Uap Silika Silika Fume Abu Terbang Fly Ash

36  Persiapan dan prosedur pencampuran bahan tambahan pada beton segar.  Jumlah dosis bahan tambahan yang dianjurkan tergantung dari kondisi struktural dan akibatnya bila dosis berlebihan.  Efek bahan tambah sangat nyata untuk mengubah karakteristik beton misalnya FAS, tipe dan gradasi agregat, tipe dan lama pengadukan. b. Mengikuti petunjuk yang berhubungan dengan dosis pada brosur dan melakukan pengujian untuk mengontrol pengaruh yang didapat. Biasanya percampuran bahan tambahan dilakukan pada saat percampuran beton. Karena kompleksnya sifat bahan tambahan beton terhadap beton, maka interaksi pengaruh bahan tambahan pada beton, khususnya interaksi pengaruh bahan tambahan pada semen sulit diprediksi. Sehingga diperlukan percobaan pendahuluan untuk menentukan pengaruhnya terhadap beton secara keseluruhan.

2.4.4.4. Jenis – jenis Bahan Mineral Pembantu

a. Kerak Tanur Tinggi Slag

Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi, yang dihasilkan oleh industri peleburan baja yang secara fisik menyerupai agregat kasar. Material penyusun slag adalah kapur, silika dan alumina yang bereaksi pada temperatur 1600°C dan berbentuk cairan. Bila cairan ini didinginkan secara lambat maka akan terjadi kristal yang tak berguna sebagai campuran semen dan dapat dipakai sebagai pengganti agregat.

b. Uap Silika Silika Fume

Universitas Sumatera Utara 37 Uap silika terpadatkan Condensed Silica Fume, CSF adalah produk samping dari proses fusi smelting dalam produksi silikon metal dan amalgam ferrosilikon pada pabrik pembuatan mikrochip untuk komputer. SF bisa dipakai sebagai pengganti sebagian semen, meskipun tidak ekonomis. SF biasanya dipakai bersama super plastisizer.

c. Abu Terbang Fly Ash

Abu terbang fly ash batubara adalah bahan yang berbutir halus yang bersifat apozzolanic yang merupakan bahan alami atau buatan yang diperoleh dari sisa pembakaran batubara dan pabrik pembangkit panas. Fly ash sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus, oksida silika yang dikandung oleh fly ash akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat. Pada proses hidrasi yang terjadi antara semen portland dengan semen yang dicampur dengan material pozzolan atau yang digunakan adalah fly ash semen pozzolan terdapat perbedaan reaksi, sebagai berikut Nugraha, 2007: Pada awalnya abu terbang ini digunakan sebagai bahan penambah semendengan kadar 5-20 dengan maksud untuk menambah plastisitas adukan beton dan menambah kekedapan beton Surya, 2006. Karena kehalusan dan bentuk bulat butirannya maka pemakaian abu terbang pada adukan beton dapat menambah kelecakan pada adukan beton. Pemikiran ini sangat beralasan karena secara mekanik abu terbang akan mengisi rongga antara butiran semen dan secara kimiawi akan memberikan sifat Universitas Sumatera Utara 38 hidrolik pada kapur mati yang dihasilkan dari hidrasi.Pada intinya fly ash mengandung unsur kimia antara lain silika SiO2, alumina Al2O3, fero oksida Fe2O3 dan kalsium oksida CaO, juga mengandung unsur tambahan lain yaitu magnesium oksida MgO, titanium oksida TiO2, alkalin Na2O dan K2O, sulfur trioksida SO3, pospor oksida P2O5 dan carbon. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan teknis dari fly ash adalah tipe batubara, kemurnian batubara, tingkat penghancuran, tipe pemanasan dan operasi, metoda penyimpanan dan penimbunan. Menurut ASTM C.618 abu terbang fly ash didefinisikan sebagai bubuk batubara. Fly ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batubara antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batubara jenis lignite atau subbitumeus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur lime lebih dari 10 beratnya Mulyono, 2004. Fly ash kelas F merupakan fly ash yang diproduksi dari pembakaran batubara anthracite atau bituminous, mempunyai sifat pozzolanic dan untuk mendapatkan sifat cementitious harus diberi penambahan quick lime, hydrated lime, atau semen. Fly ash kelas F ini kadar kapurnya rendah CaO 10. Kalsium hidroksida yang terdapat dalam beton selama ini ditengarai sebagai sumber perusak beton sebelum waktunya. Karenanya, penambahan atau penggantian sejumlah semen dengan abu terbang berpotensi menambah keawetan beton tersebut. Beton yang dihasilkan dengan menggunakan abu terbang ternyata menunjukkan tenaga tekan Universitas Sumatera Utara 39 tinggi serta memiliki sifat keawetan durability lebih baik dibanding beton biasa yang sepenuhnya menggunakan semen Portland Sumarno, 2010. 2.5. Beton Segar dan Beton Keras 2.5.1. Beton segar