commit to user 38
a. Membasahi cetakan dan pelat. b. Meletakkan cetakan diatas pelat dengan kokoh.
c. Mengisi cetakan sampai penuh dengan 3 lapisan, tiap lapis berisi kira-kira 13 isi cetakan, kemudian setiap lapis ditusuk dengan tongkat pemadat sebanyak
25 kali tusukan secara merata. d. Segera setelah selesai penusukan, meratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan menyingkirkan semua sisa benda uji yang ada disekitar cetakan. e. Mengangkat cetakan perlahan-lahan tegak lurus keatas.
f. Mengukur slump yang terjadi.
Gambar 3.2
Pengujian nilai slump
3.9. Perawatan Benda Uji
Perawatan dilakukan dengan cara merendam benda uji dalam air dengan fungsi agar air dalam beton tidak menguap dengan cepat, sehingga proses hidrasinya
sempurna dengan demikian mutu beton yang terjadi dapat sesuai dengan mutu rencana. Perawatan benda uji dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Benda uji yang telah berumur 24 jam dilepas dari cetakan. b. Merendam benda uji dalam bak air selama 6 hari dan 27 hari.
c. Setelah benda uji direndam selama 6 hari dan 27 hari, benda uji diangkat dan diangin-anginkan sampai berumur 7 hari dan 28 hari untuk selanjutnya
dilakukan pengujian.
commit to user 39
3.10. Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
Pengujian dilakukan saat umur 7 hari dan 28 hari. Dari pengujian yang dilakukan dengan alat Compression Testing Machine didapatkan beban maksimum, yaitu
pada saat beton hancur menerima beban tersebut P
maks
. Langkah-langkah pengujian kuat tekan beton adalah sebagai berikut :
a. Benda uji dikeluarkan dari bak perendaman setelah dicuring selama 6 hari dan 27 hari.
b. Mengukur dimensi benda uji untuk mengetahui luas permukaan dan menimbang beratnya.
c. Meletakkan benda uji dengan arah memanjang pada alat Compression Testing Machine
d. Memberikan beban secara merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang silinder.
Gambar 3.3. Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
e. Menghitung kuat tarik belah beton, dengan Persamaan 3.2. DL
P DL
P A
P Ft
p p
2 2
1 =
= =
…………………………...……......…..3.2
Dengan : Ft = Kuat tarik belah beton Nmm
2
P = Beban maksimum yang diberikan N D = Diameter benda uji silinder mm
L = Panjang benda uji silinder mm
commit to user 40
3.11. Prosedur Pengujian Modulus of Rupture
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya beban modulus of rupture beton. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat uji lentur loading
frame terhadap benda uji yang telah berumur 7 hari dan 28 hari dengan
memberikan tekanan hingga benda uji tersebut patah. Langkah-langkah pengujian kuat lentur beton:
a. Menyiapkan benda uji balok beton yang akan diuji. b. Meletakkan benda uji pada alat uji lentur dengan posisi mendatar.
c. Mengatur jarum penunjuk lendutan dial tepat pada titik nol. d. Memulai pembacaan beban dengan bergeraknya jarum penunjuk lendutan.
e. Mencatat besarnya beban maksimum yang terjadi pada benda uji. Setting Up
pengujian modulus of rupture dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.4
Setting up pengujian modulus of rupture beton
Keterangan gambar: 1. Loadcell
5. Benda uji sample 2. Hydraulic Jack
6. Tumpuan 3. Dial gauge
7. Hydraulic Pump 4. Pembagi beban
2
3 4
5 6
7 1
commit to user
41
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengujian