Defenisi Reklamasi Tinjauan Tentang Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Menurut Putusan Mahkamah Agung Nomor 12PK/TUN/2011

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM REKLAMASI WILAYAH PESISIR

DAN PULAU-PULAU KECIL

A. Defenisi Reklamasi

Reklamasi secara awam dapat diartikan hanya sebatas penimbunan daerah perairan atau bibir pantai guna memperluas wilayah daratan untuk berbagai peruntukan. Berdasakan Peraturan Presiden Nomor 122 tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil bahwa Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase. 26 Peraturan Presiden Nomor 122 tahun 2012 ini lahir atas perintah Pasal 34 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014. Maka dengan lahirnya Perpres 1222012 memperjelas pengaturan terkait dengan reklamasi di wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil dimana telah banyak terjadi persoalan pro dan kontra dalam beberapa pelaksanaan reklamasi di tanah air baik sebelum maupun sesudah lahirnya Perpres 1222012 tersebut. 26 Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 122 tahun 2012 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang memberikan defenisi mengenai reklamasi telah memberikan keseragaman defenisi diantaranya oleh Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014, Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 17PERMEN-KP2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR 28PERMEN-KP2014. Secara etimologi sendiri istilah reklamasi merupakan turunan dari istilah Inggris reclamation yang berasal dari kata kerja reclaim yang berarti mengambil kembali, dengan penekanan pada kata “kembali”. Di dalam teknik pembangunan, istilah reclaim juga dipergunakan di dalam misalkan me-reclaim bahan dari bekas bangunan atau dan puing-puing, seperti batu dan kerikil dan bekas konstruksi jalan, atau kerikil dari puing beton untuk dapat digunakan lagi. Dalam teknik sipil atau teknik tanah, istilah reclaim atau reklamasi juga dipakai di dalam mengusahakan agar suatu lahan yang tidak berguna atau kurang berguna menjadi berguna kembali atau lebih berguna. Sampai berapa jauh tingkat kegunaan ini bergantung dari sasaran yang ingin dicapai. Di dalam pembangunan penghunian dan perkotaan adakalanya daerah-daerah genangan dikeringkan untuk kemudian dimanfaatkan. Bahkan wilayah laut pun dapat dijadikan daratan. 27 27 Hasni, Op. Cit., hlm.341 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Selanjutnya beberapa kajian mengenai bahasa, kata reklamasi memiliki berbagai defenisi yang tertulis di dalam beberapa kamus dimana penulis mengutip antara lain : 1. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Reklamasi yaitu 1. sanggahan dengan nada yang keras; 2. usaha memperluas pertanian dengan memanfaatkan daerah-daerah yang sebelumnya tidak bermanfaat misal dengan cara menguruk daerah rawa-rawa sehingga bermanfaat; 28 2. Berdasarkan Kamus Hukum Cetakan Ke-5, Sudarsono Reklamasi yaitu 1. suatu sanggahan atau bantahan yang disampaikan dengan nada keras; 2. usaha memperluas tanah pertanian dengan menggunakan daerah atau wilayah areal yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat seperti daerah rawa-rawa atau sebagainya. 29 3. Berdasarkan Cambridge Advance Learner’s Dictionary diberikan keterangan mengenai reklamasi sebagai mana dikutip oleh F.Kalalo, yaitu percobaan untuk membuat tanah layak untuk bangunan atau pertanian dan pengolahan bahan-bahan sisa untuk memperoleh bahan-bahan berguna darinya. 30 Oleh beberapa defenisi mengenai reklamasi diatas maka kita dapat memahami bahwa reklamasi merupakan suatu usaha meningkatkan sumber daya 28 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hlm. 1188. 29 Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan Kelima, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta, 2007, hlm.401. 30 F.Kalalo, Kebijakan Reklamasi Pantai dan Laut Serta Implikasinya pada Status Hukum Tanah dan Hak Masyarakat Pesisir disampaikan pada Konferensi Nasional VI Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Manado, 26-29 Agustus 2006 Hal.1096 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara lahan agar yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat atau dapat disebut sebagai revitalisasi daerah pesisir. Defenisi mengenai reklamasi juga disebutkan oleh Guru Besar IPB Prof.Dr.Ir.Dietriech G.Begen,DEA jelas mengatakan bahwa reklamasi adalah kegiatan atau proses perubahan pada sumberdaya atau ekosistem pesisir untuk memperbaiki dan meningkatkan manfaat sumberdaya ekosistem pesisir bagi berbagai kebutuhan manusia. 31 Gambar 1.1 Peta Reklamasi Nasional Sumber : www.rapper.com-ketika reklamasi bukan hanya masalah jakarta Pembangunan di wilayah pesisir dengan melaksanakan reklamasi bukanlah hal yang baru dilaksanakan oleh negara-negara untuk memperluas daratannya. Di Negara Indonesia sendiri kegiatan reklamasi telah berlangsung sejak tahun 1979 dan tengah berlangsung hingga sekarang. 32 Antara lain pelaksanaan reklamasi pantai di tanah air beserta peruntukan penggunaan tanah : 31 BAPEDDA SIBOLGA, Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, 7 Mei 2015, hlm.2. 32 F.Kalalo, Op. Cit., hlm.1099 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara a. Reklamasi Pantai Utara Jakarta Kawasan pantai utara Jakarta direncanakan untuk melalui proses reklamasi darat. Lahan yang akan direklamasi mencakup 17 pulau. Beberapa perusahaan pengembang dalam proyek ini meliputi PT Muara Wisesa Samudera, PT Pelindo, PT Manggala Krida Yudha, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, PT Jakarta Propertindo, PT Jaladri Kartika Ekapaksi, PT Kapuk Niaga Indah dengan total anggaran Rp. 83 triliun. Dua perusahaan pengembang yang sudah mendapatkan izin pada era kepemimpinan Fauzi Bowo adalah PT Muara Wisesa Samudera yang merupakan anak perusahaan dari Agung Podomoro Group, dan PT Kapuk Naga Indah, anak perusahaan Agung Sedayu Group. Tujuan pembangunan setiap pulau memilik fungsi berbeda, beberapa di antaranya yaitu. 1. Kawasan pertokoan tepi laut. 2. Kawasan outdoor dengan background tematik. 3. Kawasan taman burung pengetahuan dan wisata. 4. Kawasan olahraga terbuka dengan standar internasional. 5. Kawasan olahraga air dan wisata pantai. 6. Kompleks olahraga, rumah sakit pusat dan pengembangan olahraga internasional. 7. Kawasan industri, perdagangan dna logistik. 8. Kawasan lembaga jasa dan keuangan. 9. Kawasan hunian, hotel, dan pusat belanja. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hingga saat ini reklamasi Jakarta masih menuai pro kontra dari Pemprov Jakarta, dan Kementerian Lingkungan Hidup. Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil di kementerian itu, Sudirman Saad mengatakan izin reklamasi itu bukan merupakan kewenangan kepala daerah, namun oleh Kementerian Kelautan. Reklamasi yang akan dilakukan pada 17 pulau belum pernah ada izin dari Kementerian. b. Reklamasi Teluk Benoa, Bali Perusahaan pengembang reklamasi Benoa adalah PT Tirta Wahana Bali Indonesia. Tipe reklamasi ini adalah reklamasi darat dengan anggaran Rp. 30 triliun. Alasan dicanangkannya reklamasi Benoa adalah kerusakan alam yang terjadi di kawasan ini. 1. Teluk Benoa menjadi tempat pembuangan sampah. Hal ini dikarenakan sedimentasi yang sudah sangat tinggi dan perubahan bentang alam. 2. Terjadi penyumbatan di daerah hilir DAS daerah aliran sungai sekitar Teluk Benoa. 3. Teluk Benoa sudah tidak lagi produktif karena keadaan teluk yang rusak parah. Hal ini diakibatkan endapan limestones bekas jalan tol yang tidak diangkat. Serta rembesan minyak dan oli dari kapal di pelabuhan Benoa yang terjadi setiap saat tanpa ada yang mengawasi. Terjadi pendangkalan yang amat sangat, dan sedimentasi sudah hampir menyentuh pesisir mangrove. Endapan lumpur rata-rata mencapai 16 meter. 4. Terjadi luberan sampah di mana-mana akibat sumbatan DAS. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 5. Sudah tidak ada lagi biota laut, seperti ikan, kerang, udang dan lainnya yang bisa ditangkap nelayan di teluk saat lautsurut. Namun, sumber lain mengemukakan bahwa Teluk Benoa memiliki ekosistem Teluk Benoa terdiri dari dua ekosistem besar yakni ekosistem mangrove dan ekosistem Padang Lamun. Ekosistem ini merupakan ekosistem terbesar di tanah Bali. Adanya pendapat yang berbeda mengenai kondisi Teluk Benoa saat ini selayaknya harus segera mendapatkan hasil pengkajian yang komprehensif. Reklamasi Benoa dilakukan hanya karena kondisi teluk yang sudah rusak dan harus segera diperbaiki. Beberapa tujuan reklamasi Benoa adalah sebagai berikut. a. Kawasan nelayan dan pertokoan tepi laut. b. Kawasan hunian dan hotel mangrove eco chalet. c. Kawasan olahraga air dan waterfront. d. Kawasan taman botanical. e. Pulau Pudut, kawasan kultur dan pura. f. Kawasan pusat belanja. c. Reklamasi Panati Losari, Makasar Tipe reklamasi yang dijalankan di daerah ini adalah reklamasi darat pesisir. Pemanfaatan lahan reklamasi pantai atau penimbunan laut terjadi di pesisir kota Makassar mulai gencar dilakukan sejak awal tahun 2000-an. Namun berjalan lambat karena adanya pro kontra reklamasi. Pemkot Makassar juga Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara membuat master plan rencana reklamasi kawasan strategis bisnis global terpadu Makassar yang pada akhirnya direspon oleh Pemprov dengan membuat rencana pembangunan Centre Point of Indonesia CPI. Koordinasi Advokasi Kopel Indonesia, Musaddaq dikutip media menyebutkan, proyek CPI tanpa perencanaan di RPJMD 2008-2013. Anggaran yang digunakan bukan dari APBN, namun menggunakan APBD. Proyek tersebut belum direstui pemerintah pusat, karena tidak melalui mekanisme persetujuan legislatif karena menimbun laut seluas 1.466,10 hektar. d. Reklamasi Pelabuhan Balik Papan Proyek reklamasi pelabuhan Semayang Balikpapan di bawah perusahaan pengembang PT Pelindo IV Cabang Balikpapan, PT Pandega Citra Niaga , PT Sentra Gaya Makmur konsorsium antara Vico dan Helindo, PT Wulandari Bangun Lestari, PT Karunia Wahana Nusa, PT Sugico Graha, dan PT Avica Jaya Nusantara. Tipe reklamasinya adalah reklamasi darat dan laut. Reklamasi ini dimulai tahun 2016 dan direncanakan rampung tahun 2024. Total investasi yang diperkirakan saat ini adalah Rp. 27, 8 triliun. Tujuan reklamasi Balikpapan yaitu untuk pembangunan beberapa area berikut. a. Area car terminal b. Area supply base c. Coastal road Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dikutip dari Banjarmasin Post, Coastal ini akan dibangun selebar 50 meter, kemudian ada pedestrian atau kawasan untuk pejalan kaki selebar 25 meter. Jalan itu akan menghubungkan Pelabuhan Semayang di wilayah selatan dengan Bandara Sepinggan di utara. Pemkot saat ini masih mengurus izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP. Setelah itu, masing-masing investor harus memperoleh izin kerja reklamasi dari Kementerian Perhubungan. e. Reklamasi Dermaga Logistik, Balik Papan Pengembang proyek reklamasi Dermaga Logistik Balikpapan dibawahi langsung oleh TNI Angkatan Laut dan didanai oleh pemerintah daerah setempat. Anggaran reklamasi dermaga ini mencapai Rp. 180 miliar. Reklamasi pantai ini telah mulai dibangun pada September 2015 dan dicanangkan rampung tahun 2017. Tujuan pembangunan: Dermaga pendukung pelaksanaan operasi di wilayah Timur Indonesia, operasi menjaga keamanan, pertahanan laut RI. Dikutip dari Jakartagreater.com, Dermaga yang dibangun nanti, berada di Pantai Melawai, sekitar 500 meter dari Semayang. Dermaga ini akan menjadi pendukung operasi di wilayah Timur Indonesia dan sangat membantu kapal-kapal perang dalam melakukan pembekalan ulang, sebelum beroperasi menjaga keamanan dan pertahanan laut RI, khususnya wilayah laut perbatasan serta Alur Laut Kepulauan Indonesia ALKI II. Alur laut ini menjadi jalur pelayaran internasional yang memiliki potensi ancaman tinggi dan harus diwaspadai. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara f. Reklamasi Teluk Palu, Sulawesi Tengah Proyek reklamasi Teluk Palu ini di bawah perusahaan pengembang, PT. Yauri Properti Investama, PT Mujur Gemilang Abadi, dan PT Toloan. Tipe reklamasi yang digunakan adalah reklamasi darat pesisir. Jumlah anggaran tidak diketahui pasti, namun menurut kabar yang tersiar anggaran mencapai kurang lebih Rp. 200 miliar. Teluk Palu terbentang dari Donggala di ujung sebelah barat laut, melingkar membentuk huruf U menuju kawasan Pantai Barat Sulawesi Tengah di sebelah utara, melintasi Kota Palu. Sepanjang teluk ini, Anda akan disuguhkan pada pemandangan menarik berupa birunya laut yang nampak menyatu dengan warna biru langit, desir angin, pantai berpasir putih di wilayah Kota Palu agak berbatu, dan rindang pepohonan kelapa, ketapang, johar, bakau, dan lain-lain. Direktur Operasional Perusahaan Daerah Kota Palu, Taufik Kamase berpendapat bahwa Teluk Palu memiliki potensi ekonomi yang tinggi sehingga harus dimanfaatkan secara maksimal. Kawasan pantainya sangat indah. Namun, saat ini masih berantakan dan tak ada fasilitas yang baik untuk wisata. “Bayangkan saja, untuk mencari tempat kencing saja susah. Ini persoalan sepele namun harus dipikirkan.” ungkap Taufik kepada Antaranews. Secara umum, tujuan reklamasi Palu adalah sebagai berikut: a. Memperbaiki kawasan pantai menjadi lebih baik fasilitasnya. b. Menjadikan Kota Palu menjadi kota pariwisata yang baik, termasuk pusat perbelanjaan, hotel, ruko apartemen, dan tempat bermain. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dikutip dari Jawa Pos, luas reklamasi mencapai 24,4 hektar dan dilakukan berdasarkan rekomendasi Pemda. Sementara peletakan batu pertama dilakukan oleh Wali Kota Palu sebelumnya, Rusdy Mastura. Namun, pro kontra masih terjadi di kawasan ini. Warga pesisir melakukan berbagai aksi tolak reklamasi, bahkan sebagian dari mereka mengancam akan memblokir proses pengurugan. Kecaman juga datang dari Walhi, karena khawatir habitat flora dan fauna di sekitar pantai akan terkena dampak buruk. 33 g. Reklamasi Pulau Nipa, Kepulauan Riau Pulau Nipa termasuk salah satu pulau terluar dari 12 pulau yang perlu mendapat perhatian khusus karena letaknya cukup dekat dengan negara Siangapura. Pada awal tahun 2000 pulau ini menjadi perhatian utama akibat penambangan pasir yang diekspor untuk reklamasi dataran negara Singapura, menyebabkan luas pulau berkurang dan nyaris tengglam. Saat ini pulau Nipa telah direklamasi dan dibangun pangkalan Angkatan Laut AL untuk menjaga kedaulatan Pulau Nipa yang letaknya cukup dekat dengan negara Malaysia. Penduduk sekitar menyebut pulau ini dengan Pulau Angup. Terdapat patok referensi batas teritorial negara atau titik dasar dengan kode TD 190 dan TR 190 yang berfungsi sebagai acuan pengukuran dan penetapan media line perjanjian perbatasan negara Indonesia – Singapura pada tahun 1974. 33 http:www.ruangreklamasi.com7-proyek-reklamasi-yang-sedang-berjalan-di- indonesia.html diakses pada tanggal 16 April 2016 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Secara administrasi pulau Nipa termasuk ke dalam wilayah Desa Pomping. Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini terletak di Selat Singapura dan berbatasan dengan negara tetangga yaitu Singapura. Sedangkan secara geografis plau Nipa terlatak pada koordinat 01˚09’13” dan 103˚39’11” T. Pulau Nipa memiliki luas sekitar 0,5 Ha sebelum reklamasi, namun setelah reklamasi luasnya mencapai 60 Ha. Pulau Nipa mempunyai nilai yang sangat strategis karena berada di jalur pelayaran internasional dari dan menuju Pelabuhan Jurong Singapura. 34

B. Defenisi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil