinggal, yang terganggu akibat bencana erupsi gunung Sinabung, tidak mempengaruhi secara significant, namun dapat di imbangi dengan faktor lainnya seperti kesehatan, realitas peran dan budaya. Universitas Sumatera Utara 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini dan pada bagian akhir akan dikemukakan saransaran baik yang bersifat praktis maupun metodologis yangmungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data dan pembahasan sebelumnya di dapat kesimpulan sebagai berikut. 1. Adanya hubungan antara self esteem dan life satisfaction pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang bersuku Karo. 2. Self esteem dan life satisfaction pada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang bersuku Karo memiliki hubungan yang lemah dengan arah hubungan yang positif.

B. SARAN

1. Saran metodologis a. Untuk peneliti yang tertarik melakukan penelitian yang sama terutama pada masyarakat suku Karo, untuk membuat skala penelitian berbahasa Karo mau pun memiliki kemampuan berbahasa Karo untuk mempermudah penelitian. 2. Saran Praktis a. Kepada penyintas bencana erupsi gunung Sinabung yang bersuku Karo, menjaga dan memperkuat kebudayaan berazaskan rakut sitelu. b. Kepada Pemerintah kabupaten karo, memperhatikan dan memenuhi hak-hak dari penyintas bencana erupsi gunung Sinabung. Universitas Sumatera Utara 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. LIFE SATISFACTION

1. Definisi Life Satisfaction

Life satisfaction merupakan komponen kognitif dalam subjective well being Andrew Withey dalam Diener, 2009. Menurut Alston Dudley dalam Hurlock, 1980, life satisfaction itu merupakan kemampuan seseorang untuk menikmati pengalaman- pengalamannya yang disertai dengan tingkat kegembiraan. Menurut pendekatan quality of life, life satisfaction mengacu pada evaluasi subjektif mengenai seberapa banyak kebutuhan, tujuan, dan nilai-nilai yang kita punya telah terpenuhi dalam kehidupan. Dengan demikian, kesenjangan ang dirasakan antara apa yang kita miliki dan apa yang kita inginkan menjadi penentu tingkat life satisfaction atau ketidakpuasan seseorang. Diener dan Biswas-Diener 2008 mengatakan bahwa life satisfaction merupakan penilaian secara kognitif mengenai seberapa baik dan memuaskan hal-hal yang sudah dilakukan individu dalam kehidupannya secara menyeluruh dan atas area-area utama dalam hidup yang mereka anggap penting domain satisfaction seperti hubungan interpersonal, kesehatan, pekerjaan,pendapatan, spiritualitas dan aktivitas di waktu luang. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa life satisfaction adalah penilaian kognitif individu mengenai baik atau pun memuaskannya hidupnya sesuai dengan yang di inginkan individu baik seperti hubungan interpersonal, kesehatan, pekerjaan, pendapatan, spiritualitas dan aktivitas di waktu luang. Universitas Sumatera Utara 11

2. Aspek Life Satisfaction