ketiga merupakan fase yang mengandung zat organik padat serta emulsi minyak - air yang tidak terpecahkan.
c. Metode pemusingan Centrifuge
Merupakan pemisahan dengan cara memusingkan minyak kasar, sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar jauh akibat adanya gaya
sentrifugal. Dengan demikian, pemusingan dapat digunakan dalam berbagai proses untuk pemisahan cairan - cairan atau antara cairan dengan bahan padat
yang terkandung didalamnya. d.
Metode pemisahan biologis Merupakan pemecahan molekul - molekul minyak dengan proses
fermentasi. Pemisahan yang dimaksud disini yaitu pengutipan minyak yang dilakukan di Fat Fit. Minyak yang diperoleh dari fat fit selanjutnya dikembalikan
ke Crode Oil Tank, sedangkan sisa lumpur dan air dialirkan ke kolam limbah. Walaupun telah dilakukan pengutipan minyak semaksimal mungkin, tetapi pada
sisa lumpur dan air yang dialirkan ke kolam limbah tersebut, masih saja ada minyak yang terikut. Minyak yang ikut ke kolam limbah ini dihitung sebagai
kerugian losses Iyung Pahan, 2006.
2.9.1. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pemurnian Minyak Sawit
Pada proses pengolahan dan pemurnian minyak kelapa sawit pada sebuah pabrik, terdapat factor - faktor pendukung yang berperan penting pada proses
pemurnian minyak kelapa sawit antara lain : 1.
Temperatur Minyak Temperatur minyak untuk proses pemurnian harus dapat disesuaikan,
karena hal tersebut berhubungan berat dengan berat jenis dan viskositas minyak
Universitas Sumatera Utara
yang akan diproses. Oleh karena itu, temperatur minyak sawit untuk proses pemurnian harus dipanaskan terlebih dahulu di oil tank dengan suhu 90
- 95 C.
2. Berat Jenis Fluida
Pada proses pemurnian, berat jenis fluida yang masuk sangat erat hubungannya dengan temperatur yang masuk. Hal ini disebabkan karena semakin
tinggi temperatur zat, maka akan semakin cepat pula berat jenis zat tersebut dapat terpisah. Dalam hal ini terdapat perbedaan berat jenis antara fluida, sehingga
menyebabkan perbedaan gravitasi antara fluida yang cukup berpengaruh terhadap pemisahannya.
3. Kapasitas Olah
Yang dimaksud dengan kapasitas olah pada proses pemurnian minyak sawit ini adalah pengaturan minyak yang masuk atau debit untuk proses
pemurnian minyak sawit, agar dapat diperoleh hasil proses pemurnian dengan baik. Pengaturan kapasitas minyak harus selalu dilakukan pada saat peralatan
beroperasi, pada saat operasi telah berlangsung, dan pada saat operasi peralatan akan selesai. Dengan penyesuaian kapasitas minyak masuk akan dapat diperoleh
minyak yang baik dan sesuai dengan jumlah mutu yang diinginkan. 4.
Gravity Disc Diameter gravity disc hendaknya disesuaikan dengan berat jenis dan
viskositas minyak yang akan diproses di oil purifier. Efektivitas pemisahan didalam oil purifier dikendalikan oleh seal water dan gravity disc. Pembukaan
seal water dilakukan pada awal proses dan normal operasi kran seal water harus ditutup, karena apabila kran terbuka mengakibatkan minyak sawit CPO yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan tidak terlalu bersih. Gravity disc juga harus disesuaikan dengan mutu minyak yang akan dihasilkan. Memilih gravity disc yang terlalu kecil dapat
mengakibatkan minyak sawit yang dihasilkan tidak terlalu bersih, sedangkan bila diameter gravity disc terlalu besar maka mengakibatkan minyak banyak terikut ke
drain. 5.
Viskositas Viskositas ialah kekentalan suatu cairan dengan kata lain apabila cairan
tersebut dipanaskan dengan suhu yang cukup, maka kekentalan atau viskositas tersebut dapat berkurang. Sehingga akan membantu pada saat proses sentrifugal
pada oil purifier. 6.
Waktu Sentrifugal Waktu sentrifugal ialah lamanya waktu sentrifugasi, dalam hal ini terfokus
pada proses pada pemurnian alat Oil Purifier, dimana di dalam prosesnya tersebut menggunakan prinsip kerja dari gaya sentrifugal. Lamanya waktu sentrifugal
dapat menyebabkan suhu pada minyak akan turun, dan semakin susah dipisahkan. Dan apabila waktu sentrifugasi terlalu cepat, pemisahan tidak akan efektif yaitu
banyaknya minyak yang akan terikut oleh sludge.
2.9.2. Proses Pengolahan Sludge