2.10. Prinsip Kerja Alat Ekstraksi Sokletasi
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat
disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara
maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa
organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi. Ketaren, 1986 Adapun prinsip dari sokletasi yaitu pemisahan yang berulang ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat yang tersaring. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan
tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Metode sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metode maserasi dan
perkolasi. Jika pada metode pemisahan minyak mentah distilasi uap , tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan
atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan
untuk pemisahan ini adalah sokletasi. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara
kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan
Universitas Sumatera Utara
kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang
diuapkan dengan rotari evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat
padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut-pelarut
organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan
senyawa-senyawa trepenoid dan lipid - lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa - senyawa yang lebih polar.
Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa - senyawa yang diekstraksi. Ketaren, 1986
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam
sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi
penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat sokletasi
tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena
sampel tidak terendam seluruhnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses pengolahan Tandan Buah Segar TBS di pabrik pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh minyak kelapa sawit yang berkualitas baik. Proses
tersebut berlangsung cukup panjang, mulai dari pengangkutan TBS, pensortiran buah, perebusan, pencacahan, pengempaan, pemurnian sampai dihasilkan minyak
kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil CPO, selain itu juga harus memerlukan kontrol yang cermat agar minyak yang dihasilkan sesuai dengan
standart mutu. Standart mutu adalah merupakan hal yang paling penting dalam
menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu minyak yaitu kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan
asam lemak bebas ALB dan bilangan peroksida. Yan Fauzi, 2008 Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari
0,1 dan kadar kotoran sekitar 0,01 dan kandungan asam lemak bebas yang serendah mungkin sebesar ± 2, selain itu juga mempunyai bilangan peroksida
dibawah 2 Ketaren, 1986.
Tandan buah segar yang telah mengalami proses pemerasan atau pengepresan akan menghasilkan minyak sawit, dimana minyak sawitnya masih
Universitas Sumatera Utara