Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG REKLAMASI WILAYAH PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL MENURUT PUTUSAN MA NOMOR 12PKTUN2011
A. Pelaksanaan Kegiatan Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Persediaan tanah di perkotaan yang sangat terbatas, sedangkan kebutuhan akan tanah sangat besar besar seiring dengan meningkatnya kegiatan
pembangunan yang dilakukan oleh perseorangan atau bdan hukum. Dalam keadaan yang seperti ini terjadi ketidakseimbangan antara persediaan tanah
dengan permintaan akan tanah untuk berbagai macam kepentingan dan keperluan. Perolehan hak atas tanah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang
dilakukan oleh perusahaan swasta atau Pemerintah Daerah dapat ditempuh melalui pengadaan tanah dengan cara pelepasan hak atas tanah oleh pemegang
hak atas tanah dengan pemberian ganti kerugian atas tanah, bangunan, tanaman, danatau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan tanah yang dapat dinilai.
Pembangunan yang
dapat dilakukan
oleh perusahaan
swasta, Pemerintahan, maupun Pemerintah Daerah terkait dengan terbatasnya persediaan
tanah diperkotaan adalah pembangunan bertingkat, penggunaan tanah akan lebih optimal, efektif, dan efisien. Selain dengan pembangunan gedung bertingkat,
upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tanah sehingga
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan adalah dengan mengubah wilayah pantai menjadi daratan baru. Upaya mengubah wilayah pantai menjadi daratan
baru atau yang biasa dikenal dengan reklamasi pantai. Reklamasi pantai dapat dilakukan oleh perusahaan swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas PT,
Pemerintah KabupatenKota, Badan Usaha Milik Negara, kerjasama antara perusahaan swasta dan Pemerintah KabupatenKota, atau kerja sama antara
perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara. Tanah Hasil reklamasi pantai pantai nantinya dapat dipergunakan untuk mendirikan bagunan yang bersifat
komersial atau publik.
107
Teluk Jakarta, atau dikenal juga dengan sebutan Pantai Utara Jakarta, berada di sebelah utara Jakarta. Salah satu kawasan perairan di Jakarta ini
secara geografis di sebelah barat berbatasan dengan Tanjung Pasir, sebelah timur berbatasan dengan Tanjung Karawang, dan di sebelah utara berbatasan dengan
bagian luar Kepulauan Seribu.
108
Tempat ini menjadi muara bagi sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane serta 13 sungai yang berhulu di
Bogor. Pantai Utara Pantura Jakarta yang terbentang sepanjang 32 km, akan
direklamasi dengan mengambil lebar dari bibir pantai ke arah laut sejumlah 1,5 km dan kedalaman maksimal delapan meter. Lahan reklamasi akan menghabiskan
lahan seluas 2.700 ha. Selain untuk pembangunan kegiatan industri, di atas lahan
107
Urip Santoso, Perolehan Hak Atas Tanah yang Berasal dari Reklamasi Pantai,Jurnal Hukum Mimbar Hukum Vol 27, Tahun 2016, Hlm.215
108
http:www.jakarta.go.idwebencyclopediadetail1172Jakarta-Teluk diakses pada tanggal 3 Juni 2016
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
reklamasi itu juga untuk fasilitas kegiatan pariwisata, perkantoran, pusat bisnis, sarana transportasi dan perumahan penduduk untuk 750.000 jiwa. Kawasan
reklamasi meliputi Kabupaten Bekasi di Timur hingga Kabupaten Tanggerang di sebelah Barat.
109
Pantai Utara Jakarta adalah sebuah kawasan perairan yang kaya dengan hasil lautnya berupa hewan laut seperti ikan, kerang, kepiting, dan udang. Perairan
Teluk Jakarta menjadi salah satu pemasok ikan dan hewan lainnya di Jakarta. Wilayah Teluk Jakarta juga menjadi tempat yang penting bagi masyarakat di
pesisir Utara Jakarta yang mata pencahariannya adalah nelayan. Perkampungan nelayan sudah berdiri lama dan kehidupan mereka bergantung pada laut di Teluk
Jakarta. Teluk Jakarta juga menjadi habitat bagi burung laut Cikalang Christmas. Bahkan, Teluk Jakarta pernah diusulkan untuk menjadi cagar alam karena menjadi
habitat bagi burung laut Cikalang Christmas.
110
Pelaksanaan reklamasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Pantai Utara Jakarta telah lama dilaksanakan, sejak tahun 1995 pada pemerintahan
Presiden Soeharto dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta pada 13 Juli 1995. Keppres tersebut
menetapkan Reklamasi Pantura sebagai satu-satunya jalan upaya penataan dan pengembangan ruang daratan dan pantai untuk mewujudkan Kawasan Pantai
Utara sebagai Kawasan Andalan. Kawasan andalan diartikan sebagai kawasan
109
Bambang Marwanta, Dampak Bencana Pada Reklamasi Pantai Utara Jakarta, Tahun 2003, Jurnal Hukum Alami, Vol. 8 No.2, hlm.47
110
http:www.hukumonline.comberitabacalt4e40eb03edfa5teluk-jakarta-layak-jadi- cagar-alam diakses pada tanggal 5 Juni 2016
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
yang mempunyai nilai strategis dipandang dari sudut ekonomi dan perkembangan kota.
111
Dua tahun kemudian, pada tahun 1997 Bappenas menggeluarkan Keputusan Ketua Bappenas No. KEP.920KET101997 tentang Pedoman
Penataan Ruang Kawasan Pantai Utara Jakarta. Pelaksanaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta tidak menimbulkan polemik hingga Pemerintahan Presiden Soeharto
berakhir dan pada tahun 2003 Kementerian Lingkungan Hidup memutuskan proyek reklamasi ini tak layak dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 14 tahun 2003 tentang Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta oleh Badan Pelaksana
Pantai Utara Jakarta di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 tahun 2003 tentang
Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta, berisikan keputusan antara lain :
a. bahwa rencana kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta oleh Badan Pelaksana Pantai Utara Jakarta di Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta berdampak negatif terhadap lingkungan hidup, terutama masalah banjir.
b. bahwa kajian
tentang banjir
dalam studi
AMDAL belum
memperhitungkan pengaruh kenaikan muka laut rata-rata mean sea level
111
Lihat Konsideran huruf a dan b KEPPRES No. 52 Tahun 1995
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
rise dan pengaruh pasang surut, dan belum memperhitungkan adanya back water aliran balik sungai akibat adanya hambatan berupa
sedimentasi dan penimbunan tanah reklamasi. c. bahwa bencana banjir tahunan kota Jakarta selama ini dan bencana banjir
tahun 2002 telah menimbulkan banyak korban dan permasalahan lingkungan hidup dan sosial ekonomi yang sangat besar.
d. bahwa kajian studi AMDAL yang dilakukan belum mencakup kemungkinan dampak lingkungan akibat pengambilan bahan urugan
sebesar 330
juta m³,
baik di
lokasi pengambilan
maupun pengangkutannya.
e. bahwa rencana kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta oleh Badan Pelaksana Pantai Utara Jakarta mempunyai dampak panting
terhadap lingkungan hidup yang cukup luas melebihi wilayah administrasi DKI Jakarta yaitu sampai ke wilayah Kabupaten Tangerang dan
Kabupaten Bekasi. f. bahwa mengingat hal tersebut di atas, perlu ditetapkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup tentang Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta oleh Badan Pelaksana
Pantai Utara Jakarta di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Dampak dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No.14 Tahun 2003 tersebut yang dikeluarkan berdasarkan kajian ilmiah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL, menimbulkan sejumlah Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pengembang yaitu 6 Perusahaan Pengembang yang telah melakukan kerjasama dengan Badan Pengelola Pantai Utara untuk melakukan reklamasi Pantura Jakarta
mengajukan gugatan kepada Kementerian Lingkungan Hidup di Peradilan Tata Usaha Negara PTUN Jakarta.. Perusahaan tersebut antara lain PT. Bakti Bangun
Era Mulia, PT. Taman Harapan Indah, PT. Manggala Krida Yudha, PT. Pelabuhan Indonesia II, PT. Pembangunan Jaya Ancol dan PT. Jakarta
Propertindo. Gugatan tersebut mempermasalahkan dua hal pokok terhadap SK Menteri LH No. 14 Tahun 2003 yaitu Kewenangan Menteri LH menerbitkan
keputusan ketidaklayakan lingkungan rencana reklamasi pantura jakarta dan kewenangan Menteri LH untuk mewajibkan instansi yang berwenang untuk tidak
menerbitkan izin pelaksanaan Reklamasi Pantura. Dalam persidangan di PTUN tingkat pertama dan kedua, Majelis Hakim
mengabulkan gugatan para pengusaha Penggugat dengan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No. 75G.TUN2003PTUN-JKT tertanggal 11
Pebruari 2004 dan Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta No. 202B2004PT.TUN.JKT tertanggal 3 Februari 2005. Pada putusan Peradilan
Tata Usaha tingkat pertama dan kedua tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup mengajukan Naik Banding setelah Majelis Hakim PTUN Jakarta membacakan
Putusan Kalah. Sidang yang diadakan hari ini mempermasalahkan dua hal pokok dalam putusannya tentang KEPMEN LH No. 142003 yaitu :
112
112
http:www.menlh.go.iddari-sidang-kasus-reklamasi-pantura-sikap-klh-terhadap- putusan-ptun diakses pada tanggal 6 Juni 2016
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
a.
Kewenangan MENLH untuk memberikan keputusan Ketidaklayakan Lingkungan Rencana Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta.
b.
Kewenangan MENLH untuk mewajibkan instansi yang berwenang untuk tidak menerbitkan izin pelaksanaan Reklamasi Pantura.
Selanjutnya dalam tingkat kasasi, Majelis Hakim berhasil memenangkan Menteri LH dan Penggugat Intervensi lainnya dengan Putusan Putusan
Mahkamah Agung RI No. 109 KTUN2006. Namun di tingkat peninjauan kembali, Mahkamah Agung kembali memenangkan para pengusaha dan mencabut
putusan kasasi. Putusan PK menyatakan dicabutnya status hukum keberlakuan Surat Keputusan Menteri LH No. 14 Tahun 2003 sehingga proyek reklamasi tetap
dilanjutkan.
113
Tata Ruang pelaksanaan reklamasi pantai Utara Jakarta membagi tanah reklamasi seluas 2.700 hektar menjadi tiga kawasan, wilayah barat, wilayah
tengah, dan wilayah timur. Pertama, untuk kawasan barat reklamasi dilakukan mulai dari sekitar Waduk Pluit sampai Tanggerang di dekat muara Sungai
Cisadene, Pantai Indah Kapuk, Pluit, dan Pantai Mutiara. Peruntukan wilayah ini dititikberatkan untuk sektor perumahan. Di kawasan barat ini nantinya juga akan
dibangun pelabuhan, instansi pengolahan air limbah IPAL, dan pantai kapuk. Kedua, kawasan tengah direncanakan mulai dari Waduk Pluit sampai Ancol
Timur, Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan bisnis perkantoran, hotel, dan sebagainya, reklreasi, perumahan, dan fasilitas pelabuhan. Di wilayah
113
http:www.bantuanhukum.or.idwebmemahami-proyek-reklamasi-teluk-jakarta diakses pada tanggal 23 Mei 2016
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ini akan difokuskan pada pembangunan area khusus bisnis Central Business District-CBD. Ketiga, untuk kawasan timur reklamasi dimulai dari pelabuhan
Tanjung Priok sampai Marunda. Dikawasan ini dibangun IPAL atau pengolahan sampah, industri, gudang, pelabuhan, tol dan arteri. Pada setiap kawasan akan
dibentuk sub-sub kawasan, yang pada khususnya untuk mengkhususkan sektor pembnagunan.
Pelaksanaan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pualu-pulau kecil haruslah berjalan dan berlandaskan peraturan perundang-undangan berlaku sehingga dapat
terjaminnya kepastian hukum masyarakat. Dasar hukum Pelaksanaan Kegiatan Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sekarang ini adalah Perpres
Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Masalah yang berlarut-larut hingga pada akhirnya keputusan bersifat final
dikeluarkannya Putusan MA Nomor 12PKTUN2011 pada pokoknya adalah masalah akan perizinan reklamasi wilayah pantai utara jakarta. Sehingga pada Sub
Bab ini penulis akan menganalisis proses perizinan reklamasi pantai utara jakarta berdasarkan Perpres Nomor 122 Tahun 2012 2012 tentang Reklamasi di Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Permohonan perizinan reklamasi diajukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan setiap orang yang akan melaksanakan reklamasi dengan wajib memiliki izin lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi. Untuk memperoleh izin
lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi. Pemohon terlebih dahulu harus mengajukan permohonan kepada Menteri, gubernur, atau bupatiwalikota.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kewenangan pejabat dalam pemberian izin lokasi dan izin pelaksanaan, dengan ketentuan pembagian wewenang antara lain:
114
a. Menteri berwenang memberikan izin lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi pada Kawasan Strategis Nasional Tertentu, kegiatan reklamasi
lintas provinsi, dan kegiatan reklamasi di pelabuhan perikanan yang dikelola oleh Pemerintah dengan setelah mendapat pertimbangan dari
bupati walikota dan gubernur. b. Gubernur dan BupatiWalikota berwenang memberikan izin lokasi dan
izin pelaksanaan reklamasi dalam wilayah sesuai dengan kewenangannya dan kegiatan reklamasi di pelabuhan perikanan yang dikelola oleh
pemerintah daerah.
Pantai Utara Jakarta berada pada wilayah hukum Kota Jakarta dimana Jakarta ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 entang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, danatau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.
115
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tersebut mendorong lahirnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2008 Tentang
114
Lihat Pasal 16 Perpres No. 122 Tahun 2012
115
Lihat Pasal 1 angka 17 PP 26 Tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur Jabodetabekpunjur ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional yang
memerlukan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang secara terpadu.
116
Sehingga dengan demikian, kewenangan pemberian izin lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi berada pada Gubernur dan
bupatiwalikota dalam wilayah sesuai dengan kewenangannya yang dalam hal ini adalah Gubernur DKI Jakarta.
1. Permohonan Izin Lokasi
Permohonan Izin Lokasi harus dilengkapi dengan, antara lain :
117
a. identitas pemohon b. proposal reklamasi
c. peta lokasi dengan koordinat geografis, dan d. bukti kesesuaian lokasi reklamasi dengan Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil RZWP-3-K danatau Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dari instansi yang berwenang.
Permohonan izin lokasi diberikan oleh Menteri, gubernur, dan bupatiwalikota sesuai kewenangannya memberikan atau menolak permohonan
izin lokasi dalam waktu paling lambat 20 dua puluh hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Apabila Menteri, Gubernur, dan BupatiWalikota sesuai
kewenangannya menolak permohonan izin lokasi dengan secara tertulis. Apabila
116
Lihat bagian Menimbang Perpres No. 54 Tahun 2008
117
Lihat Pasal 17 Perpres No.122 Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dalam jangka waktu 20 dua puluh hari kerja tersebut Menteri, Gubernur, dan BupatiWalikota sesuai kewenangannya tidak memberikan atau menolak
permohonan, maka permohonan dianggap disetujui dan wajib mengeluarkan izin. Izin lokasi reklamasi berlaku untuk jangka waktu 2 dua tahun dan dapat
diperpanjang paling lama 2 dua tahun.
118
Izin Lokasi terkait Pantai Utara Jakarta telah dikeluarkan oleh Gubernur Jakarta Fauzi Bowo pada 21 September 2012, antara lain :
119
1 Surat Gubernur No. 1290-1.794.2 tentang Persetujuan Prinsip Reklamasi Pulau F Kepada PT Jakarta Propertindo.
2 Surat Gubernur No. 1291-1.794.2 tetang Persetujuan Prinsip Reklamasi Pulau G atas nama PT Muara Wisesa Samudra.
3 Surat Gubernur No. 1292-1.794.2 tentang Persetujuan Prinsip Reklamasi Pulau I Kepada PT Jaladri Kartika Pakci.
4 Surat Gubernur No. 1295-1.794.2 tentang Persetujuan Prinsip Reklamasi Pulau K kepada PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk.
Selanjutnya diterbitkannya empat surat perpanjangan izin lokasi reklamasi pantai utara jakarta yang ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki
118
Lihat Pasal 17 butir 2-4 dan Pasal 19 butir 1 Perpres No.122 Tahun 2012
119
Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia KNTI, Tahun 2016, Kertas Kasus No.01KKIV16, Tanpa halaman.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tjahaya Purnama yang sempat menjabat Plt. Gubernur dari 1 Juni 2014 hingga 23 Juli 2014, masing-masing :
120
1 Surat Gubernur No. 544-1.794.2 tentang Perpanjangan Persetujuan Prinsip Reklamasi Pulau F Kepada PT. Jakarta Propertindo.
2 Surat Gubernur No. 541-1.794.2 tentang Perpanjangan Persetujuan Prinsip Reklamasi Pulau I Kepada PT Jaladri Kartika Pakci.
3 Surat Gubernur Nomor 540-1.794.2 tentang Persetujuan Prinsip Reklamasi Pulau K kepada PT PEMBANGUNAN.
4 Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 542-1.794.2 tentang Perpanjangan Izin Prinsip Reklamasi Pulau G kepada PT. Pembangunan
Jaya Ancol, Tbk. Setelah memperoleh Izin Lokasi para pemohon diharuskan paling lambat
selama 2 tahun wajib menyusun, rencana induk, studi kelayakan dan rancangan detail reklamasi, dengan kelengkapan rincian sebagai berikut :
a. Rencana induk Penyusunan rencana induk paling sedikit memuat :
121
1 rencana peruntukan lahan reklamasi
2 kebutuhan fasilitas terkait dengan peruntukan reklamasi
3 tahapan pembangunan
4 rencana pengembangan dan
5 jangka waktu pelaksanaan reklamasi.
120
Ibid,.
121
Lihat Pasal 12 Perpres No. 122 Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dalam reklamasi pantai utara jakarta para pengembang reklamasi pantai utara telah melengkapi rencana induk reklamasi masing-masing,
antara lain :
122
1. Rencana Induk Pulau F atas nama PT Jakarta Propertindo, termuat di dalam kesatuan ANDAL Pulau F. terlampir
2. Rencana Induk Pulau atas nama PT Jaladri Kartika Pakci I, termuat di dalam kesatuan ANDAL Pulau I. terlampir
3. Rencana Induk Pulau K atas nama PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk., termuat di dalam kesatuan ANDAL Pulau K. terlampir
b. Studi Kelayakan Studi kelayakan meliputi :
123
1 teknis 2 ekonomi-finansial dan
3 lingkungan hidup Dalam reklamasi pantai utara jakarta para pengembang reklamasi
pantai utara telah melengkapi studi kelayakan reklamasi masing-masing, anatara lain :
1. Studi kelayakan Pulau F atas nama PT Jakarta Propertindo, termuat di dalam kesatuan ANDAL Pulau F. terlampir
2. Studi kelayakan Pulau atas nama PT Jaladri Kartika Pakci I, termuat di dalam kesatuan ANDAL Pulau I. terlampir
122
http:www.jakarta.go.idv2bankdatasearch diakses pada tanggal 2 Januari 2016
123
Lihat Pasal 13 butir 1 Perpres No. 122 Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3. Studi kelayakan Pulau K atas nama PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk., termuat di dalam kesatuan ANDAL Pulau K. terlampir
c. Rancangan Detail Reklamasi Rancangan detail reklamasi disusun berdasarkan rencana induk dan studi
kelayakan, rancangan detail reklamasi terdiri atas sekurang-kurangnya memuat rancangan :
124
1 penyiapan lahan dan pembuatan prasaranafasilitas penunjang reklamasi.
2 pembersihan danatau perataan tanah. 3 pembuatan dinding penahan tanah danatau pemecah gelombang.
4 pengangkutan material reklamasi dari lokasi sumber material darat danatau laut. perbaikan tanah dasar.
5 pengurugan material reklamasi. 6 penanganan, penebaran dan penimbunan material reklamasi dari
darat danatau laut. 7 pengeringan, perataan dan pematangan lahan reklamasi, dan
8 sistem drainase. Dalam reklamasi pantai utara jakarta para pengembang reklamasi
pantai utara telah melengkapi Rancangan Detail Reklamasi masing- masing, antara lain:
1. Rancangan Detail Reklamasi Pulau F atas nama PT Jakarta Propertindo, termuat di dalam kesatuan ANDAL Pulau F. terlampir
124
Lihat Pasal 14 butir 1 Perpres No. 122 Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Rancangan Detail Reklamasi atas nama PT Jaladri Kartika Pakci I, termuat di dalam kesatuan ANDAL Pulau I. terlampir
3. Rancangan Detail Reklamasi Pulau K atas nama PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk., termuat di dalam kesatuan ANDAL Pulau K.
terlampir
2. Permohonan Izin Reklamasi
Permohonan izin pelaksanaan reklamasi diberikan oleh Menteri, Gubernur, dan BupatiWalikota yang berwenang. Izin pelaksanaan reklamasi
berlaku untuk jangka waktu paling lama 5 lima tahun dan dapat diperpanjang paling lama 5 lima tahun dengan mempertimbangkan metode dan jadwal
reklamasi.
125
Dalam reklamasi pantai utara jakarta para pengembang reklamasi pantai utara telah memperoleh izin pelaksanaan reklamasi masing-masing oleh
Guubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, antara lain :
126
1 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2238 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G Kepada PT Muara Wisesa
Samudra terbit pada tanggal 23 Desember 2014. 2 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2268 Tahun 2015 tentang
Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau F Kepada PT Jakarta Propertindo, terbit pada tanggal 22 Oktober 2015
125
Lihat Pasal 19 butir 2 Perpres No. 122 Tahun 2012
126
Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia KNTI, Op. Cit., Tanpa halaman.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2269 Tahun 2015 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau I Kepada PT Jaladri Kartika
Pakci, terbit pada tanggal 22 Oktober 2015. 4 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2485 Tahun 2015 tentang
Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau K Kepada PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk, terbit pada tanggal 17 November 2015.
Izin pelaksanaan reklamasi dapat dicabut apabila tidak sesuai dengan perencanaan reklamasi danatau izin lingkungan dicabut.
127
Terkait dalam hal pencabutan tersebut terkait pantai utara jakarta sebagai Kawasan Strategis
Nasional, Tercantum didalam Pasal 50 ayat 1 menjadi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil bahwa Menteri berwenang memberikan dan mencabut Izin dan Izin Pengelolaan di wilayah
perairan pesisir dan pulau-pulau kecil lintas provinsi, Kawasan Strategis Nasional, Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan Kawasan Konservasi Nasional.
Sehingga dengan demikian, berlaku asas hukum Lex Superiori Derogat Legi Inferiori dimana peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yang
lebih rendah. Maka dalam hal ini berlaku Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil atas Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil dimana Menteri berwenang pula memberikan dan mencabut Izin dan Izin
127
Lihat Pasal 20 Perpres No. 122 Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan reklamasi pantai utara jakarta yang dilaksanakan setelah lahirnya perubahan Undang-Undang Pesisir tersebut.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis berpendapat bahwa pelaksanaan Kegiatan Reklamasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah pantai utara
jakarta belum sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu pada pokoknya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil dan Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Dimana Pertama,
ketidaksesuaian tersebut sebagaimana tecantum didalam Pasal 11 dimana dalam pelaksanaan reklamasi harus adanya Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil RZWP-3-K Provinsi, KabupatenKota danatau Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Nasional, Provinsi, KabupatenKota sebagai acuan dari
di susunnya rencana induk reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Hingga saat ini menurut Bappeda DKI, seluruh 17 pulau telah memiliki izin
prinsip dari Pemprov DKI. Delapan di antaranya telah mempunyai izin reklamasi dan dua pulau telah memiliki izin pelaksanaan.
128
Dan Kedua, dimana hanya beberapa pengembang yang telah mengikuti prosedur yg benar baik penerbitan izin lokasi reklamasi dan penerbitan izin
128
http:www.republika.co.idberitakoranhalaman-1160408o5azgd16-klhk-bisa- setop-reklamasi diakses pada tanggal 14 Juni 2016
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan reklamasi dimana akan lebih lanjut dibahas dalam Sub Bab Faktor- faktor penghambat kegiatan reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
B. Dampak Lingkungan Terhadap Pelaksanaan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil