23
mempengaruhi obyektivitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
5. Kewajaran dan kesetaraan Kewajaran dan kesetaraan fairness mengandung unsur perlakuan yang
adil dan kesempatan yang sama sesuai dengan proporsinya. Dalam melaksanakan kegiatannya, bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan dari masing‐masing pihak yang bersangkutan.
Seperti yang sudah diketahui diatas, ada tiga indikator good corporate governance
yang akan diangkat dalam penelitian ini. Indikator mekanisme good corporate governance tersebut
dalam penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan kepemilikan institusional.
a. Ukuran dewan komisaris
Jensen 1993, Lipton dan Lorsch 1992 dalam Beiner et al. 2003 merupakan yang pertama menyimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris
merupakan bagian dari mekanisme corporate governance. Hal ini diperkuat oleh pendapat Allen dan Gale 2000 dalam Beiner et al 2003 yang menegaskan
bahwa dewan komisaris merupakan mekanisme governance yang penting. Mereka juga menyarankan bahwa dewan komisaris yang ukurannya besar kurang efektif
dari pada dewan yang ukurannya kecil. Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap efektif tidaknya pengawasan kinerja manajemen. Menurut Jansen 1993,
Universitas Sumatera Utara
24
ukuran dewan komisaris yang relatif kecil dapat membantu meningkatkan kinerja mereka dalam memonitor manajer. Ukuran dewan komisaris yang terlalu besar
dalam hal ini Jansen menyebutkan lebih dari tujuh orang tidak dapat berfungsi secara optimal dan akan lebih mudah dikontrol oleh manajer, terutama karena
dewan komisaris sendiri disibukkan oleh masalah koordinasi. Jika manajer dapat mengontrol dewan komisaris serta adanya asimetris informasi maka akan leluasa
bagi manajer melakukan manajemen laba.
b. Proporsi dewan komisaris independen
Komite Nasional Kebijakan Governance 2004 mengungkapkan, “Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi
dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata -mata demi kepentingan perusahaan.”
Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan
dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan. Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik good corporate governance,
BEI dalam Surat Edaran BEI No. SE-008BEJ12-2001 mewajibkan perusahaaan tercatat wajib memiliki komisaris independen dan komite audit.
c. Kepemilikan Institusional