Pemisahan Kerikil Segregation Pemisahan Air Bleeding Modulus Elastisitas

41 Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar maka diperlukan tingkat kelecakan yang berbeda, sehingga diperlukan jumlah air lebih sedikit daripada jika dipadatkan dengan tangan.

b. Pemisahan Kerikil Segregation

Segregasi dapat terjadi karena turunnya butiran kebagian bawah dari beton segar, atau terpisahnya agregat kasar dari campuran, akibat cara penuangan dan pemadatan yang salah. Segregasi tidak bisa diujikan sebelumnya, hanya dapat dilihat setelah semuanya terjadi. Campuran beton yang tersegregasi adalah sukar atau tidak mungkin dituang, tidak seragam, sehingga kualitasnya jelek. Segregasi ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : 1. Ukuran material yang lebih besar dari 25 mm, 2. Campuran yang terlalu basah atau kering, 3. Kurangnya jumlah material halus dalam campuran, 4. Berat jenis agregat kasar yang berbeda dengan agregat halus, 5. Bentuk butir yang tidak rata dan tidak bulat. Untuk mengurangi kecenderungan segregasi maka diusahakan air yang diberikan sedikit mungkin, adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian yang terlalu besar dan cara pengangkutan, penuangan maupun pemadatan harus mengikuti cara-cara yang betul. Universitas Sumatera Utara 42

c. Pemisahan Air Bleeding

Kecenderungan air untuk naik kepermukaan beton yang baru dipadatkan dinamakan bleeding. Bleeding sering terjadi setelah beton dituang dalam acuan. Bisa dilihat dari terbebtuknya lapisan air pada permukaan beton. Butir semen dalam pasta terutama yang cair cenderung turun akibat berat jenis semen lebih dari 3 kali berat jenis air. Air yang naik ini membawa semen dan butir-butir pasir halus, yang pada saat beton mengeras akan membentuk selaput laitence. Bleeding dapat dikurangi dengan cara memberi lebih banyak semen, memakai semen dengan butir halus, atau menambah pengisi halus filler seperti pozzolan. Namun semua upaya diatas akan menambah susut pengeringan dan retak. Yang paling efektif adalah dengan mengurangi air sambil mempertahankan kelecakan memakai air-entrainment.

d. Kelecakan dan Kepadatan

Kelecakan adalah kemudahan mengerjakan beton, dimana menuang placing dan memadatkan compacting tidak menyebabkan munculnya efek negatif berupa pemisahan dan bleeding. Kelecakan terutama dipengaruhi oleh faktor kadar air. Dari air yang diperlukan untuk membuat semen menjadi pasta dan menjadikannya lecak, hanya sebagian yang betul-betul bereaksi dengan semen selama proses hidrasi. Kelebihan air tetap terbagi rata di dalam pasta. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelecakan adalah: 1 Gradasi, bentuk dan kualitas permukaan butir agregat, 2 Rasio antara agregat halus dan kasar, Universitas Sumatera Utara 43 3 Diameter maksimum, 4 Absorbsi. Kelecakan untuk suatu pengecoran tertentu tergantung pada: 1 Alat pemadat yang dipakai pakai vibrator atau tidak 2 Jenis struktur 3 Fasilitas yang ada

2.5.2. Beton Keras Hardened Concrete

Perilaku mekanik beton keras merupakan kemampuan beton di dalam memikul beban pada struktur bangunan. Kinerja beton keras yang baik ditunjukkan oleh kuat tekan beton yang tinggi, kuat tarik yang lebih baik, perilaku yang lebih daktail, kekedapan air dan udara, ketahanan terhadap sulfat dan klorida, penyusutan rendah dan keawetan jangka panjang.

a. Kuat Tekan Beton

Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan.Kuat tekan beton umur 28 hari berkisar antara 10-65 MPa. Untuk struktur beton bertulang pada umumnya menggunakan beton dengan kekuatan berkisar 17-30 MPa, sedangkan untuk beton prategang berkisar 30-45 MPa. Untuk keadaan dan keperluan struktur khusus, beton ready mix sanggup mencapai nilai kuat tekan 62 MPa dan untuk memproduksi beton kuat tinggi tersebut umumnya dilaksanakan dengan pengawasan ketat dalam laboratorium Dipohusodo, 1994. Universitas Sumatera Utara 44 Beberapa faktor seperti ukuran dan bentuk agregat, jumlah pemakaian semen, jumlah pemakaian air, proporsi campuran beton, perawatan beton curing, usia beton ukuran dan bentuk sampel, dapat mempengaruhi kekuatan tekan beton. Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus : � ′ = � � dengan : fc’ : kekuatan tekan kgcm 2 P : beban tekan kg A : luas permukaan benda uji cm 2 Standar deviasi dihitung berdasrakan rumus : � = ��′ − �′ � 2 � − 1 dengan: S : deviasi standar kgcm 2 σ’ b : Kekuatan masing – masing benda uji kgcm 2 σ’ bm : Kekuatan Beton rata –rata kgcm 2 N :Jumlah Total Benda Uji hasil pemeriksaan Universitas Sumatera Utara 45 Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tekan beton yaitu :

1. Faktor air semen

Air yang terlalu banyak akan menempati ruang di mana pada waktu beton sudah mengeras dan terjadi penguapan, ruang itu akan menjadi pori. Semakin rendah nilai faktor air semen semakin tinggi kuat tekan betonnya, namun kenyataannya pada suatu nilai faktor air semen tertentu semakin rendah nilai faktor air semen kuat tekan betonnya semakin rendah pula, hal ini karena jika faktor air semen terlalu rendah adukan beton sulit dipadatkan. Dengan demikian ada suatu nilai faktor air semen tertentu optimum yang menghasilkan kuat tekan beton maksimum. D.A. Abrams pada tahun 1918 menyatakan bahwa “untuk material yang diberikan, kekuatan beton hanya tergantung pada satu faktor saja, yaitu faktor air semen” . Dinyatakan dengan rumus: A f`c= B wc Dengan f`c = kuat tekan pada umur tertentu A = konstanta empiris B = konstanta tergantung sifat semen wc = faktor air semen L. Lyse pada tahun 1932 menyatakan: “kekuatan beton adalah fungsi lin ier dari rasio semenair” : f` c = aX + b dengan f` c = kuat tekan beton a,b = konstanta Universitas Sumatera Utara 46 X = rasio semenair

2. Umur beton

Kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton. Biasanya nilai kuat tekan ditentukan pada waktu beton mencapai umur 28 hari. Kekuatan beton akan naik secara cepat linear sampai umur 28 hari, tetapi setelah itu kenaikannya tidak terlalu signifikan. Umumnya pada umur 7 hari kuat tekan mencapai 65 dan pada umur 14 hari mencapai 88 -90 dari kuat tekan umur 28 hari. Tabel 2.6. Perkiraan Kuat tekan beton pada berbagai umur Umur beton hari 3 7 14 21 28 90 365 PC Type 1 0.44 0.65 0.88 0.95 1.0 - -

3. Jenis semen

Semen Portland yang dipakai untuk struktur harus mempunyai kualitas tertentu yang telah ditetapkan agar dapat berfungsi secara efektif.Jenis Portland semen yang digunakan ada 5 jenis yaitu : I, II, III, IV, V. Jenis-jenis semen tersebutmempunyai laju kenaikan kekuatan yang berbeda.

4. Jumlah semen

Jika faktor air semen sama slump berubah, beton dengan jumlah kandungan semen tertentu mempunyai kuat tekan tertinggi.Pada jumlah semen yang terlalu sedikit berarti jumlah air juga sedikit sehingga adukan beton sulit dipadatkan yang mengakibatkan kuat tekan beton rendah. Namun jika jumlah semen berlebihan berarti jumlah air juga berlebihan Universitas Sumatera Utara 47 sehingga beton mengandung banyak pori yang mengakibatkan kuat tekan beton rendah. Jika nilai slump sama fas berubah, beton dengan kandungan semen lebih banyak mempunyai kuat tekan lebih tinggi.

5. Sifat agregat

Gambar 2.2 Pengaruh jenis agregat terhadap kuat tekan beton Mindess, 1981 Pada pemakaian ukuran butir agregat lebih besar memerlukan jumlah pasta lebih sedikit, berarti pori-pori betonnya juga sedikit sehingga kuat tekannya lebih tinggi. Tetapi daya lekat antara permukaan agregat dan pastanya kurang kuat sehingga kuat tekan betonnya menjadi rendah. Oleh karena itu pada beton kuat tekan tinggi dianjurkan memakai agregat dengan ukuran besar butir maksimum 20mm.

b. Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas beton merupakan kemiringan garis singgung slope dari garis lurus yang ditarik dari kondisi tegangan nol ke kondisi tegangan 0,45 f’c pada kurva tegangan-regangan beton. Modulus elastisitas beton dipengaruhi oleh jenis agregat, kelembaban benda uji beton, faktor air semen, umur beton dan Universitas Sumatera Utara 48 temperaturnya. Secara umum, peningkatan kuat tekan beton seiring dengan peningkatan modulus elastisitasnya. Menurut pasal 10.5 SNI-03 2847 2002 hubungan antara nilai modulus elastisitas beton normal dengan kuat tekan beton adalah � = 4700 �′ .

c. Kuat Tarik Beton