1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra adalah pengucapan atau ekspresi jiwa yang paling individu oleh seorang pengarang serta tinggi dan mulia sifatnya. Fananie 2000:32 mengatakan
bahwa sastra adalah karya seni yang merupakam ekspresi kehidupan manusia. Karya sastra itu tersendiri bukan hanya suatu tiruan hidup, tetapi
merupakan penafsiran tentang alam dan kehidupan. Sastra merupakan bagian dari kebudayaan, yang artinya sastra dapat digunakan sebagai tempat penuangan
ekspresi jiwa. Selain itu sastra juga mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan oleh pengarang mengenai kehidupan manusia. Berarti, sastra itu
dapat menampilkan gambaran kehidupan sosial masyarakat. Etnis Batak Toba merupakan salah satu etnis yang sudah mempunyai
kebudayaan dan karya sastra sendiri. Secara garis besar sastra terbagi atas dua bagian yaitu : sastra lisan dan sastra tulisan. Sastra lisan dalam penyampaiannya
adalah dari mulut ke mulut yang berisi cerita-cerita terhadap sesama sastra oral yang merupakan warisan turun-temurun dan mempunyai nilai-nilai luhur yang
perlu dikembang misalnya mitos, legenda, dongeng, cerita rakyat dan lain-lain. Sastra tulisan dalam penyampainnya adalah melalui tulisan yang sudah dibukukan
dan dibaca orang banyak. Sastra tulisan ini banyak yang berasal dari sastra lisan misalnya dongeng yang diceritakan seseorang kemudian ditulis dan dibukukan
oleh orang yang mendengarnya.
Universitas Sumatera Utara
2 Sastra lisan merupakan kekayaan budaya, khususnya kekayaan sastra
karena sastra lisan sebagai modal apresiasi sastra, sebab sastra lisan telah membimbing pendengar untuk melakukan apresiasi dan pemahaman gagasan.
Sastra lisan merupakan dasar komuikasi antara pencipta, masyarakat dan peminat cerita yang dalam arti bahwa karya atau ciptaan yang didasarkan pada karya sastra
akan lebih mudah untuk dipahami dan dihayati sebab unsur-unsurnya lebih mudah dikenal dan dilaksanakan oleh masyarakat.
Karya-karya sastra lisan tersebut telah banyak memberikan sumbangan yang berupa didaktis, filsafat, ilmu pengetahuan, dan lain-lain yang perlu diteliti
dan diangkat ke permukaan melalui buku-buku yang menyangkut kepada karya sastra lisan tersebut agar masyarakat lain yang belum mengetahui menjadi
mengenal. Banyak sastra lisan yang telah dibukukan, tetapi harus diakui juga masih banyak yang belum dibukukan. Sebagai suatu contoh sastra lisan Batak
Toba adalah cerita rakyat. Cerita rakyat adalah cerita pada zaman dahulu yang ada hubungannya
dengan peristiwa sejarah. Dengan segala kekurangan dan kelemahannya penulis mencoba mengangkat salah satu karya sastra berupa cerita rakyat. Misalnya cerita
Raja Sisingamangaraja I yang mengisahkan seorang raja yang adil dan bijaksana memimpin rakyatnya dan juga menjadi pemangku adat, budaya dan agama.
1.2 Rumusan Masalah