Sifat Fisika Lemak dan Minyak

Komposisi atau jenis asam lemak, sifat fisika kimia setiap jenis minyak berbeda-beda yang disebabkan oleh perbedaan sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh dan pengolahan. Adapun perbedaan umum antara lemak nabati dan hewani yaitu lemak hewani mengandung kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil dari lemak nabati.Ketaren, 1986

2.3. Sifat Fisika dan Kimia Pada Lemak Dan Minyak

Sifat fisika dan kimia pada lemak dan minyak dapat di lihat sebagai berikut :

2.3.1. Sifat Fisika Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak meskipun serupa dalam struktur kimianya, menunjukkan keragaman yang besar dalam sifat-sifat fisikanya sebagai berikut : 1. Kelarutan Suatu zat dapat larut dalam pelarut jika mempunyai nilai polaritas yang sama yaitu zat polar larut dalam pelarut bersifat polar dan tidak larut dalam pelarut non polar. Minyak dan lemak tidak larut dalam air, kecuali minyak jarak. Minyak dan lemak sedikit larut dalam alkohol, tetapi akan melarut sempurna dalam etil eter, karbon disulfide dan pelarut halogen. Ketiga jenis pelarut ini memiliki sifat non polar sebagaimana halnya minyak dan lemak netral. Kelarutan dari minyak dan lemak ini dipergunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang mengandung minyak. 2. Odor dan Flavor Odor dan flavor pada minyak dan lemak selain terdapat secara alami, ada juga yang terjadi karena pembentukan asam-asam yang berantai sangat Universitas Sumatera Utara pendek sebagai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak. Akan tetapi pada umumnya, odor dan flavor ini disebabkan oleh komponen bukan minyak. Sebagai contohnya, bau khas dari minyak kelapa sawit dikarenakan terdapatnya beta karoten sedangkan bau yang khas dari minyak kelapa ditimbulkan oleh nonyl methylketon. 3. Titik Didih Titik didih dari asam-asam lemak akan semakin meningkat dengan bertambah panjangnya rantai karbon asam lemak tersebut. 4. Titik Cair Pengukuran titik cair minyak atau lemak, suatu cara yang digunakan dalam penentuan atau pengenalan komponen-komponen organik yang murni. Hal ini dikarenakan minyak atau lemak tidak mencair dengan tepat pada suatu nilai temperatur tertentu. Sebagai contoh, apabila lemak dipanaskan dengan lambat maka akhirnya akan mencair. 5. Bobot Jenis Bobot jenis dari minyak dan lemak biasanya ditentukan pada temperatur 25 C, akan tetapi dalam hal ini dianggap penting dalam mengukur pada temperatur 40 C atau 60 C untuk lemak yang titik cairnya tinggi. 6. Indeks Bias Indeks bias adalah derajat penyimpanan dari cahaya yang dilewatkan pada suatu medium yang cerah. Indeks bias pada minyak dan lemak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak. Indeks bias akan meningkat pada minyak dan lemak dengan rantai karbon yang panjang dan terdapat sejumlah ikatan rangkap. Nilai indeks bias dari asam lemak juga akan Universitas Sumatera Utara bertambah dengan meningkatnya bobot molekul, selain dengan naiknya derajat ketidakjenuhan dari asam lemak tersebut. Ketaren, 1986

2.3.2. Sifat Kimia Lemak dan Minyak