6
Tita Andriani, 2013 Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Kemandirian Prilaku Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
mengungkapkan „dasar penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut
konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral-
spiritual. ‟ Layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial yang dapat
mengembangkan kemandirian perilaku siswa merupakan cara yang dapat dilakukan sekolah dalam pemberian bantuan pada siswa khususnya yang dapat
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling. Yusuf 2008: 11 mengemukakan bahwa “bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para
individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial- pribadi.” Upaya untuk
meningkatkan kemandirian perilaku siswa dapat dikemas dalam suatu bentuk kegiatan layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial yang tersusun dalam
sebuah program bimbingan dan konseling pribadi sosial.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Steinberg 1993: 286 mengemukakan “autonomy is often confused with
rebellion, and becoming an independent person is often equated with breaking away from the family.” Kemandirian sering disamakan dengan pemberontakan
dan menjadi seorang yang mandiri sering disamakan dengan putusnya hubungan dengan orang tua.
Steiberg 1993: 286 mengungkapkan “remaja dituntut untuk mandiri secara psikologis dan sosial serta ekonomi. Tetapi dalam mencapai
kemandirian remaja mengalami kesulitan karena belum bisa mandiri secara utuh. ”
Kesulitan-kesulitan tersebut disebabkan oleh masih adanya kebutuhan untuk tetap tergantung pada orang lain, terutama kepada orang tua. Remaja mengalami dilema
yang sangat besar antara mengikuti kehendak orang tua atau mengikuti keinginannya sendiri. Jika ia mengikuti kehendak orang tua maka segala
kebutuhannya akan dijamin oleh orang tuanya, sebaliknya jika ia tidak mengikuti kemauan orang tua bisa jadi orang tuanya tidak mau membiayainya. Kebingungan
tersebut dikarenakan remaja belum mandiri secara ekonomi sepenuhnya. Keadaan
7
Tita Andriani, 2013 Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Kemandirian Prilaku Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kebingungan atau dilema yang dialami oleh remaja ketika ingin mencapai kemandirian disebut juga keadaan ambivalensi, keadaan tersebut akan
menimbulkan konflik pada diri remaja. Mu‟tadin 202: 5 mengemukakan “konflik yang terjadi dalam keadaan
ambivalensi akan mempengaruhi remaja dalam usahanya untuk mandiri, sehingga sering menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan
sekitarnya. ” Konflik tersebut dapat mengakibatkan frustasi dan kemarahan kepada
orang tuanya dan orang di sekitarnya. Rasa frustrasi dan kemarahan tersebut biasanya diungkapkan dengan perilaku-perilaku yang tidak menyenangkan
terhadap orang lain dan selain itu perilaku tersebut merugikan remaja dan orang lain di sekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Thornburg Aprilia, 2009:
2 „dalam usaha mencapai kemandirian remaja kadang-kadang harus menentang, berdebat, berbeda pendapat, dan mengkritik dengan pedas sikap-
sikap orang tua.‟ Menurut Kartadinata 1988: 78 mengemukakan “tanpa kemandirian remaja
akan hidup dengan sikap konformis, ini akan membuat remaja bertingkah laku secara negatif jika mereka berada di lingkungan negatif.” Fenomena yang terjadi
di sekolah banyak siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah seperti pemakaian seragam sekolah yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah
dikeranakan konformitas kepada teman-temannya dan selain itu juga masih banyak siswa yang kurang memiliki rasa percaya diri dalam mengungkapkan
pendapatnya ketika di kelas. Selain itu juga ada beberapa siswa yang masih enggan datang ke ruang BK untuk berkonsultasi. Siswa tersebut akan datang ke
ruang BK setelah dipanggil oleh guru BK. Tingkah laku siswa tersebut dapat dikatakan kurang dalam kemandirian perilaku karena dalam bertindak siswa
tersebut masih konformitas terhadap teman sebayanya, belum berani mengungkapkan idenya sendiri, dan memilih alternatif pemecahan masalah
berdasarkan pertimbangan diri sendiri dan orang lain. Perilaku yang ditunjukan oleh remaja yang sudah disebutkan di atas dapat
dikatakan kurang dalam kemandirian perilaku karena dalam bertindak siswa
8
Tita Andriani, 2013 Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Kemandirian Prilaku Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
tersebut masih konformitas terhadap teman sebayanya, belum berani mengungkapkan idenya sendiri. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan
Steinberg 1993: 288-289 kemandirian adalah kemampuan individu dalam mengelola atau mengatur
dirinya sendiri. kemampuan dalam mengelola atau mengatur dirinya sendiri ditandai oleh kemampuan untuk tidak tergantung secara emosional terhadap
orang lain terutama orang tua, mampu mengambil keputusan secara mandiri dan konsekuen terhadap keputusan tersebut, serta kemampuan menggunakan
memiliki seperangkat prinsip tentang benar dan salah serta penting dan tidak penting.
Selain itu juga perilaku yang ditunjukan siswa tidak termasuk kepada ciri- ciri orang yang mandiri Monks et al.1999: 279 mengatakan bahwa
orang yang mandiri akan memperlihatkan perilaku yang eksploratif, mampu mengambil keputusan, percaya diri dan kreatif. Selain itu juga
mampu bertindak kritis, tidak takut berbuat sesuatu, mempunyai kepuasan dalam melakukan aktifitasnya, percaya diri, dan mampu menerima realitas
serta dapat memanipulasi lingkungan, mampu berinteraksi dengan teman sebaya, percaya diri, terarah pada tujuan, dan mampu mengendalikan diri.
Dari identifikasi masalah di atas, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kemandirian perilaku siswa kelas XI Jurusan
Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 20122013?
2. Bagaimana gambaran program bimbingan dan konseling pribadi sosial di
SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 20122013? 3.
Bagaimana rancangan program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk meningkatkan kemandirian perilaku siswa kelas XI Jurusan
Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 20122013?
9
Tita Andriani, 2013 Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Kemandirian Prilaku Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
C. Tujuan Penelitian