Refleksi Bahasa Proto-Austronesia Konsep

5

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Dalam KBBI konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal yang lain. Konsep berkaitan dengan definisi-definisi atau pengertian-pengertian yang mengacu kepada pendapat para ahli atau kamus. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep yaitu, Refleksi, Bahasa Proto-Austronesia, dan Bahasa Simalungun.

2.1.1 Refleksi

Menurut KBBI refleksi adalah pantulan atau cerminan dari suatu keadaan. Dalam merefleksikan bahasa Proto ke dalam bahasa turunan tidak terlepas dari rekonstruksi bahasa. Rekonstruksi fonem proto adalah proses penemuan unsur-unsur warisan dan kaidah dari bahasa asal atau bahasa induk Fernandez, 1996:24 dalam Lubis 2004:14. Untuk mengetahui proses apa yang terjadi dari hasil rekonstruksi dapat dilihat dari daftar kosakata leksikon bahasa Proto yang diwariskan pada bahasa turunan. Di dalam merekonstruksi fonem-fonem Proto ada fonem yang mengalami perubahan dan ada yang tetap mempertahankan bentuk asalnya. Pewarisan yang tetap mempertahankan bentuk asalnya dalam bahasa turunannya disebut dengan pewarisan linier. Pewarisan dengan perubahan disebut dengan inovasi.

2.1.2 Bahasa Proto-Austronesia

Bahasa Proto-Austronesia adalah bahasa asal induk yang mengalami perubahan dalam bahasa turunannya. Bahasa Proto-Austronesia merupakan bahasa asal dari bahasa- bahasa di Indonesia dan bahasa-bahasa yang tersebar luas di wilayah kepulauan di Asia Tenggara. Rumpun bahasa Austronesia adalah sebuah rumpun bahasa yang tersebar meliputi gugusan kepulauan Asia Tenggara dan Lautan Pasifik. Penutur bahasa Austronesia mendiami kepulauan di Asia Tenggara dan berasal dari Taiwan. Rumpun bahasa Austronesia di bagi menjadi dua sub-rumpun yaitu Autronesia Barat bahasa-bahasa Indonesia atau disebut juga Universitas Sumatera Utara 6 bahasa-bahasa Melayu dan Austronesia Timur bahasa-bahasa Polinesia, di antaranya bahasa Timor-Ambon, Sula-Bacan, Halmahera Selatan, dan Irian Barat Keraf, 1984: 205. Blust 1981 dalam Ardana 2011 membagi bahasa-bahasa Austronesia atas empat kelompok utama, yaitu; Atayal, Tsou, Paiwan, Melayu-Polinesia. Tiga kelompok utama, yaitu; Atayal, Tsou, dan Paiwan terdapat di Formosa. Kelompok Melayu-Polinesia Barat terdiri atas semua bahasa di Indonesia Barat bahasa Sulawesi dan bahasa Sundik, Pilipina, Chamorro, Palau, Chami, dan Malagasi; kelompok Melayu-Polinesia Tengah terdiri atas semua bahasa di Flores, Timor, Sumba, Sumbawa Timur bahasa Bima Maluku tengah dan Selatan; kelompok Melayu-Polinesia Timur meliputi bahasa-bahasa Halmahera Selatan dan Iran Jaya. Bahasa-bahasa Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia ditempatkan ke dalam subkelompok Oseania. Fonem vokal PAN memiliki empat buah vokal yaitu vokal tinggi depan i, vokal tengah sedang e, vokal tinggi belakang u dan vokal rendah tengah a Blust 2013: 554. Peta fonem vokal PAN dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Posisi Lidah Depan Tengah Belakang Tinggi i u Sedang ∂ Rendah a Fonem konsonan PAN terdiri atas 26 buah, yaitu p, b, m, w, t, d, n, S, C, l, r, R,ñ, s, c, z, N, y, D, k, g, j, ŋ, q, h dan ?. Blust 2013: 554.Fonem konsonan PAN dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 7 Labial Alveolar Palatal Retroflek Velar Glotal Voiceless atop pp tt kk qq ? Voiced stop bb dd D ɖ gg; jgj Nasal mm nn ñ ɳ ŋŋ Frikatif Ss s ʃ hh Afrikatif Cts ct ʃ zd ʒ Lateral ll Nlj TapTrill r ɾ; Rr Approximant ww yj

2.1.3 Bahasa Simalungun