42
Universitas Sumatera Utara BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Medan, Sumatera Utara. LPP RRI Medan beralamat di jalan Jenderal
Gatot Subroto No. 214 Km. 5,5 Medan 21123.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode ini digunakan untuk meneliti sejauh mana variasi pada waktu variabel berkaitan
dengan variasi variabel yang lain Rakhmat, 2004:27. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat
hubungannya tersebut.
3.3 Populasi dan Sampel
A. Populasi
Populasi adalah merupakan objek penelitian. Menurut Sugiyono 2011:90 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan tetap LPP RRI Medan yang berjumlah 127.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara B.
Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memperoleh perlakuan penelitian yang secara keseluruhan mempunyai sifat yang sama dengan sifat
populasi. Sampel merupakan wakil yang representatif dari populasi, khususnya dalam hal pendataan Bulaeng, 2004:156. Jumlah responden dalam penelitian ini
didapat dari kalkulasi rumus Slovin sebagai berikut : n
=
� 1+
� �²
keterangan : n = jumlah sampel
N = jumlah populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat
ditolerir, yaitu 10 n
=
127 1+127 0,1²
n =
127 1+1270,01
n =
127 1+1,5
n =
127 2,5
n = 50,8 = 51 responden
C. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adala teknik proporsional random sampling. Teknin ini digunakan bila populasi mempunyai
anggotaunsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata Sugiyono, 2011:93.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian Lapangan Field Research
Penelitian lapangan ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara
mengedarkan kuesioner quisioner. Kuesioner merupakan suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang.
Kuesioner ini dimaksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban
dari para responden Kriyantono, 2008:95. Selain mengggunakan kuesioner untuk pengumpulan data, peneliti juga melakukan
wawancara dengan pemimpin. b. Studi Kepustakaan Library Research
Studi kepustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori-teori dan mempelajari buku-buku,
jurnal, dan hasil penelitian terdahulu yang menunjang dan relevan dengan masalah penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 3.5
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan analisis data sebagai berikut: 1. Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal adalah suatu analisis yang dilakukan dengan membagi- bagi variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom yatu sejumlah frekuensi dan kolom persentase
untuk setiap kategori Singarimbun, 2008:266. 2. Uji Hipotesis
Uji hipotesa merupakan pengujian data dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan
antara kedua variabel yang dikorelasikan, peneliti menggunakan analisis Regresi Linier Sederhana. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal satu variabel indevenden dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah. Sugiyono,
2011:237:
Y = a + bX Keterangan :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Y = motivasi kerja pegawai a = harga Y bila X= 0
b = angka arah atau koefisien regresi peningkatan atau penurunan variabel. X = pengaruh kepemimpinan
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS.
Universitas Sumatera Utara
47
Universitas Sumatera Utara BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:
1. Langkah pertama dalam penelitian ini, peneliti melakukan pra penelitian
dengan mengumpulkan segala informasi mengenai apa yang hendak diteliti dan informasi mengenai tempat penelitian dilaksanakan yang
bertempat di LPP RRI, Medan. Peneliti kemudian menyusun proposal penelitian, menyerahkannya kepada dosen pembimbing untuk diperiksa
dan disetujui kemudia melaksanakan seminar proposal. Setelah melaksanakan seminar proposal, peneliti kemudian menyerahkan revisi
hasil seminar proposal untuk disetujui, setelah itu memulai proses penyusunan skripsi dengan dosen pembimbing sampai dengan tahap
pembuatan kuesioner. 2.
Langkah kedua, studi kepustakaan. Dalam tahap penelitian ini, peneliti mengumpulkan berbagai literatur, baik itu buku, jurnal dan hasil penelitian
sebelumnya yang berhubungan dengan judul penelitian daripada peneliti, yaitu Pengaruh Pemimpin terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Lembaga
Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Medan Sumatera Utara Studi Korelasi Pengaruh Pemimpin Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Medan Sumatera
Universitas Sumatera Utara
48
Universitas Sumatera Utara
3. Utara, yang selanjutnya akan digunakan sebagai referensi dalam proses
pengerjaan skripsi. 4.
Langkah ketiga adalah pelaksanaan pengumpulan data. Dalam tahap ini peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu
pegawai LPP RRI Medan sebanyak 51 orang yang telah dipilih secara acak. Peneliti mendampingi beberapa responden untuk mengantisipasi
pertanyaan yang kurang dimengerti. Selanjutnya responden mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk
memperoleh data yang diperlukan ,dan selanjutnya melakukan proses pengolahan data.
4.2 Teknik Pengolahan Data
Setelah peneliti mengumpulkan data dari 51 responden terpilih, selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut: 1.
Penomoran Kuesioner Memberikan nomor urut pada kuesioner sebagai pengenal, dimulai dari
nomor 01 sampai dengan 51. 2.
Editing Melakukan proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas
jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data dalam kode yang disediakan.
3. Labeling
Universitas Sumatera Utara
49
Universitas Sumatera Utara
Memberi label pada setiap pertanyaan sebagai tanda untuk membedakan pertanyaan yang satu dengan yang lain untuk memudahkan data ke dalam
variable view pada SPSS.
4. Coding
Proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan pada lembar kuesioner dalam bentuk angka score.
5. Inventarisasi
Memasukan data mentah yang diperoleh ke dalam lembar FC Fotron Cobol sehingga membentuk satu kesatuan.
6. Tabulasi Data
Tabulasi data yaitu data dari FC dimasukkan kedalam tabel. Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel
secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisis dengan perangkat lunak SPSS versi 15.0.
4.3 Deskripsi Lokasi Penelitian A.
Sejarah Radio Republik Indonesia Stasiun Medan
Sejarah Radio Republik Indonesia bermula sejak pendiriannya secara resmi pada tanggal 11 September 1945 oleh para tokoh yang sebelumnya aktif
mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman di Jalan Menteng Dalam, Jakarta, menghasilkan
keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih dr. Abdulrahman Saleh sebagai pimpinan umum RRI yang pertama.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pertama kali kota medan mempunyai siaran radio adalah atas inisiatif seorang pengusaha bioskop yaitu Direktur Nibem Tumeyer mendirikan radio
swasta dengan nama Meyers Omroep Voor Allen MOVA pada tahun 1930. MOVA menjadi perangsang bagi perusahaan-perusahaan Belanda untuk
mengadakan siaran radio juga. Kemudian berdirilah sebuah organisasi radio yang diberi nama Algemene Vereneging Radio Omroep Medan AVROM yang
diprakarsai oleh maskapai perkebunan Berlanda di Sumatera Timur dan siarannya memakai bahasa Belanda.
Pesawat-pesawat penerima radio masih sangat terbatas jumlahnya. Bahasa siaran pun cenderung menggunakan Bahasa Belanda dengan musik-musik wals,
tango dan klasik. Keterpencilan siaran radio dari khalayak luas mendorong tumbuhnya NIROM, namun orientasinya tetap elit kendatipun sudah disiarkan
lagu-lagu Said Abdullah, Mohammad Albar dan Tengku Adlan, lagu-lagu gambus dan keroncong stambul. Semangat kebangsaan yang mekar di hati putera-putera
Indonesia untuk menjadikan Budaya Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, mendorong tokoh-tokoh Indonesia di Sumatera Utara seperti Adi Negoro,
Dr. Amir, Madong Lubis, G.B Josua, Dr. Radja Saudin, R.M. Sarsidi, Mr. T. Hasan, Mr. Mahadi, Mr. T. Bahriun, Munar S. Mamidjojo dan lain-lain
mendirikan Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran PPRK cabang Medan. PPRK Medan ini dibentuk pada tanggal 4 Oktober 1940 yang diresmikan oleh
PPRK Pusat Mr. Oetojo. Sementara itu, orientasi siaran NIROM mulai memperhatikan aspirasi khalayak Indonesia melalui PPRK, yang diresmikan pada
tanggal 1 Nopember 1940. Sejak itu, warna Indonesia dalam budaya dan musik
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
mendominasi angkasa Sumatera Utara. Kondisi ini berakhir setelah tentara pendudukan Jepang tiba di Indonesia tahun 1942.
Selama menduduki Indonesia, Jepang telah menyadari pentingnya siaran radio. Pemancar NIROM kepunyaan Belanda di Medan dibumi hanguskan oleh
Belanda sendiri beberapa saat sebelum Jepang masuk ke Medan pada bulan Maret 1942. Usaha Jepang yang pertama adalah memerintahkan kepada penduduk yang
mempunyai pesawat radio untuk mendaftarkan pesawat radionya dan menyimpannya di kantor Polisi.
Kebijaksanaan ini dimaksudkan untuk mencegah rakyat dapat mendengar siaran-siaran luar negeri. Jepang juga tidak menggunakan pegawai-pegawai yang
lama untuk Penyiaran Radio Medan Medan Hoso Kyoku, mereka mengangkat pegawai-pegawai baru yang tidak pernah bekerja pada NIROM. Medan Hoso
Kyoku memperoleh sebuah gedung yang baik, bekas gedung Perkebunan Deli Maatschappij di Sungai Sikambing. Kemudian pada pertengahan tahun 1943,
Medan Hoso Kyoku memperoleh kantornya sendiri yang terletak di sebelah gedung studio di Jalan Serdang. Sedangkan gedung studio itu sendiri baru selesai
diperbaiki pada bulan Nopember 1943, selanjutnya di Sungai Sikambing hanya berfungsi sebagai gedung pemancar.
Politik siaran Jepang pada waktu itu adalah untuk menanamkan ke dalam jiwa bangsa Indonesia semangat yang dikenal sebagai Nippon Seisin yaitu
mempropagandakan agar rakyat Indonesia menyumbangkan tenaga, pikiran, dan lain sebagainya untuk kemenangan Jepang dalam peperangan Asia Timur Raya.
Siaran Medan Hoso Kyoku pada waktu itu, pada hakekatnya hanyalah untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Jepang yang berada di Sumatera, karena hanya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
mereka sajalah yang diperbolehkan memakai pesawat radio. Pejabat-pejabat bangsa Indonesia termasuk pegawai Medan Hoso Kyoku tidak seorangpun
diperbolehkan memakai pesawat radio sekalipun radio yang sudah dilak. Untuk masyarakat disediakan radio-radio umum yang diletakkan di tempat-tempat
strategis dan ramai di kota Medan. Sementara itu, situasi perang dari hari ke hari semakin tidak
menguntungkan bagi pihak Jepang. Jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang mengakhiri Perang Dunia ke II dan membuat Jepang menyerah
tanpa syarat kepada sekutu. Peristiwa ini membawa perubahan besar pada Medan Hoso Kyoku.
Dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Bung Karno dan Bung Hatta, pegawai-pegawai radio di Medan memulai
perjuangannnya untuk mengisi kemerdekaan. Dari kalangan peawai-pegawai penyiaran radio Medan muncullah beberapa pemimpin dalam bidang keradioan.
Pengalaman-pengalaman pahit yang dialami mereka selama pendudukan Jepang mendorong mereka untuk menjadikan sarana radio sebagai alat penting dalam
membantu perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Tugas mereka sekarang adalah mengambil alih pimpinan dan kekuasaan atas peralatan radio dan
menjadikannya sebagai Radio Republik Indonesia. Diantara mereka yang memegang peranan penting dalam tugas ini adalah Loetan Soetan Toenaro,
Ibrahim, Kamarsyah, Mohammad Arief, dan A. Diapari Nasution. Pihak Jepang bermaksud menyerahkan pemancar dan Studio ke tangan
sekutu. Akan tetapi, pegawai-pegawai Medan Hoso Kyoku yang berkebangsaan Indonesia menolaknya dan menyelamatkan alat-alat radio supaya jangan jatuh ke
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tangan sekutu. Dengan tidak menghiraukan akibat-akibat yang akan terjadi, mereka memindahkan pemancar ke tempat yang lebih aman yaitu ke gedung
bertingkat di Kampung Baru. Dalam saat-saat yang demikian penting dan mencekam, usaha
penyelenggaraan siaran Radio Republik Indonesia terus dilaksanakan. Dalam masa percobaan siaran inilah, secara tiba-tiba pasukan sekutu berhasil menerobos
pengawalan pemuda-pemuda dan para pejuang bersenjata kita dan maju menuju Kampung Baru dan gedung pemancar dikepung. Pasukan sekutu kemudian
mendinamit gedung tersebut sehingga semua peralatan yang ada menjadi hancur lebur. Dengan demikian berakhirlah usaha pertama untuk mengumandangkan
suara Indonesia Merdeka melalui pemancar Radio Republik Indonesia RRI Medan di Kampung Baru.
Pada penghujung tahun 1945 usaha kedua dijalankan, didirikan pemancar baru di Jalan Asia atas persetujuan wakil Gubernur Sumatera Alm. Dr. Amir
dengan pihak sekutu. Para teknisi RRI bekerja siang dan malam dan akhirnya berhasil membuat sebuah pemancar darurat. Tetapi sebelum Rri Medan yang
berada di Jalan Asia ini mengumandangkan suaranya, suasana politik di Medan menjadi genting kembali. Seluruh aparat pemerintahan diperintahkan mengungsi
ke Pematang Siantar, disusul oleh pengungsian penduduk. Suasana ini memaksa RRI Medan memindahkan pemancar dan alat-alatnya ke Pematang Siantar.
Pada 29 Juli 1947, Belanda menduduki Pematang Siantar dan menghancurkan pemancar radio sehingga tidak berfungsi sama sekali sekaligus merupakan
berakhirnya riwayat RRI Medan di bawah pimpinan Loetan Soetan Toenaro di Pematang Siantar. Setelah itu, pejuang-pejuang gigih RRI Medan terutama
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kamarsyah, Loetan Soetan Toenaro dan Arief beserta keluarga mengungsi ke Bukittinggi untuk melanjutkan perjuangan bangsa dan mengumandangkan terus
semboyan RRI “ sekali di udara tetap di udara”. Dalam sejarah perjuangan RRI di Bukittinggi, dalam tahun-tahun Perang
Kemerdekaan sampai pada masa penyerahan kedaulatan kepada RI telah mempercayakan pimpinan RRI Sumatera kepada Kamarsyah Kepala, Loetan
Soetan Toenaro wakil kepala dan M. Arief. Kemudian RRI kembali ke Jl. Serdang 28 Medan.
Di Medan RRI tampil sebagai pemersatu bangsa. Berdasarkan ketentuan yng ditetapkan oleh Kepala Jawatan Radio Maladi pada tanggal 1 Agustus 1954 ,
persentase antara siaran kata dan musik di RRI Medan adalah 47 untuk siaran kata pemberitaan 20, siaran pemerintah dan penerangan umum 10, siaran
pendidikan 5, siaran keagamaan 5, siaran sastrasandiwara 7 dan alokasi siaran musik 53 kesenian daerah 30, kesenian Indonesia baru 15 dan
kesenian asing 8. RRI dewasa itu menjadi primadona di angkasa Sumatera Utara bahkan di
pulau Sumatera. Tetapi di era pembangunan, suatu hal yang menjadi tantangan baru bagi RRI Medan adalah kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
mitra kerjanya Radio Siaran Non RRI. Bersama kebangkitan Orde Baru RRI tidak lagi menjadi primadona tunggal di angkasa tanah air. Radio Non RRI Radio
Pemerintah Daerah maupun Radio Swasta mulai tumbuh dan berkembang di kota-kota besar, tidak terkecuali di kota Medan. Akibatnya, RRI Medan pun
berbagi khalayak dengan mitra kerjanya di Sumatera Utara RRI Se-Sumatera, 1993.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara B.
VISI, MISI, dan KEBIJAKAN PENYIARAN VISI LPP RRI
Mewujudkan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia sebagai radio berjaringan terluas, pembangunan karakter bangsa dan berkelas
dunia. MISI LPP RRI
1. Memberikan pelayanan informasi terpercaya yang dapat menjadi acuan dan sarana kontrol sosial masyarakat dengan memperhatikan kode etik
jurnalistikkode etik penyiaran. 2. Mengembangkan siaran pendidikan untuk mencerahkan , mencerdaskan
dan memperdayakan serta mendorong kreatifitas masyarakat dalam kerangka membangun karakter bangsa.
3. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang sehat bagi
keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.
4. Menyelenggarakan program siaran berperspektif gender yang sesuai dengan budaya bangsa dan melayani kebutuhan kelompok minoritas.
5. Memperkuat program siaran diwilah perbatasan untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
7. Meningkatkan parsitifasi publik dalam proses penyelenggaraan siaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program
siaran. 8. Meningkatkan kualitas audio dan memperluas jangkauan siaran secara
nasional dan internasional dengan mengoptimalkan sumber daya teknologi yang ada dan mengadaptasi perkembangan teknologi penyiaran
serta mengefisienkan pengelolaan operasional maupun pemeliaraan perangkat teknik.
9. Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif dan efesien dengan sistem manajamen sumber daya SDM, keuangan, aset, informasi, dan
operasional berbasis teknologi informasi dalam rangka mewujudkan tata kelola lembaga yang baik Good Corporate Governance.
10. Memperluas jejaringan dan kerjasama dengan berbagai lembaga di dalam dan diluar negeri yang saling memperkuat dan menguntungkan.
11. Meberikan pelayanan jasa jasa yang terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan asset negara secara proFesional dan akuntabel serta
menggali sumber sumber penerimaan lain untuk mendukung operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.
Kebijakan Penyiaran LPP RRI: 1. Kegiatan penyiaran ditujukan untuk memberikan informasi, pendidikan,
dan hiburan melalui berbagai program siaran yang diharapkan memperkaya wawasan dan mendorong keikutsertaan masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadi wahana kontrol sosial. 2. Kegiatan siaran berita, harus menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3. Kegiatan penyiaran harus memberikan ruang kepada kelompok minoritas, kelompok khusus, perempuan, dan anak.
4. Kegiatan penyiaran harus dilakukan dengan kreatif dan berkualitas tinggi. 5. Kegiatan penyiaran harus memberikan peluang bagi pengembangan
kreativitasdan inovasi masyarakat serta nilai-nilai kearifan lokal. 6. Kegiatan penyiaran harus menjadi wahana pelestarian dan pengembangan
kebudayaan nasional. 7. Kegiatan penyiaran harus mendukung integrasi nasional, kedaulatan
NKRI, dan menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. 8. Kegiatan penyiaran berpedoman pada Pedoman Perilaku
PenyiaranStandar Program Siaran P3SPS Komisi Penyiaran Indonesia. 9. Kegiatan pengembangan siaran diarahkan untuk me-layani seluruh
lapisan masyarakat, demi penguatan karakter bangsa.
4.4 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal merupakan analisis yang dilakukan dengan membagi-bagi variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas
dasar frekuensi dan persentase. Analisis tabel tunggal dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap variabel penelitian.Biasanya tabel
tunggal hanya memuat kolom yang berisi keterangan, jumlah dan persentase. Dalam pembahasan ini, peneliti akan merujuk kepada sistem atau data
yang diperoleh dari hasil jawaban responden melalui kuesioner yang disebarkan kepada 51 responden terpilih. Adapun hasil dari pengolahan data tersebut sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 4.4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Karakteristik yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis kelamin
dan usia.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Frekuensi Percent
1 Laki-laki
28 54,9
2 Perempuan
23 45,1
Jumlah 51
100 Sumber: P.1FC.03
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa responden pria sebanyak 28 orang 54,9 dan responden wanita sebanyak 23 orang 45,1. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas pegawai LPP RRI Medan adalah Pria 54,9.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No Usia responden
Frekuensi Percent
1 21 – 30 tahun
3 5,9
2 31 – 40 tahun
1 2,0
3 41 – 50 tahun
12 23,5
4 51 – 60 tahun
35 68,6
Jumlah 51
100 Sumber: P.2FC.04
Dari tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berusia 21- 30tahun sebanyak 3 orang 5,9, responden yang berusia 31-40tahun sebanyak 1
orang 2, reponden yang berusia 41-50tahun sebanyak 12 orang 23,5, responden yang berusia 51-60 tahun sebanyak 35 orang 68,6. Jadi, dari tabel
4.2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah berusia 51-60 tahun yaitu sebanyak 35orang 68,6.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 4.4.2 Dimensi Fungsi Kepemimpinan
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengelola dan mengatur organisasi secara efektif serta mampu melaksanakan kepemimpinan
secara efektif pula. Untuk itu seorang pemimpin harus betul-betul dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin.
Menurut Nawawi 2004:74 menjabarkan beberapa fungsi kepemimpinan yaitu fungsi instruktif, fungsi konsultatif, fungsi partisipatif, fungsi delegasi,
fungsi pengendalian. Berikut adalah hasil analisis penelitian tentang Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di LPP RRI Medan.
Tabel 4.3 Pelibatan Pegawai dalam Pengambilan Keputusan
No Pelibatan Pegawai dalam Pengambilan Keputusan
Frekuensi Percent
1 Sangat dilibatkan
25 49,0
2 Dilibatkan
25 49,0
3 Kurang dilibatkan
1 2,0
4 Tidak dilibatkan
- -
Jumlah 51
100 Sumber: P.3FC.05
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 25 responden atau 49,0 yang berpendapat bahwa pemimpin sangat melibatkan
karyawan dalam pengambilan keputusan, 25 responden atau 49,0 berpendapat bahwa pemimpin melibatkan, 1 responden atau 2,0 berpendapat bahwa
pimpinan kurang melibatkan, dan tidak satupun dari responden yang menyatakan bahwa pimpinan tidak melibatkan karyawan dalam proses pengambilan
keputusan. Uraian di atas menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu 98,0
menganggap bahwa mereka sudah dilibatkan dalam pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
terkait organisasi, bisa diartikan bahwa atasan merasa bahwa kepercayaan yang sudah diberikan kepada bawahannya telah dapat dipertanggung jawabkan
sehingga dalam pengambilan keputusan pun atasan mau melibatkan bawahannya dan berdampak pada suasana kerja yang menyenangkan bahwa bawahan tidak
selalu hanya menerima perintah namun dapat juga memberikan ide untuk menyelesaikan masalah terkait pekerjaanorganisasi.
Tabel 4.4 Analisis Pemimpin sebelum Membuat Keputusan
No Analisis Pemimpin sebelum Membuat Keputusan
Frekuensi Percent
1 Sangat menganalisis
14 27,5
2 Menganalisis
32 62,7
3 Kurang menganalisis
² 7,8
4 Tidak menganalisis
1 2,0
Jumlah 51
100 Sumber: P.4FC.06
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 14 responden atau 27,5 yang berpendapat bahwa pemimpin sangat menganalisis
sebelum pengambilan keputusan, 32 responden atau 62,7 berpendapat bahwa pemimpin menganalisis sebelum pengambilan keputusan, 4 responden atau 7,8
berpendapat bahwa pemimpin kurang menganalisis, dan 1 responden atau 2,0 yang menyatakan bahwa pimpinan tidak menganalisis sebelum pengambilan
keputusan. Uraian di atas menunjukan bahwa mayoritas responden menganggap
bahwa pemimpin melakukan analisis sebelum membuat keputusan sehingga pegawai akan lebih percaya kepada kemampuan pemimpin dalam mengambil
sebuah keputusan sehingga pegawai mau menerimamelaksanakan keputusan yang dibuat pemimpin.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5
Kualitas Analisis Pemimpin
No Kualitas Analisis Pemimpin Frekuensi
Percent 1
Sangat berkualitas 11
21,5 2
Berkualitas 38
74,5 3
Kurang berkualitas 1
2,0 4
Tidak berkualitas 1
2,0 Jumlah
51 100
Sumber: P.5FC.07 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 11
responden atau 21,5 yang berpendapat bahwa analisis yang dilakukan pemimpin sangat berkualitas, 38 responden atau 74,5 berpendapat bahwa analisis yang
dilakukan pemimpin berkualitas, 1 responden atau 2,0 berpendapat bahwa analisis yang dilakukan pemimpin kurang berkualitas, dan 1 responden atau 2,0
berpendapat bahwa analisis yang dilakukan pemimpin tidak berkualitas. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sekitar 96,0 karyawan
menyatakan bahwa pimpinan sudah mampu melakukan analisis yang baik sebelum mengambil sebuah keputusan. Hal ini akan berdampak pada kepercayaan
karyawan terhadap pimpinan sehingga organisasi dapat berjalan dengan harmonis.
Tabel 4.6 Kesediaan Pemimpin dalam Menerima Opini dan Saran Pegawai
No Kesediaan Pemimpin dalam
Menerima Opini dan Saran Pegawai
Frekuensi Percent
1 Selalu mendengarkan
7 13,7
2 Mendengarkan
38 74,5
3 Kurang mendengarkan
5 9,8
4 Tidak mendengarkan
1 2,0
Jumlah 51
100 Sumber: P.6FC.08
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 7 responden atau 13,7 yang berpendapat bahwa pemimpin selalu mendengarkan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
opini dan saran karyawan, 38 responden atau 74,5 berpendapat bahwa pemimpin mendengarkan, 5 responden atau 9,8 berpendapat bahwa pimpinan
kurang mendengarkan, dan 1 responden atau 2,0 yang menyatakan bahwa pimpinan tidak mendengarkan opini dan saran karyawan dalam proses
pengendalian organisasi. Uraian di atas menunjukan bahwa mayoritas responden menganggap
bahwa pemimpin menerima opini dan saran dari pegawai sehingga pegawai akan mau memberikan ide-ide sehingga masalah lebih mudah terselesaikan dan
pegawai merasa ia punya andil dalam organisasi sehingga loyalitas pegawai terhadap organisasi akan meningkat.
Tabel 4.7 Bimbingan Pemimpin Bagi Karyawan yang Mengalami Kesulitan
No Bimbingan Pemimpin Bagi
Karyawan yang Mengalami Kesulitan
Frekuensi Percent
1 Selalu membimbing
8 15,7
2 Membimbing
29 56,8
3 Kurang membimbing
11 21,6
4 Tidak membimbing
3 5,9
Jumlah 51
100 Sumber: P.7FC.09
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 8 responden atau 15,7 yang berpendapat bahwa pemimpin sangat memberikan
bimbingan jika karyawan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas, 29 responden atau 56,8 berpendapat bahwa pemimpin memberikan bimbingan, 11
responden atau 21,6 berpendapat bahwa pemimpin kurang memberikan bimbingan, dan 3 responden atau 5,9 yang menyatakan bahwa pemimpin tidak
memberikan bimbingan jika karyawan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar atau 37
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
karyawan menyatakan bahwa pimpinan sudah mampu menjalankan fungsinya sebagai pengendali organisasi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi
karyawan dalam melaksanakan tugas. Hal ini akan berdampak pada kepercayaan karyawan terhadap kemampuan pimpinan dalam mengendalikan organisasi
sehingga organisasi dapat berjalan dengan harmonis dan tujuan organisasi dapat tercapai.
Tabel 4.8 Arahan Pemimpin Bagi Karyawan yang Melakukan Kesalahan
No Arahan Pemimpin Bagi
Karyawan yang Melakukan Kesalahan
Frekuensi Percent
1 Sangat mengarahkan
16 31,4
2 Mengarahkan
31 60,8
3 Kurang mengarahkan
2 3,9
4 Tidak mengarahkan
2 3,9
Jumlah 51
100 Sumber: P.8FC.10
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 16 responden atau 31,4 yang berpendapat bahwa pemimpin sangat mengarahkan
jika karyawan melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas, 31 responden atau 60,8 berpendapat bahwa pemimpin mengarahkan, 2 responden atau 3,9
berpendapat bahwa pemimpin kurang mengarahkan, dan 2 responden atau 3,9 yang menyatakan bahwa pemimpin tidak mengarahkan jika karyawan melakukan
kesalahan dalam melaksanakan tugas.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar atau 47 karyawan menyatakan bahwa pimpinan sudah
mampu menjalankan fungsinya sebagai pengendali organisasi yaitu memberikan arahan bagi karyawan yang melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas. Hal
ini akan berdampak pada kepercayaan karyawan terhadap kemampuan pimpinan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dalam mengendalikan organisasi sehingga organisasi dapat berjalan dengan harmonis.
Tabel 4.9 Peran Pemimpin dalam Mengendalikan Organisasi
No Peran Pemimpin dalam Mengendalikan Organisasi
Frekuensi Percent
1 Sangat mampu
15 29,4
2 Mampu
30 58,9
3 Kurang mampu
² 7,8
4 Tidak mampu
2 3,9
Jumlah 51
100 Sumber: P.9FC.11
Dari tabel di atas telihat bahwa dari 51 pegawai terdapat 15 responden atau 29,4 yang berpendapat bahwa pimpinan sangat mampu untuk mengendalikan
organisasi, 30 responden atau 58,9 berpendapat bahwa pimpinan mampu untuk mengendalikan organisasi, 4 responden atau 7,8 berpendapat bahwa pimpinan
kurang mampu untuk mengendalikan organisasi, 2 responden atau 3,9 berpendapat bahwa pimpinan tidak mampu untuk mengendalikan organisasi. Dari
keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa pimpinan sudah dapat menjalankan fungsi kepemimpinan
yaitu fungsi pengendalian organisasi.
Tabel 4.10 Kejelasan Informasi dari Pemimpin
No Kejelasan Informasi dari Pemimpin
Frekuensi Percent
1 Sangat jelas
16 31,4
2 Jelas
33 64,7
3 Kurang jelas
2 3,9
4 Tidak jelas
- -
Jumlah 51
100
Sumber: P.10FC.12
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 16 responden atau 31,4 yang berpendapat bahwa pemimpin memberikan informasi
yang sangat jelas mengenai pekerjaan yang akan dilakukan, 33 responden atau 64,7 berpendapat bahwa pemimpin memberikan informasi yang jelas, 2
responden atau 3,9 berpendapat bahwa pemimpin memberikan informasi yang kurang jelas, dan tidak satupun dari responden yang menyatakan bahwa pemimpin
memberikan informasi yang tidak jelas dalam proses pendelegasian wewenang.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar
karyawan menyatakan bahwa pemimpin memberikan informasi yang jelas dalam proses pendelegasian wewenang sehingga karyawan dapat melaksanakan tugas
dengan baik dan kesalahan dalam melaksanakan tugas dapat diminimalisir sehingga kegiatan organisasi berjalan dengan efektif.
Tabel 4.11 Kepercayaan Pemimpin terhadap Standar Kerja Pegawai
No Kepercayaan Pemimpin terhadap Standar Kerja Pegawai
Frekuensi Percent
1 Sangat percaya
16 31,4
2 Percaya
33 64,6
3 Kurang percaya
1 2,0
4 Tidak percaya
1 2,0
Jumlah 51
100 Sumber: P.11FC.13
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 16 responden atau 31,4 yang berpendapat bahwa pemimpin sangat percaya
karyawan dapat mencapai standar dan bekerja maksimal, 33 responden atau 64,7 berpendapat bahwa pemimpin percaya karyawan dapat mencapai standar
dan bekerja maksimal, 1 responden atau 2,0 berpendapat bahwa pemimpin kurang percaya karyawan dapat mencapai standar dan bekerja maksimal, dan 1
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
responden atau 2 menyatakan bahwa pemimpin tidak percaya karyawan dapat mencapai standar dan bekerja maksimal.Dari keterangan tersebut dapat
digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa pimpinan percaya bahwa pegawai dapat mencapai standar dan bekerja maksimal. Hal ini
akan berdampak positif terhadap kerjasama yang baik antara pemimpin dan pegawai.
Tabel 4.12 Pendelegasian Wewenang oleh Pemimpin
No Pendelegasian Wewenang oleh Pemimpin
Frekuensi Percent
1 Sangat baik
18 35,3
2 Baik
29 56,9
3 Kurang baik
2 3,9
4 Tidak baik
2 3,9
Jumlah 51
100 Sumber: P.12FC.14
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 responden terdapat 18 responden atau 35,3 yang berpendapat bahwa pemimpin mendelegasikan
wewenangtugas kepada karyawan dengan sangat baik, 29 responden atau 56,9 berpendapat bahwa pemimpin mendelegasikan wewenang dengan baik, 2
responden atau 3,9 berpendapat bahwa pemimpin mendelegasikan wewenang dengan kurang baik, dan 2 responden atau 3,9 menyatakan bahwa pemimpin
mendelegasikan wewenang dengan tidak baik. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sekitar 92,2 karyawan menyatakan bahwa bahwa pimpinan
sudah dapat menjalankan fungsi kepemimpinan yaitu fungsi pendelegasian wewenang.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 4.4.3 Motivasi kerja
Motivasi kerja pegawai adalah faktor yang mendorong pegawai dalam melakukan pekerjaan. Dalam melakukan pengukuran tentang motivasi kerja, yang
dapat dilakukan ialah mengidentifikasi beberapa indikator motivasi kerja. Dalam penelitian ini pengukuran motivasi berdasar kepada teori isi content theories dari
teori motivasi dua faktor Herzberg atau Herzberg’s two factors motivation theory. Kepuasan dalam bekerja disebut motivator, adapun ketidakpuasan dalam bekerja
disebut faktor higienis. Yang termasuk kedalam faktor motivator adalah prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan potensi
individu. Yang termasuk faktor higienis adalah gaji atau upah, kondisi kerja, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi, kualitas
supervisi.
Tabel 4.13 Dorongan untuk Meningkatkan Prestasi Kerja
No Dorongan untuk Meningkatkan Prestasi Kerja
Frekuensi Percent
1 Sangat terdorong
16 31,4
2 Terdorong
28 54,9
3 Kurang terdorongkadang-kadang
5 9,8
4 Tidak terdorong
2 3,9
Jumlah 51
100 Sumber: P.13FC.15
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 orang responden, terdapat 16 orang responden atau 31,4 yang menyatakan bahwa mereka
pegawai sangat terdorong untuk meningkatkan prestasi kerja, 28 orang responden atau 54,9 menyatakan terdorong, 5 orang responden atau 9,8
menyatakan kurang terdorong dan 2 orang responden atau 3,9 menyatakan tidak terdorong untuk meningkatkan prestasi kerja. Dari keterangan tersebut dapat
digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa mereka
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
terdorong untuk meningkatkan prestasi kerja. Jawaban kurang dan tidak terdorong mungkin disebabkan beberapa faktor yaitu mungkin tidak adanya penghargaan
akan prestasi kerja dari atasan dan hal lainnya.
Tabel 4.14 Keinginan Melakukan Pekerjaan Lebih Baik
No Keinginan Melakukan Pekerjaan Lebih Baik
Frekuensi Percent
1 Sangat berkeinginan
18 35,3
2 Berkeinginan
30 58,8
3 Kurang berkeinginan
1 2,0
4 Tidak berkeinginan
2 3,9
Jumlah 51
100 Sumber: P.14FC.16
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 orang responden, terdapat 18 orang responden atau 35,3 yang menyatakan bahwa mereka
pegawai sangat berkeinginan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dari rekan sekerja, 30 orang responden atau 58,8 menyatakan berkeinginan, 1 orang
responden atau 2,0 menyatakan kurang berkeinginan dan 2 orang responden atau 3,9 menyatakan tidak berkeinginan untuk melakukan pekerjaan lebih baik
dari rekan sekerja.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa mereka berkeinginan untuk melakukan
pekerjaan lebih baik dari rekan sekerja.
Tabel 4.15 Dorongan Bekerja Lebih Giat jika Ada Penghargaan Prestasi Kerja
No Dorongan Bekerja Lebih Giat
jika Ada Penghargaan Prestasi Kerja
Frekuensi Percent
1 Sangat terdorong
17 33,3
2 Terdorong
24 47,1
3 Kurang terdorongkadang-kadang
7 13,7
² Tidak terdorong
3 5,9
Jumlah 51
100 Sumber: P.15FC.17
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 orang responden, terdapat 17 orang responden atau 33,3 yang menyatakan bahwa mereka
pegawai sangat terdorong untuk bekerja lebih giat jika diberikan penghargaan terhadap prestasi kerja, 24 orang responden atau 47,1 menyatakan terdorong, 7
orang responden atau 13,7 menyatakan kurang terdorong dan 3 orang responden atau 5,9 menyatakan tidak terdorong untuk bekerja lebih giat jika diberikan
penghargaan terhadap prestasi kerja.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa mereka terdorong untuk
bekerja lebih giat jika diberikan penghargaan terhadap prestasi kerja. Memberikan penghargaanapresiasi kepada pegawai sangatlah penting agar membangkitkan
perilaku positif dan prestasi pegawai sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
Tabel 4.16 Perlakuan Pemimpin terhadap Pegawai
No Perlakuan Pemimpin terhadap Pegawai
Frekuensi Percent
1 Sangat baik
14 27,5
2 Baik
27 52,9
3 Kurang baik
6 11,8
4 Tidak baik
4 7,8
Jumlah 51
100 Sumber: P.16FC.18
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 orang responden, terdapat 14 orang responden atau 27,5 yang menyatakan bahwa mereka
pegawai diperlakukan dengan sangat baik, 27 orang responden atau 52,9 menyatakan diperlakukan dengan baik, 6 orang responden atau 11,8
menyatakan diperlakukan dengan kurang baik dan 4 orang responden atau 7,8 menyatakan diperlakukan dengan tidak baik.Dari keterangan tersebut dapat
digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa mereka
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
diperlakukan dengan baik. Hal ini akan berdampak pada kerjasama yang baik antara pemimpin dan pegawai.
Tabel 4.17 Pegawai Merasa Berarti dengan Pekerjaannya
No Pegawai Merasa Berarti dengan Pekerjaannya
Frekuensi Percent
1 Sangat berarti
12 23,5
2 Berarti
38 74,5
3 Kurang berarti
1 2
4 Tidak berarti
- -
Jumlah 51
100 Sumber: P.17FC.19
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 responden terdapat 12 responden atau 23,5 yang menyatakan bahwa pekerjaan saat ini
membuat mereka merasa sangat berarti di kantor, 38 responden atau 74,5 menyatakan bahwa pekerjaan saat ini membuat mereka merasa berarti, 1
responden atau 2,0 yang menyatakan bahwa pekerjaan saat ini membuat mereka merasa kurang berarti di kantor dan tidak satupun dari responden yang
menyatakan bahwa pekerjaan saat ini membuat mereka merasa tidak berarti di kantor. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar
karyawan menyatakan bahwa pekerjaan saat ini membuat mereka merasa berarti di kantor. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai menyukai pekerjaannya sehingga
pegawai akan bekerja dengan maksimal.
Tabel 4.18 Pegawai Bangga dengan Pekerjaannya
No Pegawai Bangga dengan Pekerjaannya
Frekuensi Percent
1 Sangat bangga
18 35,3
2 Bangga
30 58,8
3 Kurang banggakadang-kadang
3 5,9
4 Tidak bangga
- -
Jumlah 51
100 Sumber: P.18FC.20
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 responden terdapat 18 responden atau 35,3 yang menyatakan bahwa mereka pegawai
merasa sangat bangga dengan pekerjaan yang sekarang, 30 responden atau 58,8 menyatakan merasa bangga dengan pekerjaan yang sekarang, 3 responden atau
5,9 yang menyatakan merasa kurang bangga dengan pekerjaan yang sekarang dan tidak satupun dari responden yang menyatakan bahwa mereka merasa tidak
bangga dengan pekerjaan yang sekarang.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa pegawai merasa
bangga dengan pekerjaan yang sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai menyukai pekerjaannya sehingga pegawai akan bekerja dengan maksimal.
Responden yang menyatakan kurang bangga dengan pekerjaannya dikarenakan tidak sesuai dengan keahlian mereka ataupun karena hal lainnya.
Tabel 4.19 Pegawai Optimis tehadap Peluang Peningkatan Karir
No Pegawai Optimis tehadap Peluang Peningkatan Karir
Frekuensi Percent
1 Sangat optimis
18 35,3
2 Optimis
29 56,8
3 Kurang optimis
1 2,0
4 Tidak optimis
3 5,9
Jumlah 51
100 Sumber: P.19FC.21
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 51 responden terdapat 18 responden atau 35,3 menyatakan mereka pegawai sangat optimis terhadap peluang
peningkatan karir di LPP RRI Medan, 29 responden atau 56,8 menyatakan optimis, 1 responden atau 2,0 menyatakan kurang optimis dan 3 responden atau
5,9 yang menyatakan tidak optimis terhadap peluang peningkatan karir di LPP RRI Medan.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
karyawan menyatakan bahwa pegawai optimis terhadap peluang peningkatan karir di LPP RRI Medan sehingga pegawai terdorong untuk bekerja dengan maksimal.
Tabel 4.20 Kesempatan Pegawai mendapatkan PendidikanPelatihan
No Kesempatan Pegawai
mendapatkan PendidikanPelatihan
Frekuensi Percent
1 Sangat mendapatkan
17 33,3
2 Mendapatkan
28 54,9
3 Kurang mendapatkankadang-
kadang 3
5,9 4
Tidak mendapatkan 3
5,9 Jumlah
51 100
Sumber: 20FC.22 Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 51 responden terdapat 17 responden
atau 33,3 menyatakan mereka pegawai sangat mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikanpelatihan baik secara formal maupun informal, 28
responden atau 54,9 menyatakan mendapatkan kesempatan, 3 responden atau 5,9 menyatakan kurang mendapatkan kesempatan dan 3 responden atau 5,9
yang menyatakan tidak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikanpelatihan baik secara formal maupun informal.Dari keterangan
tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa pegawai mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikanpelatihan baik
secara formal maupun informal. Hal ini penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21
Gajiupah Pegawai Memadai
No Gajiupah Pegawai Memadai Frekuensi
Percent 1
Sangat memadai 21
41,1 2
Memadai 24
47,1 3
Kurang memadai 6
11,8 4
Tidak memadai -
- Jumlah
51 100
Sumber: P.21FC.23
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 51 responden terdapat 21 responden atau 41,1 yang berpendapat bahwa gaji yang diterima sangat memadai, 24
responden atau 47,1 berpendapat bahwa gaji yang diterima memadai, 6 responden atau 11,8 berpendapat bahwa gaji yang diterima kurang memadai dan
tidak ada responden yang menyatakan bahwa gaji yang diterima tidak memadai.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar
karyawan menyatakan bahwa gaji yang diterima memadai sehingga pegawai akan bekerja dengan semangat.
Tabel 4.22 Fasilitas untuk Menunjang Pekerjaan
No Fasilitas untuk Menunjang Pekerjaan
Frekuensi Percent
1 Sangat mendukung
34 66,7
2 Mendukung
17 33,3
3 Kurang mendukungkadang-
kadang -
- 4
Tidak mendukung -
- Jumlah
51 100
Sumber: P.22FC.24 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 orang responden
terdapat 34 responden atau 66,7 yang menyatakan fasilitas kerja yang ada sangat mendukung dan membuat karyawan senang, 17 responden atau 33,3
menyatakan fasilitas kerja yang ada mendukung dan tidak ada responden yang menyatakan fasilitas kerja yang ada kurang mendukung dan tidak mendukung
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dalam melakukan pekerjaan. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa semua karyawan menyatakan bahwa fasilitas kerja yang ada mendukung dan
membuat karyawan senang dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini akan mendorong pegawai untuk bekerja dengan baik.
Tabel 4.23 Suasana Kerja
No Suasana Kerja Frekuensi
percent 1
Sangat memadai 15
29,4 2
Memadai 34
66,7 3
Kurang memadaikadang-kadang 2
3,9 4
Tidak memadai -
- Jumlah
51 100
Sumber: P.23FC.25 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 orang responden
terdapat 15 responden atau 29,4 yang menyatakan suasana kerja sangat memadai dan kondusif sehingga mendorong pegawai bekerja secara optimal, 34
responden atau 66,7 menyatakan suasana kerja memadai dan kondusif, 2 responden atau 3,9 menyatakan suasana kerja kurang memadai dan kondusif
dan tidak ada responden yang menyatakan suasana kerja tidak memadai dan kondusif. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar
karyawan menyatakan bahwa suasana kerja sangat memadai dan kondusif sehingga mendorong pegawai bekerja secara optimal.
Tabel 4.24 Dukungan Pemimpin terhadap Pekerjaan Pegawai
No Dukungan Pemimpin terhadap Pekerjaan Pegawai
Frekuensi Percent
1 Sangat mendukung
10 19,6
2 Mendukung
35 68,6
3 Kurang mendukungkadang-
kadang 6
11,8 4
Tidak mendukung -
- Jumlah
51 100
Sumber: P.24FC.26
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 orang responden terdapat 10 orang responden atau 19,6 yang menyatakan bahwa atasan sangat
mendukung dalam menjalankan pekerjaan, 35 responden atau 68,6 menyatakan atasan mendukung, 6 responden atau 11,8 menyatakan atasan kurang
mendukung dan tidak ada yang menyatakan atasan tidak mendukung karyawan dalam menjalankan pekerjaan.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa
sebagian besar karyawan menyatakan bahwa atasan mendukung pegawai dalam menjalankan pekerjaan. Hal ini membuat pegawai merasa diperhatikan sehingga
pegawai akan bekerja lebih maksimal.
Tabel 4.25 Jabatan sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan Formal
No Jabatan sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan Formal
Frekuensi Percent
1 Sangat sesuai
10 19,6
2 Sesuai
37 72,5
3 Kurang sesuai
3 5,9
4 Tidak sesuai
1 2,0
Jumlah 51
100 Sumber: P.25FC.27
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 orang responden terdapat 10 orang responden atau 19,6 yang menyatakan bahwa
jabatanpekerjaan sangat sesuai dengan latar belakang pendidikan formal mereka pegawai, 37 responden atau 72,5 menyatakan sesuai, 3 responden atau 5,9
menyatakan kurang sesuai dan 1 responden atau 2,0 menyatakan jabatanpekerjaan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan formal. Dari
keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa jabatanpekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan
formal mereka. Hal ini akan memudahkan pegawai dalam melakukan pekerjaannya karena sesuai dengan ilmu yang dimilikinya dari pendidikan formal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.26
Perhatian Pemimpin terhadap Pegawai
No Perhatian Pemimpin terhadap Pegawai
Frekuensi Percent
1 Sangat perhatian
7 13,7
2 Perhatian
39 76,5
3 Kurang perhatiankadang-kadang
2 3,9
4 Tidak perhatian
3 5,9
Jumlah 51
100
Sumber: P.26FC.28
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 51 responden terdapat 7 responden atau 13,7 yang berpendapat bahwa pemimpin sangat perhatian terhadap pegawai
sehingga memicu semangat kerja pegawai, 39 responden atau 76,5 menyatakan perhatian, 2 responden atau 3,9 menyatakan kurang perhatian dan 3 responden
atau 5,9 yang menyatakan tidak perhatian.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa pemimpin
memberi perhatian terhadap pegawai sehingga memicu semangat kerja pegawai.
Tabel 4.27 Hubungan Informal dengan Pemimpin
No Hubungan Informal dengan Pemimpin
Frekuensi Percent
1 Sangat ada
6 11,8
2 Ada
39 76,4
3 Kurang adakadang-kadang
6 11,8
4 Tidak ada
- -
Jumlah 51
100 Sumber: P.27FC.29
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 51 responden terdapat 6 responden atau 11,8 yang menyatakan bahwa sangat ada hubungan informal di luar jam
kerja untuk mempererat pegawai dengan atasan, 39 responden atau 76,4 menyatakan ada, 6 responden atau 11,8 menyatakan kurang ada dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak ada hubungan informal di luar jam kerja untuk mempererat pegawai dengan atasan.Dari keterangan tersebut dapat digambarkan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa terdapat hubungan informal di luar jam kerja untuk mempererat hubungan pegawai dengan atasan. Hal ini
terlihat dari interaksi pemimpin dengan karyawan seperti saling memberikan sapaan atau senyuman, mengobrol dengan karyawansharing mengenai hal di luar
pekerjaan, saling membantu dan mengunjungi jika ada karyawan yang mengalami musibahkemalangandan ini menurut karyawan akan berdampak pada kerjasama
yang baik antara pemimpin dengan pegawai.
Tabel 4.28 Pengawasan Pemimpin terhadap Pelaksanaan Tugas
No Pengawasan Pemimpin terhadap Pelaksanaan Tugas
Frekuensi Percent
1 Sangat diawasi
10 19,6
2 Diawasi
33 64,7
3 Kurang diawasikadang-kadang
6 11,8
4 Tidak diawasi
2 3,9
Jumlah 51
100
Sumber: P.28FC.30
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 responden terdapat 10 responden atau 19,6 yang menyatakan bahwa dalam melakukan
pekerjaan mereka pegawai sangat diawasi oleh atasan, 33 responden atau 64,7 menyatakan diawasi, 6 responden atau 11,8 menyatakan kurang diawasi dan 2
orang responden atau 3,9 menyatakan tidak diawasi. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa pemimpin
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pegawai seperti pengawasan kegiatan sehari-hari termasuk pemantauan pelaksanaan penyiaran dan
menganalisis laporan kabidkabag terkait pelaksanaan penyiaran. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas ini penting karena akan memicu pegawai
melaksanakan tugas dengan baik. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
responden yang menyatakan kurang diawasi dan tidak diawasi. Oleh karena itu, perlu untuk meningkatkan pengawasan pemimpin terhadap pelaksanaan tugas
pegawai.
Tabel 4.29 Pemimpin MengaturMengarahkan Pegawai dalam Melaksanaan Tugas
No Pemimpin
MengaturMengarahkan Pegawai dalam Melaksanaan Tugas
Frekuensi Percent
1 Sangat sering
8 15,7
2 Sering
37 72,5
3 Kadang-kadang
5 9,8
4 Tidak sering
1 2,0
Jumlah 51
100 Sumber: P.29FC.31
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 51 responden terdapat 8 responden atau 15,7 yang menyatakan bahwa pemimpin sangat sering
mengarahkan pegawai dalam melakukan pekerjaan, 37 responden atau 72,5 menyatakan sering, 5 responden atau 9,8 menyatakan kadang-kadang dan 1
orang responden atau 2,0 menyatakan tidak sering mengarahkan pegawai dalam melakukan pekerjaan. Dari keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa
sebagian besar karyawan menyatakan bahwa pemimpin sering mengatur dan mengarahkan pegawai dalam melakukan pekerjaan sepertipemimpin melakukan
rapat dengan pegawai dan semua anggota organisasi harus bekerja dengan SOP yang telah ditetapkan, pemimpin memberi arahan kepada kabidkabag dan
perincian kebijakan prosedur dan rencana kerja sehingga kesalahan dalam melakukan pekerjaan dapat diminimalisir
4.5 Analisis Regresi Linier Sederhana
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum
regresi linier sederhana adalah Sugiyono, 2011:237: Y = a + bX
Analisis regresi linear sederhana dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 15.0 dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.30 Analisis Regresi Linier sederhana
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta B
Std. Error
1 Constan X
14.947 5.241
2.852 .006
1.222 .165
.728 7.426
.000
Sumber: P.30FC.32 Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada tabel 4.15 kolom 2
unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linear sederhana Y = 14,947 + 1,222X. dari persamaan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut: a.
Konstanta a = 14,947, menunjukkan harga konstan, dimana jika nilai variabel X = 0, maka motivasi karyawan Y = 14,947
b. Koefisien X b = 1,222 menunjukkan bahwa variabel fungsi
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja pegawai Y. Dengan kata lain, jika variabel fungsi kepemimpinan ditingkatkan sebesar
satu satuan maka motivasi kerja karyawan akan bertambah sebesar 1,222. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara fungsi
kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai, semakin baik fungsi kepemimpinan maka semakin meningkatkan motivasi kerja pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 4.6
Pengujian Hipotesis A.
Uji koefisien regresi sederhana uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen X berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y . Signifikan berarti
pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi dapat digeneralisasikan.Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan
tingkat kesalahan α = 5 :2 = 2,5 uji dua sisi dengen derajat kebebasan df n- k-1 yaitu 51-2-1 = 48. Dengan kriteria sebagai berikut:
1. Ho diterima jika t hitung t tabel
2. Ho ditolak jika t hitung t tabel
Nilai thitung diperoleh dengan bantuan program SPSS versi 15.0 seperti yang terlihat pada tabel di atas yaitu sebesar 7,426. Nilai ttabel dengan pengujian
dua sisi α = 5 :2 = 2,5 uji dua sisi dengan derajat kebebasan df n-k-1 yaitu 51-2-1 = 48 diperoleh nilai t tabel = 2,010635.
Berdasarkan kriteria uji hipotesis yaitu jika t hitung t tabel maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu terdapat
pengaruh fungsi kepemimpinan X terhadap motivasi kerja pegawai di LPP RRI Medan. Fungsi kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja
pegawai di LPP RRI Medan.
B. Analisis Korelasi