2.6 Penggunaan musik vokal tradisional Karo
Penggunaan musik vokal dalam masyarakat Karo dapat ditemukan di beberapa konteks upacara. Menurut Kumalo Tarigan http:repository.usu.ac.id,
musik vokal dalam musik tradisional Karo dapat disajikan berdasarkan beberapa konteks yaitu:
1. Musik vokal dalam konteks seni pertunjukan Musik vokal dalam konteks seni pertunjukan berupa nyanyian yang disebut ende-
enden yaitu nyanyian yang biasanya dibawakan oleh perkolong-kolong dalam seni pertunjukan gendang guro-guro aron.
2. Musik vokal dalam konteks ritual Musik vokal dalam konteks ritual terdiri dari tujuh jenis nyanyian yaitu 1 didong
doah, adalah nyanyian menidurkan anak, 2 ndilo wari udan, adalah nyanyian untuk mengundang atau mendatangkan hujan, 3 mangmang, adalah nyanyian
untuk memanggil roh dan meminta kekuatan gaib untuk dapat menjalankan upacara ritual, 4 nendong, adalah nyanyian untuk meramal suatu kejadian, 5
ngeria, adalah nyanyian untuk menyadap atau mengambil nira dari pohon aren, 6 perumah begu, adalah nyanyian untuk berkomunikasi dengan arwah orang
yang sudah meninggal dunia, dan 7 tabas, adalah nyanyian yang berisi mantra. 3. Musik vokal dalam konteks adat
Musik vokal dalam konteks adat dapat dibagi menjadi dua yaitu katonengkatoneng pemasu-masun yaitu nyanyian bercerita yang disajikan dalam
upacara perkawinan dan didong doah bibi serembah ku lau yaitu nyanyian yang disajikan dalam upacara perkawinan yang dinyanyikan oleh bibi dari pengantin
Universitas Sumatera Utara
wanita. Selain dalam upacara perkawinan katoneng-katoneng juga disajikan pada upacara kematian.
4. Musik vokal dalam konteks hiburan pribadi Musik vokal untuk hiburan pribadi yaitu 1 doah-doah nyanyian spontan untuk
diri sendiri, 2 tangis-tangis, adalah nyanyian ungkapan kesedihan, dan 3 io-io, adalah nyanyian kesedihan dalam percintaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Etnis Karo merupakan salah satu etnis yang terdapat di Sumatera Utara
1
. Setiap etnis yang ada di Sumatera Utara, baik dari kelompok etnis Batak maupun
etnis lainnya pastinya memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri dan setiap kebudayaan tersebut tidak dapat
dibandingkan mana yang lebih baik. Demikian juga halnya dengan etnis Karo, masyarakat Karo memiliki kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun
oleh leluhurnya, baik secara lisan maupun tulisan. Suku KaroBatak Karo banyak terdapat didaerah Kabupaten Karo meliputi Tanah Karo Simalem dan
sekitarnya, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Dairi. Selain itu suku Karo juga
banyak menetap dibeberapa wilayah Kota Medan, seperti Deli Tua, Padang Bulan, Sunggal, dan lain-lain. Kesenian dalam suku Karo sangat beraneka ragam
dan didalam tulisan ini penulis terfokus pada seni musiknya saja. Ruang lingkup musik mencakup beberapa aspek yaitu kemampuan untuk menguasai olah vokal,
kemampuan memainkan alat musik, dan kemampuan untuk mengapresiasikan karya musik yang dibuat.
1
Karakteristik atau identitas dari sifat orang karo memiliki ciri khas yang berbeda dengan etnis lain di Sumatera Utara. Karakteristik orang karo sangat banyak dipengaruhi oleh lingkungan alam
yang mengitarinya, sebagai anak pedalaman dalam hutan rimba raya dan mentalitas agraris, atau mungkin juga disebabkan oleh sejarah penaklukan Kerajaan Haru dimana salah satu sempalannya
adalah suku karo yang mendiami daerah-daerah daaran tinggi, baik di Tanah Karo, Medan, Deli Serdang, Langkat, Binjai, Simalungun, Dairi dan Aceh Tenggara Sarjani Tarigan, 2008:15.
Universitas Sumatera Utara