Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya akan diberi kode tertentu anonymity. Kerahasiaan informasi responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian confidentiality.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi yang didasarkan pada tinjauan pustaka. Instrument penelitian terdiri dari tiga bagian, yaitu kuesioner data demografi, kuisioner tentang status imunisasi, dan kuesioner tentang kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA. Kuesioner data demografi pada bagian pertama berisi tentang pengkajian data demografi ibu dari balita tersebut yang meliputi: jenis kelamin anak, umur anak, pendidikan terahir ibu, suku, pekerjaan, dan jumlah anak. Data demografi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden, deskripsi frekuensi, dan presentasi demografi responden. Lembar observasi yang berisikan pernyataan kelengkapan status imunisasi balita 1-5 tahun yang terdiri dari 13 jenis imunisasi dasar, yakni: imunisasi polio 4x, imunisasi DPT 3x, imunisasi BCG 1x, imunisasi HB 3x, dan imunisasi Campak 1x. Pengisian lembar observasi tersebut dilakukan dengan cara mengobservasi langsung catatan imunisasi anak pada kartu menuju sehat KMS. Pemeriksa memberikan tanda cheklis pada lembar kuisioner dan menuliskan jumlah skor yang di cheklis pada kolom skor yang Universitas Sumatera Utara telah disediakan. Penilian status imunisasi dibagi kedalam dua kategori, yakni lengkap dan tidak lengkap. Status imunisasi lengkap apabila sudah mendapatkan 5 jenis imunisasi dasar yaitu BCG,DPT,Polio, Hepatitis B, dan Campak. Status imunisasi balita dikatakan tidak lengkap apabila salah satu dari 5 jenis imunisasi dasar tidak diberikan. Untuk mengidentifikasi kejadian infeksi saluran pernpasan akut pada balita 1-5 tahun, peneliti menggunakan kuisioner yang berisi tanda dan gejala infeksi saluran pernapasan akut yang diangkat berdasarkan teori dan konsep. Tanda dan gejala yang diidentifikasi merupakan tanda dan gejala ringan yaitu batuk, pilek, demam, serak, dan nyeri saat menelan. Pertanyaan pada kuesioner disajikan dalam bentuk skala Guttman dengan jawaban “ya dan tidak” dengan nilai 0 = tidak mengalami tanda dan gejala, 1= ya mengalami tanda dan gejala. Jumlah skor merupakan hasil penjumlahan dari lima item tersebut. Jumlah skor tertinggi dalam instrument ini adalah 5 sedangkan skor terendah adalah nol. Berdasarkan rumus statistika: p = rentang banyak kelas . Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai terendah Sudjana, 1992 dan dibagi menjadi 2 kelas yaitu terjadi ISPA dan tidak Terjadi ISPA, maka diperoleh panjang kelas sebesar 3. Dengan p=3 dan nilai terendah 0 sebagai baas bawah kelas interval pertama, maka kejadian ISPA dikategorikan atas interval sebagai berikut: 0-2 = tidak terjadi ISPA 3-5 = terjadi ISPA Universitas Sumatera Utara

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Hubungan Status Imunisasi dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Sakit (1-5 tahun) di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2014

1 46 60

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP TERJADINYA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI Hubungan Status Gizi Terhadap Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Puskesmas Pajang Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP TERJADINYA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI Hubungan Status Gizi Terhadap Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Puskesmas Pajang Surakarta.

0 1 13

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

2 9 10

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

0 0 2

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

0 0 5

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

0 0 21

Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai

0 0 34

Hubungan Status Gizi dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur Kota Dumai Tahun 2016

0 0 38

Hubungan Status Imunisasi dan Status Gizi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita

0 0 19