commit to user 2
Limbah industri ban dan limbah bangunan masih memiliki kekuatan bahan  yang memungkinkan digunakan sebagai bahan bangunan. Limbah industri ban dapat di
daur ulang menjadi serat dalam pembuatan beton. Serat yang dipakai berasal dari kawat  pembentuk  ban,  sedangkan  karet  ban  dapat  digunakan  sebagai  sandal,  pot
bunga, anyaman untuk bagian dalam kursi tamu sehingga keseluruhan bagian dari ban  dapat  digunakan  dan  tidak  menimbulkan  limbah  baru.  Maksud  penambahan
serat limbah industri ban ke dalam beton adalah untuk meningkatkan mutunya.
Balok anak tangga merupakan salah satu aplikasi penggunaan beton yang banyak diterapkan  dalam  bidang  konstruksi.  Salah  satu  karakteristik  kualitas  yang  harus
dimiliki  balok  anak  tangga  adalah  kekuatan  tekan,  kekuatan  tarik  dan  kekuatan lentur. Anak tangga dibuat dari campuran semen portland atau sejenisnya, agregat
dan air tanpa mengurangi mutunya.
Penelitian  ini  bertujuan  mengamati  perilaku  kinerja  beton  dengan  agregat  daur ulang yang menggunakan serat baja ban bekas. Kinerja beton yang diamati adalah
kinerja  sebagai  beton  kering.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberi petunjuk  untuk  mengembangkan  material  beton  alternatif  berbahan  kombinasi
limbah  industri  ban  dan  limbah  bangunan.  Model  yang  dikeluarkan  dalam penelitian ini berupa balok anak tangga yang terbuat dari beton agregat daur ulang
yang ditambahkan serat baja ban.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  maka  dapat  dirumuskan  permasalahan sebagai berikut :
a.  Bagaimana  pengaruh  penambahan  serat  baja  ban  bekas  pada  beton  dengan agregat daur ulang terhadap kuat tarik belah.
b.  Bagaimana  pengaruh  penambahan  serat  baja  ban  bekas  pada  beton  dengan agregat daur ulang terhadap modulus of rupture.
commit to user 3
c.  Bagaimana  hubungan  antara  kuat  tarik  belah  dan  modulus  of  rupture  pada beton dengan agregat daur ulang dengan variasi serat baja ban bekas.
1.3. Batasan Masalah
Untuk  membatasi  permasalahan  agar  penelitian  terarah  dan  tidak  terlalu  meluas maka dalam penelitian ini perlu pembatasan masalah sebagai berikut :
a.  Umur beton agregat daur ulang yang akan di uji berumur 7 hari dan 28 hari. b.  Semen yang digunakan adalah semen Portland jenis I.
c.  Benda  uji  yang  digunakan  untuk  uji  tarik  belah  beton  adalah  silinder  dan untuk modulus of rupture adalah balok.
d.  Serat yang digunakan adalah serat baja arah lateral dari ban bekas. e.  Penggunaan  serat  untuk  setiap  benda  uji  adalah  0,5  ,  1    dan  1,5    dari
volume adukan. f.  Agregat kasar yang digunakan adalah agregat daur ulang.
g.  Tidak dibahas reaksi kimia yang terjadi pada campuran terhadap bahan-bahan yang digunakan.
h.  Model beton yang akan dihasilkan adalah balok anak tangga.
1
.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : a.  Mengetahui penambahan serat baja ban bekas pada beton dengan agregat daur
ulang terhadap kuat tarik belah beton serat. b.  Mengetahui penambahan serat baja ban bekas pada beton dengan agregat daur
ulang terhadap modulus of rupture beton serat. c.  Bagaimana  hubungan  antara  kuat  tarik  belah  dan  modulus  of  rupture  pada
beton dengan agregat daur ulang terhadap variasi serat baja ban bekas.
commit to user 4
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
a.  Memberikan kontribusi terhadap perkembangan teknologi beton serat. b.  Menambah pengetahuan  tentang kelebihan dan kekurangan penggunaan serat
baja ban bekas terhadap beton dengan agregat daur ulang.
1.5.2. Manfaat Praktis
a.  Mengetahui  dimensi  optimum  dari  serat  baja  yang  ditambahkan  ke  dalam beton untuk mendapatkan nilai kuat tarik belah dan modulus of rupture.
b.  Memberikan  informasi  dalam  pengolahan  limbah  bangunan  dan  limbah industri ban.
commit to user
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil atau batu pecah atau agregat  lain  yang  dicampur  menjadi  satu  dengan  suatu  pasta  yang  terbuat  dari
semen  dan  air  membentuk  suatu  massa  mirip  batuan.  Kadang,  satu  atau  lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu,
seperti  kemudahan  pengerjaan  workability,  durabilitas,  dan  waktu  pengerasan. Mc Cormac, 2003.
Beton banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Dalam adukan beton, air dan semen membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain
mengisi  pori-pori  diantara  butiran-butiran  agregat  halus  juga  bersifat  sebagai perekatpengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling
terekat  dengan  kuat  dan  terbentuklah  suatu  massa  yang  kompakpadat Tjokrodimuljo, 1996.
Salah  satu  aplikasi  penggunaan  beton  adalah  balok  anak  tangga  yang  berfungsi sebagai pijakan penghubung antar lantai bawah dan lantai atas. Bentuk yang solid
dan  akurat  memudahkan  penyusunan  dengan  tingkat  kerapian  tinggi  serta keragaman  penyusunan  balok  anak  tangga  sesuai  keinginan  dan  keterbatasan
ruang.  Balok  anak tangga pracetak memiliki ukuran  yang bervariasi, panjangnya 2000 mm, lebarnya 325 mm sampai 350 mm, dan tingginya 150 mm sampai 175
mm www.hebel.co.id.
Beton  serat  didefinisikan  sebagai  beton  yang  dibuat  dari  campuran  semen, agregat, air, dan sejumlah serat yang disebar secara random. Ide dasar beton serat
adalah  menulangi  beton  dengan  fiber  yang  disebarkan  secara  merata  ke  dalam
commit to user 6
adukan  beton,  dengan  orientasi  random  sehingga  dapat  mencegah  terjadinya retakan-retakan  beton  yang  terlalu  dini  di  daerah  tarik  baik  akibat  panas  hidrasi
maupun akibat pembebanan Soroushian dan Bayashi, 1987.
Beton  serat  mempunyai  kelebihan  dibanding  beton  tanpa  serat  dalam  beberapa sifat  strukturnya,  antara  lain  keliatan  ductility,  ketahanan  terhadap  beban  kejut
impact  resistance,  kuat  tarik  dan  kuat  lentur  tensile  and  flexural  strength, kelelahan  fatigue  life,  kekuatan  terhadap  pengaruh  susut  shrinkage,  dan
ketahanan terhadap keausan abration Soroushian dan Bayashi, 1987.
Serat pada umumnya berupa batang-batang dengan diameter antara 5 sampai 500 µm  mikro  meter,  panjang  sekitar  25  mm  sampai  100  mm.  Bahan  serat  dapat
berupa:  serat  asbestos,  serat  tumbuh-tumbuhan  rami,  bambu,  ijuk,  serat  plastik polypropylene, atau potongan kawat baja Tjokrodimuljo, 1996.
Karakter  dari  beton  serat  dipengaruhi  oleh  tipe  material  serat,  geometri  serat, distribusi  serat,  orientasi  serat,  dan  konsentrasi  serat.  Geometri  serat  membentuk
aspek  rasio  serat  yang  ikut  menentukan  kinerja  beton  serat.  Aspek  rasio  serat merupakan  ukuran  kelangsingan  dari  serat.  Aspek  rasio  serat  dihitung  dengan
membagi panjang serat dengan diameter ekivalen serat. Serat untuk beton berserat dapat  memiliki  aspek  rasio  yang  bervariasi  dari  40  sampai  1000,  tetapi  biasanya
kurang dari 300 Zollo, 1997. Cement and Concrete Institute 2002,
mengungkapkan bahwa serat akan efektif dalam beton keras jika:
a.  Serat memiliki kekakuan yang lebih tinggi. b.  Kadar serat dalam beton mencukupi.
c.  Memiliki ikatan serat-matrik yang baik. d.  Memiliki panjang yang cukup.
e.  Memiliki aspek rasio yang tinggi.
commit to user 7
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan serat sebanyak 0,75 sampai dengan 1 dari volume adukan akan
memberikan hasil yang optimal Suhendro, 2000 dalam Wahyu, 2002.
Penambahan serat ke dalam beton akan meningkatkan kuat tarik beton yang pada umumnya  sangat  rendah  dan  memperbaiki  kinerja  komposit  beton  serat  dengan
kualitas  yang  lebih  bagus  dibandingkan  dengan  beton  konvesional  Sholihin As’ad,  2007.  Kontribusi  serat  akan  meningkatkan  energi  fracture  dari  system
sehingga  material  gabungan  akan  semakin  liat  Medyanto  dan  Sambowo,2006  . Keuntungan penambahan serat pada beton adalah:
a.  Memberi  tahanan  terhadap  tegangan  berimbang  ke  segala  arah  dan  memberi keuntungan  material  struktur  yang  disiapkan  untuk  menahan  beban  dari
berbagai arah. b.  Dapat  memperbaiki  perilaku  deformasi  seperti  ketahanan  terhadap  impak,
daktilitas yang lebih besar, kuat lentur dan kapasitas torsi yang lebih baik. c.  Penambahan  serat  pada  beton  dapat  meningkatkan  ketahanan  beton  terhadap
formasi dan pembentukan retak . d.  Penambahan serat pada beton meningkatkan ketahanan terhadap pengelupasan
spalling dan retak pada selimut beton akan membantu penghambatan korosi besi tulangan dari serangan kondisi lingkungan yang berpotensi korosi.
Riset tentang beton serat terus berkembang. Hingga sekarang,sejumlah penelitian yang  bermaksud  memaksimalkan  fungsi  serat  pada  beton  melalui  penggunaan
lebih  dari  satu  jenis  serat  mulai  digalakkan  dalam  beberapa  tahun  terakhir. Beberapa  jenis  serat  memiliki  kemampuan  peningkatan  kekuatan  konstruktif
material  beton,  misalnya  dengan  peningkatan  kuat  geser,  kuat  lentur,  dan  kuat tarik  yang  cukup  signifikan  sebagaimana  pada  beton  yang  bercampur  serat  baja
ukuran makro. Beberapa serat lain hanya cocok untuk menahan tegangan tarik di umur  awal  beton  dan  mengurangi  resiko  retak  yang  berkontribusi  positif  pada
durabilitas  beton.  Kombinasi  keduanya  dapat  meningkatkan  kinerja  beton  dalam
kedua fungsi berbeda tersebut As’ad, 2007.
commit to user 8
Beton  agregat  daur  ulang  adalah  beton  yang  terbuat  dari  material  agregat  kasar daur  ulang.  Beton  agregat  daur  ulang  memiliki  permukaan  kasar  yang  tidak
beraturan,  memiliki  kapasitas  penyerapan  air  yang  lebih  besar,kehilangan  abrasi Los Angeles lebih besar, sering terjadi kegagalan pada uji sulfate soundness tetapi
umumnya  lolos  uji  magnesium  soundness,  dan  memiliki  kadar  sodium  klorida yang  lebih  tinggi  pada  absorpsi  garam  oleh  pasta  semen  yang  berpengaruh  pada
batuan Snyder, 2009.
Beton  dengan  agregat  daur  ulang  memiliki  kuat  tekan  ,kuat  lentur  ,dan  stiffness yang  lebih  rendah,  serta,  rangkak  dan  susut  kering  yang  lebih  tinggi  dari  beton
dengan agregat normal Snyder, 2009.
Sementara  itu  penelitian  penggunaan  agregat  daur  ulang  dengan  limbah  beton sebagai  agregat  kasar  menyebabkan  pengurangan  kuat  tekan  sebesar  10  –  15
dibanding penggunaan agregat kasar normal. Kuat tekan beton daur ulang limbah beton  secara  umum  tidak  tergantung  dari  kuat  tekan  asal  limbah  beton  tersebut
Hardjasaputra, 2008.
2.2. Landasan Teori