kelelahan, dan tubuh yang menakutkan. Kondisi yang melmahkan pertahanan pada system pernapasan cenderung yang menginfeksi
melibatkan alergi seperti: alergi rhinitis, asma, kelainan jantung yang disebabkan tersumbatnya paru-paru, dan cystic fibrosis. Partisipasi ari
perawatan, khususnya jika pelaku perokok, juga meningkat kemungkinan infeksi Blumer,1998.
5. Variasi Musim
Banyaknya pathogen pada system pernapasan yang muncul dalam wabah selama bulan musim semi dan dingin, tetapi infeksi mycoplasma
sering muncul pada musim gugur dan awal musim semi. Infeksi yang berkaitan dengan asma seperti asma bronchitis frekuensi banyak
muncul selama cuaca dingin. Musim semi dan dingin adalah tipe “musim RSV”.
2.1.3 Klasifikasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA a. Berdasarkan Lokasi Anatomik
Penyakit ISPA dapat dibagi dua berdasarkan lokasi anatominya, yaitu: ISPA atas ISPaA dan ISPA bawah ISPaB. Contoh ISPA atas adalah
batuk, pilek, pharingitis, sinusitis, flusalesma, sinusitis, dan lain-lain. ISPA bawah diantaranya Bronchiolitis dan pneumonia yang sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. b. Berdasarkan Golongan Umur
Berdasarkan golongan umur, ISPA dapat digolongkan kedalam 2 bagian, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Kelompok kurang dari 2 bulan, dibagi atas: pneumonia berat dan
bukan pneumonia. Pneumonia berat ditandai dengan adanya napas cepat, yaitu sebanyak 60 kali permenit atau lebih, atau adanya tarikan
dinding dada yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam severe chest indrawing, sedangkan bukan pneumonia bila tidak
ditemukan tarikan dinding dada pada bagian bawah dan napas tidak
cepat.
2. Kelompok umur 2 bulan sampai kurang 5 tahun dibagi atas:
pneumonia berat, pneumonia, dan bukan pneumonia. Pneumonia berat bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam pada waktu anak menarik napas. Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran adanya napas cepat
sesuai umur, yaitu 40 kali permenit atau lebih. Bukan pneumonia, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada
napas cepat.
2.1.4 Cara Penularan ISPA
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke
saluran pernapasannya.
Pada ISPA dikenal tiga cara penyebaran infeksi yaitu:
1. Melalui aerosol yang lembut, terutama oleh karena batuk
2. Melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi waktu batuk dan bersin-bersin
Universitas Sumatera Utara
3. Melalui kontak langsungtidak langsung dari benda yang telah dicemari
jasad renik hand to hand transmission Pada beberapa virus, transmissi diawali dengan penyebaran virus ke
daerah sekitar terutama melalui bahan sekresi hidung. Dari beberapa penelitan klinik, laboratorium dan penelitian lapangan, diperoleh
kesimpulan bahwa sebenarnya kontak hand to hand merupakan modus terbesar dibandingkan dengan cara penularan aerogen yang semula banyak
diduga sebagi penyebab utama Hood Alsagaff,2002.
2.1.5 Tanda Tanda Klinis