49
L D
π Ρ
2 Fct
di mana : Fct
: Tegangan rekah beton kgcm P
:Beban maksimum kg L
: Panjang silinder cm D
: Diameter cm 2.6. Klasifikasi Retak
Klasifikasi Retak bervariasi yaitu: a
Umum yang terdiri dari retak akibat rangkak creep dan retak akibat susutshrinkage
b Lebar retak yang terdiri dari retak mikro, retak makro dan retak mayor
c Bentuk dan pola retak yang terdiri dari retak tunggal, retak ganda, retak
bercabang. Retak yang diperbolehkan harus sesuai dengan factor keamanan, perawatan
perlakuan dan kekuatan bahan pada beton itu sendiri meskipun retak tidak dapat ditentukan bentuk dan pola yang terjadi, hal ini dikarenakan retak berhubungan
dengan permukaan yang bebas tidak diberikan beban.
a. Rangkak Creep dan Susut Shrinkage
Pada umumnya penyebab retak adalah rangkak creep dan susut shrinkage yang tergantung pada waktu. Rangkak creep adalah salah satu
sifat beton dimana beton mengalami deformasi yang menerus menururt waktu dibawah pembebanan yang diijinkan. Deformasi yang tidak elastis ini
bertambah dengan tingkat perubahan yang berkurang selama pembebanan dan jumlah totalnya dapat mencapai besar beberapa kali dari deformasi elastis
dalam waktu jangka pendek.
Universitas Sumatera Utara
50
Definisi shrinkage secara umum adalah perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan dan lebih dipengaruhi oleh suhu,
kelemnbaban, aliran angin dan factor lingkungan lainnya. Saat beton masih bersifat plastis maka partikel agregat akan turun kebawah sedangkan air dan
udara akan naik keatas akibatnya dapat terjadi retak retak. Retak akibat penyusutan volume pada beton plastis disebut plastic shrinkage crack
sedangkan raetak akibat penyusutan yang terus terjadi karena panas hidrasi
pada beton keras hardened concrete disebut drying shrinkage crack. b. Plastic Shrinkage Crack
Setelah semen bereaksi dengan air maka pasta akan mengalami reduksi dalam volume beton, tetapi ini seharusnya menjadi catatan bahwa hal tersebut
disebabkan oleh hidrasi pada beton yang meningkat. Perawatan beton yang disimpan dalam air secara kontinu akan menambah volume beton berkisar
0.01 sd 0.02 dari volume semula akibat beton tersebut mengembang. Namun disatu sisi jika beton disimpan ditempat yang kering dan panas dry
curing maka beton akan menyusut sehingga volume beton berkurang. Plastic shrinkage terjadi pada hari pertama setelah pengecoran berkisar
antara 5 – 10 jam. Retak sering terjadi pada permukaan beton dan terlihat
tidak teratur. Retak juga lebih banyak terjadi pada arah horizontal. Retak plastic shrinkage banyak terjadi pada slab dan perkerasan jalan raya
dengan bidang permukaan yang luas sehingga terjadi evaporasi yang sangat tinggi. Kondisi udara yang sangat panas juga dapat meningkatkan terjadinya
plastic shrinkage.
Universitas Sumatera Utara
51
Besar kemungkinan terjadinya plastic shrinkage dapat dipengaruhi dalam merencanakan campuran antara lain yaitu:
1. Tipe semen 2. Faktor air semen
3. Jumlah dan ukuran agregat kasar 4.Konsistensi dalam campuran
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengatur seminimal mungkin retak akibat plastic shrinkage. Penyemprotan air dingin pada agregat sebelum
dicampur dan penggunaan air dingin pada campuran bisa mengurangi terjadinya plastic shrinkage crack. Meminimalkan atau mengurangi terjadinya
penguapan air juga dapat menurunkan besar terjadinya plastic shrinkage yang dapat dilakukan dengan perawatan terhadap benda uji supaya lembab atau
ditutup dengan plastik agar terhindar dari pengaruh udara luar. Penurunan suhu beton pada saat pencampuran akan mengurangi besar
penyusutan plastis pada beton tersebut. Penurunan suhu semen antara 8-10° C, suhu air menurun 4° C dan suhu agregat menurun 1,8° C akan dapat
menurunkan suhu beton sebesar 1° C.
c. Drying Shrinkage Beton