28
Peraturan-peraturan tersebut ditetapkan pada dasarnya adalah untuk melindungi kepentingan rakyat selaku penyimpan dana.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Murhadi 2009 pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun pengamatan 2005-2007 menunjukkan bahwa Good
Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba
yang dilakukan oleh perusahaan, tapi dari ke lima indikator Good Corporate Governance
hanya Dualitas CEO dan Pemegang saham pengendali yang memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Simamora 2011 juga
melakukan penelitian yang sama, tetapi fukus terhadap industry perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama pengamatan periode tahun 2006-2010
yang menunjukkan bahwa mekanisme Good Corporate Governance tidak memberi pengaruh signifikan terhadap dilakukannya tindakan manajemen laba,
ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap dilakukannya tindakan
manajemen laba, hanya kepemilikan institusional yang mempunyai pengaruh. Isnanta 2007 dalam peneletiannya terdapa perbnakan yang terdaftar di BEJ
menunjukkan bahwa Good Corporate Governance tersebut tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Aprianti 2012 melakukan penelitian yang sama
Universitas Sumatera Utara
29
halnya pada perusahaan perbankan yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia selama pengamatan periode tahun 2009-2011, menunjukkan bahwa Good
Corporate Governance yang diproksikan kedalam leverage, kepemilikan
instutisional berpengaruh secara parsial terhadap manajeman laba dan , proporsi dewan komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh secara parsial
terhadap manajemen laba. Dari penelitian-penelitian di atas semuanya bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka 2006 yang menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional dan jumlah dewan komisaris
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba; kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba; proporsi
dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba.
Sementara penelitian dari faktor Return On Asset, Ariyanti 2010 yang melakukan penelitian terhadap bank umum yang ada di Indonesia, menyimpulkan
bahwa bahwa rasio-rasio keuangan bank terutama LDR mampu memprediksi perubahan Laba, tetapi CAR, NIM, ROA, NPL, BOPO tidak berpengaruh
signifikan positif terhadap variabel perubahan laba. Sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Amertha 2012 mendapat kesimpulan kinerja perusahaan yang
diproksikan dengan ROA Return on Assets berpengaruh positif yang berarti pihak manajemen melakukan tindakan manajemen laba. Namun bertentangan
dengan Harefa 2011 menyimpulkan bahwa CAR, BOPO, ROA bernilai negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Universitas Sumatera Utara
30
Berdasarkan uraian di atas dibuat ikhtisar pada tabel 2.1 yang menyajikan hasil penelitian-penelitian tentang Manajemen Laba.
Tabel 2.1
Ikhtisar Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Variabel
Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian
1 Werner R.
Murhadi 2009
Good Corporate Governance and
Earnings Management
Practices: An Indonesian
Cases Variabel
Independen : Good
Corporate Governance
Variabel Dependen :
Manajemen Laba
Generalized Methods of
Moments GCG berpengaruh
signifikan terhadap praktik EM dilakukan
oleh perusahaan, Tapi dari ke lima
indikator GCG hanya Dualitas CEO dan
Pemegang saham pengendali memiliki
pengaruh yang signifikan
2 Nurleni
Simamora 2011
Analisa Pengaruh
Mekanisme Good Corporate
Governance terhadap
Manajemen Laba pada
Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Variabel
Independen : Kepemilikan
Institusional, Ukuran
Dewan Komisaris,
Proporsi Dewan
Komisaris, Komite Audit
Variabel Dependen :
Manajemen Laba
Metode Analisis
Persamaan Regresi
Berganda. Mekanisme GCG tidak
memberi pengaruh signifikan terhadap
dilakukannya tindakan manajemen laba,
Ukuran dewan komisaris, proporsi
dewan komisaris independen, komite
audit secara parsial tidak mempunyai
pengaruh terhadap dilakukannya tindakan
manajemen laba Hanya kepemilikan
institusional yang mempunyai pengaruh
Universitas Sumatera Utara
31
Lanjutan tabel 2.1
No Nama Peneliti
Judul Variabel
Penelitian Teknik
Penelitian Hasil Penelitian
3 Rudi
Isnanta 2007
Pengaruh Good Corporate
Governance dan Struktur
Kepemilikan terhadap
Manajemen Laba dan Kinerja
Perusahaan Manufaktur di
BEJ Manajemen
Laba, struktur perusahaan
dan kinerja perusahaan.
Metode Analisis
Linear Berganda
Good Corporate Governance tersebut
tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba, tetapi berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
4 Fauziah
Aprianti 2012
Analisis Pengaruh
Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen:
Leverage Kepemilikan
Institusional Proporsi
Dewan Komisaris
Independen Komite Audit
Variabel Dependen :
Manajemen laba
Metode Analisis
Regresi Berganda
Good corporate governance yang
diproksikan kedalam leverage, kepemilikan
instutisional berpengaruh secara parsial terhadap
manajeman laba dan , proporsi dewan komisaris
independen dan komite audit tidak berpengaruh
secara parsial terhadap manajeman laba
5 Muh.
Arief Ujiyantho
dan Bambang
Agus Pramuka
2006 Mekanisme
Corporate Governance,
Manajamen Laba dan Kinerja
Keuangan Variabel
Independen: Kepemilikan
Institusional Proporsi
Dewan Komisaris
Independen Kepemilikan
Manajerial Variabel
Dependen : Manajemen
Metode Analisis
regresi berganda
Kepemilikan institusional, jumlah
dewan komisaris tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap manajemen laba;
Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
signifikan terhadap manajemen laba;
Proporsi dewan komisaris independen
berpengaruh positif
Universitas Sumatera Utara
32
Lanjutan tabel 2.1
No Judul Nama Peneliti
Variabel Penelitian
Teknik Penelitian
Hasil Penelitian laba
Kinerja Keuangan
signifikan terhadap manajemen laba;
Manajemen laba discretionary accruals
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan cash flow return on assets
6 Lilis Erna
Ariyanti 2010
Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR,
NPL, BOPO, ROA dan
Kualitas Aktiva Produktif
Terhadap Perubahan Laba
pada Bank Umum di Indonesia
Variabel Independen :
CAR, NIM, LDR, NPL,
BOPO, ROA dan Kualitas
Aktiva Produktif
Variabel Dependen :
Perubahan Laba
Metode Analisis
Regresi Berganda
dengan Persamaan
kuadrat terkecil
ordinary least
square – OLS
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa
rasio-rasio keuangan bank
terutama LDR mampu memprediksi perubahan
Laba, tetapi CAR, NIM, ROA, NPL, BOPO tidak
berpengaruh signifikan positif
terhadap variabel perubahan laba.
7 Sherly
P.S Harefa
2011 Analisis Pengaruh
Kinerja Bank dan Efisiensi
Operasional terhadap
Pertumbuhan Laba pada
Perusahaan Perbankan di
Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen :
CAR, ROA, LDR, LAR,
BOPO Variabel
Dependen : Perubahan
Laba Metode
Analisis Linear
Berganda CAR, BOPO, ROA
Bernilai negatif dan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan laba
LAR, bernilai negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhan laba LDR, berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
laba pada bank.
Universitas Sumatera Utara
33
Lanjutan tabel 2.1
Sumber : Lampiran 1 2.3
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menurut Sekaran 1996 adalah suatu model
konseptual yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor- faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
No Nama Peneliti
Judul Variabel
Penelitian Teknik
Penelitian Hasil Penelitian
8 Indra
Satya Prasavita
Amertha 2012
Pengaruh Return On Asset Pada
Praktik Manajemen Laba
Dengan Moderasi
Corporate Governance
Variabel Independen :
ROA Return On Asset
Variabel Dependen :
Manajemen Laba
Moderat Regressi on
Analysis MRA
Penelitian ini menemukan bahwa
kinerja perusahaan yang diproksikan
dengan ROA Return on Assets berpengaruh
positif yang berarti pihak manajemen
melakukan tindakan manajemen laba.
Ukuran Dewan Komisaris X1 Good Coorporate Governance GCG
Proporsi Dewan Komisaris Independen X2
Kepemilikan Institusional X3
Return on Asset X4
Manajemen Laba Y
H
2
H
1
H
3
H
4
Profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
34
Ukuran dewan komisaris berarti jumlah dewan komisaris yang ada dalam suatu perusahaan. Jumlah dewan komisaris yang terlalu besar akan mengurangi
efektivitas pengawasan terhadap kinerja manajemen. Komite Nasional Kebijakan Governance 2004 mengemukakan, “Komisaris independen adalah anggota
dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan
bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan.”
Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan
dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan akan mengurangi tindakan manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Nikmah dan Suranta 2005 menunjukkan bahwa institusional selaku pemilik perusahaan memiliki insentif untuk membatasi
perilaku manajemen laba yang dilakukan manajer atas investasi yang telah dilakukannya, sehingga kepemilikan institusional yang lebih besar mampu
melakukan mekanisme monitoring atas tindakan pengelolaan yang dilakukan oleh manajer perusahaan.
Profit laba yang disajikan pada laporan keuangan digunakan sebagai indikator kinerja pihak manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan. Laba
berfungsi dalam mengukur efektifitas bersih dari suatu operasi bisnis. Kinerja suatu entitas bisnis dapat dilihat melalui tingkat perolehan laba. Kinerja tersebut
Universitas Sumatera Utara
35
tercermin melalui profitabilitas perusahaan. Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan Sudarmadji dan Sularto,
2007. Return on asset adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang
dimiliki perusahaan Bambang, 1997. Return On Asset yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan, sebaliknya jika Return on asset negatif menunjukkan bahwa total aktiva yang digunakan tidak memberikan
keuntunganrugi.
2.4 Hipotesis Penelitian