3.
Imusisasi Pneumokokus PCV
Imunisasi Pneumokokus Pneumococcal Conjugate VaccinePCV ditujukan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh kuman pneumokokus. Penyakit ini
paling sering menyerang anak-anak dibawah usia 2 tahun. Penyakit ini dapat menyebabkan radang selaput otak, pneumonia infeksi paru-paru, bakterimia infeksi
dalam darah, dan infeksi telinga tengah. Imunisasi ini sering juga dikenal sebagai
imunisasi IPD Invasive Pneumoccocal Disease 4.
Imunisasi Influenza
Berguna untuk mencegah penyakit influenza. Imunisasi ini aman diberikan untuk bayi diatas 6 bulan. Virus influenza selalu berubah setiap tahunnya sehingga
dianjurkan untuk diberikan setiap tahun. 5.
Imunisasi Varisela
Imunisasi varisela adalah vaksin untuk mencegah penyakit cacar air. Suntikan diberikan satu kali dan dapat diberikan pada umur berapa saja, tapi
kebanyakan dokter memberikannya pada saat setelah anak berumur 2 tahun. Imunisasi ini dapat memberikan kekebalan pada anak seumur hidup, walaupun anak
dapat terinfeksi, biasanya penyakitnya ringan saja.
2.2.4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi, yang diduga ada
hubungannya dengan pemberian imunisasi.
2
Penyebab kejadian ikutan pasca imunisasi terbagi atas empat macam, yaitu kesalahan programteknik pelaksanaan
imunisasi, induksi vaksin, faktor kebetulan, dan penyebab tidak diketahui.
20
Universitas Sumatera Utara
a. Kesalahan ProgramTeknik Pelaksanaan Programmatic Errors
Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan,
pengelolaan dan tata laksana pemberian vaksin. b.
Reaksi Suntikan Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung
maupun tidak langsung dan harus dicacat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya nyeri sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan,
sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, mual dan pusing. c.
Induksi Vaksin Reaksi Vaksin Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi
terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi
anaflatik sistemik dengan resiko kematian. d.
Faktor Kebetulan koinsiden Kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan saja setelah imunisasi. Indikator
faktor kebetulan ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakteristik serupa tetapi
tidak mendapat imunisasi. e.
Penyebab Tidak Diketahui Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam
salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan ke dalam kelompok ini sambil menunggu informasi lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Gejala klinis KIPI dapat dibagi menjadi dua gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal seperti nyeri, kemerahan, nodellepembengkakan dan indurasi pada lokasi
suntikan. Gejala sistemik antara lain panas, gejala gangguan pencernaan, lemas, rewel, dan menangis yang berkepanjangan.
21
2.3. Vaksin Campak