Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak

nilai p=0,005. Hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan pemberian imunisasi campak. Ibu yang berumur muda, yang baru memiliki anak cenderung memberikan perhatian lebih terhadap anaknya, termasuk membawa anaknya untuk diimunisasi campak. Peningkatan umur ibu mungkin saja diikuti dengan bertambahnya jumlah anak dan kesibukan ibu dalam bekerja ataupun hal lain sehingga perhatian ibu akan terpecah dan tidak memiliki waktu lagi membawa anaknya untuk diimunisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Dessy 2010 di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai dengan desain cross sectional yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara umur ibu dengan pemberian imunisasi campak pada anak dengan p=0,021. 22

6.2.2. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak

Gambar 6.3. Diagram Bar Prevalensi Pemberian Imunisasi Campak pada Batita Usia 12-35 Bulan Berdasarkan Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012 54,8 15,3 45,2 84,7 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pendidikan rendah Pendidikan tinggi P rop rs i Tidak imunisasi campk Imunisasi campak Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 6.3 diatas dapat dilihat bahwa prevalens rate batita yang tidak diberikan imunisasi campak berdasarkan ibu yang berpendidikan rendah sebesar 54,8, sedangkan pada ibu yang berpendidikan tinggi 15,3. Ratio Prevalens = 3,595 95 CI : 1,819-7,103. Nilai RP 1 dan CI tidak terdapat angka 1, artinya pendidikan ibu merupakan faktor risiko terhadap pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai p=0,000. Hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi campak. Ibu yang berpendidikan tinggi cenderung akan membawa anaknya untuk diimunisasi dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Ibu yang berpendidikan lebih baik cenderung lebih besar keterlibatannya dalam program pelayanan kesehatan, memiliki pengertian yang lebih baik tentang pencegahan penyakit dan mempunyai kesadaran yang lebih tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan. Kesadaran ini dapat mendorong untuk ambil bagian dalam program- program kesehatan termasuk imunisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Muamalah 2006 dengan desain cross sectional, didapatkan bahwa pendidikan ibu berhubungan dengan status imunisasi campak dengan p=0,002. 35 Hal ini juga sejalan dengan penelitian Yuzar 2011 di wilayah kerja Puskesmas Sawang Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan dengan desain explanatory survey, didapatkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi campak dengan p=0,000. 31 Universitas Sumatera Utara

6.2.3. Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Campak

Gambar 6.4. Diagram Bar Prevalensi Pemberian Imunisasi Campak pada Batita Usia 12-35 Bulan Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012 Berdasarkan gambar 6.4 diatas dapat dilihat bahwa prevalens rate batita yang tidak diberikan imunisasi campak berdasarkan ibu yang bekerja sebesar 30,9, sedangkan pada ibu yang tidak bekerja sebesar 25,7. Ratio Prevalens = 1,202 95 CI : 0,604-2,391. Nilai RP 1 namun CI terdapat angka 1, artinya pekerjaan ibu bukan merupakan faktor risiko terhadap pemberian imunisasi campak pada batita usia 12-35 bulan. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai p=0,771. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan pemberian imunisasi campak. Hal ini disebabkan oleh tidak ada alasan kesibukan atau kurangnya waktu ibu membawa anaknya untuk diimunisasi. Walaupun sebagian besar ibu bekerja, mereka 30,9 25,7 69,1 74,3 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Bekerja Tidak bekerja P r op or si Tidak imunisasi campak Imunisasi campak Universitas Sumatera Utara tetap menyediakan waktu untuk anaknya dan tetap membawa anaknya untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Dessy 2010 di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai dengan desain cross sectional yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian imunisasi campak pada anak dengan p=0,646 dan RP=0,862 95 CI: 0,452-1,642. 22

6.2.4. Hubungan Antara Paritas dengan Pemberian Imunisasi Campak

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 1 18

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 0 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Wiliayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo.

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK USIA 12-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAMBAK KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2014.

2 5 11

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN KABUPATEN LIMA 50 KOTA.

0 2 14

PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI POTONG DI KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN KABUPATEN 50 KOTA.

0 1 6

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI KABUPATEN TEGAL.

0 2 95

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

7 25 46

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO | Karya Tulis Ilmiah

0 0 13

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Peternak Ayam Ras Petelur Di Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten Lima 50 Kot

0 0 10