Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi Ujian Skill-lab

(1)

HIDAYATULLAH JAKARTA

MENGHADAPI UJIAN SKILL-LAB

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Oleh:

MOHAMMAD FANSHURI ABDILLAH NIM: 1110104000032

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M/1435 H


(2)

(3)

iii

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2014

Mohammad Fanshuri Abdillah, NIM: 1110104000032

The Effect of Zikir on Nursing Student Anxiety Scale When Taking on Skill-lab Exam in Nursing Scholl of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xvii + 79 pages + 11 tables + 3 schemes + 11 attachments ABSTRACT

Skill-lab exam is one of stressor that can cause anxiety in nursing students. Anxiety experienced by student can disrupt academic performance, even when taking on skill-lab examination can hinder student ability that can not perform the procedure appropriately. Anxiety coming up when taking the skill-lab exam needs to be reduced. Zikir intervention is an integration of autogenic techniques, meditation, and deep breathing techniques that can significantly reduce anxiety. The aim of this study was to determine the effect of Zikir on anxiety of nursing student when taking on skill-lab examination. This quasi-experimental study using randomized control group pre-test and post-test designe conducted on Maternity IUD insertion skill-lab exam in Nursing School of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta with 48 respondents. The anxiety is measured by using the Hamilton Anxiety Scale (Ham-A).

There was statistically reduction of nursing student anxiety between before and after treatment in the treatment group (p=0.000), whereas the control group showed an increase in anxiety (p=0.000). Thus, research proof that zikir can decrease nursing student anxiety significantly in taking on skill-lab exam.

This result sugggest nursing student to practice Zikir relaxation technique to reduce anxiety when taking on skill-lab exam.

Keywords : Anxiety, Skill-lab Exam, Nursing Student, Zikir Reference : 110 (years 2003-2014)


(4)

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014

Mohammad Fanshuri Abdillah, NIM: 1110104000032

Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi Ujian Skill-lab

xvii + 79 halaman + 11 tabel + 3 skema + 11 lampiran ABSTRAK

Ujian praktikum merupakan salah satu stressor yang dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa keperawatan. Kecemasan yang dialami mahasiswa dapat mengganggu kegiatan akademik siswa, bahkan kecemasan saat menghadapi ujian praktikum dapat menyebabkan siswa tidak dapat melakukan tindakan dengan tepat. Kecemasan yang muncul saat menghadapi ujian merupakan masalah yang perlu dilakukan penanganan. Intervensi zikir merupakan integrasi dari tehnik autogenik, meditasi, dan napas dalam yang dapat menurunkan kecemasan secara signifikan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zikir terhadap kecemsan mahasiswa keperwatan saat menghadapi ujian praktikum. Penelitian ekperimen semu ini menggunakan metode randomized control group pre-test and post-test design yang dilakukan pada ujian praktikum pemasangan AKDR mata kuliah Maternitas di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan responden 48 mahasiswi semester 6. Gejala kecemasan yang dialami mahasiswa diukur dengan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Scale (Ham-A).

Pada penghitungan statistik ditemukan adanya penurunan skor kecemasan yang signifikan antara sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan (p = 0.000), sedangkan kelompok kontrol menunjukkan peningkatan skor (p = 0.000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Zikir dapat menurunkan kecemasan mahasiswa keperawatan saat menghadapi ujian praktikum.

Hasil penelitian ini menyarankan agar mahasiswa dapat melakukan tehnik relaksasi Zikir untuk mengurangi kecemasan yang dialami saat menghadapi ujian praktikum.

Kata Kunci : Kecemasan, Ujian Praktikum, Mahasiswa Keperawatan, Zikir Refrensi : 110 (tahun 2003-2014)


(5)

(6)

(7)

(8)

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : MOHAMMAD FANSHURI ABDILLAH

Tempat, tanggal Lahir : Cirebon, 16 Januari 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Ds. Dukuhwidara Rt/Rw 03/05 Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon

Hp : +6281909970300

E-mail : fanshuryabd@gmail.com

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Islam An-Nasuha Kalimukti 1996-1998 2. MI Salafiyah An-Nasuha Kalimukti 1998-2004 3. MTs Manbaul-Hikmah Gedongan 2004-2007 4. MA Manbaul-Hikmah Gedongan 2007-2010 5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang


(9)

ix

يرقف ىف اريقف نوكا ا يانغ ىف ريقفلا انا يهلا

Tuhanku, aku fakir dalam kayaku; apatah lagi dalam fakirku!

يلهج ىف اوهج نوكا ا فيكف يملع ىف لوهجلا انا يهلا

Tuhanku, aku bodoh dalam tahuku; apatah lagi dalam bodohku!

كيمركب قيليام كنمو يمؤلب قيلي ام ينم يهلا

Tuhanku, segala yang datang dariku sesuai dengan kehinaanku, segala yang

datang dari-Mu sesuai dengan kemuliaanmu!

يلعف حيبق عم يب كمحراا امو يلهج ميظع عم يب كفطلا ام يهلا

Tuhanku, betapa Engkau mengasihiku padahal aku begitu dungu. Betapa Engkau menyayangiku padahal begitu buruk perbuatanku!

كنع يندعبا امو ينم كبرقا ام يهلا

Tuhanku, betapa Engkau sangat dekat denganku, dan betapa aku sangat jauh dari-Mu!

كلضف اهنم ينلاقا لب كلدع اهيلع يدامتعا مده اهتديش ةلاحو اهتينب ةعاط نم مك يهلا

Tuhanku, betapa banyak ketaatan yang kulakukan dan keadaan yang telah

kuperbaiki, tiba-tiba harapanku kepadanya dihancurkan oleh keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu kemudian membebaskanku darinya!

رماا تناو مزعاا فيكو رهاقلا تنا و مزعا فيك يهلا

Tuhanku, bagaimana aku akan bertekad sementara Engkaulah yang menentukan? Tetapi, bagaimana aku tidak akan bertekad sementara Engkau yang memberi perinta?

يلكتم كيلعو ناها فيك ما يلما تناو بيخا فيك يهلا

Tuhanku,bagaiman aku kecewa sementara Engkaulah harapanku? Bagaimana aku terhina sementara Engkaulah sandaranku!

ئش لك ىف يلا فرعتت نا ينم كدارم نا راوطاا تاقنتوراثاا فاتخاب تملع دق يهلا

ئش ىف كلهجا ا ىتح

Tuhanku, lewat perubahan keadaan dan pergantian masa aku menyadari Engkau hendak memperkenalkan diri-Mu kepadaku dalam segala sesuatu sehingga aku tidak lalai dari-Mu!


(10)

x

KATA PENGANTAR

Semesta puja dan puji selamanya dipanjatkan kehadirat Allah Ar-Rahman, Tuhan yang penuh kasih yang kasihnya tak pernah pilih kasih, Tuhan yang Maha Melembutkan hati saat manusia mulai gelap dan merasa mati. Atas rahmat Allah-lah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Untaian shalawat dan doa selalu tercurahkan kepada Imam para Nabi, penutup para Rasul, sang pencerah sepanjang zaman, Muhammad ibnu Abdillah SAW.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) pada PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai wadah latihan bagi penulis untuk belajar berfikir kritis dan metodologis.

Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui, meskipun telah berusaha maksimal dalam penyusunan proposal skripsi ini, pastilah masih ada hal-hal yang kurang dan mesti diperbaiki, baik dari segi materi maupun metodologi, oleh karena itu segala masukan dan komentar mengenai tulisan ini penulis terima sebagai sebuah apresiasi.

Dan pada ahirnya, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, mengarahkan, dan mendukung penyusunan skripsi ini. Rangkaian terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, SP. And., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep., MKM., selaku Ketua Program Studi dan Ns. Eni NurainiAgustini, S. Kep., M. Sc., selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ratna Pelawati, M. Biomed., dan Ibu Gusrina Komara Putri, MSN., selaku Dosen Pembimbing, yang selalu memberikan semangat untuk berlari, dan selalu setia mengoreksi dan meluruskan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Segenap jajaran pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rasa-rasanya tak cukup empat tahun ini untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari bangku kuliah ini.

5. Kedua orang tua, Bpk. Thoyib dan Ibu Rohanah. Bagaimanapun, sejauhmanapun, setinggi apapun, tak akan pernah habis ilmu dan pengetahun yang bisa dipelajari dari ketabahan, keteguhan sikap, dan keikhlasan dari kedua orangtuaku ini. Ridho Allah telah menunggu kalian di depan pintu firdaus.

6. Adikku tercinta, Nur Hikmatul Maulia -Nok Nik- terimakasih nok. Tetaplah menjadi wanita yang yang rendah hati dalam keluhuran ahlak, mulia, dan berlapang rasa. Rasa-rasanya belum bisa kakakmu ini menjadi uswatun hasanah untuk-mu.


(11)

xi

penulis dengan segudang pengetahuan dan nilai-nilai “alhayatu lil khidmah” untuk mengahadapi hari esok.

8. Pihak Kementrian Agama RI, Direktorat Pendidikan Islam, yang dengan komitmennya telah mengantarkan penulis sampai ke pintu gerbang ahir pendidikan akademik di perguruan tinggi ini. Allah tak akan lalai dengan apa yang diamalkan oleh hamba-Nya.

9. Sahabat-sahabat PSIK 2010, CSS MoRA UIN Jakarta, PMII KOMFAKKES. Kita berlari dalam harmoni.

10. Jama’ah Mushalla Ar-Rahmah yang selalu memberi inspirasi, dan orang-orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan kasih penulis, karena dengan dukungannya-lah penulis mampu melangkah sampai garis ini. Terimakasih.

Ciputat, Juni 2014


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul i

Pernyataan Keaslian Karya ii

Abstract iii

Abstrak iv

Pernyataan Persetujuan v

Lembar Pengesahan vi

Daftar Riwayat Hidup vii

Catatan Penulis -Apatah ini- ix

Kata Pengantar x

Daftar Isi xii

Daftar Singkatan xv

Daftar Tabel dan Bagan xvi

Daftar Lampiran xvii

1. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Pertanyaan Penelitian 6

1.4 Tujuan Penelitian 6

1.5 Manfaat Penelitian 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian 7

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Kecemasan 9

2.1.1 Pengertian Kecemasan 9

2.1.2 Teori Kecemasan 10

2.1.3 Klasifikasi Tingkat Kecemasan 12 2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan 14


(13)

xiii

2.1.7 Skala Pengukur 17

2.2 Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-Lab 19

2.2.1 Praktikum Keperawatan 19

2.2.2 Kecemasan Saat Praktikum 21

2.2.3 Pengaruh Kecemasan Mahasiswa 22 2.2.4 Penanganan Kecemasan Mahasiswa 23

2.3 Zikir 26

2.3.1 Definisi 26

2.3.2 Jenis 27

2.3.3 Zikir Asmaul Husna 29

2.3.4 Bilangan Zikir 31

2.3.5 Manfaat Zikir 32

2.4 Pengaruh Zikir Terhadap Kecemasan 34

2.5 Kerangka Teori 35

2.6 Penelitian Terkait 35

3. BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep 38

3.2 Hipotesis Penelitian 40

3.3 Definisi Operasional 41

4. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian 42

4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling 43

4.3 Kriteria Sampel 44

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 45

4.5 Instrumen Penelitian 45

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 47

4.7 Prosedur Pengumpulan Data 49


(14)

xiv

4.9 Prosedur Pengolahan Data 53

4.10 Analisa Data 54

5. BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Responden 56

5.2 Hasil Analisis Univariat 57

5.3 Hasil Analisis Bivariat 60

6. BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan 65

6.2 Keterbatasan Penelitian 76

7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan 77

7.2 Saran 79

Daftar Pustaka Lampiran


(15)

xv

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan

GAD : General Anxiety Disorder

QS : Qur’an Surat

GABA : Gamma Aminobutyric Acid

HT : Hydroxytyptamine

DSM : Diagnostic and Statistical Manual

ADIS : Anxiety Disorder Interview Schedule SCID : Structural Clinical Interview

ASI : Anxiety Sensivity Index

BAI : Beck Anxiety Inventory

Ham-A : Hamilton Anxiety Scale

DASS : Depression Anxiety Stress Scale PSWQ : Penn State Worry Questionarre STAI : Speilberg Stae-Trait Anxiety Inventory

NLN : National League of Nurse

RN : Registered Nurse

TMAS : Taylor Manifest Anxiety Scale SWT : Subhanahu Wa Ta’ala

SAW : Shallahu ‘Alayhi Wasallam

RA : Radhiyallahu ‘Anhu

SC : Sectio Cessaria

RSU : Rumah Sakit Umum

SD : Standar Deviasi

PMS : Pre Menstrual Syndrom

UI : Universitas Indonesia

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

CRH-ACTH : Corticotropin Releasing Hormone-Adrenocorticotropic Hormone

DLPFC : Dorsolateral Prefontal Cortex


(16)

xvi

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Halaman

Skema 2.1 Kerangka Teori 35

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 39

Tabel 3.1 Definisi Operasional 43

Bagan 4.1 Alur Penelitian 51

Tabel 5.1 Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian

Skill-lab Saat Pre-test Pada Kedua Kelompok 57

Tabel 5.2 Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian

Skill-lab Saat Post-tes Pada Kedua Kelompok 58

Tabel 5.3 Distribusi Presentase Tingkat Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test 58 Tabel 5.4 Distribusi Presentase Tingkat Kecemasan Mahasiswa

Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-tes 59 Tabel 5.5 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa

Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test Pada

Kedua Kelompok 61

Tabel 5.6 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test

dan Post-test Pada Kelompok Perlakuan 62

Tabel 5.7 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test

dan Post-test Pada Kelompok Kontrol 62

Tabel 5.8 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-test Pada

Kedua Kelompok 63

Tabel 5.9 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan

Post-test Pada Kedua Kelompok 64

Tabel 6.1 Perubahan Yang Dialami Mahasiswa Saat Menghadapi Ujian Praktikum Yang Berkaitan Dengan Kecemasan Pada Pre-test 67


(17)

xvii Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Penjelasan Penelitian Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Hasil Pilot Study

Lampiran 6. Satuan Acara Pelatihan Zikir Lampiran 7. Izin Instrumen Penelitian Lampiran 8. Tingkat Kecemasan Mahasiswa Lampiran 9. Analisa Uji Bivariat

Lampiran 10. Perubahan Terkait Kecemasan


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cemas (ansietas) merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (Nanda, 2013). Cemas juga diartikan sebagai perasaan yang berlebihan tentang sesuatu yang tidak jelas dan dianggap sebagai suatu ancaman (Hyman dan Pedrick, 2011). Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck, 2008). Cemas merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya yang akan datang (DiTomasso dan Gosch, 2002 dalam Stein et al., 2009).

Cemas mempengaruhi seseorang dalam tiga hal; 1) perubahan fisik menunjukkan perubahan pada frekuensi jantung, mual, muntah, ketegangan otot, berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental, khawatir, gelisah, bingung, dan penurunan tingkat konsentrasi; 3) perubahan perilaku seperti menjauhi benda, tempat atau situasi tertentu (Hyman dan Pedrick, 2011).

Ansietas dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional pada individu (Videbeck, 2008). Kecemasan tingkat tinggi dapat mengganggu ingatan, bahasa, organisasi, dan kontrol keinginan (Begley,1995 dalam Meltzer, 2010).


(19)

Stres pada siswa dapat menyebabkan kecemasan yang kemudian dapat mengganggu kegiatan akademik siswa dengan menurunkan kemampuan koping (Moscaritolo, 2009). Berbagai penelitian (Burnstein, 1998; Hogan, 2004; Kimberly Hye-Kyung, 1997; Kleehammer, Hart, dan Keck, 1990) menunjukkan bahwa seting klinik merupakan salah satu sumber peningkatan kecemasa pada siswa (Ward, 2008). Afolayan et al. (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kecemasan merupakan penyebab umum dari buruknya penampilan akademik siswa keperawatan saat melakukan ujian. Dalam sebuah studi yang dilakukan menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami siswa memprovokasi adanya penurunan motivasi belajar siswa dan menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai ujian, bukan pada kemampuan belajar mereka (Mellincavage, 2008).

Kecemasan yang dialami mahasiswa dapat ditangani dengan tehnik relaksasi karena dapat menurunkan ketegangan fisiologis (Asmadi, 2008). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa relaksasi dapat secara efektif digunakan sebagai penanganan kecemasan pada mahasiswa perguruan tinggi (Hughes, 1993, dalam Rice, 2008). Tehnik relaksasi mempunyai banyak jenis, salah satunya adalah relaksasi autogenik (Asmadi, 2008). Autogenik adalah kegiatan terus-menerus mengulangi sebuah pernyataan positif kepada diri sendiri dalam keadaan relaksasi (Barnabas, 2008).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tehnik autogenik dapat menurunkan tingkat kecemasan secara signifikan (Kanji, White, dan Ernst, 2004). Penelitian lain yang dilakukan Prato dan Yucha pada April 2013 menyimpulkan bahwa latihan autogenik merupakan tehnik yang


(20)

3

paling efektif dan secara statisik menurunkan respiration rate dan suhu perifer yang merupakan gejala dari gangguan cemas.

Asmadi (2008) menyatakan bahwa tehnik relaksasi autogenik mudah dilakukan dan tidak beresiko. Prinsip tehnik ini adalah seseorang harus mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra, doa, atau zikir dalam hati seiring dengan ekspirasi udara paru.

Kata zikir secara bahasa berarti menyebut, mengingat, memperhatikan, mengenang, menuturkan, dan mengerti (Syukur, 2004 dalam Harahap dan Reza, 2008). Zikir menurut istilah diartikan sebagai segala proses komunikasi seorang hamba dengan sang Khaliq untuk senantiasa ingat dan tunduk kepada-Nya dengan cara membaca takbir, tahmid, tasbih, membaca Al-Quran, dan lainnya (Almahfani, 2006).

Mengingat Allah (zikir) merupakan hal yang diperintahkan Allah kepada manusia. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab/33: 41sebagai berikut:            

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42).

Allah S.W.T berfirman dalam surat Ar-Ra’du/13: 28 mengenai zikir:

            


(21)

Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28).

Dalam Miftahu Al-Falah wa Mishbahu Al-Arwah Ibnu A’thaillah As-Sakandari mencatat setidaknya terdapat 68 faidah (manfaat) yang akan didapatkan oleh orang yang rajin berzikir (Junaidi, 2007). Manfaat zikir yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang antara lain menghilangkan kecemasan, kegundahan, kesulitan dan depresi (Zainul, 2007).

Berbagai penelitian tentang manfaat zikir telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Maimunah dan Sofia (2011) menunjukkan bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan pada kehamilan ibu primipara. Penelitian lain menyimpulkan bahwa intervensi psikoterapi Islami (termasuk didalamnya zikir) dapat menurunkan gejala General Anxiety Disorder (GAD) pada mahasiswa (Abdullah et al., 2013).

Sebagai dasar untuk menyusun konsep dan desain penelitian ini, peneliti memandang perlu untuk melakukan sebuah studi dini (pilot study). Pilot Study merupakan sebuah langkah untuk memfasilitasi penelitian untuk dijadikan sebagai acuan dalam menyusun tinjauan pustaka, kerangka, dan metode suatu penelitian (Gau, 2007). Dalam hal ini, peneliti melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui rata-rata kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab, mata kuliah


(22)

5

yang dianggap paling mencemaskan, dan durasi munculnya kecemasan tersebut.

Berdasarkan hasil pilot study yang dilakukan pada 50 mahasiswa yang dibagi secara proporsional pada masing-masing semester dengan menggunakan skala kecemasan Hamilton, menunjukkan 4% mahasiswa tidak mengalami kecemasan, 55% pada kecemasan ringan, 38% kecemasan sedang dan 8% pada kecemasan berat. Masing-masing angkatan memiliki nilai rata-rata yang berbeda, dengan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada angkatan 2011 yaitu 43% kecemasan sedang, 14% kecemasan berat, dan 43% kecemasaan ringan. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami gejala kecemasan saat menghadapi ujian praktikum (skill-lab) dan dapat mengganggu penampilan siswa saat ujian sehingga perlu dilakukan penanganan.

1.2. Rumusan Masalah

Melihat hasil pilot study yang menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami kecemasan saat menghadapi ujian praktikum, dan berlandaskan pada teori kecemasan, peneliti menyimpulkan perlu dilakukan intervensi (perlakuan) untuk mengatasi masalah kecemasan tersebut.

Berdasarkan pemaparan teori, nass (ayat al-Quran) dan hasil berbagai penelitian terkait kecemasan, ujian skill lab dan zikir diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh zikir terhadap skor


(23)

kecemasan menghadapi ujian skill lab yang dialami mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Apakah dapat menurunkan atau tidak.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil pertanyaan penelitian sebagai berikut; apakah zikir dapat mempengaruhi skor kecemasan mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta saat menghadapi ujian skill-lab (praktikum).

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan umum

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zikirsebagai terapi terhadap skor kecemasan menghadapi ujian skill lab pada mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4.2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi skor dan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelang ujian skill lab pada Tahun 2014 saat pre-test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

b. Mengidentifikasi skor dan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelang ujian


(24)

7

skill lab pada Tahun 2014 saat post-test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

c. Mengidentifikasi pengaruh zikir terhadap skor kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghadapi ujian skill lab.

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Pendidikan

Tehnik zikir dapat digunakan oleh mahasiswa keperawatan untuk menurunkan kecemasan saat menghadapi ujian skill-lab sehingga mahasiswa menjadi lebih tenang dan siap untuk mengikuti ujian.

1.5.2. Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh peneliti lain baik secara teoritis maupun secara metodologis mengenai penelitian terkait tingkat kecemasan mahasiswa, ujian skill lab, dan penanganannya.

1.5.3. Keperawatan

Proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber dan landasan pengembangan keilmuan keperawatan khususnya keperawatan jiwa dengan menggunakan pendekatan religi.


(25)

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggambarkan pengaruh zikir terhadap skor kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghadapi ujian skill lab. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah tingkat akademik (tingkat 1,2,3, dan 4) yang mengalami kecemasan ketika menghadapi ujian praktikum ( skill-lab). Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik kuantitatif dengan desain quasi experimental. Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh peneliti melalui pengukuran langsung skor kecemasan pada mahasiswa menjelang ujian skill lab sebelum dan setelah dilakukan intervensi.


(26)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Umum Kecemasan 2.1.1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi (Videbeck, 2008).

Cemas diartikan sebagai suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis (Tomb, 2004). Cemas juga diartikan sebagai perasaan yang berlebihan tentang sesuatu yang tidak jelas dan dianggap sebagai suatu ancaman (Hyman dan Pedrick, 2012). Cemas merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya yang akan datang (DiTomasso dan Gosch, 2002 dalam Stein et al., 2009).

Mlek (2011) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi atau perasaan menyakitkan yang timbul dari ketidakamanan sosial atau ketidakmampuan memenuhi kebutuhan biologis secara puas.

Cemas mempengaruhi seseorang dalam tiga hal; 1) perubahan fisik menunjukkan perubahan pada frekuensi jantung, mual, muntah, ketegangan otot, berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental, khawatir, gelisah, bingung, dan penurunan tingkat konsentrasi; 3)


(27)

perubahan perilaku, menjauhi benda, tempat atau situasi tertentu (Hyman dan Pedrick, 2012).

Pada dasarnya, cemas tidak dapat dibedakan dari takut karena individu yang merasa takut atau cemas mengalami pola respons perilaku, fisiologis, dan emosional dalam rentang yang sama. Perbedaan nyata antara keduanya ialah bahwa rasa takut timbul sebagai respon terhadap objek yang dapat diidentifikasi dan spesifik (Videbeck, 2008).

Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek membahayakan, yang bergantung pada tingkat, lama, dan kemampuan koping individu terhadap kecemasan tersebut (Videbeck, 2008).

Dari beberapa penjelasan mengenai definisi kecemasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak menyenangkan yang berlebihan terhadap sesuatu hal yang tidak jelas dan meningkatkan kewaspadaan dengan menunjukkan berbagai rentang respon baik yang adaptif maupun maladaptif. Respon tubuh terhadap kecemasan meliputi tiga hal, yaitu perubahan fisik, mental, dan perilaku.

2.1.2. Teori Kecemasan

Videbeck (2008) dalam bukunya menjelaskan berbagai teori yang menjelaskan tentang terjadinya kecemasan, yaitu teori biologi dan teori psikodinamik.


(28)

11

A. Teori Biologi a) Teori Genetik

Ansietas memiliki komponen yang dapat diwariskan dari kerabat tingkat pertama individu yang mengalami peningkatan ansietas, insidennya mencapai 25% pada kerabat tingkat pertama dan wanita mempunyai resiko dua kali lipat dari pria. Kromosom 13 dikatakan terlibat dalam proses terjadinya gangguan panik dan sakit kepala hebat. b) Teori Neurokimia

GABA (asam gama-amino butirat) merupakan suatu neurotransmiter inhibitor yang berfungsi sebagai agen ansietas alami tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron. Selain itu beberapa senyawa lain ikut terlibat dalam proses tersebut, diantaranya benzodiazepin dan serotonin (5-HT). B. Teori Psikodinamik

a) Psikoanalitis

Freud memandang ansietas merupakan hal alamiah seseorang sebagai stimulus untuk perilaku. Ia menjelaskan bahwa respon cemas merupakan mekanisme pertahanan manusia untuk mengendalikan kesadaran terhadap stimulus tertentu.


(29)

b) Teori Perilaku

Teori ini memandang bahwa ansietas sebagai sesuatu yang dipelajari melalui pengalaman individu. Individu dapat memodifikasi perilaku maladaptif tanpa memahami penyebab perilaku tersebut. Perilaku yang berkembang dan mengganggu kehidupan individu dapat ditiadakan atau dibuang melalui pengalaman berulang yang dipandu oleh seorang ahli.

c) Teori Interpersonal

Sullivan (1952) berpendapat bahwa ansietas timbul dari masalah-masalah dalam hubungan interpersonal dan ini erat kaitannya dengan kemampuan untuk berkomunikasi. Semakin tinggi tingkat ansietas, semakin rendah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan dengan orang lain.

2.1.3. Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat, dan panik. Tingkat atau level kecemasan yang dialami seseorang tergantung pada tingkat stres dan durasi stres tersebut (Videbeck, 2008). Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional pada individu (Basavanthappa, 2007).

A. Mild Anxiety (kecemasan ringan)

Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori


(30)

13

meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berfikir, bertindak, merasakan, dan melindungi dirinya.

B. Moderate Anxiety (kecemasan sedang)

Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang berbeda, individu menjadi gugup dan agitasi.

C. Severe Anxiety (kecemasan berat)

Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, ia memperlihatkan respon takut dan distres. Ketika individu mengalami kecemasan berat, kemampuan untuk bertahan menurun, terjadi respon defensif, dan keterampilan kognitif menurun secara signifikan. D. Panik

Ketika individu mencapai tingkat tertinggi kecemasan; panik, semua pikiran rasional berhenti dan individu tersebut mengalami respon fight, flight, atau freez. Videbeck (2008) menjelaskan bahwa dalam keadaan panik, alam psikomotor-emosional individu mendominasi. Lonjakan adrenalin menyebabkan tanda-tanda vital sangat meningkat, pupil membesar dan proses kognitif hanya berfokus pada pertahanan individu tersebut.


(31)

2.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor penyebab munculnya perasaan cemas (Stuart dan Michele, 2005). A. Teori Pshykoanalitik

Freud (1969) mengidentifikasi bahwa kecemasan terbagi dalam dua macam, yaitu cemas primer (utama) dan cemas pengikut (subsequent). Dengan meningkatnya perkembangan ego seseorang, maka kecemasan yang dihadapi juga berbeda. Freud menganggap bahwa kecemasan subsquent merupakan produk dari konflik antara id dan superego individu.

B. Teori Interpersonal

Sullivan (1953) berbeda pendapat dengan Freud, ia menganggap bahwa kecemasan akan muncul sampai seseorang memiliki kewaspadaan terhadap lingkungannya. Tingkat harga diri seseorang merupakan faktor yang sangat penting kaitannya dengan kecemasan. Seseorang yang mempunyai penghargaan tinggi bagi dirinya lebih mampu untuk mengatasi cemas.

C. Teori Perilaku

Beberapa teori perilaku mengajukan bahwa kecemasan merupakan hasil dari frustasi yang disebabkan oleh berbagai hal yang berkaitan dengan pencapaian sebuah tujuan. Pendapat lain juga mengatakan bahwa kecemasan muncul karena adanya stimulus tertentu. Kecemasan juga disebabkan karena adanya


(32)

15

konflik internal ketika individu diharuskan untuk memilih diantara banyak pilihan.

2.1.5. Faktor Resiko

Dalam berespon terhadap suatu stres yang dialami, individu dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko yang memungkinkan seseorang untuk beradaptasi dengan baik ataupun maladaptif (Stuart dan Michele, 2005).

A. Usia

Usia seseorang erat kaitannya dengan jenis stres, sumber pendukung, dan kemampuan koping terhadap stres tersebut. Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa antara mahasiswa usia dibawah 21 tahun dan diatas 21 tahun memiliki tingkat kecemasan yang berbeda.

B. Jenis Kelamin

Secara umum, gangguan psikiatrik dapat dialami oleh pria dan wanita secara seimbang. Namun kemampuan dan ketahanan dalam menghadapi dan koping terhadap masalah tersebut secara luas lebih tinggi pada pria. Puskar (2009) menyimpulkan bahwa pada masyarakat pedesaan, wanita memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari pada pria.

C. Tingkat Pendidikan

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pendidikan merupakan sumber koping yang penting dalam berespon


(33)

terhadap sebuah stres. Individu dengan tingkat pendidikan rendah menunjukkan sikap yang kurang dalam mencari pelayanan psikiatrik dan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih sering mencari pelayanan psikiatrik.

D. Pendapatan (tingkat ekonomi)

Para ahli sepakat bahwa kemiskinan merupakan faktor besar yang mempengaruhi terjadinya gangguan psikiatrik. Meskipun pengaruh dari kemiskinan tidak dapat digeneralisir untuk semua kelompok sosial dan budaya, namun prevalensi tertinggi ada pada kelompok wanita, lansia, dan kalangan minoritas.

E. Etnik

Etnik individu, meliputi ras, bangsa, suku, dialek bahasa, budaya atau latar belakang seseorang. Etnik tertentu memiliki budaya tertentu yang has dan spesifik. Kebudayaan mempengaruhi seseorang dalam sikap dan perilaku, termasuk didalamnya kemampuan untuk beradaptasi dengan stres.

F. Kepercayaan

Keyakinan seseorang meliputi semua aspek kehidupan. Kepercayaan, pandangan hidup, agama, dan spiritualitas memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental individu. Seorang religius hidup dengan penuh arti dan tujuan. Agama menyediakan dasar penghargaan terhadap diri dan identitas


(34)

17

seseorang baik secara individu maupaun sebagai anggora dari suatu masyarakat (komunitas).

2.1.6. Sumber Stres

Perasaan cemas disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum, stressor yang mempenagruhi kecemasan terbagi dua yaitu yang mengancam fisik dan yang mengancam sistem diri (Stuart dan Michele, 2005).

A. Ancaman terhadap integritas fisik

Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisik atau penurunan kemampuan fisik untuk melakukan aktifitas, dan dapat berupa ancaman dari luar, seperti infeksi, polusi lingkungan dan dari dalam, seperti penyakit jantung, gangguan sistem imun, dan lainnya.

B. Ancaman terhadap sistem-diri

Hal yang dapat mengancam keutuhan sistem-diri terbagi dalam dua jenis, yaitu internal dan external. Ancaman internal meliputi kesulitan dalam hubungan interpesonal. Sedangkan ancaman external meliputi kehilangan seseorang karena kematian, perceraian, atau relokasi.

2.1.7. Skala Pengukur Kecemasan

Ada banyak instrumen yang sering digunakan untuk mengkaji dan mendiagnosa kecemasan. Dalam pengkajian klinis, area yang


(35)

perlu dikaji meliputi keluhan utama, riwayat gejala saat ini, riwayat psikiatri dan riwayat kesehatan, riwayat perkembangan sosial, dan pengkajian status mental (Tusaie dan Joyce, 2013).

A. Diagnostic Assesment (pengkajian diagnostik)

a) Anxiety Disorder Interview Schedule untuk DSM-IV (ADIS-IV)

Wawancara semi-terstruktur untuk mengkaji adanya temuan gangguan kecemasan DSM-IV. Digunakan untuk mengkaji adanya gangguan perasaan, dan gejala psikotik. b) Structural Clinical Interview untuk DSM-IV (SCID-1)

Axis 1

Wawancara terstruktur yang mengandung modul dari setiap diagnosis DSM-IV-TR axis 1. Prosedur skoring digunakan untuk memastikan data diagnosis.

B. General Anxiety (kecemasan umum) a) Anxiety Sensivity Index (ASI)

Quesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk mengukur ketakutan akan kecemasan. Diperkenalkan oleh Reiss, Peterson, Gursky, dan McNally (1986).

b) Beck Anxiety Inventory (BAI)

Quesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan untuk mengukur tingkat pengalaman seseorang tentang gejala kecemasan dalam 2 minggu terahir.


(36)

19

c) Hamilton Anxiety Scale (Ham-A)

Skala pengukuran semi-terstruktur yang digunakan pada hasil pengobatan kecemasan. Terdiri dari 14 pertanyaan tentang berbagai gejala kecemasan. Diperkenalkan oleh Hamilton (1859).

d) Depression Anxiety Stress Scale (DASS 21)

Quesioner mengenai perasaan seseorang yang terdiri dari 21 pertanyaan untuk mengukur gejala kecemasan pada 1 minggu terahir.

e) Penn State Worry Questionnare (PSWQ)

Quesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk mengkaji karakteristik dari kecemasan yang dialami. Diperkenalkan oleh Meyer, Miller, Metzger, dan Borkovec (1990).

f) Speilberg State-Trait Anxiety Inventory (STAI)

Quesioner mengenai perasaan seseorang yang terdiri dari 40 pertanyaan yang mengukur tingkat kecemasan saat ini dan selama ini. Diperkenalkan oleh Speilberger (1983).

2.2.Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-Lab 2.2.1. Praktikum Keperawatan (Skill-lab)

Praktikum (simulasi) merupakan media dalam pendidikan keperawatan yang relatif baru digunakan untuk membantu siswa dalam berlatih berbagai penilaian dan keterampilan klinis keperawatan. Metode pembelajaran praktikum pertama kali diterapkan


(37)

sebagai kurikulum pada tahun 1960-an (Gosselin, 2013). Simulasi didefinisikan sebagai upaya untuk meniru beberapa atau hampir semua aspek penting dari situasi klinis sehingga situasi tersebut dapat lebih mudah dipahami dan dikelola ketika itu terjadi secara nyata dalam praktek klinis (Cato, 2013).

Literatur pendidikan keperawatan melaporkan bahwa simulasi (praktikum) umum digunakan dalam instrumen klinik. Penggunaan simulasi dalam pendidikan keperawatan terbukti efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan kognitif dan berfikir kritis siswa. Kegiatan praktikum telah dimasukkan kedalam pendidikan keperawatan karena memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proses kritis dalam pengambilan keputusan klinis yang dibutuhkan saat praktek (Cato, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan praktikum membantu dalam transformasi pengetahun dari kelas ke bed-side dan terus mengarah pada pengembangan penilaian klinis (Horsley, 2012). Liga Perawat Nasional (National League of Nurse/NLN) Amerika mendukung akan penggunaan praktikum dalam rangka mempersiapkan siswa dalam berpikir kritis dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi lingkungan klinis yang kompleks (Sanford, 2010). Dalam sebuah survei nasional di Amerika tahun 2010 menunjukkan bahwa 1.060 program RN menggunakan simulasi laboratotium, dan 87% siswa yang terlibat dalam aktif dalam program tersebut (Gosselin, 2013).


(38)

21

2.2.2. Kecemasan Saat Praktikum

Karakter pendidikan keperawatan mengalami banyak perubahan beberapa tahun terahir. Jones dan Johnston (1997) menemukan bahwa mahasiswa keperawatan tidak hanya tertekan karena tugas kuliah, namun juga berbagai stres yang berkaitan dengan perkuliahan, seperti ketakutan akan gagal ujian, tidak adanya waktu luang, dan panjangnya jam kuliah (Kanji, White, dan Ernst, 2004).

Penelitian membuktikan bahwa simulasi merupakan stres dan menjadi masalah bagi siswa keperawatan. Beberapa siswa melaporkan adanya gejala kecemasan saat pembelajaran simulasi (praktikum). Beberapa siswa juga melaporkan mengalami gejala kecemasan berat saat melakukan simulasi pada semua mata kuliah (Cato, 2013). Kecemasan sering dikaitkan dengan kegiatan simulasi pada program keperawatan di Universitas of New Hampshire (Gosselin, 2013). Siswa melaporkan adanya peningkatan kecemasan dan stres ketika mereka ditonton oleh fakultas (pengajar) dari jendela ruang kontrol selama melakukan praktikum (Horsley, 2012). Afolayan et al. (2013) mengamati bahwa sekitar 30% siswa keperawatan mengalami kecemasan terutama saat ujian, pemeriksaan, dan presentasi.

Para peneliti menemukan bahwa kecemasan pada siswa dapat mempengaruhi kinerja akademik siswa (Horsley, 2012). Meskipun sindrom kecemasan saat simulasi tidak nyata benar-benar ada, namun gejala dan hasil negatif memang ada dan harus diatasi. Penanganan


(39)

yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi resiko dan memastikan keberhasilan praktikum (Blazeck, 2010).

2.2.3. Pengaruh Kecemasan Mahasiswa

Literatur pendidikan keperawatan menyebutkan bahwa kecemasan dalam pengaturan klinis dapat mempengaruhi hasil pembelajaran dan kemampuan klinis siswa (Cook, 2005). Stres yang dialami siswa tidak selamanya menjadi pengalaman negatif dalam lingkungan belajar. Joel (2006) berpandangan bahwa stres juga dapat meningkatkan pembelajaran, pada waktu dan taraf tertentu. Jadi stres yang menyebabkan kecemasan dapat berpengaruh positif dan negatif (Cato, 2013).

Stres pada siswa dapat menyebabkan kecemasan yang kemudian dapat menggganggu akademik siswa dengan menurunkan kemampuan koping. Stres dan kecemasan tingkat tinggi dapat menghambat memori dan kemampuan untuk memecahkan masalah, yang pada gilirannya daat mempengaruhi kinerja akademik dan belajar siswa (Beddoe dan Murphy, 2004 dalam Moscaritolo, 2009).

Afolayan et al. (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kecemasan merupakan penyebab umum dari buruknya penampilan akademik siswa keperawatan saat melakukan ujian. Kecemasan yang dialami mempengaruhi siswa secara fisiologis dan psikologis. Beberapa siswa tidak dapat melakukan tindakan secara lengkap saat mereka dalam keadaan cemas. Evaluasi terhadap


(40)

23

kecemasan yang dialami siswa perlu dilakukan. Dalam sebuah studi yang dilakukan menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami siswa memprovokasi adanya penurunan motivasi belajar siswa dan menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai ujian, bukan pada kemampuan belajar mereka (Elcigil dan Yildrim, 2007 dalam Mellincavage, 2008).

2.2.4. Penanganan Kecemasan Mahasiswa

Kecemasan pada mahasiswa dapat mempengaruhi belajar dan kinerja siswa. Hal ini penting bagi pihak institusi untuk melakukan penanganan dengan menurunkan kecemasan mahasiswa melalui dukungan dan mempromosikan lingkungan belajar yang positif. Bahkan lebih baik lagi jika pihak institusi keperawatan melakukan integrasi strategi penurunan kecemasan siswa kedalam kurikulum pendidikan yang diterapkan (Purfeerst, 2011).

Ada banyak strategi yang diajukan oleh para ahli untuk menurunkan kecemasan mahasiswa keperawatan.

A. Pelatihan Autogenik

Autogenik adalah kegiatan terus-menerus mengulangi sebuah pernyataan positif kepada diri sendiri dalam keadaan relaksasi (Barnabas, 2008). Asmadi menyatakan bahwa tehnik relaksasi autogenik mudah dilakukan dan tidak beresiko. Prinsipnya seseorang harus mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra, doa, atau zikir dalam hati seiring dengan ekspirasi udara paru


(41)

(Asmadi, 2008). Pelatihan autogenik memberikan efek menenangkan pada pikiran dan tubuh dan dapat digunakan untuk mengobati kondisi medis terkait stres, misalnya angina pektoris, hipertensi, dan dispepsia (Kanji, White, dan Ernst, 2004). Prato dan Carolyn (2013) dalam penelitiannya terkait kecemasan pada mahasiswa keperawatan menyimpulkan bahwa tehnik autogenik merupakan strategi yang paling efektif untuk menurunkan respiratory rate, nadi, dan suhu perifer.

B. Pendekatan Perilaku Kognitif

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Schiraldi (2004) membandingkan antara pendekatan perilaku kognitif dan manajemen stres konvensional dalam menurunkan gejala kecemasan pada mahasiswa menunjukkan bahwa bahwa tindakan yang pertama berhasil menurunkan kecemasan, sedangkan yang kedua gagal untuk merubah (Brown dan Schiraldi, 2004 dalam Masterman, 2012).

C. Pernafasan Dalam dan Santai

Busch et al. (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh nafas dalam terhadap nyeri, aktifitas autonomik, dan mood menunjukkan bahwa tehnik nafas dalam dapat mempengaruhi proses autonomik dan respon terhadap nyeri.

D. Meditasi

Jurnal Biological Psychological mendefiniskan meditasi sebagai sebuah proses psikologi yang mendemonstrasikan penurunan


(42)

25

aktifitas metabolik untuk merelaksasikan fisik dan mental untuk mencapai keseimbangan emosi (Eifring, 2013). Studi komperatif yang dilakukan Burns et al. (2011) menunjukkan bahwa meditasi dapat menurunkan secara signifikan tingkat stres dan kecemasan seseorang (Burns et al., 2011, dalam Masterman, 2012).

E. Mentoring

Instruksi dan mentoring oleh teman sebaya dapat menurunkan kecemasan siswa, dan dapat diimplementasikan pada setiap level dan jenjang pendidikan keperawatan (Purfeerst, 2011). Becker dan Neuwrith (2002) mengembangkan model pembelajaran laboratorium klinis dengan melibatkan level senior untuk mendampingi level junior. Evaluasi yang dilakukan menunjukkan penurunan kecemasan dan meningkatkan kemampuan klinis siswa sampai 87% (Becker dan Neuwrith, 2002 dalam Moscaritolo, 2009).

F. Aroma Terapi

Sebuah studi yang dilakukan oleh Kim dan Yun (2010) mengenai pengaruh penggunaan aroma tertentu secara inhalasi menyimpulkan bahwa penggunaan aroma terapi dapat menurunkan kecemasan siswa saat praktek pemberian injeksi intravena.

G. Humor

Humor sebagai strategi pengajaran memiliki banyak manfaat, diantaranya membuat proses belajar menjadi menyenangkan,


(43)

memfokuskan perhatian, menguatkan hubungan sosial, meningkatkan harga diri, dan meringankan stres dan kecemasan (Moscaritolo, 2009).

H. Relaksasi Otot

Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh relaksasi otot dalam menurunkan skor kecemasan TMAS mahasiswa menjelang ujian ahir program di Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta menyimpulkan bahwa intervensi ini mempunyai pengaruh dalam menurunkan kecemasan mahasiswa. 2.3.Zikir 2.3.1. Definisi                

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42)

Almahfani (2006) menjelaskan bahwa zikir secara etimologis berasal dari bahasa Arab dzakara-yadzkuru-dzikran (رك -رك ي-رك ) yang berarti mengingat atau menyebut. Namun banyak ayat-ayat Al-Quran yang mengusung makna berbeda untuk arti kata zikir, antara lain; sebagai nama lain Al-Quran, peringatan, keagungan, wahyu, dan pengajaran.


(44)

27

Sedangkan zikir menurut istilah adalah segala proses komunikasi seorang hamba dengan sang Kholiq untuk senantiasa ingat dan tunduk kepada-Nya dengan cara mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, memanjatkan doa, membaca Al-Quran, dan lain-lain yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik sendiri atau berjamaah, dengan aturan-aturan yang telah ditentukan (Almahfani, 2006).

Sejumlah cendikiawan barat cenderung mendefinisikan zikir dari sudut pandang latihan spiritual yang biasa dilakukan para penganut tarikat. Junaedi (2007) menyebutkan bahwa Arberry, Alfred Duillaume, serta Spencer Trimingham hampir sepakat mendefinisikan zikir sebagai suatu latihan spiritual yang bertujuan untuk menyatakan kehadiran Tuhan seraya membayangkan wujud-Nya. Atau suatu metode yang dipergunakan untuk mencapai konsentrasi spiritual dengan menyebut nama Tuhan secara ritmis dan berulang-ulang.

2.3.2. Jenis

Istilah yang mengungkapkan mecam-macam zikir sangat banyak, diantaranya adalah zikir dengan hati saja atau zikir khafi (samar) dan zikir lisan atau jahr (jelas). Selain zikir yang dilakukan dengan hati dan lisan, ada pula istilah zikir ruh, zikir sosial, zikir fardi (individu), zikir jama’i (berjamaah), zikir mutlak (tidak terikat dengan waktu), dan zikir muqoyyad (terikat dengan waktu) (Harahap dan Reza, 2008).


(45)

A. Zikir Lisan

Zikir lidah (lisan) adalah dengan mengucapkan nama Allah dengan lidah serta berulang-ulang bertasbih, bertahmid, bertakbir, dan bertahlil dengan mengucapkan

هاإ هلإا

(Ghadeer, 2006). Zikir dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan lisan atau lidah saja. Zikir dengan lisan semata adalah peringkat zikir terendah (Harahap dan Reza, 2008).

B. Zikir Qalbu (Hati)

Berzikir dengan hati berarti berucap sesuatu dengan lisan dan menghadirkan makna sedalam-dalamnya kedalam hati (Al-Syafi’i, 2010). Zikir hati yaitu menghadapkan hati sepenuhnya hanya pada Allah. Mengingat Allah adalah ketika manusia berhadapan dengan hal yang haram, lalu ia takut pada Allah lalu meninggalkan yang haram tersebut (Ghadeer, 2006). Al-Imam Abul-Hasanat Muhammad „Abdul-Hayyi Al-Lumnawi Al-Hindi menjelaskan bahwa sesungguhnya zikir adalah lawan dari lupa, dan zikir itu asalnya merupakan perbuatan qalbu (hati) dan bukan lisan. Dan berzikir dengan hati memiliki pengaruh yang istimewa yang tidak ada dalam zikir lisan (Ilham dan Debby, 2003).

C. Zikir Af’al

Zikir af’al (perbuatan) diartikan sebagai refleksi dari zikir lisan dan zikir hati. Ini merupakan zikir yang bersifat aktif dan


(46)

29

berdimensi sosial. Zikir ini diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari, seperti menyantuni kaum papa, menginfakkan harta untuk kepentingan sosial, dan melakukan hal-hal yang berguna bagi pembangunan bangsa serta agama (Harahap dan Reza, 2008). Para ‘Ulama berpendapat bahwa sebaik-baiknya zikir adalah zikir dengan hati dan lisan secara bersamaan, dan berzikir dengan hati saja lebih baik dari berzikir dengan lisan saja. Tidak diragukan lagi bahwa berzikir dengan lisan namun hatinya lalai (tidak berzikir) memiliki faidah yang kecil (Al-Syafi’i, 2010).

2.3.3. Zikir Asmaul Husna

Al-Syafi’i menjelaskan bahwa zikir mempunyai banyak bentuk (lafal), dan satiap lafal zikir memiliki keutamaan dan pahala yang besar. Dan dari sekian banyak jenis lafal zikir, tang paling utama dan mulia adalah berzikir dengan kalimat

هاإ هلإا

,

Rasulullah SAW bersabda; “Sebaik-baiknya zikir adalah

هاإ هلإا

, dan sebaik-baiknya

doa adalah

ه حلا

”dalam hadis lain Rasulullah bersabda: “

ه احبس

adalah setengah mizan,

ه حلا

melengkapinya, dan

هاإ هلإا

tidak ada baginya dan Allah pembatas ” (Al-Syafi’i, 2010).

Muhammad Hasbi Ash Shiddiqie, dalam bukunya Pedoman Zikir dan Doa menjelaskan bahwa zikir dapat dilakukan dengan menyebut nama-nama Allah (Almahfani, 2006). Di dalam Al-Quran Al-Karim terdapat dorongan untuk berdoa kepada Allah dengan


(47)

menggunakan asmaul husna (nama-nama Allah yang indah) (As-Shadr, 2007).

Allah berfirman mengenai nama-nama indah-Nya:

       

Artinya: “Dan milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang baik) maka berdoalah kepada-Nya dengan itu (asmaul husna).” (QS. Al -A’raf: 180).

Salah satu nama asmaul husna milik Allah adalah Ya Lathyfu yang berarti Maha Lembut. Allah berfirman:

            

Artinya: “Allah Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya; Dia memberikan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia-lah yang MahaKuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy-Syura: 19).

Lemah lembut membawa kebaikan, persahabatan, dan dan kasih sayang yang tulus. Sebaliknya. Sikap kasar akan membuat orang menjauh, bahkan membenci kita. Dengan memperbanyak membaca Ya Lathyfu, insya Allah usaha kita akan memperoleh kesuksesan. Wallahu A’lam (El-Bantani, 2009). Seseorang yang sedang merasa cemas dan tegang, dengan membaca zikir Ya Lathyfu, berarti mengharap Allah melembutkan hati individu tersebut.


(48)

31

2.3.4. Bilangan Zikir

Allah berfirman:                

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42)

Diriwayatkan oleh Hasan bin „Isa bahwa Rasulullah S.A.W pernah bersabda:

َنُهُلِئاَق ُبيِخَي َا ٌتاَبِقَعُم

َنُهُلِعاَف ْوَأ

َنوُثَاَثَو ٌثَاَث ٍةَبوُتْكَم ٍةَاَص ِلُك َرُ بُد

ًةَريِبْكَ َنوُثَاَثَو ٌ َبْرَأَو ًةَييِ ْيَ َنوُثَاَثَو ٌثَاَثَو ًةَييِبْ َ

Artinya: “Akan dibalas dan tidak akan kecewa orang yang membaca (mengerjakan) setiap setelah sholat wajib kalimat tasbih 33x, kalimat tahmid 33x, dan kalimat takbir 34x”.

Ubaidillah bin Musa dalam riwayatnya menceritakan bahwa ada seorang muslim fakir yang mengadu kepada Rasulullah karena merasa iri dengan orang-orang kaya diantara mereka, kemudian Rasul bersabda:

ٍةَاَص ِلُك َرُ بُد ووُووُق ْ ِهِلْ َف َلْ ِم ْ ُتْكَرْدَأ ُووُ ُتْعَ َص ْنِ ٍ ْ َ ِب ْ ُكُرِبْ ُأ َاَفَأ

:

ُرَ بْكَأ ُهو

ًةَرَم َةَرْ َع ىَيْحِ

,

ًةَرَم َةَرْ َع ىَيْحِ ِهَلِو ُيْ َيْووَو

,

ًةَرَم َةَرْ َع ىَيْحِ ِهو َناَيْبُسَو

,

ًةَرَم َةَرْ َع ىَيْحِ ،ُهَو َكيِرَش َا ُوَيْحَو ،ُهو َاِ َهَوِ َاَو

,


(49)

Artinya: “Apakah kalian ingin kuberitahu suatu hal yang jika kalian lakukan hal tersebut kalian akan mendapatkan keutamaan (kekayaan) seperti mereka?, bacalah setiap seetelah sholat

ُرَبْكَ ُه

11 kali,

ُ ْ َحْلا

ِ ِه

11 kali,

ِه َ اَحْبُس

11 kali,

ُهَل َييِرَ َا ُ َ ْ َ ُه اِإ َهَلِإ َا

11 kali, niscaya akan kalian dapatkan keutamaan seperti mereka (orang kaya).”

2.3.5. Manfaat Zikir

Allah berfirman:         

Artinya: “Maka, ingatlah kalian kepada-Ku (dzikir) niscaya Aku mengingat kalian, bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqoroh: 152).

Allah S.W.T berfirman :

                

Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28).

Diriwayatkan dari Abi Hurairoh R.A bahwa Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda:

ىَواَع و َكراَب هو َلّاق

:


(50)

33

Artinya: “Allah berfirman: Aku bersama hamba-Ku selama dia mengingat-Ku dan bergetar kedua bibirnya (berzikir kepada-Ku).” Hadis ini di-tahrij oleh Ibnu Majjah, di-shohih-kan oleh Ibnu Hibban, dan disebutkan kembali oleh Imam Buhkori (Al-„Asqolany, 852 H).

Zikir secara maksimal memiliki banyak manfaat bagi manusia. Manfaat zikir yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang antara lain dapat menghilangkan kecemasan, kegundahan, kesulitan, dan depresi sehingga dapat mendatangkan ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dan kelapangan (Zainul, 2007).

Sayyid Abdul Wahab Asy-Sya’rani menyebutkan beberapa faedah zikir (Susetya, 2012). Diantaranya adalah sebagai berikut: pertama, zikir merupakan ketetapan dan syarat kewalian; kedua, zikir merupakan kunci dari ibadah-ibadah yang lain; ketiga, zikir merupakan syarat atau perantara untuk masuk kehadirat Ilahi; keempat, zikir akan membuka dinding hati dan menciptakan keihlasan hati yang sempurna; dan kelima, melunakkan hati.

Al-Hakim Abu Muhammad At-Turmudzi menjelaskan bahwa zikir kepada Allah bisa membasahi hati dan melunakkannya. Sebaliknya, bila hati kosong dari zikir, ia akan menjadi panas oleh dorongan nafsu dan api syahwat, sehingga hatinya menjadi kering dan keras. Anggota badannya pun menjadi sulit untuk diajak taat kepada Allah(Susetya, 2012).


(51)

2.4.Pengaruh zikir terhadap kecemasan

Berbagai penelitian dan studi mengenai strategi untuk menurunkan kecemasan telah banyak dilakukan, diantara intervensi yang diterapkanadalah zikir yang secara ilmiah terbukti dapat menurunkan kecemasan seseorang.

Abdullah et al. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa metode intervensi Psikoterapi Islami memberikan efek positif untuk menurunkan General Anxiety Disorder (GAD) pada mahasiswa. pada penelitian lain pun menunjukkan bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan pada ibu hamil pertama (Maimunah, 2011).

Dalam sebuah studi mengenai pengaruh religiusitas terhadap stres kematian menunjukkan hubungan negatif secara signifikan, meskipun memang tidak kuat karena banyak faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol (Al-Sabwah dan Ahmed, 2006). Supradewi (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pelatihan zikir efektif untuk menurunkan afek negatif pada mahasiswa. Sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi Sectio Caesarea menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan (Yuliza, 2012).


(52)

35

2.5.Kerangka Teori

Skema 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi dari (Stuart dan Michele, 2005; Asmadi, 2008; Barnabas, 2008; Moscaritolo, 2009; Suyamto et al., 2009; Kim dan Yun, 2010; Purfeerst, 2011; Busch et al., 2012; Masterman, 2012; Afolayan et al., 2013; Eifring, 2013;

Abdullah et al., 2013).

2.6.Penelitian Terkait

2.6.1. Penelitian tentang kecemasan mahasiswa keperawatan saat praktikum

A. Afolayan et al. (2013) tentang hubungan antara kecemasan dan penampilan akademik mahasiswa keperawatan Universitas Niger Delta, Nigeria. Penelitian dengan desain deskriptif untuk

Ancaman Self-System Stress Usia Jenis kelamin Pendidikan Etnik Kepercayaan Ekonomi Kecemasan saat Ujan Praktikum Penampilan klinik buruk saat ujian

Mentoring Aroma Terapi Humor Relaksasi Otot Pendekatan Perilaku Kognitif Zikir Autogenik Pernafasan Dalam Meditasi Faktor yang mempengaruhi

Sumber Stres (ancaman) Strategi Penanganan


(53)

menghubungkan kedua variabel diatas dengan melibatkan 100 mahasiswa keperawatan Universitas Niger Delta. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa kecemasan berkontribusi terhadap buruknya keterampilan dan penampilan klinik mahasiswa saat ujian.

B. Blazeck (2010) tentang presentasi dan penanganan sindrom kecemasan saat praktikum. Sebuah studi kasus pada mahasiswa keperawatan Universitas Pittsburgh. Studi ini menyimpulkan bahwa meskipun sindrom kecemasan saat praktikum tidak benar-nyata adanya, namun efek negatifnya ada, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk mencegah kecemasan berlanjut menggangu pembelajaran siswa.

C. Horsley (2012) tentang pengaruh kehadiran dosen terhadap tingkat kecemasan, kepercayaan diri, dan keterampilan klinis mahasiswa keperawatan saat praktikum. Desain penelitian ini berupa quasi-experimental dan melibatkan 91 mahasiswa keperawatan di salah satu universitas di Amerika Utara. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kehadiran dosen meningkatkan tingkat kecemasan mahasiswa saat prakitikum.

D. Suyamto, Yayi, dan Caria (2009) tentang pengaruh relaksasi otot dalam menurunkan skor kecemasan T-TMAS mahasiswa menjelang ujian ahir program di Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta. Penelitian semi eksperimen ini


(54)

37

melibatkan 50 responden. Penelitian ini menyimpulkan bahwa relaksasi otot dapat menurunkan skor kecemasan mahasiswa.

2.6.2. Penelitian tentang pengaruh zikir terhadap kecemasan

A. Maimunah dan Sofia (2011) tentang pengaruh pelatihan relaksasi dengan zikir untuk mengatasi kecemasan ibu hamil pertama. Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimen dengan jumlah responden 10 orang ibu hamil. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan ibu hamil pertama.

B. Yuliza (2012) tentang pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi sectio secarea (SC) di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Desain penelitian ini berupa one-goup pre-test-post test yang dilakukan selama 2 bulan (April-Mei 2012). Kesimpulan peneilitan ini menyatakan bahwa zikir mempengaruhi kecemasan pasien pre-operasi SC.

C. Abdullah et al. (2013) tentang efektifitas intervensi psikoterapi Islami terhadap GAD pada mahasiswa. penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menemukan bahwa metode intervensi psikoterapi Islami memberikan pengaruh positif untuk membantu menurunkan GAD pada mahasiswa.


(55)

38

3.1. Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antarvariabel. Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2008). Pengembangan kerangka konsep dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan melihat hubungan variabel dependen-independen dan melalui pendekatan input-output(Wasis, 2006).

Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007).

Variabel bebas (independent) adalah variabel yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel dependent. Variabel ini biasanya diamati, diukur untuk diketahui hubungannya dengan variabel lain (Setiadi, 2007). Variabel bebas pada penelitian ini adalah membaca zikir ”Ya Lathyfu”.

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap segala perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek, hasil, outcome, atau event(Hidayat, 2007). Variabel terikat pada penelitian ini adalah skor kecemasan mahasiswa mengahadapi ujian skill-lab.


(56)

39

Variabel perancu (confounding) merupakan variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan variabel terikat yang nilainya ikut menentukan variabel lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Identifikasi variabel perancu sangat penting untuk menghindari keseimpulan yang salah (Nursalam, 2008). Variabel perancu pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, angkatan (semester), stressor, etnik, kepercayaan, dan tingkat ekonomi.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Suatu hasil penelitian bisa terjadi bias karena adanya faktor perancu (confounding) yang sangat mempengaruhi (Riyanto, 2011). Untuk menghindari bias yang disebabkan variabel perancu, harus dilakukan pengontrolan terhadap variabel tersebut. Pada penelitian ini variabel perancu

Zikir“YaLathyfu”

Skor Kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab (0-56) Mahasiswa keperawatan yang menghadapi ujian skill-lab Usia Jenis Kelamin Semester Stressor Etnik Kepercayaan Tingkat ekonomi Mahasiswa keperawatan yang menghadapi ujian skill-lab Variabel independen Variabel dependen Variabel perancu Variabel diidentifikasi

Variabel diidentifikasi untuk dilakukan matching


(57)

dikontrol dengan metode matching yaitu menyingkirkan perancu dengan cara menyamarkan variabel perancu diantara dua kelompok. Cara matching yang sering digunakan adalah individual matching. Pada cara ini variabel perancu pada kedua kelompok sudah disamakan, yaitu usia, jenis kelamin, semester, stressor, etnik, kepercayaan, dan tingkat ekonomi.

Seluruh sampel penelitian ini berada pada rentang usia yang sama, yaitu antara 18-21 tahun, pada tingkat semester yang sama yaitu semester 6, memilik sumber stres yang sama yaitu ujian maternitas, kepercayaan sama yaitu agama Islam, dan tingkat ekonomi yang sama berada diatas rata-rata pendapatan perkapita nasional.

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, patokan duga yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Setiadi, 2007). Adapun hipotesa yang diajukan untuk penelitian ini adalah: zikir mempengaruhi skor kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian skill-lab (praktikum) tahun ajaran akademik 2013-2014.


(58)

41

3.3. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala

Independen

Zikir “Ya Lathyfu”

Membaca zikir “Ya Lathyfu” 11 x pada satu kali ekspirasi napas dalam dan

diulang sampai 3 kali. Dilakukan dengan posisi relaksasi dan dilakukan 10 menit sebelum mengikuti ujian

skill-lab

Zikir dihitung dengan jari dan waktu dengan

jam.

Observasi Mahasiswa membaca zikir“Ya Lathyfu” 11 kali saat ekspirasi napas

dalam dengan posisi relaksasi dan diulang

sampai 3 kali.

- Dependen Skor kecemasan mahasiswa menghadapai ujian skill-lab

Skor kecemasan mahasiswa ketika akan mengikuti ujian skill-lab. Jumlah nilai

yang diukur menunjukkan seseorang berada pada tingkat kecemasan tertentu.

Skor (angka) Kecemasan diukur

dengan kuesioner.

Hamilton Anxiety Scale (HAM-A)


(59)

(60)

42

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental sesuai dengan apa yang dirumuskan pada penjelasan rumusan dan tujuan penelitian. Desain penelitian eksperimen semu sering digunakan pada penelitian lapangan, pada penelitian ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas (Riyanto, 2011). Dengan rancangan randomized control group pre-test and post-test design, yaitu dengan membagi sampel menjadi dua kelompok, kelompok yang diberi perlakukan (intervensi) dan kelompok pembanding (kontrol) (Setiadi, 2007). Kedua kelompok dipilih secara acak, lalu diberi pretest untuk mencari perbedaan dengan kelompok kontrol terhadap eksperimen yang akan digunakan (Hidayat, 2007).

K1 X K1X

R

K2 0 K20

Keterangan:

R : Randomisasi

K1 : Kelompok perlakuan K2 : Kelompok kontrol X : Perlakuan (intervensi) O : Tanpa Perlakuan


(61)

K1X : Kelompok perlakuan sesudah mengalami perlakuan X K20 : Kelompok kontrol tanpa mengalami perlakuan X

4.2. Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari; objek atau subjek yang mempunyai kuantitas, dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004 dalam Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahap akademik yang mengalami kecemasan saat menghadapi uijan skill-lab (praktikum).

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara purposive yaitu penentuan sampel penelitian dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Setiadi, 2007).

Penghitungan besar sampel minimal menggunakan penghitungan uji hipotesis beda dua mean (Riyanto, 2011) dengan penghitungan sebagai berikut:

n

=

2�

2(

1− /2+�1− )2

(�1−�2)2

n = Jumlah sampel minimal α = Derajat kemaknaan (0,5) 1 –β = Tingkat kesalahan (0,1)


(62)

44

σ = Simpangan baku

µ1 = Rerata tingkat kecemasan pada populasi

µ2 = Rerata tingkat kecemasan setelah perlakuan(16.24)

Dari penelitian sebelumnya didapat nilai SD 5,76 dan rerata tingkat kecemasan pada populasi 23,365 (Suyamto et al., 2009) didapat jumlah sampel minimal untuk masing-masing kelompok adalah 25 mahasiswa. Dengan ketentuan jumlah kelompok perlakuan sama dengan kelompok kontrol maka total sampel adalah 2n= 50 mahasiswa.

Berdasarkan pilot study yang telah dilakukan, maka sampel akan diambil adalah mahasiswa angkatan 2011yang mempunyai skor rata-rata kecemasan tertinggi. Untuk matching, dilakukan pemilahan responden sesuai kriteria inklusi sampel.

Pembagian kedua kelompok menggunakan metode simple random sampling, yaitu pembagian kelompok secara acak sederhana (Riyanto, 2011). Pembagian anggota kelompok pelakuan dan kelompok kontrol dilakukan dengan tehnik tabel bilangan. Bilangan ganjil akan dijadikan kelompok perlakuan, dan bilangan genap dikelompokkan kedalam kelompok kontrol.

4.3. Kriterai Sampel

Kriterai sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 4.3.1.Kriteria Inklusi

a. Mahasiswa aktif PSIK UIN Jakarta angkatan 2011 b. Jenis kelamin perempuan


(63)

c. Bersedia menjadi responden

4.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Gedung Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada ujian praktikum mata kuliah Keperawatan Maternitas II tahun ajaran 2013-2014, ini berdasarkan hasil Pilot Study yang menunjukkan bahwa ujian praktikum Keperawatan Maternitas menimbulkan kecemasan tertinggi dari pada mata kuliah lain. Alasan pemilihan tempat penelitian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah peneliti merupakan mahasiswa aktif pada Universitas tersebut, sehingga akan mempunyai nilai manfaat yang lebih, baik bagi mahasiswa keperawatan UIN lainnya, maupun bagi institusi Keperawatan itu sendiri.

4.5. Instrumen Penelitian

Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tehnik pengumpulan data primer yaitu didapatkan secara langsung dari responden mengenai permasalahan yang diteliti melalui kuesioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir (Setiadi, 2007).

Penelitian ini menggunakan kuesioner skala kecemasan Hamilton. Hamilton Anxiety Scale (Ham-A) merupakan kuesioner skala kecemasan yang terdiri dari 14 pertanyaan tentang suasana hati, ketegangan, ketakutan, insomnia, konsentrasi, depresi, tonus otot, sensori somatik, gejala


(1)

Sulit menelan/Perut melilit/Nyeri sebelum dan sesudah makan/Perasaan terbakar di perut/Rasa penuh atau kembung/Mual/Muntah/BAB lembek/Susah BAB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK ADA 15 31.3 31.3 31.3

RINGAN 18 37.5 37.5 68.8

SEDANG 9 18.8 18.8 87.5

BERAT 4 8.3 8.3 95.8

SANGAT BERAT 2 4.2 4.2 100.0

Total 48 100.0 100.0

Sering BAK, Tidak dapat menahan BAK/Menjadi dingin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK ADA 18 37.5 37.5 37.5

RINGAN 18 37.5 37.5 75.0

SEDANG 5 10.4 10.4 85.4

BERAT 4 8.3 8.3 93.8

SANGAT BERAT 3 6.3 6.3 100.0

Total 48 100.0 100.0

Mulut kering/Mudah berkeringat/Kepala pusing/Kepala terasa berat/Kepala terasa sakit/Bulu-bulu berdiri sendiri.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK ADA 13 27.1 27.1 27.1

RINGAN 14 29.2 29.2 56.3

SEDANG 13 27.1 27.1 83.3

BERAT 7 14.6 14.6 97.9

SANGAT BERAT 1 2.1 2.1 100.0


(2)

Gelisah/Tidak tenang/Gemetar/Kening mengkerut/Muka tegang/Otot tegang /mengeras

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK ADA 3 6.3 6.3 6.3

RINGAN 14 29.2 29.2 35.4

SEDANG 22 45.8 45.8 81.3

BERAT 6 12.5 12.5 93.8

SANGAT BERAT 3 6.3 6.3 100.0


(3)

Lampiran 11

REKAPITULASI SKOR KECEMASAN RESPONDEN

Skor Kecemasan Pre- Kelompok Perlakuan

Responden

Pernyataan Kuesioner

TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8

9

10 11 12 13 14

A 2 2 0 3 0 2 0 1 3 3 4 4 2 4 33

B 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 32

C 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6

D 2 1 0 3 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 12

E 2 1 0 1 3 2 2 0 2 2 3 0 3 3 25

F 2 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 43

G 2 3 2 2 2 1 0 2 3 4 3 2 3 4 36

H 2 2 0 1 1 2 0 0 1 2 1 1 0 2 14

I 2 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 7

J 2 2 0 2 2 0 1 0 2 1 1 1 2 2 16

K 2 1 0 1 1 1 0 0 0 0 2 0 1 0 8

L 2 1 0 1 1 1 0 1 2 2 1 1 0 2 15

M 2 2 0 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 23

N 2 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 7

O 2 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 7

P 2 1 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 15

Q 2 2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 2 2 13

R 2 2 0 0 2 3 3 0 0 0 1 1 4 2 20

S 2 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 4

T 2 2 0 2 1 3 3 1 1 0 1 0 2 2 20

U 2 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

V 2 1 1 2 2 0 0 0 1 1 1 0 0 1 11

W 2 2 0 1 2 3 2 1 2 2 0 0 1 1 19

X 2 1 0 0 1 1 0 1 2 1 1 0 0 1 10

TOTAL 48 37 9 33 36 33 20 13 32 31 28 18 31 39 401


(4)

Skor Kecemasan Post- Kelompok Perlakuan

Responden Pernyataan Kuesioner TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

A 3 4 0 1 2 0 1 3 3 2 0 2 2 3 26

B 2 2 0 0 2 0 2 2 2 1 0 2 2 2 19

C 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 4

D 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9

E 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 2 2 2 15

F 2 3 2 3 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 39

G 3 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 34

H 2 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 2 12

I 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6

J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 9

K 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 8

L 2 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 10

M 1 2 2 0 1 0 0 0 2 2 0 0 2 3 15

N 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5

O 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 5

P 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 8

Q 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4

R 1 1 1 2 1 2 1 0 1 2 1 2 1 1 17

S 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

T 1 1 0 1 1 2 1 0 1 2 2 0 1 1 14

U 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2

W 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3

X 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3

TOTAL 29 26 16 18 25 17 21 23 38 36 20 27 34 43 268


(5)

Skor Kecemasan Pre- Kelompok Kontrol

Responden Pernyataan Kuesioner TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

A 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4

B 2 2 0 0 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 13

C 2 2 2 0 0 0 1 0 2 2 2 2 2 1 18

D 2 2 0 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 11

E 1 0 0 1 1 1 0 1 2 1 1 1 0 1 11

F 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 5

G 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 0 1 14

H 1 1 0 0 1 2 1 1 2 1 0 1 1 2 14

I 1 0 0 1 1 1 0 1 1 2 0 1 1 1 11

J 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 20

K 1 0 0 3 2 0 0 0 2 1 0 1 0 2 12

L 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

M 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 8

N 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3

O 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

P 2 1 0 3 1 2 2 1 2 3 3 4 4 4 32

Q 2 1 1 1 1 0 0 2 2 2 1 1 1 1 16

R 1 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 1 2 22

S 2 1 0 1 1 2 0 1 1 1 1 2 2 2 17

T 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3

U 1 1 0 0 2 0 0 0 1 2 0 2 1 1 11

V 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 16

W 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3

X 3 2 0 2 1 0 3 0 2 2 1 3 1 3 23

TOTAL 31 20 8 23 23 15 17 12 29 25 18 26 19 27 288


(6)

Skor Kecemasan Post- Kelompok Kontrol

Responden Pernyataan Kuesioner TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

A 1 1 2 0 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 13

B 3 2 0 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 24

C 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 24

D 3 3 1 3 3 1 0 0 3 1 0 1 0 2 21

E 3 3 2 1 1 1 1 1 3 2 0 0 1 2 21

F 2 1 1 2 1 0 0 0 2 1 0 1 0 2 13

G 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 24

H 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 23

I 3 3 0 0 3 2 0 0 3 3 0 1 1 2 21

J 3 3 0 3 2 1 2 1 4 4 2 3 3 3 34

K 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3 20

L 3 1 1 0 1 0 1 0 2 1 0 1 1 2 14

M 2 2 1 1 1 2 1 0 1 2 1 1 1 2 18

N 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 20

O 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 5

P 4 4 1 1 2 3 2 0 4 4 4 1 3 4 37

Q 2 3 3 0 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 25

R 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 34

S 3 3 1 2 2 2 1 1 3 3 1 4 2 2 30

T 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 6

U 2 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 2 25

V 3 3 1 2 2 2 1 1 3 3 1 4 2 2 30

W 3 2 0 1 1 1 1 0 2 0 0 0 1 1 13

X 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41

TOTAL 58 57 30 32 41 39 35 33 64 57 39 46 47 63 536


Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa kedokteran laki-laki dan perempuan angkatan 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian OSCE

2 12 63

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

6 37 83

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Pengaruh Wudhu Terhadap Kecemasan saat Menghadapi Ujian Praktikum pada Mahasiswi Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10 69 113