G. Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap citraan alam dalam puisi-puisi
Refrein di Sudut Dam.
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan pendekatan struktural-semiotik dalam penelitian puisi ini, sebagai berikut.
a. menganalisis struktur puisi-puisi berdasarkan teori struktural;
b. mendeskripsikan aspek citraan alam yang ditemukan;
c. menginterpretasi temuan data;
d. menyusun kesimpulan sesuai tujuan penelitian.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menganalisis aspek citraan alam di dalam kumpulan puisi
Refrein di Sudut Dam
. Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai jenis, objek, dan bentuk aspek citraan alam yang terdapat dalam
kumpulan puisi karya D. Zawawi Imron ini. Temuan data yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tabel dan dimuat secara lengkap pada lampiran data. Hasil
penelitian diringkas dalam bentuk tabel yang disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Pada subbab pembahasan diuraikan hasil penelitian
secara detail dengan disertai contoh hasil analisis. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan dideskripsikan dalam pembahasan.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap puisi-puisi
Refrein di Sudut Dam
ini, diperoleh hasil berupa jenis citraan alam, objek citraan alam, dan bentuk citraan alam dari struktur puisi dalam kumpulan tersebut. Hasil
analisis struktural puisi-puisi
Refrein di Sudut Dam
karya D. Zawawi Imron diperlihatkan dari aspek diksi, majas, citraan, dan gaya bahasa. Berikut ini
dipaparkan hasil analisis struktur puisi yang mewakili kumpulan ini. Amsterdam bagiku
memang sebuah terminal dengan detik-detik yang terasa mahal
Masa silam dan masa depan di sini bergumpal
menyesali titik-titik gagal Matahari yang juga mata waktu
mendesakku menjadi kaca menggala Untuk menerjemahkan cahayanya
menjadi api dan nyala Di udara menari kapak, senapan, sapu,
biola, gendang dan sejenis debu Menyanyi buku-buku, kertas arsip
hendak turut memutar tasbihku Jangan dulu Di sini Amsterdam
Akan kukubur dendam sejarah Sia-sia memberhalakan derita
Ibu dan kampungku selaksa kilometer jauhnya Tapi terasa berbatas tabir saja
Segenap keasingan akan lebur dengan menyemai cinta ke hati salju
Terbayang pohon pinang dekat sumur dulu tempatku mandi menyuruhku jangan sembunyi
Olle ollang darahku makin gelombang
Puisi berjudul “Refrein di Sudut Dam” di atas, dapat diidentifikasi dari
struktur pembangun di dalamnya. Puisi tersebut tersusun dari dua puluh lima baris yang terbagi menjadi enam bait. Kata-kata yang menyusun puisi ini dapat
diidentifikasi dalam hubungan yang saling membentuk kesatuan puisi. Pada bait pertama baris satu dan dua,
diksi “Amsterdam” digunakan sebagai bentuk metafora yang diperbandingkan dengan “terminal”. Pada baris ketiga ditemukan
penggunaan kiasan sinekdoke
dengan detik-detik yang serasa mahal
. Diksi tersebut juga menghasilkan paradoks dalam baris 3 sampai 6
masa silam dan masa depandi sini bergumpalmenyesali titik-titik gagal
. Deskripsi pada bait pertama ini juga digunakan perulangan bunyi berpola sajak akhir al pada kata
“terminal”, “mahal”, “bergumpal”, dan “gagal”. Perulangan kata juga ditemukan