49
mewabah dewasa ini tentunya tidak semua bidang usaha dapat dibuka dan diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar bebas. Adanya persaingan bebas
pada akhirnya akan dapat mematikan pengusaha nasional yang sampai saat ini masih perlu diberikan perlindungan.
48
Pasal 12 ayat 1 UUPM menyatakan bahwa semua bidang usaha atau jenis usaha bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha
yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Pasal 12 ayat 2 menetapkan bahwa bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah:
a. produksi senjata, mesiu, alat peledak dan peralatan perang; dan
b. bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan
undang-undang.
B. Pelaksanaan Perusahaan Joint Venture
Pelaksanaan atau aplikasi penanaman modal khususnya penanaman modal asing di Indonesia yang tidak melalui suatu usaha kerjasama dengan modal
nasional baik yang dilakukan oleh perorangan maupun badan hukum secara yuridis telah jelas diatur di dalam ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal
Asing, bahwa baik terhadap modal, kekuasaan maupun pengambilan keputusan seluruhnya dilakukan sepenuhnya oleh pihak asing bilamana suatu perusahaan
100 modal sahamnya dimiliki oleh pihak asing. Lain halnya bilamana dilakukan atau dilaksanakan dalam suatu usaha kerjasama dengan pihak nasional, maka
terdapat berbagai bentuk atau corak maupun variasi kerjasama antara modal asing
48
Mahmul Siregar, Perdagangan Dan Penanaman Modal: Tinjauan Terhadap Kesiapan Hukum Di Indonesia dalam Menghadapi Persetujuan Perdagangan Multilateral Yang Terkait
Dengan Peraturan Penanaman Modal, Disertasi, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2005, hlm 74.
Universitas Sumatera Utara
50
dengan modal nasional baik dalam wujud perimbangan modal, kekuasaan dan pengambilan keputusan.
49
Berbagai macam corak atau variasi dari joint venture yang diketemukan dalam praktik aplikasi penanaman modal asing dikemukakakn sebagai berikut:
50
1. Technical Assistance service Contract: suatu bentuk kerja sama yang
dilakukan antara pihak modal asing dan nasional sepanjang yang bersangkutan paut dengan skill atau cara kerja method misalnya suatu
perusahaan modal nasional yang ingin memajukan atau meningkatkan skala produksinya tentu membutuhkan suatu peralatan baru disertai cara kerja atau
metode kerja baru. Dalam hal demikian, maka dibutuhkan diperlukan technical assistance dari perusahaan modal asing di luar negeri dengan cara
pembayaran dalam bentuk royalties, yakni pembayaran sejumlah uang tertentu yang dapat diambil dari penjualan produksi perusahaan yang
bersangkutan. 2.
Franchise and brand-use Agreement: suatu bentuk usaha kerja sama yang digunakan, apabila suatu perusahaan nasional atau dalam negeri hendak
memproduksi suatu barang yang telah mempunyai merek terkenal seperti Coca-Cola, Pepsi-
Cola, Van Houten, Mc’Donalds, dan Kentucky Fried Chicken.
3. Managemet Contract: suatu bentuk usaha kerja sma antara pihak modal asing
dan nasional menyangkut pengelolaan suatu perusahaan khususnya dalam hal
49
Amirudin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Penerbit Prenada Media, Jakarta, 2004 hlm. 57
50
Aminuddin Ilmar, Loc.Cit.,
Universitas Sumatera Utara
51
pengelolaan manajemen pihak modal asing terhadap suatu perusahaan nasional. Misalnya yang lazim digunakan dalam pembuatan maupun
pengelolaan hotel yang bertaraf Internasional oleh pihak Indonesia diserahkan kepada swasta luar negeri sepert Hilton Internasional Hotel, Mandarin
Internasional Hotel, dan Hyatt. 4.
Build, Operation, and Transfer B.O.T: suatu bentuk kerja sama yang relatif masih baru dikenal yang pada pokoknya merupaka suatu kerja sama antara
para pihak, di mana suatu objek dibangun, dikelola, atau dioperasikan selama jangka waktu tertentu diserahkan kepada pemilik asli.
51
Berbicara mengenai penanaman modal asing berarti terkait dengan dua atau lebih sistem hukum yang berbeda yang dianut oleh investor dan hukum
Indonesia yang dianut oleh pemodal nasional. Untuk itu, perlu dipahami mengenai aspek-aspek hukum dalam kerjasama usaha yang dilakukan dalam penanaman
modal asing. Ketentuan mengenai kerja sama patungan ini tidak dicantumkan dalam
UUPM, namun didalam Pasal 1 angka 3 UUPM dinyatakan bahwa: “Penanaman modal asing adalah kegiatan menanamkan modal untuk
melaksanakan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing baik yang menggunakan modal asing
sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri”.
51
Aminuddin Ilmar, Op.Cit., hlm. 101..
Universitas Sumatera Utara
52
Pasal 5 ayat 2 dan 3 UUPM secara langsung mengatur mengenai kerja sama antara modal asing dengan modal nasional yaitu:
1. Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan
hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang.
2. Penanaman modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal
dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan dengan: a.
Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas b.
Membeli saham c.
Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
Kerja sama patungan yang diatur dalam UUPM adalah Equity Joint Venture.
52
Hal ini pada dasarnya bahwa ketika investor asing akan menanamkan modalnya di Indonesia wajib berbentuk perseroan terbatas badan hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Pada prakteknya pelaksanaan penanaman modal asing melalui usaha patungan yang diatur berdasarkan UUPM
tersebut masih kurang batasannya, sehingga memberikan celah bagi penguasaan dan pengusahaan penuh oleh pihak asing melalui jalan kerjasama patungan.
Pengaturan pemerintah dalam hal penetapan bentuk kerja sama patungan joint venture antara penanaman modal asing dengan modal nasional dalam
penjabarannya dilaksanakan pertama kali melalui Instruksi Presidium Kabinet 36UIN1967 yang di tetapkan dalam bentuk usaha kerja sama usaha campuran
52
Ridwan Khairandy, Kompetensi Absolut Dalam Penyelesaian Sengketa di Perusahaan Joint Venture, Hukum Bisnis, Volume 26, No. 4, 2007, hlm. 43.
Universitas Sumatera Utara
53
joint enterprise
53
yang juga merupakan salah satu bentuk usaha kerja sama patungan joint venture.
C. Aspek Hukum Pelaksanaan Perusahaan Joint Venture