pelaku usaha harus menggunakan kendaraan yang benar-benar laik jalan untuk mengangkut penumpang.
Konsumen juga secara tegas memiliki hak untuk menuntut ganti rugi kepada pelaku usaha jika penumpang atau konsumen, jika penumpang mengalami
kerugian akibat kecelakaan lalu lintas atau kerugian lainnya. Konsumen juga memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi jika ia mendapatkan pelayanan yang
tidak semestinya. Didalam hukum pengangkutan dikenal 3 tiga macam prinsip tanggung jawab, yakni:
92
1. Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Adanya Unsur Kesalahan Fault
Liability, Liability Based On Fault
Berdasarkan konsep tanggung jawab hukum atas dasar kesalahan based on fault liability,
kelalaian atau kesalahan produsen yang berakibat pada timbulnya kerugian konsumen merupakan faktor penentu hak konsumen untuk
mengajukan tuntutan ganti rugi kepada produsen. Pasal 1365 KUH Perdata menyatakan bahwa “tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.” Pasal diatas sesungguhnya tidak merumuskan arti
perbuatan melawan hukum onrechtmatigedaad, tetapi hanya mengemukakan unsur-unsur yang harus dipenuhi agar suatu perbuatan dapat dikualifikasikannya
sebagai perbuatan melawan hukum, unsure-unsur dalam pasal tersebut adalah sebagai berikut:
92
E. Saefullah Wiradipradja, Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Hukum Pengangkutan Udara Internasional Dan Nasional
, Liberty, Yogyakarta, 1989, hal. 19
Universitas Sumatera Utara
1. Pertama,pihak tergugat merupakan produsen yang benar-benar mempunyai
kewajiban untuk melakukan tindakan yang dapat menghindari terjadinya kerugian konsumen.
2. Kedua,produsen tidak melaksanakan kewajibannya untuk menjamin kualitas
produknya sesuai dengan standar yang aman untuk digunakan. 3.
Ketiga,konsumen menderita kerugian. 4.
Keempat,kelalaian produsen merupakan faktor yang mengakibatkan adanya kerugian pada konsumen hubungan sebab akibat antara kelalaian dan
kerugian konsumen. Pengertian perbuatan dalamperbuatan melawan hukum ini tidak hanya
perbuatan positif, tetapi juga negatif, yaitu meliputi tidak berbuat sesuatu yang seharusnya menurut hukum orang harus berbuat. Pengertian kesalahan disini pun
adalah dalam pengertian umum, yaitu baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian. Adapun yang menjadi ukuran atau kriteria perbuatan pelaku adalah
perbuatan manusia normal yang dapat membedakan kapan dia harus melakukan sesuatu dan kapan dia tidak melakukan sesuatu.
Dalam penerapan ketentuan pasal di atas, memberikan beban kepada penggugat pihak yang dirugikan untuk membuktikan, bahwa kerugian yang ia
deritanya itu merupakan akibat dari perbuatan tergugat. Di dalam hukum pengangkutan, prinsip tanggung jawab atas dasar kesalahan diterapkan dalam
moda angkutan kereta api. Badan penyelenggara bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh pengguna jasa dan atau pihak ketiga yang menderita kerugian
Universitas Sumatera Utara
dalam pengangkutan tersebut dan akan menuntut badan penyelenggara pengangkut, maka ia harus membuktikan kesalahan pengangkut.
93
Tanggung jawab hukum kepada orang yang menderita kerugian tidak hanya terbatas kepada perbuatan sendiri, melainkan juga perbuatan karyawan,
pegawai, agen, perwakilannya apabila menimbulkan kerugian kepada orang lain, sepanjang orang tersebut bertindak sesuai dengan tugas dan kewajiban yang
dibebankan kepada orang tersebut. Tanggung jawab yang telah disebutkan ini sesuai dengan isi ketentuan Pasal 1367 KUH Perdata, dimana tanggung jawab
semacam ini juga dikenal dalam common law system.
94
2. Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Praduga Presumption Of