BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat dengan alasan lokasi ini belum pernah
dilakukan penelitian tentang pemberian imunisasi campak. Pemilihan lokasi ini juga didasarkan atas pertimbangan belum tercapai target UCI untuk imunisasi campak.
4.2.2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan Juli 2012.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak batita usia 12–35 bulan yang berada di wilayah kerja puskesmas Lareh Sago Halaban pada
saat pengumpulan data.
4.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu yang mempunyai anak batita usia 12-35 bulan di wilayah kerja puskesmas Lareh Sago Halaban pada saat
pengumpulan data.
Universitas Sumatera Utara
a. Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan rumus perhitungan sampel minimal di bawah ini :
32
Keterangan: n = besar sampel
Z = tingkat kepercayaan 95 P = perkiraan proporsi campak 0,3
d = tingkat ketepatan yang diinginkan 0,1 Maka besar sampel adalah :
Jadi besar sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 81. Untuk memperhitungkan adanya kesalahan dan sebagainya maka pengambilan
sampel diperbesar sebanyak 10 sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 81+8,1 = 89,1
≈ 90.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan kriteria ibu yang mempunyai anak batita. Pengambilan sampel
dilakukan dengan mengunjungi rumah responden sampai besar sampel terpenuhi. Setiap rumah diwakili oleh satu batita. Jika pada satu rumah terdapat lebih dari satu
Universitas Sumatera Utara
batita maka anak batita dengan usia termuda yang dijadikan sampel dengan pertimbangan ibu anak batita lebih ingat akan status imunisasi anaknya.
4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi umur ibu, pendidikan
ibu, pekerjaan ibu, paritas, pengetahuan ibu, sikap ibu, efek samping imunisasi yang diperoleh sebelum usia 9 bulan dan jarak ke sarana pelayanan kesehatan.
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan berupa gambaran umum puskesmas dan data jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban
tahun 2012. Data tersebut diperoleh dari Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.
4.5. Analisis Data
Data yang sudah terkumpul di olah dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution. Setelah itu, data disajikan
dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, pie diagram dan bar diagram.
4.5.1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, paritas,
pengetahuan ibu, sikap ibu, efek samping imunisasi yang diperoleh sebelum usia 9
bulan, dan jarak ke sarana pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
4.5.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dari masing- masing variabel independen yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, paritas,
pengetahuan ibu, sikap ibu, efek samping imunisasi yang diperoleh sebelum usia 9 bulan dan jarak ke sarana pelayanan kesehatan dengan variabel dependen imunisasi
campak. Teknik analisis yang digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 P 0,05.
Selanjutnya dihitung Ratio Prevalence RP, yaitu perbandingan antara proporsi subjek dengan faktor risiko dengan proporsi subjek tanpa faktor risiko.
RP dihitung dengan menggunakan rumus
44
Keterangan : a.
Subjek + dengan faktor risiko b.
Subjek - dengan faktor risiko c.
Subjek + tanpa faktor risiko d.
Subjek - tanpa faktor risiko
4.5.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor risiko yang paling dominan berhubungan dengan pemberian imunisasi campak pada batita. Uji statistik
yang digunakan adalah regresi logistik berganda yang dilakukan dengan memasukkan secara serentak variabel independen menurut kriteria kemaknaan statistik tertentu p
0,25 dengan menggunakan metode forward. Nilai ExpB yang paling besar menunjukkan faktor risiko yang paling dominan berhubungan dengan pemberian
imunisasi campak pada batita.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Geografi
Puskesmas Lareh Sago Halaban terletak di Jln. Raya Payakumbuh-Lintau km. 12 dari Kota Madya Payakumbuh dan berjarak 1 km dari Pasar Pakan Rabaa,
Kecamatan Lareh Sago Halaban dengan batas wilayah sebagai berikut: -
Sebelah Utara berbatasan dengan Bukit Barisan -
Sebalah Selatan berbatasan dengan Gunung Sago -
Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Mungo, Kecamatan Luak -
Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Tanjung Gadang
5.1.2. Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban terdiri dari 5 nagari yaitu Nagari Sitanang, Labuh Gunung, Batu Payuang, Balai Panjang dan Bukik Sikumpa.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban sebanyak 20.991 jiwa yang terdiri atas 10.371 laki-laki dan 10.620 perempuan, dengan jumlah Kepala
Keluarga KK sebanyak 5.392 KK.
Tabel 5.1. Jumlah Jorong Dusun dan Jumlah Penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Tahun 2011
No Nama Nagari Desa
Jumlah Jorong Dusun
Jumlah Penduduk L
P
1 Sitanang
6 1.752
1.721 2
Labuh Gunung 5
2.261 2.384
3 Batu Payung
6 2.483
2.538 4
Balai Panjang 8
2.665 2.727
5 Bukik Sikumpa
4 1.210
1.250
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Lareh Sago Halaban Tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Tahun 2011
No Kelompok Umur tahun
Jumlah
1 2.549
2 1-4
2.403 3
5-14 2.793
4 15-44
9.847 5
45-64 2.729
6 65
670
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Lareh Sago Halaban Tahun 2011
Tabel 5.3. Distribusi Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah kerja
Puskesmas Lareh Sago Halaban Tahun 2011 No
Nama Jumlah
1 Puskesmas Induk
1 2
Puskesmas Pembantu 8
3 Pokesri
5 4
Posyandu 31
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Lareh Sago Halaban Tahun 2011
5.2. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi proporsi berdasarkan variabel yang diteliti, yaitu variabel dependen imunisasi campak dan
variabel independen umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, paritas, pengetahuan ibu, sikap ibu, efek samping imunisasi yang diperoleh sebelum usia 9 bulan dan jarak
ke pelayanan kesehatan.
5.2.1. Imunisasi Campak Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Imunisasi Campak pada Batita Usia 12-35 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Imunisasi Campak
f
1 2
Tidak Ya
26 64
28,9 71,1
Jumlah 90
100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa proporsi batita yang sudah
memeroleh imunisasi adalah 71,1, sedangkan batita yang tidak memeroleh imunisasi campak adalah 28,9.
5.2.2. Karakteristik Responden Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012 No
Karakteristik Responden f
1 Umur Ibu tahun
30 ≤ 30
22 68
24,4 75,6
Total 90
100
2 Pendidikan Ibu
Tidak sekolahtidak tamat SD SD
SMP SMA
AkademiPerguruan Tinggi 1
10 20
35 24
1,1 11,1
22,2 38,9
26,7
Total 90
100
3 Pekerjaan Ibu
Petani Wiraswasta
PNS Karyawanburuh
Ibu rumah tangga 17
12 14
12 35
18,9 13,3
15,6 13,3
38,9
Total 90
100
4 Paritas orang
2 ≤ 2
28 62
31,1 68,9
Total 90
100
5 Pengetahuan Ibu
Kurang Baik
28 62
31,1 68,9
Total 90
100
6 Sikap Ibu
Kurang Baik
5 85
5,6 94,4
Total 90
100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa proporsi umur ibu tertinggi pada kelompok umur
≤ 30 tahun yaitu 75,6, sedangkan kelompok umur 30 tahun 24,4. Proporsi pendidikan ibu tertinggi adalah SMA 38,9, sedangkan yang tidak
sekolahtidak tamat SD 1,1, SD 11,1, SMP 22,2 dan akademiperguruan tinggi 26,7. Proporsi ibu yang bekerja sebagai petani ada 18,9, wiraswasta 13,3, PNS
15,6, karyawanburuh 13,3 dan ibu rumah tangga 38,9. Proporsi ibu berdasarkan paritas tertinggi adalah
≤ 2 orang yaitu 68,9, sedangkan 2 orang 31,1. Berdasarkan pengetahuan ibu, proporsi tertinggi yaitu ibu dengan pengetahuan baik
68,9 sedangkan pengetahuan kurang 31,1. Berdasarkan sikap ibu, proporsi tertinggi yaitu ibu dengan sikap baik 94,4, sedangkan sikap kurang 5,6.
5.2.3. Efek Samping Imunisasi Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Efek Samping Imunisasi yang Diperoleh Sebelum
Usia 9 Bulan pada Batita Usia 12-35 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Efek Samping Imunisasi Demam
f
1 2
Ada Tidak ada
58 32
64,4 35,6
Total 90
100
Dari tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa 64,4 batita mengalami efek samping imunisasi berupa demam, sedangkan 35,6 batita tidak mengalami demam.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4. Jarak ke Pelayanan Kesehatan Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Jarak ke Pelayanan Kesehatan pada Batita Usia
12-35 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Jarak ke Pelayanan Kesehatan
f
1 2
3 3 km
3 - 5 km 5 km
26 36
28 28,9
40 31,1
Total 90
100
Dari tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa proporsi jarak ke pelayanan kesehatan tertinggi pada 3-5 km yaitu 40, sedangkan 3 km 28,9 dan 5 km
31,1.
5.3. Analisis Bivariat 5.3.1. Hubungan Antara Umur Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak
Tabel 5.8.Tabulasi Silang antara Umur Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak pada Batita Usia 12-35 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Umur Ibu
tahun Imunisasi Campak
Jumlah RP
CI = 95 p
Tidak Ya
f f
f
1 2
30 ≤ 30
12 14
54,5 20,6
10 54
45,5 79,4
22 68
100 100
2,649 1,450-4,841
0,005
Dari tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok umur 30 tahun, proporsi ibu yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 54,4, sedangkan yang
memberikan imunisasi campak sebanyak 45,5. Pada kelompok umur ≤30 tahun
proporsi yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 20,6, sedangkan yang memberikan imunisasi campak adalah 79,4. Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji chi square pada variabel umur ibu dengan variabel imunisasi
Universitas Sumatera Utara
campak, didapat nilai p 0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota tahun 2012. Ratio prevalence imunisasi campak berdasarkan umur ibu adalah 2,649 dengan CI=1,450-4,841, artinya
umur ibu merupakan faktor risiko terhadap pemberian imunisasi campak.
5.3.2. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak Tabel 5.9. Tabulasi Silang antara Pendidikan Ibu dengan Pemberian Imunisasi
Campak pada Batita Usia 12-35 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Tingkat
Pendidikan Ibu
Imunisasi Campak Jumlah
RP CI=95
p Tidak
Ya f
f f
1 2
Rendah Tinggi
17 9
54,8 15,3
14 50
45,2 84,7
31 59
100 100
3,595 1,819-7,103
0,000 Dari tabel 5.9 di atas dapat dilihat bahwa pada ibu yang berpendidikan rendah
proporsi yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 54,8, sedangkan yang memberikan imunisasi campak adalah 45,2. Pada yang berpendidikan tinggi
proporsi yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 15,3, sedangkan yang memberikan imunisasi campak adalah 84,7. Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji chi square pada variabel pendidikan ibu dengan variabel imunisasi campak, didapat nilai p 0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota tahun 2012. Ratio
prevalence imunisasi campak berdasarkan pendidikan ibu adalah 3,595 dengan
Universitas Sumatera Utara
CI=1,819-7,103, artinya pendidikan ibu merupakan fantor risiko terhadap pemberian imunisasi campak.
5.3.3. Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak Tabel 5.10. Tabulasi Silang antara Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Imunisasi
Campak pada Batita Usia 12-35 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Pekerjaan
Ibu Imunisasi Campak
Jumlah RP
CI=95 p
Tidak Ya
f f
f
1 2
Bekerja Tidak bekerja
17 9
30,9 25,7
38 26
69,1 74,3
55 35
100 100
1,202 0,604-2,391
0,771 Dari tabel 5.10 di atas dapat dilihat bahwa pada ibu yang bekerja proporsi
tidak memberikan imunisasi campak adalah 30,9, sedangkan proporsi yang memberikan imunisasi campak adalah 69,1. Pada ibu yang tidak bekerja proporsi
yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 25,7, sedangkan yang memberikan imunisasi campak adalah 74,3. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi
square pada variabel pekerjaan ibu dengan variabel imunisasi campak, didapat nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan
pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota tahun 2012. Ratio Prevalence
imunisasi campak berdasarkan pekerjaan ibu adalah 1,202 dengan CI=0,604-2,391, artinya pekerjaan ibu bukan merupakan faktor risiko terhadap pemberian imuisasi
campak.
Universitas Sumatera Utara
5.3.4. Hubungan Antara Paritas dengan Pemberian Imunisasi Campak Tabel 5.11. Tabulasi Silang antara Paritas dengan Pemberian Imunisasi Campak
pada Batita Usia 12-35 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Paritas
orang Imunisasi Campak
Jumlah RP
CI=95 p
Tidak Ya
f f
f
1 2
2 ≤ 2
14 12
50,0 19,4
14 50
50,0 80,6
28 62
100 100
2,583 1,378-4,845
0,007
Dari tabel 5.11 di atas dapat dilihat bahwa pada paritas 2 orang proporsi tidak memberikan imunisasi campak adalah 50,0, sedangkan proporsi yang
memberikan imunisasi campak adalah 50,0. Pada paritas ≤ 2 orang p
roporsi yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 19,4, sedangkan proporsi yang
memberikan imunisasi campak adalah 80,6. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada variabel paritas dengan variabel imunisasi campak,
didapat nilai p 0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota tahun 2012. Ratio prevalence imunisasi campak berdasarkan paritas adalah 2,583 dengan CI=1,378-4,845, artinya
paritas merupakan faktor risiko terhadap pemberian imunisasi campak.
Universitas Sumatera Utara
5.3.5. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak
Tabel 5.12. Tabulasi Silang antara Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak pada Batita Usia 12-35 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Pengetahuan Ibu
Imunisasi Campak Jumlah
RP CI=95
p Tidak
Ya f
f f
1 2
Kurang Baik
17 9
60,7 14,5
11 53
39,3 85,5
28 62
100 100
4,183 2,133-8,203
0,000
Dari tabel 5.12 di atas dapat dilihat bahwa pada ibu berpengetahuan kurang proporsi yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 60,7, sedangkan yang
memberikan imunisasi campak adalah 39,3. Pada ibu berpengetahuan baik proporsi yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 14,5, sedangkan proporsi yang
memberikan imunisasi campak adalah 85,5. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada variabel pengetahuan ibu dengan variabel imunisasi
campak, didapat nilai p 0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota tahun 2012. Ratio Prevalence imunisasi campak berdasarkan pengetahuan ibu adalah 4,183 dengan
CI=2,133-8,203, artinya pengetahuan ibu merupakan faktor risiko terhadap pemberian imunisasi campak.
Universitas Sumatera Utara
5.3.6. Hubungan Antara Sikap Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak Tabel 5.13.Tabulasi Silang antara Sikap Ibu dengan Pemberian Imunisasi
Campak pada Batita Usia 12-35 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Sikap Ibu
Imunisasi Campak Jumlah
RP CI=95
p Tidak
Ya f
f f
1 2
Kurang Baik
3 23
60,0 27,1
2 62
40,0 72,9
5 85
100 100
2,217 1,000-4,916
0,143 Dari tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa pada ibu dengan sikap kurang
proporsi yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 60,0, sedangkan yang memberikan imunisasi campak adalah 40,0. Pada ibu dengan sikap baik proporsi
yang tidak memberikan imunisasi campak adalah 27,1, sedangkan yang memberikan imunisasi campak adalah 72,9. Hasil analisis statistik tidak bisa dilakukan dengan
menggunakan uji chi square karena ada expected count yang kurang dari 5, sehingga dilakukan uji exact fisher pada variabel sikap ibu dengan variabel imunisasi campak,
didapat nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota tahun 2012. Ratio prevalence imunisasi campak berdasarkan sikap ibu adalah 2,217 dengan CI=1,000-4,916, artinya
sikap ibu bukan merupakan faktor risiko terhadap pemberian imunisasi campak.
Universitas Sumatera Utara
5.3.7. Hubungan Antara Efek Samping Imunisasi yang Diperoleh Sebelum Usia 9 Bulan dengan Pemberian Imunisasi Campak
Tabel 5.14. Tabulasi Silang antara Efek Samping Imunisasi yang Diperoleh sebelum Usia 9 Bulan dengan Pemberian Imunisasi Campak pada
Batita Usia 12-35 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Efek samping
imunisasi demam
Imunisasi Campak Jumlah
RP CI=95
p Tidak
Ya f
f f
1 2
Ada Tidak ada
20 6
34,5 18,8
38 26
65,5 81,2
58 32
100 100
1,839 0,823-4,108
0,182 Dari tabel 5.14 di atas dapat dilihat bahwa pada ada demam proporsi yang
tidak memberikan imunisasi campak adalah 34,5, sedangkan yang memberikan imunisasi campak adalah 65,5. Pada tidak ada demam proporsi yang tidak
memberikan imunisasi campak adalah 18,8, sedangkan proporsi yang memberikan campak adalah 81,2. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square
pada variabel efek samping imunisasi demam dengan variabel imunisasi campak, didapat nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara efek samping
imunisasi demam yang diperoleh sebelum usia 9 bulan dengan pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago
Halaban Kabupaten 50 Kota tahun 2012. Ratio prevalence imunisasi campak berdasarkan efek samping imunisasi demam adalah 1,839 dengan CI=0,823-4,108,
artinya efek samping imunisasi yang diperoleh sebelum usia 9 bulan bukan merupakan faktor risiko terhadap pemberian imunisasi campak.
Universitas Sumatera Utara
5.3.8. Hubungan Antara Jarak ke Pelayanan Kesehatan dengan Pemberian Imunisasi Campak
Tabel 5.15.Tabulasi Silang antara Jarak ke Pelayanan Kesehatan dengan Pemberian Imunisasi Campak pada Batita Usia 12-35 bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
No Jarak ke
pelayanan kesehatan
Imunisasi Campak Jumlah
RP CI=95
p Tidak
Ya f
f f
1 2
Dekat Jauh
17 9
27,4 32,1
45 19
72,6 67,9
62 28
100 100
0,853 0,435-1,673
0,836 Dari tabel 5.15 di atas dapat dilihat bahwa pada jarak dekat proporsi yang
tidak memberikan imunisasi campak adalah 27,4, sedangkan proporsi yang memberikan imunisasi campak adalah 72,6. Pada jarak jauh proporsi yang tidak
memberikan imunisasi campak adalah 32,1, sedangkan proporsi yang memberikan imunisasi campak adalah 67,9. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi
square pada variabel jarak ke pelayanan kesehatan dengan variabel imunisasi campak, didapat nilai p 0,05, artinya tidak ada hubungan antara jarak ke pelayanan kesehatan
dengan pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota tahun 2012. Ratio prevalence
imunisasi campak berdasarkan jarak ke pelayanan kesehatan adalah 0,853 dengan CI=0,435-1,673, artinya jarak ke pelayanan kesehatan bukan merupakan faktor risiko
terhadap pmberian imunisasi campak.
5.4. Analisis Multivariat
Pada penelitian ini, variabel independen yang memenuhi kriteria kemaknaan P 0,25 statistik dimasukkan ke dalam model, yaitu variabel umur ibu, pendidikan
Universitas Sumatera Utara
ibu, paritas dan pengetahuan ibu. Hasil dari analisis regresi logistik berganda dengan metode forward dilihat pada tabel 5.16 di bawah ini :
Tabel 5.16. Variabel yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban
Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
Variabel B koef.
Regresi p
Exp B CI For 95
Lower Upper
Constant Pengetahuan
-2,644 2,208
0,000 9,101
3,228 25,661
Berdasarkan tabel 5.15 di atas dapat diketahui bahwa faktor yang paling
dominan berhubungan dengan pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota tahun
2012 adalah pengetahuan ibu dengan overall precentage sebesar 77,8 dan nilai Exp B sebesar 9,101.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1.Cakupan Imunisasi Campak pada Batita Usia 12-35 Bulan
Gambar 6.1. Diagram Pie Imunisasi Campak pada Batita Usia 12-35 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012
Dari gambar 6.1 di atas dapat dilihat bahwa imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban tahun 2012 adalah 71,1. Angka ini
menunjukkan bahwa cakupan imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban masih jauh dibawah sasaran dari Puskesmas Lareh Sago Halaban dan
standar UCI yaitu sebesar 100.
4,13
Rendahnya cakupan imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan ibu tentang penyakit
campak walaupun sebagian besar yaitu sebanyak 68,9 ibu sudah memiliki pengetahuan baik. Hal ini dapat dilihat dari banyak responden yang tidak tahu
71,1 28,9
Imunisasi campak
Ya Tidak
Universitas Sumatera Utara
penyebab dan penularan penyakit campak. Walaupun sikap ibu sudah baik yaitu sebesar 94,4, namun berdasarkan jawaban responden dapat dilihat bahwa sebanyak
23,3 ibu masih tidak setuju pemberian imunisasi campak kepada anak pada saat anak berumur 9-11 bulan.
6.2. Analisis Bivariat 6.2.1. Hubungan Umur Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak