Instrumen Musik Tradisional Karo Non-ansambel

melodi maka disebut sebagai gendang kulcapi, dan jika menggunakan balobat sebagai pembawa melodi maka disebut sebagai gendang balobat. Gambar 2.4 : Instrumen Gendang Telu Sendalanen Sumber : Dokumentasi Penulis

2.2.2 Instrumen Musik Tradisional Karo Non-ansambel

Selain dari ensambel di atas, masih banyak instrumen Karo nonensambel yang dapat dimainkan secara tunggal tanpa diiringi alat musik lainnya, namun hanya beberapa yang masih dapat ditemukan. Adapun instrumen tersebut antara lain: a. Kulcapi Sesuai dengan objek penelitian utama penulis, bahwa Kulcapi adalah alat musik tradisional Karo yang keberadaannya masih ada hingga saat ini. Kulcapi berbentuk lute yang terdiri dari dua buah senar two-strenged fretted-necked lute. Selain dapat digunakan secara ensambel, instrumen kulcapi juga dapat dimainkan secara tunggal. Kulcapi adalah alat musik petik berbentuk lute yang terdiri dua Universitas Sumatera Utara buah senar. Senarnya terbuat dari metal namun dulunya terbuat dari akar pohon aren atau enau. Orang yang memainkan Kulcapi disebut dengan perkulcapi. Untuk memainkan kulcapi tentunya mempunyai teknik agar si pemain kulcapi bisa bermain dengan maksimal dan menghasilkan melodi yang sesuai dengan ciri khas alat musik tersebut. Pendeskripsian teknik permainan kulcapi tersebut akan dijelaskan penulis pada bab berikutnya. Kulcapi Karo memiliki bentuk yang hampir sama dengan alat musik sejenis yang dimiliki oleh suku Batak lain, seperti: Hasapi pada masyarakat Toba, Kucapi pada masyarakat Pak-Pak dan Husapi pada masyarakat Simalungun. b. Balobat Balobat merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu dan dapat dimainkan secara ansambel dan secara tunggal. Balobat ini di tiup biasanya pada malam hari dan juga ditiup oleh penggembala sapi di padang rumput. c. Murbab Murbab merupakan satu-satunya alat musik gesek yang terdapat dalam kesenian masyarakat Karo. Instrumen ini mirip dengan instrumen rebab yang terdapat dalam musik Jawa. Alat musik murbab atau murdab merupakan alat musik gesek menyerupai rebab pada alat musik tradisional Jawa atau biola pada musik klasik barat. Murbab terdiri dari dua senar, sedangakan resonatornya terbuat dari tempurung kelapa. Alat musik murbab dahulu dipergunakan sebagai alat musik solo dan dimainkan dihadapan beberapa orang sebagai hiburan. Alat Universitas Sumatera Utara musik ini kemungkinan besar telah hilang dari kebudayaan musik Karo. Namun sekarang ini tidak dapat dapat ditemukan lagi dalam kebudayaan masyarakat Karo. d. Embal-ambal Embal-embal merupakan alat musik yang biasanya dapat ditemukan di sawah atau pada saat ladang padi sedang menguning. Instrumen ini digunakan atau dimainkan sebagai alat musik hiburan pribadi di ladang ketika menjaga padi dari gangguan burung. Embal-embal ini terbuat dari satu ruas bambu yang dibuat lubang-lubang penghasil nada. Sebagai alat musik tiup, lidah reed embal-embal dibuat dari badan alat musik itu sendiri. e. Surdam Surdam merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Surdam terbagi menjadi 3 jenis, yaitu surdam rumamis, surdam sitangko kuda dan surdam puntung. Alat musik surdam biasanya dimainkan pada malam hari ketika suasana sepi. Surdam puntung merupakan surdam yang memiliki potongan bagian ujung bambu yang tepat mengenai bagian ruas bambu, sehingga dapat dilihat pada lubang tiup tepat pada bagian ruas bambu tersebut. Adapun lubang surdam ini memiliki enam buah lubang yaitu lima lubang terdapat di bagian tengah bambu surdam dan satu buah lubang dibagian bawah sisi bambu surdam. Adapun surdam ini biasanya digunakan untuk memainkan segala jenis lagu-lagu yang sedih Universitas Sumatera Utara maupun gembira. Surdam ini biasanya dipakai oleh permakan yang menggembalakan ternaknya. Surdam tangko kuda merupakan surdam yang sama seperti surdam puntung namun ukuran surdam ini jauh lebih panjang dari surdam tersebut yaitu satu meter. Lubang surdam ini memiliki enam buah lubang yaitu dua buah lubang disis atas bambu surdam, tiga buah lubang dibagian sisi tengah bambu surdam, dan satu buah lubang dibagian sisi bawah bambu surdam. Surdam ini juga biasanya dipakai untuk memainkan lagu-lagu yang sedih. Surdam rumamis merupakan surdam yang sama seperti surdam permakan, namun surdam ini memiliki enam buah lubang yaitu empat buah lubang dibagian sisi tengah bambu surdam dan dua buah lubang dibagian sisi bawah bambu surdam dengan ukuran lubang yang berbeda antara kedua lubang tersebut. Adapun surdam ini biasanya dimainkan untuk lagu yang memiliki suasana sedih tangis-tangis. Seiring dengan perkembangannya, dari segi proses pembuatannya, alat musik ini kemudian dibuat dengan menggunakan ritual dan berbagai persyaratan. Dipercaya bahwa dengan menggunakan ritual tersebut, ketika ditiup alat musik surdam ini dapat memiliki kekuatan magis, seperti untuk memikat hati perempuan, ataupun supaya orang yang mendengarkan alunan bunyi surdam itu dapat melepaskan rasa lelahnya. Surdam dulunya hanya memainkan lagu yang bersifat sedih saja lagu pada masyarakat karo pada umumnya namun seiring dengan perkembangannya pada saat ini surdam bisa memainkan lagu yang bersifat riang. Pengaruh yang terjadi dari dalam maupun luar masyarakat Karo Universitas Sumatera Utara juga menentukan perkembangan alat musik tradisi ini setelah melihat pengalih fungsian yang terjadi atas alat musik ini. f. Empi-empi Empi-empi merupakan alat musik yang biasanya dapat ditemukan di sawah atau pada saat ladang padi sedang menguning. Instrumen ini digunakan atau dimainkan sebagai alat musik hiburan pribadi di ladang ketika menjaga padi dari gangguan burung. Empi-empi aerophone, multiple reeds terbuat dari batang padi yang telah mulai menguning. Lidah reed dari empi-empi dibuat dari batang padi itu sendiri, dengan cara memecahkan sebagian kecil dari salah satu ujung batang padi yang memiliki ruas. Akibat terpecahnya ruas batang padi menjadi beberapa bagian tidak terpisah maka ketika ditiup bagian yang terpecah tersebut akan menimbulkan bunyi. Sebagian yang tidak terpecah kemudian dibuat lobang lobang untuk menghasilkan nada yang berbeda. Biasanya empi-empi mempunyai empat buah lobang nada. Untuk saat sekarang, empi empi sudah semakin jarang ditemukandimainkan oleh masyarakat Karo, khususnya orang Karo yang berada di daerah pedesaan.

2.3 Musik Vokal