Metodologi Penelitian Umum Eksperimen Pengaruh Subsitusi Semen Dengan Abu Vulkanik Sinabung Terhadap Sifat Mekanis Beton.

5

1.5 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah kajian eksperimental di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun tahap-tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut : 1. Penyediaan bahan penyusun beton seperti batu pecah, pasir, semen dan bahan subsitusi abu gunung sinabung 2. Pemeriksaan bahan penyusun beton :  Analisa ayakan agregat halus dan agregat kasar.  Pemeriksaan abu vulkanik sinabung lolos ayakan no.200  Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat halus dan agregat kasar.  Pemeriksaan berat isi agregat halus dan agregat kasar.  Pemeriksaan kadar Lumpur pencucian agregat kasar dan halus lewat ayakan no.200 .  Pemeriksaan kadar liat clay lump pada agregat halus.  Pemeriksaan kandungan organik colorimetric test pada agregat halus terutama silika dan alumina.  Pemeriksaan keausan agregat kasar melalui percobaan Los Angeles. 3. Mix design perancangan campuran Penimbangan penakaran bahan penyusun beton berdasarkan uji karakteristik f’c 20Mpa. Universitas Sumatera Utara 6 4. Pengujian kuat tekan beton, kuat tarik belah, dan absorbsi menggunakan benda uji silinder .

1.6 Percobaan

 Pembuatan benda uji : Pembuatan beton dengan menggunakan subsitusi abu gunung sinabung untuk setiap variasi. Benda uji yang dibuat adalah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Adapun variasi yang digunakan adalah : a. Variasi 1, tanpa subsitusi abu vulkanik sinabung beton normal. b. Variasi 2, subsitusi abu vulkanik sinabung sebesar 10 dari volume semen. c. Variasi 3, subsitusi abu vulkanik sinabung sebesar 20 dari volume semen. d. Variasi 4, subsitusi abu vulkanik sinabung sebesar 25 dari volume semen.  Pengujian kekuatan tarik beton pada umur 28 hari.  Pengujian kekuatan tekan beton ASTM C39-86 pada umur 28 hari.  Pengujian absorbsi beton pada umur 28 hari. Universitas Sumatera Utara 7 Tabel 1.2 Distribusi pengujian benda uji silinder untuk 28 hari Fas Variasi subsitusi Vulkanik sinabung Banyak benda uji Sub total Kuat tekan Kuat tarik D15 X 30 D15 X 30 0,5 5 5 10 0,5 10 5 5 10 0,5 20 5 5 10 0,5 25 5 5 10 Total Sampel 40 Untuk uji absorbsi benda uji yang digunakan adalah benda uji yang digunakan untuk kuat tekan ataupun tarik, sehingga total benda uji yang diperlukan adalah 40 benda uji. Gambar 1.1 benda uji 30 cm 15 cm Universitas Sumatera Utara 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen portland dan air PBI 1971:hal 20. Menurut SK SNI T –15– 1990 –03, beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk massa padat. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Beton terdiri atas agregat, semen dan air yang dicampur bersama sama dalam keadaan plastis dan mudah untuk dikerjakan. Karena sifat ini menyebabkan beton mudah untuk dibentuk sesuai dengan keinginan pengguna. Sesaat setelah pencampuran, pada adukan terjadi reaksi kimia yang pada umumnya bersifat hidrasi dan menghasilkan suatu pengerasan dan pertambahan kekuatan. Kekuatan, keawetan dan sifat beton serta lainnya bergantung pada sifat bahan-bahan dasar, nilai perbandingan bahan-bahannya, cara pengadukan maupun cara pengerjaan selama penuangan adukan beton, cara pemadatan, dan cara perawatan selama proses pengerasan. Banyaknya pemakaian beton sebagai salah satu bahan konstruksi disebabkan karena beton terbuat dari bahan-bahan yang umumnya mudah diperoleh, serta mudah diolah sehingga menjadikan beton mempunyai sifat yang dituntut sesuai dengan keadaan situasi pemakaian tertentu. Universitas Sumatera Utara 9 Jika kita ingin membuat beton berkualitas baik, dalam arti memenuhi persyaratan yang lebih ketat karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan dengan seksama bagaimana cara-cara untuk memperoleh adukan betonbeton segarfresh concrete yang baik dan beton beton keras hardened concrete yang dihasilkan juga baik. Beton yang baik ialah beton yang kuat, tahan lamaawet, kedap air, tahan aus, dan sedikit mengalami perubahan volume kembang susutnya kecil. Dari pemakaiannya yang begitu luas maka dapat diduga sejak dini bahwa struktur beton mempunyai banyak keunggulan dibanding struktur yang lain. Secara lebih rinci sifatnya demikian: a. Ketersediaan availability material dasar. b. Kemudahan untuk digunakan versatility. c. Kemampuan beradaptasi adaptability. d. Kebutuhan pemeliharaan yang minimal. Di samping segala keunggulan diatas, beton sebagai struktur juga mempunyai beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan seperti: a. Kekuatan tariknya rendah, meskipun kekuatan tekannya besar. b. Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton. c. Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian kembali atau daur ulang sulit dan tidak ekonomis. Universitas Sumatera Utara 10 d. Kualitasnya sangat tergantung cara pelaksanaan di lapangan. Beton yang baik maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan campuran yang sama.

2.2. Karakteristik Abu Vulkanik