Aspek Hukum Pelaksanaan Perusahaan Joint Venture

53 joint enterprise 53 yang juga merupakan salah satu bentuk usaha kerja sama patungan joint venture.

C. Aspek Hukum Pelaksanaan Perusahaan Joint Venture

Perusahaan patungan yang dibentuk harus berbadan hukum perseroan terbatas PT dan berkedudukan di wilayah hukum Republik Indonesia. Para pihak yang ada dalam joint venture, menetapkan klausa untuk membuat joint venture company dengan status perseroan, klausa tersebut mengatur segi permodalan sero, peran para pihak, nama, tempat dan jangka waktu berdirinya perusahaan, serta klausa-klausa lain sehingga perusahaan yang diharapkan dapat terbentuk. Pembentukan perseroan terbatas sebagai sebuah badan hukum tunduk pada hukum perusahaan company law, yaitu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan terbatas. Penanaman modal asing yang sifatnya teknik operasional seperti ahli teknologi tidak jalan alias mandeg, peningkatan skill tenaga lokal tidak jalan, manajemen yang diterapkan terlalu individualistis dapat mengakibatkan akibat hukum. Akibat hukum bagi penanam modal asing yang lalai atau melakukan pelanggaran kontrak, dapat menimbulkan akibat hukum yang menurut Handri Raharjo, yaitu: 1. Menuntut pemenuhan perikatan; 2. Menuntut pemutusan perikatan atau apabila perikatan tersebut bersifat timbal- balik, menurut pembatalan perikatan; 3. Menuntut ganti rugi; Universitas Sumatera Utara 54 4. Menuntut pemenuhan perikatan dengan disertai ganti rugi; 5. Menuntut pemutusan atau pembatalan perikatan dengan ganti rugi. 54 Pasal 15 UUPM menerangkan bahwa penanam modal asing mempunyai kewajiban yang terdiri dari: 1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; 2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; 3. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada badan koordinasi penanaman modal; 4. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan 5. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Istilah kontrak patungan merupakan terjemahan dari kata joint venture contract atau joint venture agreement. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil Menengah, menyebutnya dengan istilah perjanjian kemitraan. Hakikat perjanjian kemitraan adalah kerja sama antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah dan besar. Kerja sama ini menyangkut tentang pemodalan maupun skill. Para ahli mencoba mengemukakan berbagai pandangannya tentang pengertian dan hakikat dari joint venture agreement. 55 Erman Rajagukguk mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan joint venture agreement adalah: 56 54 Handri Raharjo, 2009, Hukum Perjanjian di Indonesia, Yogyakarta:Pustaka Yustisia,2009 Hlm. 81. 55 Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hlm. 206 56 Ibid. Universitas Sumatera Utara 55 ”Suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan suatu perjanjian kontraktual.” Pengertian-pengertian dari joint venture agreement telah memberikan beberapa ciri karakteristik bagi joint venture agreement itu sendiri, yakni sebagai berikut: 57 a. Perusahaan baru yang sama-sama didirikan oleh beberapa perusahaan lain, b. Modal perusahaan joint venture agreement terdiri dari modal saham yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan, pendiri, kekuasaan joint venture sesuai dengan banyaknya saham yang ditanam oleh masing-masing perusahaan sendiri, c. Perusahaan joint venture tetap memiliki eksistensi dan kemerdekaan masing- masing, d. Kerjasama antara perusahaan domestik dan perusahaan asing tidak menjadi persoalan apakah modal yang ada merupakan modal pemerintah ataupun modal swasta. Salah satu syarat dari badan hukum asing untuk menjadi perseroan terbatas adalah badan hukum asing itu harus melakukan kerja sama dengan badan hukum domestik. Kerja sama antara badan hukum asing dengan badan hukum domestik dituangkan dalam joint venture agreement. Joint venture agreement adalah suatu kontrak antara beberapa atau semua pemegang saham dalam suatu perseroan. Tujuan dasarnya adalah untuk menetapkan bagaimana perusahaan dikelola dan jika dimungkinkan, mengatur 57 http:id.wikipedia.orgwikiPerusahaan_patungan diakses tanggal 19 Mei 2015 Universitas Sumatera Utara 56 hal-hal yang mungkin menjadi masalah di kemudian hari jika tidak disepakati sebelumnya. 58 Perusahaan baru merupakan perusahaan yang dibentuk antara pengusaha asing dengan pengusaha nasional. Semula pengusaha asing mempunyai nama perusahaannya sendiri dan pengusaha nasional juga mempunyai nama perusahaanya sendiri-sendiri, namun dengan adanya perjanjian yang dibuat oleh para pihak, mereka sepakat untuk membentuk perusahaan baru. 59 Joint venture agreement memiliki kedudukan yang sangat penting dalam proses pembentukan dan pengoperasian perusahaan patungan. Perjanjian seperti ini dinegosiasikan dan dibuat sebelum pembentukan perusahaan yang bersangkutan. Pentingnya dibuat sebuah kontrak atau perjanjian pada pembentukan joint venture adalah sebagaimana fungsi adanya perjanjian tersebut, yaitu : 60 1. Sebagai peraturan mengenai hubungan hukum antara sesama pihak. 2. Menjadi dasar untuk melaksanakan pimpinan yang dibutuhkan untuk kepentingan bekerjasama, semuanya harus mengacu pada perjanjian yang telah disepakati bersama. 3. Sebagai dasar peraturan yang memungkinkan para pihak secara individual mempunyai hak melakuakan perbuatan tertentu, tidak tergantung atau terpisah dari joint venture. 58 Emmet Scully,”Shareholders Agreement: A Practical Analysis”, http:www.dunde.ac.uklcepmlpjournalhtmvol.1 artickle-5.html diakses tanggal 20 Mei 2015 59 Ibid. 60 Nihayatulifadhloh.Blogspot.Com201412Perjanjian-Joint-Venture.Html diakses tanggal 20 Mei 2015 Universitas Sumatera Utara 57 Kontrak joint venture yang telah dibuat, biasanya bahasa yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa Inggris, karena hal ini akan memudahkan para pihak, mengingat kontrak joint venture pada umumnya adalah bentuk kerja sama dengan perusahaan asing. Isi kontrak tersebut dibuat oleh para pihak yang ikut terlibat. Joint venture agreement merupakan bentuk perjanjian patungan yang tidak terlepas dari Buku III Pasal 1319 KUHPerdata, yang menyebutkan: “Semua perjanjian, baik yang mempunyai suatu nama khusus, maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan- peraturan umum, yang termuat di dalam bab ini dan bab yang lalu.” Membuat suatu joint venture perlu juga diperhatikan beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan untung ruginya suatu kerjasama. Segi-segi kepentingan dari masing-masing pihak, menjadi pertimbangan suatu joint venture akan memberikan manfaat walaupun disamping itu juga kerugiannya. Dilihat dari kepentingan modal domestik, joint venture akan memberikan keuntungan, karena: 61 1. Mitra lokal mendapat bantuan pendanaan dengan memanfaatkan modal asing. 2. Mitra lokal dapat memanfaatkan manajeman orang asing yang kaya pengalaman. 3. Mitra lokal dapat menerima transfer teknologi asing. 4. Mitra lokal dapat memanfaatkan dan memenembus pasar di luar negeri yang di kuasai partner asing. 61 Ibid. Universitas Sumatera Utara 58 5. Mitra lokal dapat meningkatkan kemampuan karyawan domestik dengan training keterampilan yang diberikan pihak asing. Sementara itu kerugian yang dapat timbul dari suatu jenis joint venture bagi pihak dalam negeri adalah sebagai berikut: 1. Manajeman tidak dapat dikuasai sepenuhnya oleh pihak domestik, melainkan harus dibagi dengan pihak yang lebih mempunyai kemampuan. 2. Training dan management belum tentu diberikan dalam batas-batas kemampuan yang memadai untuk standar asing. 3. Transfer teknologi dari partner asing mungkin dilakukan dalam ukuran yang yang kurang optimal, selain itu hasil dari penelitian dan pengembangan tidak akan seluruhnya diberikan kepada joint venture. 4. Kemungkinan transfer nilai harga dengan perusahan induk dalam dimensi yang besar dapat dilaksankan dan hal itu dapat menimbukan kerugian bagi mitra lokal. Bagi investor asing, kerugian itu dapat terjadi dalam wujud dan keadaan berikut: 1. Management tidak seluruhnya berada di tangannya, melainkan harus dibagi kewenangannya dengan pihak domestik, walaupun melalui suatu perjanjian tersendiri. 2. Teknologi harus terbuka bagi mitra lokal, walaupun masih ada yang dapat disembunyikan dan yang tertutup. 3. Strategi pemasaan dari barang-barang produksi mungkin tidak sepenuhnya dapat dikuasai. Universitas Sumatera Utara 59 Penanaman modal di era globalisasi tidak dapat dipisahkan dari rangkaian perjanjian-perjanjian internasional, di mana Indonesia telah ikut serta melibatkan diri di dalamnya. 62 Joint venture agreement dalam rangka penanaman modal asing di Indonesia adalah langkah awal untuk membentuk sebuah perusahaan patungan joint venture company yang diharuskan bagi investor asing yang merencanakan berinvestasi di Indonesia. Ketentuan tersebut merupakan syarat yang ditegaskan dalam UUPM. Investor asing dan pihak lokal menjadi pemegang saham dalam perusahaan patungan yang besarnya sesuai dengan kesepakatan bersama. UUPM juga telah memberikan wewenang kepada BKPM untuk melakukan koordinasi di dalam pelaksanaan penanaman modal, wewenang tersebut tercantum dalam Pasal 27 ayat 2 UUPM. Kegiatan penanaman modal asing langsung di Indonesia harus dijalankan melalui perusahaan berbadan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 5 ayat 2 UUPM, yakni dalam bentuk perseroan terbatas. Berkaitan dengan hal ini, badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas yang akan menanamkan modalnya di Indonesia harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam UUPT dengan dinyatakan bahwa perseroan terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian. Terdapat dua perjanjian yang menjadi landasan pembentukan perusahaan patungan joint venture company, yakni joint venture agreement dan anggaran dasar article of association. 62 Jonker Sihombing, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Bandung: P.T. Alumni, 2009, hlm. 83. Universitas Sumatera Utara 60 Joint venture agreement yang dibuat oleh investor asing dan investor nasional akhirnya bermuara pada pendirian joint venture company, sehingga joint venture company dapat dikatakan berdiri atau lahir atas dasar perjanjian. Asas kebebasan berkontrak freedom of contract dalam hukum perjanjian, memungkinkan hal itu terjadi, sepanjang tidak melanggar ketentuan hukum, kepatutan dan kesusilaan yang baik. Asas kebebasan berkontrak freedom of contract sebagai asas yang berlaku universal dalam hukum perjanjian, memberikan keleluasaan kepada para pihak yang terlibat dalam perjanjian, untuk menentukan isi perjanjiannya. Tidak hanya itu, berdasarkan Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata sebuah perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang- undang bagi pihak yang membuatnya serta memiliki kekuatan mengikat pacta sun servanda. Joint venture agreement yang dijadikan salah satu syarat dalam penanaman modal asing oleh BKPM digunakan sebagai dasar dibentuknya joint venture company. Artinya joint venture company tunduk kepada hukum perjanjian. Namun dalam Pasal 5 ayat 2 UUPM, joint venture company harus berbentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa joint venture company tunduk kepada hukum perusahaan dalam hal ini UUPT. Perseroan terbatas limited liability company, naamloze vennootschap adalah bentuk yang paling populer dari semua bentuk usaha bisnis. Perseroan terbatas menurut hukum Indonesia adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, yang melakukan kegiatan Universitas Sumatera Utara 61 usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaan nya. 63 Berdasarkan hal tersebut, maka suatu perusahaan penanaman modal asing selain tunduk pada UUPM. Modal, juga harus tunduk kepada UUPT beserta seluruh peraturan pelaksananya. Aspek-aspek hukum di dalam pelaksanaan perusahaan joint venture terdiri dari: 1. Bidang usaha Setiap pengaturan kerja sama patungan adalah berkaitan dengan sesuatu bidang usaha tertentu. Mengenai bidang-bidang usaha ini dalam UUPM ditentukan bahwa pemerintah berwenang untuk: a. Menentukan perincian bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing menurut urutan prioritas yang ditetapkan tiap kali pada waktu pemerintah menyusun rencana-rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang dengan memperhatikan perkembangan ekonomi serta teknologi. b. Pemerintah berwenang pula untuk menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penanam modal asing untuk melakukan sesuatu bidang, termasuk menetapkan sesuatu bidang tertutup untuk penanam modal asing, terbuka secara terbatas, dan sebagainya. Bidang usaha yang terbuka merupakan bidang usaha yang diperkenankan untuk ditanamkan investasi, baik oleh investor asing maupun investor domestik. 63 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 angka 1. Universitas Sumatera Utara 62 Bidang usaha yang tertutup merupakan bidang usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal. 64 Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah bidang usaha tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan syarat tertentu, yaitu bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan kemitraan, bidang usaha yang dipersyaratkan kepemilikan modalnya, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan lokasi tertentu, dan bidang usaha yang dipersyaratkan dengan perizinan khusus. 65 Daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan ini telah ditentukan dalam Lampiran II Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup Dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Untuk bidang usaha yang tertutup dalam penanaman modal asing yang diatur dalam Pasal 12 ayat 2 UUPM baik untuk investasi domestik maupun investasi asing, yang meliputi: 66 a. Produksi senjata. b. Mesin. c. Alat peledak. d. Peralatan perang. e. Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang. 64 Salim H. S. dan Budi Sutrisno, Op.Cit., hlm. 54. 65 Ibid., hlm. 56. 66 Salim H. S. dan Budi Sutrisno, Loc.Cit., Universitas Sumatera Utara 63 Penjabaran lebih lanjut dari perintah Pasal 12 ayat 2 UUPM telah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Daftar Bidang Usaha Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 telah mengatur secara rinci tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup. Bidang usaha yang tertutup dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan non komersial seperti, penelitian dan pengembangan dan mendapat persetujuan dari sektor yang bertanggung jawab atas pembinaan bidang usaha tersebut. 2. Persyaratan kepemilikan saham asing UUPMA sebenarnya tidak mengatur suatu ketentuan yang mewajibkan suatu perusahaan penanaman modal asing mempunyai mitra lokal, dan tidak ada larangan atas keberadaan suatu perusahaan yang 100 seratus persen terdiri dari modal asing. Baru pada tahun 1974 setelah meluas Peristiwa MALARI malapetaka 15 Januari telah dilakukan pembatasan terhadap penanaman modal asing. Ketika itu pemerintah menetapkan bahwa investor asing yang akan menanam modal di Indonesia harus berpatungan dengan perusahaan lokal atau perusahaan domestik. 67 PP Nomor 17 Tahun 1992 tentang Persyaratan Pemilikan Saham dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing yang merupakan salah satu bagian dari kelengkapan UUPM, kegiatan penanaman modal di Indonesia, khususnya penanaman modal asing, telah cukup berkembang dengan baik dan mampu 67 Amrial, Hukum Bisnis Deregulasi Dan Joint venture di Indonesia teori dan Praktek Jakarta: Djambatan, 1996, hlm. 57. Universitas Sumatera Utara 64 memberikan kontribusi dalam mendukung pembangunan nasional. Sejak pertengahan tahun 1997 di berbagai negara telah terjadi perubahan keadaan ke arah kemunduran perekonomian yang disebut sebagai krisis ekonomi, yang terjadi pula di Negara Indonesia. Berkaitan dengan usaha mempercepat pemulihan perekonomian nasional Indonesia akibat krisis tersebut, pada tahun 2001 pemerintah pun kembali menyesuaikan ketentuan penanaman modal asing, yakni dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Pasal 2 PP Nomor 17 Tahun 1992 menyebutkan bahwa perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing, selanjutnya disebut Perusahaan PMA, pada dasarnya berbentuk usaha patungan dengan persyaratan bahwa pemilikan modal saham peserta Indonesia dalam perusahaan patungan tersebut sekurang-kurangnya 20 dua puluh per seratus dari seluruh nilai modal saham perusahaan pada waktu pendirian perusahaan patungan, dan ditingkatkan menjadi sekurang-kurangnya 51 lima puluh satu per seratus dalam waktu 20 dua puluh tahun terhitung sejak perusahaan berproduksi secara komersial sebagaimana tercantum dalam izin usahanya. Perusahaan PMA dapat didirikan dengan jumlah modal yang ditanamkan sekurang-kurangnya US 250,000.00 dua ratus lima puluh ribu dollar Amerika Serikat apabila memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut: c. Padat karya dengan jumlah tenaga kerja langsung sekurang-kurangnya 50 lima puluh orang, dan sekurang-kurangnya 65 enam puluh lima per Universitas Sumatera Utara 65 seratus hasil produksi untuk diekspor; atau menghasilkan bahan baku atau bahan penolong atau barang setengah jadi atau komponen untuk memenuhi kebutuhan industri lain, d. Melakukan kegiatan di bidang usaha jasa tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan PMA yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 huruf a UUPM dapat didirikan dengan persyaratan bahwa pemilikan modal saham peserta Indonesia pada saat perusahaan didirikan sekurang-kurangnya 5 lima per seratus dari seluruh nilai modal saham perusahaan pada saat didirikan dan ditingkatkan menjadi sekurang-kurangnya 20 dua puluh per seratus dari seluruh nilai modal saham perusahaan dalam jangka waktu 10 sepuluh tahun terhitung sejak perusahaan berproduksi secara komersial sebagaimana tercantum dalam izin usahanya. Modal saham peserta Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 ditingkatkan lagi menjadi sekurang-kurangnya 51 lima puluh satu per seratus dari seluruh nilai modal saham perusahaan dalam waktu 20 dua puluh tahun terhitung sejak perusahaan berproduksi secara komersial. Investasi asing dapat berupa 100 kepemilikan saham pada perusahaan penanaman modal asing. Namun, bila tidak beroperasi selama 15 tahun, kepemilikan sahamnya harus dijual kepada perusahaan Indonesia atau dengan merger bisnis dengan pertukaran saham domestik secara langsung atau tidak langsung. Perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing yang telah berproduksi komersial dapat pula mendirikan perusahaan baru danatau Universitas Sumatera Utara 66 memberli saham modal dalam negeri danatau perusahaan yang didirikan bukan dalam rangka penanaman modal asing ataupun penanaman modal dalam negeri yang telah beridiri, baik yang telah atau belum berproduksi komersial melalui pasar modal dalam negeri. Saham yang sebagaimana dimaksud dapat juga dibeli oleh perusahaan yang didirikan melalui pemilikan langsung sesuai kesepakatan para pihak. Pembelian saham perusahaan dapat dilakukan sepanjang bidang usaha perusahaan tersebut tetap terbuka bagi penanaman modal asing dan tidak mengubah status perusahaan. Terdapat beberapa pasal yang bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang kedudukannya lebih tinggi serta pemilikan saham yang dirasa sangat merugikan negara dan juga diperbolehkan permodalan asing ikut serta menguasai hajat hidup orang banyak yang seharusnya dikuasai oleh negara yaitu dalam PP Nomor 83 Tahun 2001, penanaman modal asing dapat menjangkau kegiatan-kegiatan usaha yang tergolong penting bagi negara yang dapat menguasai hajat hidup orang banyak. Walaupun tidak dapat dikuasai oleh modal asing secara langsung 100 dikuasai akan tetapi modal asing dapat menguasai maksimal 95 sedangkan 5 dikuasai oleh negara atau swasta nasional. Sedangkan dalam peraturan sebelumnya, persentase modal milik negara atau swasta nasional sebesar 60 saham dan modal asing hanya dapat menguasai modalnya sebesar 40 sehingga sebagian besar keuntungan perusahaan masih tetap masuk ke kas negara. Pasal 6 Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Universitas Sumatera Utara 67 Bidang Penanaman Modal menyebutkan dalam hal terjadi perubahan kepemilikan modal akibat penggabungan, pengambilalihan, atau peleburan dalam perusahaan penanaman modal yang bergerak di bidang usaha yang sama, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang menerima penggabungan adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. b. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang mengambil alih adalah sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. c. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan baru hasil peleburan adalah sebagaimana ketentuan yang berlaku pada saat terbentuknya perusahaan baru hasil peleburan dimaksud. 3. Persyaratan direktur dan komisaris dan penggunaan tenaga kerja asing a. Direktur Keberadaan dewan direktur atau direksi sebagai pengurus perseroan dan dewan komisaris sebagai pengawas suatu perusahaan joint venture yang berbentuk Perseroan menentukan akselerasi pencapaian tujuan Perseroan sebagai badan hukum bisnis. Perusahaan joint venture sangat memerlukan direksi yang profesional. Profesionalitas suatu dewan direksi amat menentukan keberhasilan suatu usaha. Pengurus atau direksi mempunyai suatu tanggung jawab yang lebih luas, yakni dapat melindungi kepentingan setiap pemegang saham, kreditur dan pihak lain stake holder yang terkait dengan perseroan terbatas. Komisaris Universitas Sumatera Utara 68 perseroan dalam pelaksanaan tugasnya dapat mengawasi kebijaksanaan direksi, dan bila dianggap perlu komisaris perseroan dapat melakukan tindakan kepengurusan perseroan, sebagaimana dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 100 ayat 2 UUPT. Jumlah direksi dalam perseroan terdiri dari 1 orang anggota direksi atau lebih yang menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan dan direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana dimaksud pada Pasal 93 ayat 1 UUPT sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam undang- undang ini dan atau anggaran dasar. Namun menurut Pasal 93 ayat 2 UUPT, perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun danatau mengelola dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, atau perseroan terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 orang anggota direksi. Berdasarkan Pasal 93 ayat 1 UUPT, di jelaskan yang dapat diangkat menjadi anggota direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya pernah: 68 1 Dinyatakan pailit; 2 Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, atau 68 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 93 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 69 3 Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas tidak mengurangi kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan. Pasal 93 ayat 1 UUPT menetapkan bahwa UUPT tidak mengatur adanya kewajibankeharusan bagi perusahaan yang merupakan penanaman modal asing untuk mengangkat seorang direksi yang berkewarganegaraan Indonesia. Sementara Pasal 46 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang secara tegas melarang tenaga kerja asing menduduki jabatan yang mengurusi personalia danatau jabatan-jabatan tertentu. Artinya, jika suatu perusahaan penanaman modal asing hendak mengangkat seorang direktur personalia, maka direktur personalia tersebut haruslah orang yang berkewarganegaraan Indonesia. Anggota direksi dan komisaris diangkat oleh RUPS dan untuk pertama kali pengangkatan anggota Direksi dilakukan oleh pendiri dalam akta pendirian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 2 huruf b UUPT. Keputusan RUPS mengenai pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota direksi juga menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian tersebut. Kemudian anggota direksi diangkat untuk jangka waktu tertentu dan dapat diangkat kembali. Jika RUPS tidak menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota direksi, Universitas Sumatera Utara 70 pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Direksi tersebut mulai berlaku sejak ditutupnya RUPS. Pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota direksi, direksi wajib memberitahukan perubahan anggota direksi kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS tersebut. 69 Pengangkatan anggota direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 UUPT batal karena hukum sejak saat anggota direksi lainnya atau dewan komisaris mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Jika jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak diketahui, anggota direksi lainnya atau dewan komisaris harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota direksi yang bersangkutan dalam surat kabar dan memberitahukannya kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan. 70 b. Komisaris UUPT dengan tegas menyebutkan komisaris sebagai salah satu organ perseroan yang bertugas untuk melakukan pengawasan secara umum danatau khusus serta memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan perseroan. Jumlah komisaris dalam perseroan terbatas minimal satu orang. Apabila terdapat lebih dari satu orang komisaris, menurut pasal 94 ayat 3 UUPT mereka merupakan sebuah majelis. Berbeda dengan direksi, dalam hal terdapat lebih dari satu orang komisaris, sebagai majelis komisaris tidak dapat bertindak sendiri- sendiri untuk mewakili perseroan. 69 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 94 ayat 7 70 Ibid., Pasal 95 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 71 Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu tertentu dengan kemungkinan diangkat kembali. Untuk pertama kali pengangkatan komisaris dilakukan dengan mencantumkan susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan tempat tinggal dan kewarganegaraan komisaris dalam anggaran dasar. Selanjutnya, anggota komisaris dapat sewaktu-waktu diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasan-alasan dan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam RUPS. 71 Tidak semua orang dapat diangkat menjadi anggota komisaris, hanya mereka yang memenuhi syarat tertentu yang dapat diangkat menjadi komisaris. Sama halnya dengan direksi, UUPT juga mengatur kriteria orang yang dapat menduduki jabatan komisaris suatu perseroan. Kriteria tersebut diatur dalam Pasal 110 UUPT yang menentukan bahwa yang dapat diangkat menjadi komisaris adalah orang yang cakap melakukan perbuatan hukum kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya pernah: 72 1 Dinyatakan pailit; 2 Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, atau 3 Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. c. Penggunaan tenaga kerja asing Setiap perusahaan penanaman modal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja harus mengutamakan tenaga kerja Indonesia serta wajib meningkatkan 71 Nindyo Pramono, Hukum Komersial Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, hlm. 4.30. 72 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 110 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 72 kompetensi tenaga kerja Warga Negara Indonesia melalui pelatihan kerja. Selanjutnya dijelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja nasional terutama dalam mengisi kekosongan keahlian dan kompetensi di bidang tertentu yang tidak dapat ter cover oleh tenaga kerja Indonesia, maka tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia sepanjang dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu. Oleh karenanya dalam mempekerjakan tenaga kerja asing, dilakukan melalui mekanisme dan prosedur yang sangat ketat, terutama dengan cara mewajibkan bagi perusaahan atau korporasi yang mempergunakan tenaga kerja asing bekerja di Indonesia dengan membuat rencana penggunaan tenaga kerja asing RPTKA sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Nomor PER.02MENIII2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk kecuali terhadap perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai pegawai diplomatik dan konsuler. Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu bagi tenaga kerja asing ditetapkan dengan keputusan Menteri, yaitu Keputusan Menteri Nomor : KEP-173MEN2000 tentang Jangka Waktu Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang. Persyaratan Tenaga Kerja Asing menurut Peraturan Menteri Nomor PER.02MENIII2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 73 a. Memiliki pendidikan danatau pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 lima tahun yang sesuai dengan jabatan yang akan diduduki, b. Bersedia membuat pernyataan untuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga kerja Warga Negara Indonesia khususnya TKI pendamping, dan c. Dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. 4. Fasilitas penanaman modal Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang melakukan penanaman modal. Fasilitas penanaman modal itu berupa: 73 a. Melakukan peluasan usaha. b. Melakukan penanaman modal baru. Penanaman modal yang mendapat fasilitas tersebut sekurang-kurangnya harus memenuhi salah satu kriteria yang sebagai berikut: 74 a. Menyerap banyak tenaga kerja, b. Termasuk skala prioritas tinggi, c. Termasuk pembangunan infrastruktur, d. Melakukan ahli tekonologi, e. Melakukan industri pionir, f. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang di anggap perlu, g. Menjaga kelestarian lingkungan hidup h. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi, i. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi, atau 73 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 18 ayat 2 74 Ibid., Pasal 18 ayat 3 Universitas Sumatera Utara 74 j. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang di produksi di dalam negeri. Apabila salah satu kriteria telah dipenuhi oleh penanam modal, maka sudah dianggap cukup bagi pemerintah untuk memberikan fasilitas dan kemudahan bagi investor. Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman modal sebagaimana yag dimaksud pada Pasal 18 ayat 4 UUPM adalah sebagai berikut: 75 a. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilam neto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu, b. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produki yang belum dapat diproduksi di dalam negeri, c. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu, d. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu, e. Penyusunan atau amortisasi yang dipercepat, dan f. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu. 75 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 18 angka 4 Universitas Sumatera Utara 75 Pemberian fasilitas-fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah terhadap penanaman modal asing hanya berlaku bagi penanaman modal asing yang berbentuk perseroan terbatas. Universitas Sumatera Utara 76 5. Penyelesaian sengketa Pasal 32 UUPM mengatur mengenai penyelesaian sengketa. Pasal tersebut diuraikan bagaimana cara menguraikan sengketa yang digunakan apabila terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara pemerintah dengan penanam modal. Dari ketentuan Pasal 32 UUPM tersebut disebutkan bahwa penyelesaian sengketa antara pemerintah dengan penanam modal dilakukan melalui cara: a. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan Penyelesaian sengketa melalui pengadilan litigasi adalah suatu pola penyelesaian sengketa yang terjadi antara para pihak yang bersengketa, di mana dalam penyelesaian sengketa itu diselesaikan oleh pengadilan. Putusannya bersifat mengikat. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan ini biasanya ditempuh apabila cara-cara penyelesaian yang telah ada ternyata tidak berhasil. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan biasanya hanya dimungkinkan ketika para pihak sepakat. Kesepakatan ini tertuang dalam klausula penyelesaian sengketa dalam kontrak tersebut. Klausula tersebut biasanya menegaskan bahwa jika terjadi sengketa, mereka sepakat untuk menyerahkan sengketa kapada suatu pengadilan. 76 Lembaga pengadilan merupakan lembaga yang mempunyai fungsi dan kewenangan di antaranya: 77 1 Sebagai penjaga kemerdekaan masyarakat in guardian the freedom of society. 76 Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2005, hlm. 210. 77 M. Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997, hlm. 151-152 Universitas Sumatera Utara 77 2 Sebagai wali masyarakat are regarding as custodia of society. 3 Sebagai pelaksana penegakan hukum judiciary as the up holders of the rule of law. Penyelesaian sengketa yang telah dijelaskan sebelumnya tentu penyelesaian sengketa melalui sistem litigasi atau pengadilan mempunyai keuntungan dan kerugian dalam menyelesaian sengketa . Keuntungannya yaitu: 78 1 Dalam mengambil alih keputusan dari para pihak, pengadilan sekurang- kurangnya dalam batasan tertentu menjamin bahwa kekuasaan tidak dapat mempengaruhi hasil dan dapat menjamin ketentraman sosial. 2 Pengadilan sangat baik untuk menentukan kesalahan-kesalahan dan masalah-masalah dalam posisi pihak lawan. 3 Pengadilan memberikan suatu standar bagi prosedur yang adil dan memberikan peluang yang luas kepada para pihak untuk didengar keterangannya sebelum mengambil keputusan. 4 Pengadilan membawa nilai-nilai masyarakat untuk penyelesaian sengketa pribadi. 5 Dalam pengadilan para hakim menerapkan nilai-nilai masyarakat yang terkandung dalam hukum untuk menyelesaiakan sengketa. Litigasi bukan hanya menyelesaikan sengketa, tetapi juga menjamin suatu bentuk ketertiban umum, yang tertuang dalam undang-undang secara eksplisit maupun implisit. Namun, litigasi setidak-tidaknya sebagaimana yang terdapat di 78 Salim HS dan Budi Sutrisno Op.cit., hlm. 348. Universitas Sumatera Utara 78 Amerika Serikat, memiliki banyak kekurangan drawbacks. Kekurangan litigasi: 79 1 Memaksa para pihak pada posisi yang ekstern. 2 Memerlukan pembelaan advocasy atas setiap maksud yang dapat memengaruhi putusan. 3 Benar-benar mengangkat seluruh persoalan dalam suatu perkara, apakah persoalan materi substantive atau prosedur, untuk persamaan kepentingan dan mendorong para pihak melakukan penyelidikan fakta yang ekstrem dan sering kali marginal. 4 Menyita waktu dan meningkatkan biaya keuangan. 5 Fakta-fakta yang dapat dibuktikan membentuk kerangka persoalan, para pihak tidak selalu mampu mengungkapkan kekhawatiran mereka yang sebenarnya. 6 Tidak mengupayakan untuk memperbaiki atau memulihkan hubungan para pihak yang bersengketa, dan 7 Tidak cocok untuk sengketa yang bersifat polisentris, yaitu sengketa yang melibatkan banyak pihak, banyak persoalan dan beberapa kemungkinan alternatif penyelesaian. b. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase Arbitrase adalah penyerahan sengketa secara sukarela kepada pihak ketiga yang netral yang mengeluarkan putusan bersifat final dan mengikat binding. Badan arbitrase dalam perkembangannya saat ini semakin popular dan semakin 79 Ibid., hlm. 349. Universitas Sumatera Utara 79 banyak digunakan dalam menyelesaikan sengketa-sengketa baik pada tingkat nasional maupun tingkat internasional. Penyerahan suatu sengketa kepada arbitrase dapat dilakukan dengan pembuatan suatu compromis, yaitu penyerahan kepada arbitrase suatu sengketa yang telah lahir atau melalui pembuatan suatu klausul arbitrase dalam suatu perjanjian, sebelum sengketanya lahir claise compromissoire. Orang yang dipilih melaui arbitrase disebut arbitrator atau arbiter yang biasa disebut di Indonesia. 80 Arbitase juga memiliki kelebihan atau keunggulan yang tidak dimiliki oleh peradilan umum, yaitu sebagai berikut: 81 1 Kebebasan, kepercayaan dan keamanan, yaitu memberikan kebebasan otonomi yang sangat luas kepada para pelaku bisnis pihak yang bersengketa dan memberikan rasa aman terhadap keadaan tidak menentu kepastian berkenaan dengan sistem hukum yang berbeda serta terhadap kemungkinan putusan yang berat sebelah, 2 Keahlian arbiter, yaitu para arbiter merupakan orang-orang yang mempunyai keahlian besar mengenai permasalahan yang disengketakan, 3 Cepat dan hemat biaya, yaitu proses pengambilan keputusannya cepat, tidak terlalu formal dan putusannya bersifat final dan binding. Permasalahan baru muncul jika pihak yang kalah tidak mau melaksanakan putusan arbitrase secara sukarela, 80 Huala Adolf, Op.Cit., hlm. 37. 81 Ridwan Khairandy , Nandang Sutrisno dan Jawahir Tontowi, Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia Yogyakarta: Gama Media, 1999, hlm. 149-151. Universitas Sumatera Utara 80 4 Bersifat Confidential, yaitu arbitrase bersifat rahasia dan tertutup, oleh karenanya pemeriksaan dilakukan dalam sidang tertutup termasuk pengucapan putusannya, 5 Bersifat non preseden, artinya putusan arbitrase tidak mempunyai preseden. Maka mungkin saja dengan masalah yang sama dihasilkan putusan arbitrase yang berbeda di masa datang, 6 Independen, artinya pemeriksaan arbitrase dilakukan oleh para arbiter yang dipilih oleh kedua belah pihak dan dalam memberikan putusannya arbiter tidak dipengaruhi oleh pihak luar termasuk pemerintah. 7 Final dan binding, artinya putusan arbitrase merupakan putusan terakhir yang mengikat para pihak dan mempunyai kekuatan hukum tetap, dimana atas putusan tersebut tidak dapat dibanding. 8 Kepekaan arbiter, artinya arbiter menerapkan hukum yang berlaku dalam menyelesaikan perkara dan akan lebih memberikan perhatian khusus terhadap keinginan, realitas, dan praktik dagang para pihak. Cara penyelesaian melalui arbitrase dapat dilakukan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia BANI, arbitrase ad hoc maupun arbitrase asing. Arbitrase asing yang biasa dipilih dalam penyelesaian sengketa penanaman modal antara lain seperti: ICSID International Center for Settlement of Investment Disputes dan ICC International Chamber of Commerce. Berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara 81 arbitrase asing tersebut, Indonesia telah meratifikasi New York Convention on Recognition and Enforcement of Foreign Arbitral Award of 1958. 82 Indonesia juga memiliki arbitrase nasional, yaitu BANI Badan Arbitrase Nasional. Selain itu, penyelesaian sengketa melalui arbitrase juga dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Lembaga arbitrase yang juga sering digunakan adalah ICC yang kepanjangan dari International Chamber of Commerce atau juga kamar dagang Internasional. Ini adalah badan non pemerintah dan juga salah satu badan arbitrase internasional tertua di dunia. Badan ini didirikan di Paris pada tahun 1923. ICC memiliki spesialisasi dalam perdagangan komersial internasional seperti dalam Incoterms 1990 yang banyak digunakan dalam kontrak-kontrak penjualan barang internasional.

D. Prosedur Pengawasan Pelaksanan Joint Venture