28
3 Meningkatkan pelayanan, fasilitasi dan advokasi pelaksanaan
penanaman modal.
B. Tugas Dan Wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM
Diterbitkannya UUPM secara yuridis formil, BKPM diberi otoritas untuk mengkoordinasikan berbagai hal tentang pengelolaan investasi. Hal ini tentu
menjadi menarik, sebab jika hal ini dapat dijalankan secara optimal maka prosedur layanan investasi benar-benar dapat dilakukan dalam satu atap.
Konsekuensi lebih jauh adalah jangka waktu layanan dapat lebih dipercepat. Hanya saja dalam hal ini, pejabat yang ditunjuk dalam melaksanakan tugas
investasi yang berada di bawah koordinasi BKPM benar-benar pejabat yang diberi wewenang untuk memutuskan, sebab jika tidak, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam pelayanan satu atap tidak akan memenuhi sasaran. Artinya dicanangkannya pelayanan satu atap dengan harapan dapat mempermudah layanan investasi.
27
Sebagai tindak lanjut dari apa yang dicantumkan dalam Pasal 27 UUPM, Pemerintah dalam hal ini Presiden sebagai Kepala Pemerintahan pada tanggal 3
September 2007 menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal PerPres No. 902007
Tentang BKPM. Dalam Pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa BKPM adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Presiden; ayat 2 BKPM dipimpin oleh seorang Kepala. Adapun tugas yang diemban oleh BKPM dijabarkan dalam Pasal 2 PerPres No. 90
Tahun 2007 sebagai berikut: BKPM mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
27
Sentosa Sembiring, Op.Cit., hlm. 144
Universitas Sumatera Utara
29
kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman modal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
28
Mengacu kepada ketentuan di atas semakin tampak, bahwa peran BKPM dalam menjalankan apa yang diperintahkan dalam UUPM yakni melakukan
koordinasi dengan berbagai instansi terkait dengan investasi. Peraturan Presiden ini juga menjelaskan bahwa, BKPM selain mengkoordinasikan kebijakan di
bidang investasi, juga memberikan pelayanan. Hal ini berarti, tugas diemban oleh BKPM cukup signifikan dalam menggerakkan kegiatan investasi.
Pasal 3 Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1991 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal,
menyebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BKPM menyelenggarakan fungsi:
a. Merumuskan kebijakan penanaman modal dan menyampaikannya
kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan; b.
Melakukan koordinasi perencanaan penanaman modal baik sektoral maupun regional serta mengadakan sinkronisasi rencana tersebut ke
dalam suatu rencana terpadu dalam rangka Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 maupun yang
diatur di luar Undang-undang Penanaman Modal; c.
Menyusun daftar bidang usaha penanaman modal secara berkala sebagai pedoman pembangunan sektor-sektor penanaman modal,
dengan memperhatikan
pandangan dan
bahan-bahan yang
28
Ibid, hlm 145
Universitas Sumatera Utara
30
disampaikan oleh DepartemenInstansi yang terkait dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah;
d. Mengajukan daftar bidang usaha penanaman modal tersebut huruf c
kepada Presiden untuk mendapatkan penetapan dengan Keputusan Presiden;
e. Mengarahkan penyebaran kegiatan penanaman modal tersebut di
daerah-daerah sesuai dengan kebijakan pembangunan; f.
Menyelenggarakan kegiatan pengkajian dan pengembangan dalam rangka menyediakan informasi seluas-luasnya mengenai proyek-
proyek penanaman modal; g.
Menyelenggarakan komunikasi, promosi, dan penerangan yang efektif dengan para penanam modal khususnya dan dunia usaha pada
umumnya; h.
Menilaimengevaluasi permohonan penanaman modal sesuai dengan kebijakan dan ketentuan-ketentuan penanaman modal yang berlaku;
i. Mengajukan hasil penelitianpenilaian permohonan penanaman
modal asing kepada Presiden untuk memperoleh keputusan; j.
Memberikan persetujuan permohonan penanaman modal dalam negeri dan perubahan penanaman modal asing atas Pemerintah
Republik Indonesia; k.
Atas nama Menteri yang membina bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan, dalam rangka Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1967, dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968
Universitas Sumatera Utara
31
menerbitkan izin dan keputusan pelaksanaan penanaman modal sesuai pelimpahan wewenang dari Menteri yang bersangkutan;
l. Menyelenggarakan pembinaan dan penyuluhan serta memberi
petunjuk untuk pemecahan masalah agar pelaksanaan proyek-proyek penanaman modal berjalan dengan lancar;
m. Menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan proyek penanaman
modal yang telah disetujui Pemerintah bekerja sama dengan Badan Koordinasi
Penanaman Modal
Daerah BKPMD
dan DepartemenLembaga Pemerintah yang terkait, agar sejalan dengan
perizinan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mengenakan sanksi bila terjadi penyimpangan.
Fungsi BKPM seperti yang dijabarkan dalam ketentuan di atas, menunjukkan bahwa peran BKPM dalam menggerakkan kegiatan investasi cukup
strategis. Oleh karena itu, cukup beralasan, dalam rangka menjalankan fungsi BKPM tersebut, dibantu oleh sebuah Komite. Hal ini dijabarkan dalam Pasal 34
PerPres No. 90 Tahun 2007, untuk menggali pemikiran dan pandangan dari kalangan para pakar, pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat dalam rangka
peningkatan penanaman modal, BKPM dapat membentuk Komite Penanaman Modal. Tugas Komite Penanaman Modal dijabarkan dalam Pasal 35 yakni
memberikan masukan, saran, pandangan, dan pertimbangan kepada Kepala BKPM. Keanggotaan Komite Penanaman Modal berasal dari kalangan para pakar,
pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat di bidang penanaman modal
29
.
29
Sentosa Sembiring, Op.Cit., hlm. 145.
Universitas Sumatera Utara
32
Peraturan Presiden tentang BKPM ini memberikan wewenang kepada BKPM untuk membentuk Komite Penanaman Modal, yang secara ex officio
diketuai oleh Kepala BKPM, dengan tujuan untuk menggali pemikiran dan pandangan dari kalangan pemangku kepentingan stakeholders dan tokoh
masyarakat di bidang penanaman modal dalam rangka peningkatan modal. BKPM memiliki tugas-tugas dasar yaitu:
a. Melakukan studi dan mengevaluasi aplikasi semua instansi asing dan
domestik berdasarkan peraturan investasi yang ada dan kebijakan pembangunan negara pada umumnya;
b. Menyerahkan hasil dari studi dan evaluasi kepada Presiden untuk
disetujui; c.
Mengkoordinasikan penerbitan izin dan semua keputusan yang terkait dalam proses aplikasi investasi;
d. Memantau pelaksanaan permohonan penanaman modal yang telah
disetujui oleh Presiden. Fungsi ini dilakukan bekerja sama dengan departemen terkait atau badan-badan pemerintah yang mengawasi
sektor yang dimasukkan oleh investasi yang telah disetujui; e.
Memberikan informasi tentang peluang investasi, kebijakan pemerintah dan peraturan pada program pembangunan negara;
f. Menangani masalah yang timbul dari pelaksanaan kebijakan investasi,
dan menyediakan fasilitas pada pemerintah dengan rekomendasi tentang bagaimana untuk mempercepat dan mengamankan aplikasi
investasi dan implementasi, misalnya dengan menertibkan sebuah
Universitas Sumatera Utara
33
buku yang berisi semua informasi yang relevan berkaitan dengan proses investasi
30
. Susunan organisasi BKPM terdiri dari:
a. Kepala;
b. Wakil Kepala;
c. Sekretariat Utama;
d. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal;
e. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal;
f. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal;
g. Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal; dan
h. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
i. Staf Ahli;
j. Pusat Pengolahan Data.
31
Untuk menjembatani BKPM dengan sejumlah departemen terkait, Pemerintah mendirikan sebuah biro investasi di masing-masing departemen untuk
menangani secara khusus dengan investasi dan BKPM. Pada tingkat regionalprovinsi, pemerintah membentuk BKPMD. Keputusan ini didasarkan
pada Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1973 tentang Pembentukan Lembaga
30
Luna Destiana, Analisis Kualitas Pelayanan Perizinan Investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
Jakarta, 2011, Hlm.49
31
Pasal 4 Keputusan Presiden No. 251991 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi BKPM
Universitas Sumatera Utara
34
BKPM. Ketua dewan koordinasi investasi daerah BKPMD ditunjuk oleh gubernur provinsi representatif
32
. Posisi kepala biro di BKPM dipegang oleh pejabat yang merangkap kepala
biro investasi di departemen terkait
33
. Hal ini dimaksud untuk mempermudah koordinasi antara BKPM dan semua departemen terkait.
C. Pengawasan Penanaman Modal oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM