4.5.5 Interval
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada berikutnya, naik maupun turun Manoff 1991 : 50. Pada suatu komposisi lagu interval adalah
penggarapan melodi yang dicapai melalui bangunan nada secara melangkah atau melompat, turun , maupun mendatar. Manoff 1991:84 membuat pengukuran
yang lebih akurat terhadap interval dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Interval berkualitas mayor M bila dinaikkan setengah langkah, maka interval
tersebut akan berkualitas auqmented Auq dan jika diturunkan setengah langkah akan berkualitas minor m.
2. Interval berkualitas minor bila dinaikkan setengah langkah akan menjadi mayor dan sebaliknya jika diturunkan setengah langkah akan menjadi diminished dim.
3. Interval berkualitas perfect P bila dinaikkan setengah langkah akan menjadi interval auqmented dan sebaliknya jika diturunkan setengah langkah akan menjadi
interval diminished. Berikut ini akan penulis jelaskan beberapa contoh interval yang ada pada
lagu odak-odak:
D-D = 1P Prime Perfect D-E
= 2M Secunde Mayor
Universitas Sumatera Utara
E-D = 7 m Septim minor
D-C = 7 m Septim minor
C-G = 5 P Kwint Perfect
G-A = 2M Secunde Mayor
A-C = 3 Auq Third Auqmented
C-D = 2M Secunde Mayor
C-A = 6 M Sekta Mayor
A-G = 7 Septim minor
4.5.6 Pola Kadensa Cadence Patterns
Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut
atau setengah menutup sementara melodi tersebut. Berikut ini adalah pola kadensa yang terdapat pada lagu odak-odak:
Universitas Sumatera Utara
4.5.7 Bentuk melodi
Dalam medeskripsikan bentuk melodi, ada tiga hal yang penting untuk dibahas, yaitu bentuk, frasa, dan motif. Netll 1964:149-150 mengatakan bahwa
bentuk adalah hubungan diantara bagian-bagian dari sebuah komposisi, termasuk hubungan diantara unsur-unsur melodis dan ritmis, atau dengan pemahaman
sederhana, bentuk merupakan suatu aspek yang menguraikan tentang organisasi musikal. Frasa adalah suatu unit dari melodi di dalam komposisi. Sedangkan
motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukan melodi. Bentuk disimbolkan dengan huruf A, B, C, dan seterusnya, sedangkan frasa dituliskan ke dalam angka-
angka. 1.
Repetitive, yaitu bentuk nyanyian yang mengalami pengulangan.
2. Iteratif, yaitu suatu bentuk nyanyian yang menggunakan formula melodi
yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian.
Universitas Sumatera Utara
3. Reverting, yaitu suatu bentuk nyanyian apabila di dalam nyanyian terjadi
pengulangan pada frase pertama setelah terjadi penyimpangan melodis. Namun pada lagu odak-odak tidak ditemukan bentuk form tersebut.
4. Strofic, yaitu bentuk nyanyian diulang dengan formalitas yang sama
namun menggunakan teks yang baru. 5.
Progressive, yaitu bentuk nyanyian selalu berubah dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru. Namun dalam lagu odak-odak, bentuk
form ini tidak ada, karena semua bentuk melodinya selalu mengalami pengulangan.
4.5.8 Kantur Contour