Kesimpulan Tinjauan Tentang Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Menurut Putusan Mahkamah Agung Nomor 12PK/TUN/2011

Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 122 tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase. Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kegiatan mengusahakan kembali wilayah pesisir agar lahan tersebut yang tidak berguna atau kurang berguna menjadi kembali berguna atau lebih berguna Kegiatan Reklamasi tidak dapat dipisahkan dari pembangunan dengan semakin tingginya pertumbuhan masyarakat dan semakin tingginya kebutuhan akan tanah. Beberapa defenisi mengenai reklamasi dengan bentuk-bentuk serta sistem pelaksanaan kegiatan reklamasi. 2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, tanah hasil reklamasi di wilayah perairan pantai, pasang surut, rawa, danau, dan bekas sungai dikuasai oleh negara dnyatakan sebagai tanah negara. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 410-1293 tentang Penerbitan Status Tanah Timbul dan Tanah Reklamasi, Pemberian status hak atas tanah hasil reklamasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pengaturannya dilaksanakan oleh Menteri AgrariaKepala Badan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pertanahan Nasional. Tanah hasil reklamasi dinyatakan sebagai tanah negara, dimana pihak yang melakukan reklamasi dapat diberikan prioritas pertama untuk mengajukan permohonan hak atas tanah reklamasi tersebut. Tata cara dan syarat-syarat pengajuan hak atas tanah hasil reklamasi berbeda-beda didasarkan pada jenis hak ata tanah yang dimohonkan antara lain, hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pengelolaan dan hak pakai atas tanah negara. 3. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dengan disusunnya Rencana Tata Ruang Nasional dengan penatagunaan tanah sebgai sub-sistem penataan ruang. Kegiatan penatagunaan tanah meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang dalam rangka menyerasikan penatagunaan tanah dan rencana tata ruang wilayah hal tersebut perlu dikoordinasikan dengan instansi-instansi dipusat dan di daerah. Pelaksanaan reklamasi di wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil dengan adanya Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil RZWP-3-K Provinsi, KabupatenKota danatau Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Nasional, Provinsi, KabupatenKota yang di keluarkan oleh Pemerintah yang berwenang menerbitkan izin lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi. Dimana Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil RZWP-3-K Provinsi, KabupatenKota danatau Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Nasional, Provinsi, KabupatenKota tersebut akan dijadikan acuan dalam penyusunan rencana induk oleh Pemohon. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Pengadaan tanah dengan cara pelepasan hak atas tanah oleh pemegang hak atas tanah dengan pemberian ganti kerugian atas tanah, bagunan, tanaman, danatau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah. Sebagian besar masyarakat dan nelayan pantai sekitar pantai utara jakarta mendapatkan relokasi oleh Pemerintah DKI Jakarta pada kepulauan seribu. 5. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentag Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup, Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup penting sebagai upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Reklamasi Pantai Utara Jakarta telah menjadi persoalan yang besar dimana Jakarta telah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional dan hasil studi amdal menjelaskan bahwa kegiatan reklamasi tersebut memberikan dampak lingkungan yang besar. Oleh sebab itu maka Kementerian Lingkungan Hidup mengeluarkan Keputusan Menteri LH Nomor 14 Tahun 2003 tentang Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta menimbulkan para pengembang pelaksanaan reklamasi pantai utara jakarta mengajukan gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara PTUN hingga mengakhiri perjalanan panjangnya pada tingkat peninjauan kembali oleh Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Mahkamah Agung dengan dikeluarkannya Putusan MA Nomor : 12PKTUN2011. Masalah perizinan adalah yang menjadi masalah pokok reklamasi pantai utara Jakarta. UUPA telah memberi wewenang kepada Negara untuk melaksanakan penataan ruang termasuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Perizinan adalah salah satu kontrol oleh pemerintah dalam pengendalian pembangunan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

B. Saran