3.2 Eksistensi Kulcapi Pada masyarakat Karo
Alat musik Kulcapi merupakan alat musik petik yang berasal dari suku Karo dan keberadaannya masih ada hingga saat ini. Pada masyarakat Karo,
Kulcapi memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah sebagai pembawa melodi dalam Ensambel Gendang Telu sendalanen. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, 1991:253 bahwa eksistensi adalah keberadaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa seniman Karo, bahwa salah satu
orang paling berpengaruh dalam perkembangan Kulcapi adalah Alm. Jasa Tarigan. Pada awal tahun 1980, seorang musisi tradisional Karo, yaitu Jasa
Tarigan melakukan eksperimen dengan menggabungkan alat musik Kulcapi dengan Gendang Lima Sendalanen dalam seni pertunjukan tradisional masyarakat
Karo, yaitu Gendang guro-guro aron. Awalnya, Kulcapi adalah alat musik pembawa melodi dalam ensambel Gendang telu sendalanen, sementara itu alat
musik pembawa melodi dalam Gendang Lima Sendalanen adalah Sarune. Sebelumnya pada akhir tahun 1970an, Gendang Lima Sendalanen yang terdiri
dari alat musik: Sarune, Gendang singanaki, Gendang singindungi, Penganak dan Gung masih merupakan ensambel musik tradisional masyarakat Karo yang biasa
digunakan dalam kesenian tradisional Karo. Selanjutnya, dengan kemampuan dan kreativitas yang dimilikinya, Jasa Tarigan menggabungkan instrumen Kulcapi
dengan Gendang Lima Sendalanen dalam konteks Gendang guro-guro aron. Dalam hal ini Kulcapi dimainkan secara bergantian dengan Sarune sebagai alat
musik pembawa melodi. Pergantian alat musik ini juga tidak bersifat permanen dalam satu pertunjukan Gendang guro-guro aron, karena dalam setiap
Universitas Sumatera Utara
pertunjukannya, kedua instrumen tersebut tetap akan dibawa dan penggunaannya dimainkan secara berganti-gantian dalam membawakan melodi lagu. Dengan
digunakannya Kulcapi sebagai pembawa melodi dalam Gendang Lima Sendalanen, maka konsep atau terminologi Gendang Lima Sendalanen sebagai
suatu ensambel musik tradisional Karo menjadi rancu, karena di depan telah dijelaskan bahwa Gendang Lima Sendalanen terdiri dari instrumen: Sarune,
Gendang singanaki, Gendang singindungi, Penganak dan Gung, sementara Kulcapi memiliki ensembel dan konteks tersendiri, yaitu Gendang telu
sendalanen dan konteksnya adalah Erpangir ku lau. Setelah lebih kurang sepuluh tahun 1980-1990 Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi digunakan sebagai
ensambel yang umum dalam Gendang guro-guro aron, di awal tahun 1991 Jasa Tarigan kembali melakukan eksperimen pada musik pengiring Gendang guro-
guro aron, Ia menghadirkan alat musik Keyboard dan dimainkan secara bersama- sama dengan Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi dalam setiap
pertunjukannya. Berbeda dengan Kulcapi yang secara langsung digunakan - secara bergantiganti dengan sarune - sebagai pembawa melodi lagu, di sini
Keyboard pada hanya dimanfaatkan sebagai alat musik tambahan musik pengiring melalui bunyi-bunyi perkusif ritmis pada bagian akhir komposisi
Gendang salih yang dimainkan Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi. Bunyi- bunyi ritmis yang dimunculkan melalui alat musik Keyboard ini hanya pada saat
tertentu saja dalam keseluruhan bagian Gendang salih tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Fungsi Kulcapi pada Masyarakat Karo