12 3.
Model yang dipakai karya sastra tersebut sebagai manifestasi dari kondisi sosial budaya atau peristiwa sejarah.
Sosiologi dalam kehidupan masyarakat dapat diartikan sebagai ilmu atau kelompok pengetahuan yang sistematis tentang kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan manusia-manusia lainnya serta proses pembudayaannya. Ilmu sosiologi dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari tentang nilai-nilai
sosiologi dalam sebuah cerita dapat diwujudkan untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Seperti yang diuraikan diatas bahwa dalam mencari nila-nilai
sosial dalam sebuah cerita, dapat digunakan sebuah perspektif yang mencerminkan situasi sosial penulisnnya. Perspektif sebagai cerminan status
sosial dapat digambarkan bagaimana status sosial penulis dalam situasi cerita itu terjadi, sehingga dapat menyampaikan nilai-nilai sosial yang harus dipahami oleh
pembaca terlebih kepada masyarakat penganutnya.
2.1.3 Pengertian Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertitik tolak pada pengarang. Menurut Semi, 1984:52, “Sosiologi sastra merupakan bagian mutlak
dari kritik sastra, ia mengkhususkan diri dalam menelaah sastra dengan memperhatikan segi-segi sosial kemasyarakatan. Produk ketelaahan itu dengan
sendirinya dapat digolongkan ke dalam produk kritik sastra”. Sedangkan Ratna 2003:25 mengatakan, “Sosiologi sastra adalah penelitian terhadap karya sastra
dan keterlibatan struktur sosialnya”. Wellek dan Warren dalam Semi, 1989:178 mengatakan, “Bahwa sosiologi sastra yakni mempermasalahkan suatu karya sastra
yang menjadi pokok, alat tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan
Universitas Sumatera Utara
13 apa tujuan serta amanat yang hendak disampaikan”. Ada 3 pendekatan yang
digunakan dalam sosiologi sastra untuk megetahui nilai-nilai sosiologi karya satra yaitu sosiologi karya, sosiologi pebaca dan sosiologi pengarang.
Untuk menjawab permasalahan yang muncul dalam skripsi ini, penulis menggunakan teori sosiologi sastra yang dikemukakan oleh Wellek dan Werren
dalam Semi, 1986:53 mengatakan, “Sosiologi sastra yaitu mempermasalahkan suatu karya sastra yang menjadi pokok, alat tentang apa yang tersirat dalam karya
sastra tersebut dan apa tujuan serta amanat yang hendak disampaikan”.
2.1.4 Pengertian Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan budaya suatu komunitas. Hampir dapat dipastikan bahwa tak ada satu pun
komunitas yang tidak memiliki cerita rakyat, baik yang berupa legenda, mitos, atau pun sekedar dongeng belaka.
Cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya
dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Cerita rakyat merupakan cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-
benar terjadi. Menurut Prasetya, 1991:41 bila mempelajari dengan seksama, ternyata
cerita rakyat yang hidup di kalangan masyarakat itu memiliki fungsi bermacam- macam. Setidaknya cerita rakyat memiliki tiga fungsi, yaitu 1 fungsi hiburan, 2
fungsi pendidikan, dan 3 fungsi penggalang kesetiakawanan sosial.
Universitas Sumatera Utara
14 Cerita rakyat jelas merupakan suatu bentuk hiburan. Dengan
mendengarkan cerita rakyat sepeti dongeng, mite atau legenda, kita sekan-akan diajak berkelana ke alam lain yang tidak kita jumpai dalam pengalaman hidup
sehari-hari. Para penuturnya pun sering mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan cerita yang pernah didengarnya dengan jalan menuturkan
fantasinya sendiri. Dengan demikian cerita itu pada satu pihak menyebar secara luas di kalangan masyarakat dalam bentuk dan isi yang relatif tetap karena
kuatnya si penutur pada tradisi, tetapi pada lain pihak juga banyak mengalami perubahan, karena hasratnya untuk menyalurkan angan-angannya serta
citarasanya sendiri. Dengan gaya penuturan sendiri pula. Hal yang terakhir inilah yang menjadi salah satu sebab lahirnya versi-versi baru dari cerita rakyat. Dan
justru perubahan dari para penutur yang kemudian itulah cerita rakyat dapat mempertahankan kelestarian hidupnya.
Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Sesungguhnya orang yang bercerita pada dasaranya ingin
menyampaikan pesan atau amanat yang dapat bermanfaat bagi watak dan kepribadian para pendengarnya. Tetapi jika pesan itu disampaikan secara
langsung kepada orang yang hendak dituju sebagai nasehat, maka daya pukau dari apa yang disampaikan itu menjadi hilang. Jadi pesan atau nasehat itu akan lebih
mudah diterima jika dijalin dalam cerita yang mengasyikkan, sehingga tanpa terasa para pendengarnya dapat menyerap ajaran-ajaran yang terkandung dalam
cerita itu sesuai dengan taraf dan tingkat kedewasaan jiwanya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
15 Cerita rakyat juga memiliki fungsi sebagai penggalang rasa kesetia-
kawanan diantara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita rakyat tersebut. Di atas telah dijelaskan bahwa cerita rakyat itu lahir ditengah masyarakat tanpa
diketahui lagi siapa yang menciptakan pertama kali. Fungsi lain lagi dari cerita rakyat adalah sebagai pengokoh nilai-nilai
sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita rakyat terkadang ajaran-ajaran etika dan moral bisa dipakai sebagai pedoman bagi masyarakat. Di
samping itu di dalamnya juga terdapat larangan dan pantangan yang perlu dihindari. Cerita rakyat bagi warga masyarakat pendukungnya bisa menjadi
tuntunan tingkah laku dalam pergaulan sosial.
2.2 Teori yang Digunakan