Analisis Kebutuhan Air Irigasi

69

4.4. Analisis Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air untuk berbagai jenis tanaman ditinjau terhadap tanaman padi dan palawija. Faktor-faktor yang menentukan untuk tanaman padi tergantung pada: 1. Curah hujan efektif 2. Perkolasi dan infiltrasi 3. Penggantian lapisan air 4. Pemakaian konsumtif 5. Efisiensi irigasi 6. Penyiapan Lahan 7. Pola Tanam Kebutuhan bersih air di sawah DR dipengaruhi oleh faktor-faktor NFR seperti tersebut diatas dengan memperhitungkan curah hujan efektif Re. Bedanya kebutuhan pengambilan air irigasi DR, juga ditentukan dengan memperhitungkan faktor efisiensi irigasi secara keseluruhan e, perhitungan kebutuhan air irigasi dengan rumus sebagai berikut : NFR = Etc + P + WLR – Re DR = NFRe Dimana, NFR = Kebutuhan air irigasi di sawah mmhari DR = Kebutuhan bersih air irigasi perluasan area ltdetHa Etc = Penggunaan konsumtif mmhari P = Perkolasi mmhari WLR = Penggantian lapisan air mmhari 70 Re = Curah hujan efektif A = Luas areal irigasi rencana Ha e = Efisiensi irigasi

4.4.1. Curah Hujan Efektif

Curah hujan efektif adalah curah hujan andalan yang jatuh di suatu daerah dan digunakan tanaman untuk pertumbuhannya. Besarnya curah hujan efektif untuk tanaman padi diambil sebesar 80 dari curah hujan rencana yaitu curah hujan dengan probabilitas terpenuhi 80 R.80, sedangkan untuk tanaman palawija diambil 50 dari curah hujan rencana Tabel 4.3.. 4.4.2. Perkolasi dan Infiltrasi Kehilangan air untuk perkolasi adalah jumlah air yang mengalir melalui tanah yang terisi oleh sistem perakaran yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman tersebut. Kehilangan air akibat perkolasi dapat diperiksa dengan menggunakan pendekatan permeabilitas dan infiltrasi. Besarnya perkolasi bervariasi tergantung dari tingkat permeabilitas, dan pada beberapa kasus tergantung dari laju infiltrasi tanah, tetapi dalam perhitungan ini diambil besarnya angka perkolasi yaitu sebesar 2,00 mmhari.

4.4.3. Penggantian Lapisan Air

Pada proses budidaya tanaman padi, untuk menerapkan pemakaian pupuk yang efektif dan menghasilkan pembuahan yang baik, digunakan sistim penurunan muka air sawah. Penggantian air pada perhitungan kebutuhan air ini diambil 1,65 mmhari selama dua bulan setelah transplantasi.

4.4.4. Pemakaian Konsumtif

Penggunaan konsumtif oleh tanaman diperkirakan berdasarkan metode empiris, dimana persamaannya adalah sebagai berikut : Etc = c x Eto 71 dimana : Etc = Penggunaan konsumtif, mmhari c = Koefisien tanaman sesuai dengan pertumbuhannya. Eto = Evapotranspirasi tanaman potensial, mmhari Perhitungan evapotranspirasi potensial menggunakan metode Penman yang telah dimodifikasi. Tabel 4.10. Koefisien Tanaman Menurut Penman Modifikasi FAO Periode Padi Palawija Tengah Bulanan Biasa Unggul Kedelai Kacang Hijau 1. 1,10 1,10 0,50 0,40 2. 1,10 1,10 0,75 0,60 3. 1,10 1,05 1,00 0,97 4. 1,10 1,05 1,00 1,05 5. 1,10 0,95 0,82 0,80 6. 1,05 0,00 0,45 7. 0,95 8. 0,00

4.4.5. Efisiensi Irigasi

Pada dasarnya, semua kehilangan air yang mempengaruhi efisiensi irigasi berlangsung selama proses pemindahan air dari sumbernya ke lahan pertanian dan selama pengolahan lahan pertanian. Efisiensi irigasi dibagi dalam 2 dua komponen, yaitu : 1. Efisiensi pengangkutan, dimana kehilangan airnya dihitung dari sistim saluran induk dan sekunder. 2. Efisiensi di lahan pertanian sawah, dimana kehilangan airnya dihitung dari saluran tersier dan kegiatan pemakaian air irigasi di lahan pertanian. Efisiensi irigasi total termasuk efisiensi pengangkutan dan lahan pertanian, untuk tanaman padi diambil 0,65. Nilai ini berasal dari estimasi yang mencakup efisiensi saluran utama 90 dan saluran sekunder 80 sedangkan saluran tersier sampai ke sawah 72 90 .

4.4.6. Penyiapan Lahan

Dalam tahap penyiapan lahan, air sangat diperlukan untuk mempermudah pembajakan dan penyiapan kelembaban tanah guna pertumbuhan tanaman. Untuk tanaman padi, perhitungan kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan digunakan metode Van de GoorZijlstra 1968. Metode tersebut didasarkan pada kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah, yang sudah dijenuhkan selama periode penyiapan lahan 45 hari, dengan tinggi genangan air 250 mm atau 8,33 mmhari. Perhitungan kebutuhan air untuk penyiapan lahan diperoleh berdasarkan persamaan berikut: IR = M x e k e k - 1 dimana : IR = Kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan mmhari. M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi; atau M = Eo + P, dimana Eo =1,1 x Eto. mmhari P = Perkolasi k = M . T S T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari. S = Kebutuhan air untuk penjenuhan air ditambah untuk penggantian, yakni 200 + 50 = 250 mm. 73 Contoh perhitungan kebutuhan air pada masa penyiapan lahan pada bulan Januari dari data-data adalah sebagai berikut : Evapotranspirasi Eto : 3,84 mmhari Perkolasi diasumsikan : 2 mmhari Waktu Penyiapan Lahan T : 45 hari Kebutuhan untuk penjenuhan : 250 mm.  Menghitung Eo = 1,1 x Eto = 1,1 x 3,84 = 4,224 mmhari  Menghitung M = Eo + P = 4,224 + 2 = 6,224 mmhari  Menghitung K = M.TS = 6,224 �45 250 = 1,12  Menghitung IR = M x e k e k - 1; e = 2,718281828 ≈ 2,72. IR = 6,224 � 2,72 1,12 2,72 1,12 −1 = 9,24 ��ℎ��� Tabel 4.11. Analisis Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan LP S = 250 S = 300 S = 250 S = 300 S = 250 S = 300 S = 250 S = 300 mmhari mmhari mmhari mm mm mm mm mm mm mm mm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan 3,84 4,23 2,00 6,23 0,75 0,62 1,12 0,93 11,83 13,44 9,24 10,26 Peb 4,16 4,58 2,00 6,58 0,79 0,66 1,18 0,99 12,05 13,65 9,48 10,49 Mar 4,12 4,54 2,00 6,54 0,78 0,65 1,18 0,98 12,03 13,62 9,45 10,46 Apr 4,05 4,46 2,00 6,46 0,78 0,65 1,16 0,97 11,98 13,58 9,40 10,41 Mei 4,01 4,41 2,00 6,41 0,77 0,64 1,15 0,96 11,94 13,54 9,36 10,38 Juni 3,95 4,35 2,00 6,35 0,76 0,63 1,14 0,95 11,91 13,51 9,32 10,34 Juli 3,81 4,19 2,00 6,19 0,74 0,62 1,11 0,93 11,81 13,41 9,21 10,23 Agst 3,83 4,22 2,00 6,22 0,75 0,62 1,12 0,93 11,82 13,43 9,23 10,25 Sept 3,69 4,06 2,00 6,06 0,73 0,61 1,09 0,91 11,72 13,33 9,12 10,15 Okt 3,65 4,01 2,00 6,01 0,72 0,60 1,08 0,90 11,70 13,31 9,09 10,12 Nop 3,40 3,74 2,00 5,74 0,69 0,57 1,03 0,86 11,53 13,14 8,91 9,94 Des 3,59 3,95 2,00 5,95 0,71 0,59 1,07 0,89 11,66 13,27 9,05 10,08 Bulan ETo Eo = 1.1 x Eto P M = Eo + P IR = M e k e k - 1 mmhari T = 30 hari T = 45 hari T = 30 hari T = 45 hari k = M x TS 74

4.4.7. Pola Tanam

Untuk menyusun Pola Tata Tanam pada suatu daerah irigasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Iklim yang biasa terjadi 2. Ketersediaan air irigasi 3. Kesesuaian lahan dan sifat tanaman 4. Keinginan dan kebiasaan petani setempat 5. Kebijaksanaan pemerintah 6. Jumlah dan kualitas tenaga kerja Maksud diadakan tata tanam adalah untuk mengatur waktu, tempat, jenis dan luas tanaman pada daerah irigasi seefektif dan seefisien mungkin, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Contoh perhitungan Pola Tanam Alternatif I mulai tanam September I Re padi September I : 2,87 mmharitabel 4.3. Re palawija September I : 3,68 mmharitabel 4.3. Eto = 3,69 mmhari tabel 4.9. P = 2 mmhari WLR = 0 karena masih masa penyiapan lahan Koefisien Tanaman padi = 0 karena masih masa penyiapan lahan Etc = 9,12 mmhari karena masih masa penyiapan lahan lihat tabel 4.11 dengan S=250 mm, T=45 hari NFR = Etc – Re = 9,12 mmhari – 2,87 mmhari = 6,25 mmhari DR = NFR 0,658,64 = 6,250,658,64 = 1,11 literdetikha Dimana 0,65 adalah perkalian harga efisiensi saluran tersier, sekunder dan primer dan 8,64 adalah konstanta untuk mengubah satuan dari mmhari ke literdetikhektar. Selanjutnya tabel perhitungan pola tanam disajikan sebagai berikut : 75 Tabel 4.12. Pola Tanam Alternatif I Tanam September I Tabel 4.13. Pola Tanam Alternatif II Tanam September II Pola Tanam : Padi - PadiPalawija - Palawija Periode Tanam : Padi - I September 1 Re Re Padi Palawija Padi Pwj Padi Pwj Padi Pwj mmhari mmhari mmhari mmhari mmhari C1 C2 C C1 C2 C mmhari mmhari mmhari mmhari ltdetha ltdetha 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 I 0.28 1.63 3.84 2.00 0.00 0.00 0.00 1.72 0.31 II 0.91 1.77 3.84 2.00 LP LP 9.24 8.33 1.48 I 0.07 0.66 4.16 2.00 LP LP 0.50 0.25 9.48 1.04 9.41 0.00 1.68 0.00 II 0.14 1.01 4.16 2.00 1.10 LP 0.75 0.50 0.63 9.48 2.60 9.34 0.44 1.66 0.08 I 0.30 2.51 4.12 2.00 1.10 1.10 1.10 1.00 0.75 0.88 4.54 3.61 6.23 1.48 1.11 0.26 II 0.79 1.01 4.12 2.00 1.65 1.05 1.10 1.08 1.00 1.00 1.00 4.43 4.12 7.29 2.00 1.30 0.36 I 1.34 2.56 4.05 2.00 1.65 1.05 1.05 1.05 0.82 1.00 0.91 4.26 3.69 6.57 1.64 1.17 0.29 II 0.95 1.77 4.05 2.00 1.65 0.95 1.05 1.00 0.45 0.82 0.64 4.05 2.57 6.76 0.52 1.20 0.09 I 0.89 2.73 4.01 2.00 1.65 0.00 0.95 0.48 0.45 0.23 1.90 0.90 4.67 0.00 0.83 0.00 II 1.42 3.49 4.01 2.00 0.00 0.00 0.50 0.25 0.00 1.00 0.58 0.00 0.10 0.00 I 1.12 2.28 3.95 2.00 0.75 0.50 0.63 2.47 0.52 0.09 II 1.31 1.81 3.95 2.00 1.00 0.75 0.88 3.46 1.51 0.27 I 1.18 1.95 3.81 2.00 1.00 1.00 1.00 3.81 2.00 0.36 II 1.52 2.19 3.81 2.00 0.82 1.00 0.91 3.47 1.66 0.30 I 0.89 1.82 3.83 2.00 0.45 0.82 0.64 2.43 0.60 0.11 II 2.03 2.69 3.83 2.00 0.45 0.23 0.86 0.00 0.00 I 2.87 3.68 3.69 2.00 LP LP 9.12 6.25 1.11 II 3.04 4.43 3.69 2.00 LP LP 9.12 6.08 1.08 I 3.20 4.85 3.65 2.00 1.10 LP 9.09 5.90 1.05 II 3.00 3.08 3.65 2.00 1.10 1.10 1.10 4.01 3.02 0.54 I 2.12 2.67 3.40 2.00 1.65 1.05 1.10 1.08 3.65 5.18 0.92 II 1.66 2.15 3.40 2.00 1.65 1.05 1.05 1.05 3.57 5.56 0.99 I 2.25 3.22 3.59 2.00 1.65 0.95 1.05 1.00 3.59 4.99 0.89 II 1.03 1.98 3.59 2.00 1.65 0.00 0.95 0.48 1.70 4.33 0.77 Nov Dec May Jun Aug Sep Oct Jul Koefisien Tanaman Palawija ETc NFR DR 1 Jan Bulan ETo P WLR Koefisien Tanaman Padi Feb Mar Apr Pola Tanam : Padi - PadiPalawija - Palawija Periode Tanam : Padi - I September 2 Re Re Padi Palawija Padi Pwj Padi Pwj Padi Pwj mmhari mmhari mmhari mmhari mmhari C1 C2 C C1 C2 C mmhari mmhari mmhari mmhari ltdetha ltdetha 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 I 0.28 1.63 3.84 2.00 1.65 0.00 0.95 0.48 1.83 5.20 0.93 II 0.91 1.77 3.84 2.00 0.00 0.00 0.00 1.09 0.19 I 0.07 0.66 4.16 2.00 LP LP 9.48 9.41 1.68 II 0.14 1.01 4.16 2.00 LP LP 0.50 0.25 9.48 1.04 9.34 0.00 1.66 0.00 I 0.30 2.51 4.12 2.00 1.10 LP 0.75 0.50 0.63 9.45 2.58 9.15 0.45 1.63 0.08 II 0.79 1.01 4.12 2.00 1.10 1.10 1.10 1.00 0.75 0.88 4.54 3.61 5.74 1.48 1.02 0.26 I 1.34 2.56 4.05 2.00 1.65 1.05 1.10 1.08 1.00 1.00 1.00 4.36 4.05 6.67 2.00 1.19 0.36 II 0.95 1.77 4.05 2.00 1.65 1.05 1.05 1.05 0.82 1.00 0.91 4.26 3.69 6.96 1.64 1.24 0.29 I 0.89 2.73 4.01 2.00 1.65 0.95 1.05 1.00 0.45 0.82 0.64 4.01 2.54 6.77 0.54 1.21 0.10 II 1.42 3.49 4.01 2.00 1.65 0.00 0.95 0.48 0.45 0.23 1.90 0.90 4.14 0.00 0.74 0.00 I 1.12 2.28 3.95 2.00 0.00 0.00 0.50 0.25 0.00 0.99 0.88 0.00 0.16 0.00 II 1.31 1.81 3.95 2.00 0.75 0.50 0.63 2.47 0.52 0.09 I 1.18 1.95 3.81 2.00 1.00 0.75 0.88 3.33 1.52 0.27 II 1.52 2.19 3.81 2.00 1.00 1.00 1.00 3.81 2.00 0.36 I 0.89 1.82 3.83 2.00 0.82 1.00 0.91 3.49 1.66 0.29 II 2.03 2.69 3.83 2.00 0.45 0.82 0.64 2.43 0.60 0.11 I 2.87 3.68 3.69 2.00 0.45 0.23 0.83 0.00 0.00 II 3.04 4.43 3.69 2.00 LP LP 9.12 6.08 1.08 I 3.20 4.85 3.65 2.00 LP LP 9.09 5.90 1.05 II 3.00 3.08 3.65 2.00 1.10 LP 9.09 6.10 1.09 I 2.12 2.67 3.40 2.00 1.10 1.10 1.10 3.74 3.62 0.64 II 1.66 2.15 3.40 2.00 1.65 1.05 1.10 1.08 3.65 5.65 1.01 I 2.25 3.22 3.59 2.00 1.65 1.05 1.05 1.05 3.77 5.17 0.92 II 1.03 1.98 3.59 2.00 1.65 0.95 1.05 1.00 3.59 6.21 1.11 Nov Dec May Jun Aug Sep Oct Jul Koefisien Tanaman Palawija ETc NFR DR 1 Jan Bulan ETo P WLR Koefisien Tanaman Padi Feb Mar Apr 76 Tabel 4.14. Pola Tanam Alternatif III Tanam Oktober I

4.5. Analisis Debit Andalan